Teknik Pengumpulan Data Perkawinan

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan penelitian yuridis empiris, maka data yang dikumpulkan adalah data primer lapangan dan data sekunder kepustakaan. Data primer diperoleh langsung dari sumber pertama di lapangan, yaitu perilaku warga masyarakat melalui penelitian. 29 Data primer diperoleh langsung dari sumber pertama, yaitu perilaku warga masyarakat. 30 Melalui penlitian, yaitu seorang hakim Pengadilan Negeri Semarang dan seorang notaris di Semarang. Penelitian data primer dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang berupa pengalaman praktek dan pendapat subyek penelitian tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penerapan ketentuan dan pembagian harta benda perkawinan, karena perceraian menurut Undang- undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Untuk memperoleh data primer tersebut, maka akan dilakukan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara. Wawancara dilakukan terhadap sumber informasi yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan pedoman wawancara, sehingga wawancara yang dilakukuan merupakan wawancara yang terfokus. Hasil dari wawancara ini nantinya akan dapat mendukung data sekunder dalam penelitian. Sedangkan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari bahan kepustakaan dengan membaca dan mengkaji bahan-bahan kepustakaan. 29 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, Hal. 51 30 Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1984, Hal 12 Data sekunder dalam penelitian hukum terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tertier. Bahan hukum primer, terdiri dari: 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 2. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 3. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 4. Petunjuk Mahkamah Agung Nomor M.APEMB0807 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 5. Kitab Undang-undang Hukum Perdata Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis, dan memahami bahan hukum primer, yang terdiri dari : 1. Hasi-hasil penelitian terdahulu 2. Buku-buku karangan para sarjana, khususnya tentang perkawinan, perceraian, dan harta benda perkawinan. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang terdiri atas kamus hukum, dan kamus lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan, adalah : a. Wawancara secara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur, dilakukan dengan berpedoman pada daftar pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan peneliti. Sedangkan wawancara tidak terstruktur, dilakukan tanpa berpedoman pada daftar pertanyaan, namun secara detail atau mendalam dengan informan yang terpilih sehingga dapat mempermudah untuk memperoleh data yang akan diteliti. Materi diharapkan berkembang sesuai dengan jawaban informan dan situasi yang berlangsung. b. Kepustakaan berupa buku-buku, peraturan perundang-undangan, dan publikasi penelitian lainnya.

F. Teknik Analisis Data