c
A. Peranan dan Fungsi Notaris dalam Menjalankan Jabatan
Profesinya
Notaris selain berwenang membuat akta otentik baik oleh maupun dihadapannya yang merupakan tugas pokoknya
menurut peraturan yang berlaku bagi jabatannya, notaris berperan pula:
112
1. Bertindak sebagai penasihat hukum terutama yang
menyangkut masalah hukum perdata dalam arti luas privaat
2. Melakukan pendaftaran waarmerking atas akta-akta atau
syarat di bawah tangan dan dokumen strukken 3.
Melegalisasi tanda tangan 4.
Membuat dan mensahkan waarmerking salinan atau turunan berbagai dokumen copy collationee
5. Mengusahakan disahkan badan-badan seperti Perseroan
Terbatas dan yayasan agar memperoleh pengesahan sebagai badan hukum dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia 6.
Membuat keterangan hak waris 7.
Pekerjaan-pekerjaan lain yang berkaitan dengan lapanan yuridis dan penyuluhan perpajakan seperti aturan bea
materai, Bea perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB, Pajak Penghasilan PPh dan Pajak Bumi dan
Bangunan PBB.
112
Victor M, Situmorang, 1993, Grosse Akta Dalam Pembuktian dan Eksekusi, Rineka Cipta hlm 13
ci J. M. Polak dalam Roesnantiti Prayitno pernah menyatakan
dalam salah satu pidatonya, bahwa fungsi notaris ada 4, yaitu:
113
1. Selaku “Pejabat” ia membuat akta-akta otentik,
2. Selaku “Hakim” ia memberi perantara dalam
menyelesaikan waris diantara para ahli waris, 3.
Selaku “Penyuluh Hukum” dan “ Pemberi bantuan Hukum” ia memberikan penerangan agar para pihak menyadari hak-
hak dan kewajibannya masing-masing berdasarkan suatu perjanjian yang dibuat,
4. Selaku “Enterpreneur” atau “Pengusaha” ia
mempertahankan klienkan agar dapat membiayai usahanya. Masyarakat pada umumnya maupun masyarakat dalam
dunia usaha membutuhkan seorang figure yang keterangan- keterangannya dapat diandalkan, dapat dipercayai yang
tandatangannya serta segelnya capnya memberi jaminan dan bukti kuat, seorang ahli yang tidak memihak dan penasihat
yang tidak ada cacatnya onkreukbaar atau unimpeachable yang tutup mulut dan membuat suatu perjanjian yang dapat
melindunginya dihari-hari yang akan datang. Jika seorang Advokat membela hak-hak seseorang ketika timbul suatu
kesulitan, maka seorang Notaris harus berusaha mencegah terjadinya kesulitan itu.
114
113
Roesnantiti Prayitno sebagaimana dikutip oleh Deni Yohanes dalam Ibid
114
Tan Thong Kie, 2000, Studi Notariat Buku 1, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve hlm 162
cii Konsep Notariat timbul dari kebutuhan dalam pergaulan
sesama manusia, yang menghendaki adanya alat bukti baginya mengenai hubungan hukum keperdataan yang ada danatau
terjadi diantara mereka, suatu lembaga dengan para pengabdinya yang ditugaskan oleh kekuasaan umum openbaar
gezag untuk dimana dan apabila undang-undang mengharuskan sedemikian atau dikehendaki oleh masyarakat,
membuat alat bukti tertulis yang mempunyai kekuatan otentik.
115
Kedudukan seorang notaris sebagai suatu fungsionaris dalam masyarakat hingga sekarang dirasakan masih disegani,
seorang notaris biasanya dianggap sebagai seorang pejabat tempat seseorang dapat memperoleh nasihat yang dapat
diandalkan. Segala sesuatu yang ditulis serta ditetapkannya konstatir adalah benar, ia adalah pembuat dokumen yang kuat
dalam suatu proses hukum.
116
Menurut A.W. Voors melihat dua persoalan tentang fungsi notaris dibidang usaha, yaitu:
117
1. Pembuatan kontrak antara pihak-pihak, dalam hal itu suatu
tindakan dimulai serta diakhiri dengan akta, umpamanya suatu perjanjian jual beli, dalam hal ini para notaris telah
terampil dengan adanya model-model disamping mengetahui dan memahami undang-undang.
115
G.H.S Lumban Tobing, 1983, Peraturan Jabatan Notaris, Jakarta: Erlangga, hlm 2
116
Than Thong Kie, Op.Cit hlm 157
117
Ibid. hlm165
ciii 2.
Pembuatan kontrak yang justeru memulai sesuatu dan merupakan dasar suatu hubungan yang berlaku untuk
jangka waktu agak lama. Dalam hal ini dibutuhkan dari seorang notaris suatu penglihatan yang tajam terhadap
materinya serta kemampuannya melihat jauh ke depan, apakah ada bahayanya dan apa yang mungkin terjadi.
B. Peranan Notaris Dalam Pengesahan Pendirian Perseroan Terbatas