Kerangka Konsep Definisi Operasional

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah: Gambar 3.1. Kerangka Konsep Prevalensi dan Karakteristik Penderita TB Paru

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Umur Merupakanlamanya hidup penderita TB paru yang dihitung berdasarkan tahun sejak pasien lahir, sesuai yang tercatat dalam rekam medis di BP4 Medan. Dikategorikan menjadi : a. Remaja awal 12-16 tahun b. Remaja akhir 17-25 tahun c. Dewasa awal 26-35 tahun e. Dewasa akhir 36-45 tahun f. Lansia awal 46-55 tahun g. Lansia akhir 56-65 tahun h. Manula 65 tahun Karakteristik: 1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Tipe pasien 4. Hasil pemeriksaan dahak 5. Hasil pengobatan 6. Kategori pengobatan TB Paru Universitas Sumatera Utara 3.2.2.Jenis Kelamin Merupakan jenis kelamin penderita TB paru sesuai yang tercatat dalam rekam medis di BP4 Medan. Dikategorikan menjadi: a. Laki-laki b. Perempuan 3.2.3. Tipe Pasien Merupakan seorang pasien yang setelah dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan mikroskopis BTA dan pemeriksaan radiologi sehingga didiagnosis TB oleh dokter maupun petugas kesehatan, sesuai yang tercatat dalam rekam medis di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru BP4 Medan. Dikategorikan menjadi : a. Kasus baruadalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan 4 minggu. b. Kambuh Relaps adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif apusan atau kultur. c. Pindahan Transfer In adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan pengobatannya. d. Pengobatan setelah default adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BTA positif. e. Pengobatan setelah gagal adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan. 3.2.4. Hasil Pemeriksaan Dahak Merupakan hasil pemeriksaan tiga spesimen dahak Sewaktu Pagi Sewaktu pasien suspek TB secara mikroskopis sesuai yang tercatat dalam rekam medis di BP4 Medan. Pembacaan hasil pemeriksaan Universitas Sumatera Utara sediaan dahak dilakukan dengan menggunakan skala IUATLD dikategorikan menjadi : a. 1+ : ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang b. 2+ :ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, minimal dibaca 50 lapang pandang c. 3+ : ditemukan 10 BTA dalam 1 lapang pandang d. Negatif : tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang Depkes, 2002. 3.2.5. Hasil Pengobatan Merupakan hasil akhir dari pengobatan penderita TB paru BTA positif dan negatif. Dikategorikan menjadi : a. Sembuh merupakan pasien dengan hasil sputum BTA atau kultur positif sebelum pengobatan, dan hasil pemeriksaan sputum BTA atau kultur negatif pada akhir pengobatan serta sedikitnya satu kali pemeriksaan sputum sebelumnya negatif dan pada foto toraks, gambaran radiologi serial minimal 2 bulan tetap sama perbaikan. b. Pengobatan lengkap merupakan pasien yang telah menyelesaikan pengobatan tetapi tidak memiliki hasil pemeriksaan sputum atau kultur pada akhir pengobatan c. Meninggal merupakan pasien yang meninggal dengan apapun penyebabnya selama dalam pengobatan d. Gagal merupakan pasien dengan hasil sputum atau kultur positif pada bulan kelima atau lebih dalam pengobatan. e. Defaultdrop out merupakan pasien dengan pengobatan terputus dalam waktu dua bulan berturut-turut atau lebih. f. Pindah merupakan pasien yang pindah ke unit pencatatan dan pelaporan berbeda dan hasil akhir pengobatan belum diketahui. Universitas Sumatera Utara 3.2.6. Kategori Pengobatan Merupakan pengkategorian pasien sesuai dengan kasus penderita dan panduan pengobatannya. Kategori pengobatan ini diperoleh dari informasi yang terdapat dalam rekam medis pasien. Kategori pengobatan dikategorikan menjadi : a. Kategori I - TB paru kasus baru, BTA positif atau pada foto toraks terdapat lesi luas. - Paduan obat yang dianjurkan adalah 2 RHZE 4 RH atau 2 RHZE 6 HE atau 2 RHZE 4R3H3. b. Kategori II • TB paru kasus kambuh. - Paduan obat yang dianjurkan adalah 2 RHZES 1 RHZE sebelum ada hasil uji resistensi. Bila hasil uji resistensi telah ada, berikan obat sesuai dengan hasil uji resistensi. • TB paru kasus gagal pengobatan - Paduan obat yang dianjurkan adalah obat lini 2 sebelum ada hasil uji resistensi contoh: 3-6 bulan kanamisin, ofloksasin, etionamid, sikloserin dilanjutkan 15-18 bulan ofloksasin, etionamid, sikloserin. - Dalam keadaan tidak memungkinkan fase awal dapat diberikan 2 RHZES 1 RHZE. - Fase lanjutan sesuai dengan hasil uji resistensi. - Bila tidak terdapat hasil uji resistensi, dapat diberikan 5 RHE. • TB Paru kasus putus berobat. 1. Berobat ≥ 4 bulan - BTA saat ini negatif. Klinis dan radiologi tidak aktif atau adaperbaikan maka pengobatan OAT dihentikan. Bila gambaran radiologi aktif, lakukan analisis lebih lanjut untuk memastikan diagnosis TB dengan mempertimbangkan juga kemungkinan panyakit paru lain. Bila terbukti TB, maka Universitas Sumatera Utara pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama 2 RHZES 1 RHZE 5R3H3E3. - BTA saat ini positif. Pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama 2. Berobat ≤ 4 bulan - Bila BTA positif, pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama 2 RHZES 1 RHZE 5 R3H3E3. - Bila BTA negatif, gambaran foto toraks positif TB aktif, pengobatan diteruskan. c. Kategori III - TB paru kasus baru, BTA negatif atau pada foto toraks terdapat lesi minimal. - Paduan obat yang diberikan adalah 2RHZE 4 R3H3. d. Kategori IV - TB paru kasus kronik. Paduan obat yang dianjurkan bila belum ada hasil uji resistensi, berikan RHZES. Bila telah ada hasil uji resistensi, berikan sesuai hasil uji resistensi minimal OAT yang sensitif ditambah obat lini 2 pengobatan minimal 18 bulan. e. Kategori V - MDR TB, paduan obat yang dianjurkan sesuai dengan uji resistensi ditambah OAT lini 2 atau H seumur hidup PDPI, 2006. Universitas Sumatera Utara

3.3 Variabel dan Alat Ukur