Pengiriman Utusan Ke Luar Negeri

IDEOLOGI BAHASA...Fahrudin Latif Mater’s Program in Linguistics, Diponegoro University ©2008, UNDIP Institutional Repository 62

c. Pengiriman Utusan Ke Luar Negeri

Perjanjian Hudaibiyah merupakan manuver politik Rasulullah Saw. yang amat gemilang. Melalui perjanjian tersebut, beliau berhasil memasung kekuatan kafir Quraisy Makkah sehingga ancaman dari arah selatan yaitu kota Makkah dan sekitarnya bisa dieliminasi. Dengan demikian, Rasulullah Saw. dapat memusatkan perhatiannya untuk menghadapi kekuatan di daerah utara Madinah al-Munawwarah yaitu Yahudi yang terkonsentrasi di kawasan Khaibar. Ekspedisi militer Khaibar yang digelar oleh Rasulullah Saw. —tidak lama setelah Perjanjian Hudaibiyah —juga berhasil menggusur kekuatan Yahudi. Kekuatan Yahudi pun tercerai-berai semakin menjauhi kawasan Daulah Islamiyah; mereka tidak lagi berani melakukan provokasi, karena praktis kekuatan mereka sudah tidak ada lagi, baik secara militer maupun politis. Yahudi sudah tidak ada lagi wujudnya di kawasan Hijaz dan Nejd. Semua ini menggambarkan bahwa di kawasan Jazirah Arab saat itu tidak ada lagi ada hambatan ataupun tantangan yang berarti dari kekuatan- kekuatan kufur maupun musyrik. Institusi musyrik dan kufur semakin sirna kekuatannya. Setelah seluruh kawasan Jazirah Arab berhasil disatukan dalam naungan Daulah Islamiyah, Rasulullah Saw. mulai memusatkan perhatiannya keluar kawasan Jazirah. Sebagai sebuah negara yang memiliki mabda ideologi, yaitu Islam, beliau sangat memahami fikrah ide utama yang terdapat dalam risalah Islam, yaitu menyebarluaskan dakwah Islam nasyr al- IDEOLOGI BAHASA...Fahrudin Latif Mater’s Program in Linguistics, Diponegoro University ©2008, UNDIP Institutional Repository 63 mabda atau nasyr afkâr al-Islâm. Fikrah ini dijabarkan melalui metode tharîqah, yang dijalankan oleh Negara Daulah Islamiyah. Tharîqah metode tersebut adalah dakwah dan jihad fiisabilillah. Tanpa adanya dakwah dan jihad fiisabilillah, tidak mungkin risalah Islam ini bisa disebarluaskan ke seluruh pelosok dunia. Hal itu harus dilakukan oleh institusi yang memiliki kemampuan, bukan saja secara politis tetapi juga militer. Sebab, yang dihadapinya adalah ideologi lain yang juga diusung oleh negara yang memiliki kemampuan melakukan manuver politis dan militer dalam skala internasional. Sebuah negara tidak mungkin menjadi kekuatan adidaya yang mendunia kecuali mempunyai strategi politik luar negeri yang jelas dan fixed baku. Sebuah negara tidak mungkin memiliki strategi politik luar negeri yang jelas dan baku, kecuali memiliki sebuah ideologi mabda. Ideologi itulah yang mengarahkan dan menuntun strategi politik luar negerinya dalam menghadapi berbagai negara dan kekuatan yang ada di dunia. Karena itu, Rasulullah Saw. mulai melakukan langkah tahap pertama untuk go internasional, yaitu mengirimkan beberapa utusan kepada para raja dan pemimpin yang ada di kawasan Timur Tengah, termasuk kepada dua negara besar saat itu; Romawi dan Persia. Para utusan itu membawa hanya dua pesan, yaitu: 1. Menyampaikan dan mengajak para raja dan pemimpin itu untuk mengimani mabda ideologi Islam. IDEOLOGI BAHASA...Fahrudin Latif Mater’s Program in Linguistics, Diponegoro University ©2008, UNDIP Institutional Repository 64 2. Memperkuat Daulah Islamiyah dengan bergabung dalam kekuatannya, dalam rangka menegakkan dan menerapkan mabda ideologi Islam atas seluruh umat manusia di dunia. Itulah yang menjadi ciri yang senantiasa ada di dalam surat-surat Nabi Saw. kepada para raja dan pemimpin yang ada. Beliau mengutus Dihyah bin Khalifah al-Kalbi kepada Kaisar Heraclius di Romawi; Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi kepada Kisra penguasa Persia; Amru bin Umayyah adh- Dhamiri kepada Najasy penguasa Habsyah; Hathib bin Abi Balthaah kepada Muqauqis penguasa Iskandariyah Mesir; Amru bin ‘Ash as-Sahmi kepada Jaifar dan Iyad yang keduanya adalah anak dari Julanda al-Azadiyin penguasa Oman; Salith bin Amru kepada Tsumamah bin Utsal dan Haudah bin Ali yang keduanya dari Kabilah Hanifah penguasa Yamamah; ‘Ala bin Hadhrami kepada Mundzir bin Sawa al-Abdi penguasa Bahrain; dan Syuja’ bin Wahab al-Azadi kepada Harits bin Syamir al-Ghassani penguasa di perbatasan Syam. Reaksi para raja dan penguasa yang ada saat itu sangat beragam. Ada yang menerima seruan Rasulullah Saw. seraya memeluk Islam dan bergabung dengan Daulah Islamiyah. Ada yang menolak secara halus dan berbasa-basi diplomatis seraya mengirimkan hadiah kepada Rasulullah Saw. Ada juga yang merobek-robek surat Rasulullah Saw. dan memaklumkan perang terhadap Daulah Islamiyah. Tidak bisa dipungkiri bahwa langkah yang ditempuh Rasulullah Saw. dengan mengirimkan berbagai utusan ke berbagai raja dan penguasa di sekitar kekuasaan Daulah Islamiyah menjadi poin penting untuk IDEOLOGI BAHASA...Fahrudin Latif Mater’s Program in Linguistics, Diponegoro University ©2008, UNDIP Institutional Repository 65 penyebarluasan mabda ideologi Islam ke luar Jazirah Arab. Hal ini juga menandai poin baru dalam penyampaian dakwah kaum Muslim ke luar negeri dan berinteraksi dengan negara-negara lain. Rasulullah Saw. telah membuka pintu gerbang memasuki percaturan politik internasional, yang tidak pernah dikenal dalam sejarah bangsa Arab pada masa-masa sebelumnya. Tahap tersebut telah dijalankan oleh Rasulullah Saw. Bahkan beliau telah mempersiapkan tahap berikutnya jika penyampaian dakwahnya kepada para raja itu menjumpai hambatan fisik, yaitu jihad fiisabilillah. Beliau melakukan persiapan untuk memberangkatkan ekspedisi militer yang dipimpin Usamah bin Zaid ke perbatasan Syam. Para khalifah pengganti beliau berhasil melanjutkan tahap berikutnya. Pada akhirnya, melalui dakwah dan jihad fiisabilillah ini seluruh kekuatan yang ada —termasuk Persia dan Romawi —berhasil dikalahkan dan tunduk pada Daulah Islamiyah. Dengan demikian, misi mabda ideologi Islam, yaitu penyebarluasan Islam, sampainya Islam kepada seluruh umat manusia, atau dirasakannya penerapan sistem Islam oleh umat manusia berhasil diraih. Lalu kapankah kita, wahai kaum Muslim, memiliki lagi kekuatan yang dahulu pernah menggentarkan dan ditakuti oleh musuh-musuh Islam dan orang-orang zalim? Bukankah sudah saatnya bagi kita mewujudkan kembali Daulah Islamiyah agar bisa menyampaikan petunjuk al-hidâyah dan kebenaran al-haq kepada seluruh umat manusia; sekaligus melenyapkan kebatilan dan kekufuran? IDEOLOGI BAHASA...Fahrudin Latif Mater’s Program in Linguistics, Diponegoro University ©2008, UNDIP Institutional Repository 66

B. KHILAFAH MENJADI IDE KEMBALI a