Ketahanan Pangan TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan menurut undang-undang No 7 tahun 1996 mengartikan ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Pengertian tersebut mencakup aspek makro, yaitu tersedianya pangan yang cukup, sekaligus mencakup aspek mikro yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan setiap rumah tangga untuk menjalani hidup yang sehat dan aktif. Ketahanan pangan merupakan pilar bagi pembangunan sektor-sektor lainnya. Hal ini dipandang strategis karena tidak ada negara yang mampu membangun perekonomian tanpa menyelesaikan terlebih dahulu masalah pangannya. Di Indonesia, sektor pangan merupakan sektor penentu tingkat kesejahteraan karena sebagian besar penduduk yang bekerja on-farm untuk yang berada di daerah pedesaan dan untuk di daerah perkotaan, masih banyak juga penduduk yang menghabiskan pendapatannya untuk konsumsi. Sejak tahun 1798 ketika Thomas Malthus memberi peringatan bahwa jumlah manusia meningkat secara eksponensial, sedangkan usaha pertambahan persediaan pangan hanya dapat meningkat secara aritmatika. Disamping itu ada tiga hal penting dalam membangun ketahanan pangan, yaitu: a. Ketersediaan Pangan Availbility Untuk mencapai ketahanan pangan suatu negara harus menjamin ketersediaan pangannya. Ketersediaan pangan dapat dilakukan dengan menambah jumlah produksi pangan. Ketersediaan beras dari produksi dalam negeri menjadi salah satu unsur penting dalam memperkuat ketahanan pangan Sawit, 2003. Dalam hal inilah, petani memiliki kedudukan strategis dalam ketahanan pangan. petani adalah produsen pangan dan petani adalah juga sekaligus kelompok konsumen terbesar yang sebagian masih miskin dan membutuhkan daya beli yang cukup untuk membeli pangan. Petani harus memiliki kemampuan untuk memproduksi pangan sekaligus juga harus memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri. Peran pemerintah dalam pemberdayan pertanian terlihat pada kondisi ini. b. Stabilitas Penawaran Supply Stability Pencapaian ketahanan pangan tidak terlepas dari sifat penawaran yang stabil. Penawaran yang tidak stabil dapat mengurangi ketersediaan pangan suatu Negara ditambah lagi dengan masalah pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Peran pemerintah dibutuhkan dalam pencapaian kestabilan penawaran dengan merangsang petani baik dari peningkatan harga yang sesuai, pemberian subsidi maupun ketersediaan faktor lainnya uang mempermudah petani untuk meningkatkan penawarannya. c. Keterjangkauan Accesbility Pangan yang telah ditawarkan oleh produsen harus dapat dijangkau konsumen baik oleh masyarakat yang kurang mampu sampai yang sangat mampu. Terjangkaunya pangan akan mencapai ketahanan pangan sesuai dengan undang-undang No. 7 Tahun 1996. Penawaran beras akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendukungnya. Dengan dukungan faktor-faktor tersebut maka akan meningkatkan penawaran beras. Faktor yang mempengaruhi penawaran beras dalam penelitian ini adalah luas lahan panen padi, harga beras dan harga jagung.

2.6 Pengaruh Luas Lahan Panen, Harga Beras dan Harga Jagung