Untuk mengetahui bagaimana gambaran CT scan nasofaring potong axial pada penderita karsinoma nasofaring di RSUP H. Adam Malik Medan tahun
2010–2012?
1.3.2 Tujuan Khusus
• Untuk mengetahui gambaran CT Scan nasofaring pada penderita KNF
berdasarkan usia pasien. •
Untuk mengetahui gambaran CT Scan nasofaring pada penderita KNF berdasarkan jenis kelamin pasien.
• Untuk mengetahui gambaran CT Scan nasofaring pada penderita KNF
berdasarkan pekerjaan pasien. •
Untuk mengetahui gambaran CT Scan nasofaring pada penderita KNF berdasarkan keluhan utama pasien.
• Untuk mengetahui gambaran CT Scan nasofaring pada penderita KNF
berdasarkan stadium.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1.4.2 Peneliti
• Peneliti akan mendapatkan informasi mengenai kanker nasofaring.
• Peneliti memperoleh pengetahuan dan pegalaman dalam melakukan
penelitian.
1.4.3 Pembaca
• Memberikan informasi bagi pembaca bagaimana keluhan utama dari
kanker nasofaring. •
Memberikan informasi tambahan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai kanker nasofaring.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karsinoma Nasofaring 2.1.1. Defenisi
Karsinoma nasofaring KNF adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah nasofaring dengan predileksi difosa Rosenmuller dan atap nasofaring. Letaknya
kadang tersembunyi dan berhubungan dengan banyak daerah vital sehingga diagnosa dini sulit untuk ditegakkan Roezin dan Adam, 2007.
2.1.2. Epidemiologi
Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas yang paling banyak ditemukan pada daerah kepala dan leher di Indonesia. Hampir 60 tumor ganas
kepala dan leher merupakan karsinoma nasofaring. KNF menduduki urutan keempat dari seluruh keganasan setelah kanker mulut Rahim, payudara, dan kulit
Munir, 2010. Insiden KNF rendah di sebagian besar dunia. Insiden dari penyakit ini
lebih besar di beberapa populasi dan bagian di dunia. Angka insiden yang tinggi telah dilaporkan di beberapa populasi dari Negara-negara di Asia Tenggara
terutama pada populasi Ras Cina. Insiden KNF juga telah dilaporkan di beberapa populasi lain seperti Suku Eskimo di Kutub Utara dan Suku Arab di Afrika Utara
Ganguly et al, 2003. Meskipun banyak ditemukan di Negara dengan penduduk non-Mongoloid,
namun demikian daerah China bagian selatan masih menduduki tempat tertinggi, yaitu dengan 2.500 kasus baru pertahun untuk propinsi Guang-dong atau
prevalensi 39.84100.000 penduduk Roezin dan Adham, 2007. Kanada, Alaska, Malaysia, Thailand dan beberapa suku di Indonesia
termasuk ke dalam tingkat insiden sedang. Sekitar 4-15 per 100.000 kasus dijumpai di beberapa daerah tersebut. Sedangkan Cina bagian Utara, Jepang,
Eropa dan Amerika termasuk ke dalam tingkat insiden yang rendah. Kurang dari 4 per 100.000 kasus terdapat di beberapa daerah tersebut Tambunan, 1995.
Universitas Sumatera Utara