N-asilasi O-asilasi Modifikasi Kitosan

14

2.2.2 N-asilasi

Dapat diperoleh dari reaksi amidasi antara kitosan dan anhidrida ftalat dalam pelarut DMF dan kondisi refluks gambar 2.9. O O O HOH 2 C NH 2 HO O O O DMF 130 o C O O O HOH 2 C NH HO O HO O n n n kitosan anhidrid ftalat N-ftaloyl kitosan Gambar 2.9 Reaksi Pembentukan N-Ftaloil Kitosan Robert, 1992 Pereaksi yang paling umum digunakan untuk N-asilasi kitosan adalah asil anhidrida dan telah digunakan dalam kondisi heterogen dan homogen. Tiga sistem yang telah diuji adalah : a anhidrid asetat – asam asetat glacial-HClO 4 ; b anhidrida asetat pada temperatur ruangan selama 120 jam yang diikuti proses refluks anhidrida asetat selama dua jam; c anhidrida asetat-metanol pada temperatur ruangan. Dari ketinganya, metode yang paling baik digunakan adalah metode yang terakhir Robert, 1992.

2.2.3 O-asilasi

Gugus amino kitosan lebih reaktif dari pada gugus hidroksilnya, sehingga untuk menghasilkan O-asilasi kitosan perlu dilakukan proteksi atau perlindungan terhadap gugus amin selama proses asilasi untuk menghasilkan O-asil kitosan. Metode proteksi yang dilakukan antara lain melalui pembuatan basa Schiff disusul O-asetilasi menggunakan larutan asetat anhidrid-piridin untuk mencegah hidrolisis asam dari basa Schiff. Reaksi antara kitosan dengan anhidrida asetat Universitas Sumatera Utara 15 menghasilkan senyawa ester yang merupakan kitosan asetat. Dalam hal ini kitosan terlebih dahulu direaksikan dengan asetaldehida membentuk aldimin untuk melindungi gugus amina. Kitosan laurat diperoleh dari reaksi trans esterifikasi antara metil laurat dengan kitosan asetat. Selanjutnya dilakukan deproteksi dengan menambahkan natrium bikarbonat untuk memperoleh kitosan laurat. Reaksi ini dapat dilihat dalam gambar 2.10 Manalu, 2008 O O O HOH 2 C NH 2 HO CH 3 CHO O O O HOH 2 C N HO CH H 3 C Aasetat anhidrit CH 3 COOH O O O N HO O CH 3 O C 11 H 23 COOCH 3 NaOCH 3 Refluks O O O N HO O C 11 H 23 O NaHCO 3 O O O NH 2 HO O C 11 H 23 O kitosan aldimin kitosan kitosan asetat kitosan laurat n n n n n Gambar 2.10 Reaksi Pembentukan O-Laurat Kitosan Manalu, 2008

2.2.4 N-O-asilasi