GEO MAGZ Maret 2011 GEO MAGZ Maret 2011
70 GEO MAGZ Maret 2011 70 GEO MAGZ Maret 2011
selebar 8 atau 10 meter. Di sini pernah terdapat Secara detil Pak Kama menulis dalam laporannya bendungan, waktu Bandung masih merupakan mengenai Kie Besi antara lain sebagai berikut:
sebuah telaga.
“Kami melakukan pendakian puncak Gunung Kie Di sini terdapat sebuah jembatan yang disebut Besi diantar oleh penduduk Makian (disebutkan jumlah
Cukang Rahong, terbuat dari bambu sepanjang 11 dan nama-namanya). Setelah mencapai puncak meter, terletak 15 meter di atas permukaan air sungai, Powate kami menuruni lembah hingga mencapai tepi
kawah sebelah barat, kami istirahat sejenak. Untuk di dalam sela gunung yang dalamnya + 40 meter. mencapai dasar kawah, kami menelusuri pematang
Ke selatan orang dapat mudah turun ke sungai, ke arah selatan atau sebelah kiri apabila menghadap di sini banyak terdapat konglomerat dan fosil-fosil. kawah dari tempat kami istirahat. Perjalanan sudah Melalui Puncak Larang kita dapat kembali ke dataran
menempuh waktu sekitar satu jam dan menemukan Rajamandala. Cukang Rahong dapat juga dicapai dari
Data Dasar Gunung Api Indonesia adalah Rajamandala menyeberang Ci Tarum. Jalan ini sempit buku yang berisi kompilasi yang intensif melalui Ci Minyak dan Ci Lanang (banyak terdapat dari berbagai sumber yang bertebaran dan fosil) sampai Ci Jambu. Dari sini masih 90 menit jalan tidak mudah diperoleh. Sumber itu sebagian kaki sampai Cukang Rahong.” besar berbahasa Belanda dan sudah berumur
tua dan mulai lapuk. Tetapi Pak Kama Bukan hanya rinci dalam mencatat berhasil menyelamatkan berbagai informasi perjalanannya, K. Kusumadinata pun adalah periset yang sangat berharga itu. yang handal. Untuk menulis tentang Data Dasar
Gunung Papandayan , misalnya, ia menerjemahkan karya-karya lama tentang gunung itu dari berbagai
pohon besar yang di bawahnya ada sebuah batu sumber penting, sehingga pembacanya mengetahui besar seukuran dua pelukan orang dewasa berwarna
merah yang mulai berlumut. Dari lokasi ini kami perkembangan pemikiran para ahli dari berbagai mulai berbelok ke arah kanan dan mulai menuruni generasi. Hasil terjemahan dan laporan penelitiannya lereng menuju dasar kawah. Setelah menempuh ke Gunung Papandayan itu terhimpun dalam naskah perjalanan hampir dua jam, kami berhasil mencapai setebal lebih dari 180 halaman, termasuk peta dan dasar kawah.”
sketsa.
Tiga puluh tahun kemudian, dengan berbekal Banyak sekali karya terjemahan, terutama dari laporan Pak Kama, penulis berhasil mencapai dasar bahasa Belanda tentang gunung api di Indonesia yang
kawah Kie Besi membawa tim yang ketiga yang ia kerjakan. Sangat baik bila ada usaha-usaha untuk pernah menginjakkan kaki di lantai kawah Kie Besi
yang kini sudah terisi sumbat lava. menerbitkan karya-karya terjemahannya, karena Penjelajahannya bukan hanya ke gunung api aktif,
dapat memberikan pemahaman yang menyeluruh melainkan juga ke berbagai daerah yang mempunyai tentang gunung api.
keunikan secara geologi, seperti yang dilakukannya di Kama Kusumadinata adalah sosok pekerja keras Cekungan Bandung.
yang tekun, yang telah mewariskan Buku Data Dasar Hasil penjelajahannya di Cekungan Bandung, Gunung Api Indonesia , yang menjadi panduan, seperti yang termuat dalam catatan penjelajahanan bukan saja bagi para ahli gunung api dan ahli yang dilaporkan tahun 1959. Ada hal yang sangat luar
geologi, namun juga bagi para pencinta alam dan biasa dari ahli geologi ini, karena K. Kusumadinata-lah
pendaki gunung.*
yang pertama kali menuliskan bahwa pembobolan Danau Bandung Purba itu di Cukangrahong. K. Kusumadinata menulis: “Mula-mula beberapa kali Sumber tulisan: Dr. Ir. Adjat Sudradjat, M.Sc yang berjudul kecil diseberangi, sebelum sampai di tempat, di mana
Peta Spidol dan Karya Besar K. Kusumadinata dalam Ilustrasi Ci Tarum menembus pegunungan. Air deras dari Geologi, 1997 dan sumber lainnya.