Rencana Kerja Inspektorat Kota Payakumbuh Tahun 2015
21
2.3 Isu – Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Inspektorat
Kinerja yang merupakan ukuran kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan organisasi dalam mewujudkan Visi dan Misi dalam
kurun waktu tertentu. Berdasarkan data LAKIP Inspektorat Kota Payakumbuh lima tahun terakhir dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Tahun 2009
Rp
1 Tersusunnya rencana tahunan rapat-
rapat koordinasikonsultasi dalam rangka kegiatan pengawasan tahunan
ke dalam dan ke luar propinsi 153.820.000
151.570.000 98,54
2 Meningkatnya pengetahuan Aparat
Pengawasan 261.160.000
122.017.000 46,72
3 Untuk mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa
431.542.500 337.250.750
78,15
Realisasi No.
Sasaran Rencana
b. Tahun 2010
Rp
1 Tersusunnya rencana tahunan rapat-
rapat koordinasikonsultasi dalam rangka kegiatan pengawasan tahunan
ke dalam dan ke luar propinsi 193.415.000
187.055.000 96,71
2 Meningkatnya pengetahuan Aparat
Pengawasan 125.080.000
45.093.000 36,05
3 Untuk mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa
344.215.500 298.394.650
86,69
Realisasi No.
Sasaran Rencana
c. Tahun 2011
Rp
1 Pengawasan Internal secara berkala
209.970.000 179.320.000
85 2
Pengaduan kasus pengaduan dan pengawasan khusus di Lingkungan
Pemerintah Kota Payakumbuh 50.545.000
33.965.000 67
3 Inventarisasi temuan pengawasan
15.331.500 15.189.700
99 4
Tindak Lanjut hasil Temuan Pengawasan
7.663.500 7.577.500
99 5
Evaluasi Berkala Hasil Temuan Pengawasan
15.331.500 10.700.900
70 6
Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
33.878.750 24.802.136
73
Realisasi No.
Kegiatan Rencana
Rencana Kerja Inspektorat Kota Payakumbuh Tahun 2015
22 d. Tahun 2012
Rp
1 Pengawasan Internal secara berkala
238.740.000 225.740.000
94,55 2
Pengaduan kasus pengaduan dan pengawasan khusus di Lingkungan
Pemerintah Kota Payakumbuh 28.000.000
25.700.000 91,79
3 Inventarisasi temuan pengawasan
15.018.000 14.950.300
99,55 4
Tindak Lanjut hasil Temuan Pengawasan
31.076.000 31.076.000
100 5
Evaluasi Berkala Hasil Temuan Pengawasan
28.684.000 21.041.500
73,36 6
Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
24.239.000 22.028.000
90,88
7 Sosialisasi, Implementasi SPIP
38.491.000 30.206.500
78,48
Realisasi No.
Kegiatan Rencana
e. Tahun 2013
Rp
1 Pengawasan Internal secara berkala
260.365.000 249.650.000
95,88 2
Pengaduan kasus pengaduan dan pengawasan khusus di Lingkungan
Pemerintah Kota Payakumbuh 69.591.000
25.786.350 37,05
3 Inventarisasi temuan pengawasan
19.616.250 17.977.300
91,64 4
Tindak Lanjut hasil Temuan Pengawasan 59.641.200
59.207.600 99,27
5 Evaluasi Berkala Hasil Temuan
Pengawasan 26.040.700
17.110.700 65,71
6 Pelatihan Pengembangan Tenaga
Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan 261.438.200
200.858.200 76,83
7 Sosialisasi, Implementasi SPIP
35.566.200 32.661.750
91,83
Realisasi No.
Kegiatan Rencana
Inspektorat Kota Payakumbuh sebagai unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintah Daerah mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Kota.
Inspektorat dalam melaksanakan tugas pokoknya, mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Perencanaan program pengawasan;
2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan
3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan.
Rencana Kerja Inspektorat Kota Payakumbuh Tahun 2015
23 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan ditemukan beberapa
permasalahan sebagai berikut : 1.
Kurangnya Aparatur Pengawasan yang memiliki kemampuan dan keahlian yang berkompeten dibidangnya seperti akuntansi, hukum dan tenaga teknis;
2. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Kantor Inspektorat;
3. Sumber dana untuk menunjang pengawasan belum mencukupi;
4. Masih rendahnya tingkat kesadaran sebagian aparatur maupun masyarakat untuk
melaksanakan Peraturan Perundang-undangan atau ketentuan yang berlaku; 5.
Masih terdapatnya temuan-temuan hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan Ekstern Pemerintah yang belum selesai ditindaklanjuti, hal
tersebut disebabkan oleh: -
Kurangnya kesadaran dari beberapa obrik untuk menyelesaikan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TLHP;
- Terdapat beberapa tunggakan penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
TLHP yang relatif sulit untuk menuntaskannya dan memperlambat pemasukan NegaraDaerah.
6. Rendahnya minat PNS di lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh untuk
menjadi Aparat Pengawas Intern Pemerintah; Adanya promosi PNS yang menyebabkan pegawai yang telah dilatih secara
khusus sebagai aparatur pengawas dipindahkan pada instansi lain.
Faktor-faktor penghambat dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan Inspektorat Kota Payakumbuh adalah sebagai berikut :
- Masih rendahnya tingkat kesadaran sebagian aparatur maupun masyarakat untuk
melaksanakan Peraturan Perundang-undangan atau ketentuan yang berlaku; -
Masih terdapatnya temuan-temuan hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan Ekstern Pemerintah yang belum selesai ditindaklanjuti;
- Rendahnya minat PNS di lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh untuk
menjadi Aparat Pengawas Intern Pemerintah; -
Adanya promosi PNS yang menyebabkan pegawai yang telah dilatih secara khusus sebagai aparatur pengawas dipindahkan pada instansi lain.
Dengan rendahnya kesadaran sebagian aparatur dan masyarakat dalam melaksanakan Peraturan Perundang-undangan, maka dikhawatirkan pencapaian
Misi Kepala Daerah Kota Payakumbuh dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, propesional dan Bebas KKN akan sulit tercapai.
Rencana Kerja Inspektorat Kota Payakumbuh Tahun 2015
24 Untuk itu Inspektorat Kota Payakumbuh berdasarkan tugas dan fungsinya berupaya
untuk mengatasi faktor penghambat tersebut melalui kegiatan: 1.
Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala; 2.
Penanganan Kasus Pengaduan dan Pengawasan Khusus di Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh;
3. Pemeriksaan dan Pembinaan Asistensi Keuangan pada SKPD;
4. Pemeriksaan serentak SPJ dan Aset SKPD;
Rendahnya minat PNS untuk menjadi Apartaur Pengawas Intern Pemerintah dan adanya promosi PNS yang menyebabkan pegawai yang telah dilatih secara khusus
sebagai aparatur pengawas dipindahkan pada instansi lain, juga dikhawatirkan mempengaruhi pencapaian Visi dan Misi Kepala Daerah Kota Payakumbuh.
Untuk itu kedepan Inspektorat Kota Payakumbuh melakukan pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan. Disamping itu guna
meminimalisir terjadinya tumpang tindih pemeriksaan dengan APIP lainnya maka setiap tahunnya Inspektorat Kota Payakumbuh melakukan koordinasi penyusunan
PKPT dengan Inspektorat Provinsi.
Tantangan dan Peluang dalam meningkatkan Pelayanan Inspektorat
Adapaun faktor kunci dari kekuatan, kelemahan, tantangan dan memanfaatkan peluang terhadap pencapaian Visi dan Misi Inspektorat Kota Payakumbuh dapat
diuraikan sebagai berikut:
Tantangan
- Masih rendahnya tingkat kesadaran sebagian aparatur maupun masyarakat
untuk melaksanakan Peraturan Perundang-undangan atau ketentuan yang berlaku;
- Masih terdapatnya temuan-temuan hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah dan Ekstern Pemerintah yang belum selesai ditindaklanjuti. Hal tersebut disebabkan oleh:
Kurangnya kesadaran dari beberapa obrik untuk menyelesaikan tindak
lanjut hasil pemeriksaan TLHP.
Terdapat beberapa tunggakan penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan TLHP yang relatif sulit untuk menuntaskannya dan
memperlambat pemasukan Negara Daerah.
Rencana Kerja Inspektorat Kota Payakumbuh Tahun 2015
25 -
Rendahnya minat PNS di Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh untuk menjadi Aparat Pengawas Intern Pemerintah;
- Adanya promosi PNS yang menyebabkan pegawai yang telah dilatih; secara
khusus sebagai aparatur pengawas dipindahkan pada instansi lain.
Peluang
- Adanya regulasi tentang Sistim Pengendalian Intern Pemerintah SPIP PP
Nomor 60 Tahun 2008; -
Akan dikembangkan Jabatan Fungsional Pejabat Pengawas Urusan Pemerintah Daerah P2UPD oleh Kementerian Dalam Negeri Badan Diklat
Kemendagri selain Auditor yang dikembangkan oleh BPKP; -
Adanya kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi aparatur;
- Adanya kesadaran dan keberanian masyarakat untuk melaporkan
penyimpangan dan penyalahgunaan kewenangan pejabat. Disamping hal tersebut, strategi memaksimalkan kekuatan untuk mencengah dan
mengatasi tantangan, melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a.
Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala; b.
Penanganan Kasus Pengaduan dan Pengawasan Khusus di Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh;
c. Pemeriksaan dan Pembinaan Asistensi Keuangan pada SKPD;
d. Pemeriksaan serentak SPJ dan Asset SKPD;
e. Inventarisasi Temuan Pengawasan;
f. Tindak lanjut hasil temuan pengawasan;
g. Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan;
h. Implementasi SPIP;
i. Pelatihan pengembangan tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan.
Sedangkan strategi untuk mengurangi kelemahan untuk mencegah dan mengatasi tantangan dengan langkah sebagai berikut:
a. Meningkatkan minat PNS di Lingkungan Kota Payakumbuh untuk menjadi
Aparat Pengawas Intern Pemerintah APIP melalui sosialisasi aturan-aturan tentang Jabatan Fungsional Pengawas Urusan Pemerintah Daerah P2UPD dan
Jabatan Fungsional Auditor JFA; b.
Mengikutsertakan seluruh pegawai Inspektorat Kota Payakumbuh untuk mengikuti Pelatihan Pengembangan dalam rangka meningkatkan mutu Sumber
Daya Manusia
Rencana Kerja Inspektorat Kota Payakumbuh Tahun 2015
26 c.
Mengupayakan penambahan Sarana dan Prasarana penunjang pengawasan. d.
Merencanakan dan mengupayakan penambahan anggaran pengawasan setiap tahunnya
Dalam rangka tata kelola pemerintahan yang baik melalui pencapaian Visi dan Misi Inspektorat Kota Payakumbuh, maka Inspektorat Kota Payakumbuh
melakukan pengawasan dalam rangka memperbaiki kelembagaan organisasi, SDM dan peningkatan anggaran berbasis kinerja.
Adapun beberapa isu strategis yang ditemui dalam pelaksanaan pengawasan adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya Aparatur Pengawasan yang memiliki kemampuan dan keahlian
yang berkompeten dibidangnya seperti akuntansi, hukum dan tenaga teknis; 2.
Terbatasnya Sarana dan Prasarana Kantor Inspektorat; 3.
Sumber dana untuk menunjang pengawasan belum mencukupi; 4.
Masih rendahnya tingkat kesadaran sebagian aparatur maupun masyarakat untuk melaksanakan Peraturan Perundang-undangan atau ketentuan yang
berlaku; 5.
Masih terdapatnya temuan-temuan hasil pemeriksaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan Ekstern Pemerintah yang belum selesai ditindaklanjuti.
Hal tersebut disebabkan oleh: -
Kurangnya kesadaran dari beberapa obrik untuk menyelesaikan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan TLHP;
- Terdapat beberapa tunggakan penyelesaian Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan TLHP yang relatif sulit untuk menuntaskannya dan memperlambat pemasukan NegaraDaerah.
6. Rendahnya minat PNS di lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh untuk
menjadi Aparat Pengawas Intern Pemerintah; Adanya promosi PNS yang menyebabkan pegawai yang telah dilatih secara
khusus sebagai aparatur pengawas dipindahkan pada instansi lain.
Rencana Kerja Inspektorat Kota Payakumbuh Tahun 2015
27
BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN.
3.1. Telahaan Terhadap Kebijakan Nasional
Sesuai dengan arah kebijakan dan priotas pembangunan nasional dalam hal penegakan hukum terhadap praktik-praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme,
reformasi birokrasi dan mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik yang mendorong partisipasi masyarakat, taat hukum, tertib administrasi, transparan dan
bebas KKN adalah hal-hal yang menjadi target Pemerintah untuk dicapai.
Sejalan dengan hal tersebut dan sesuai dengan tugas pokok Inspektorat yaitu sebagai unsur pengawas penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang mempunyai
tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Kota.
Maka dalam melaksanakan tugas pokoknya tersebut, Inspektorat mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Perencanaan program pengawasan;
2. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan
3. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan.
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah maka Inspektorat mempunyai kewajiban untuk :
1. Meningkatkan kualitas manajemen dan akuntabilitas organisasi melalui sistem
koordinasi yang terintegrasi dan peningkatan Sumber Daya Aparatur, Sarana dan Prasarana.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengawal semua kebijakan dan
regulasi daerah. 3.
Meningkatkan kualitas pengawasan agar lebih terstruktur, dengan azas demokrasi, transparan, dan akuntabel.
4. Meningkatkan pelaksanaan sistem pengendalian intern secara berkelanjutan.
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai hasil pengawasan yang
memang harus disebarluaskan kepada masyarakat.