19
3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan
pengguna akan informasi yang mendalam, pengguna informasi mempunyai ketergantungan yang tinggi pada informasi yang
dibutuhkan dan relevan, spesifik, dan lengkap.
4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan
informasi yang ringkas, tetapi juga lengkap khususnya mengenai perkembangan terakhir suatu subyek yang diperlukan dan hal-hal yang
sifatnya relevan.
Pendapat lain dari Taylor yang dikutip Putubuku 2008 menjelaskan empat tingkat kebutuhan informasi yaitu:
1. Visceral need, yaitu tingkatan ketika “need for information not
existing in the remembered experience of the inquirer” atau dengan kata lain ketika kebutuhan informasi belum sungguh-sungguh dikenali
sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan pengalaman- pengalaman seseorang dalam hidupnya.
Inilah kebutuhan “tersembunyi” yang seringkali baru muncul setelah ada pengalaman tertentu.
2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai menggunakan “mental-
description of an ill-defined area of indecision” atau ketika seseorang mulai menerka-nerka apa sesungguhnya yang ia butuhkan.
3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan
terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin di saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain.
4. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan
kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi tertentu.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis menarik kesimpulan bahwa jenis kebutuhan informasi sesseorang dapat dilihat dari pendekatan-pendekatan atau
tingkatan-tingkatan kebutuhan informasi seseorang, sehingga pada akhirnya dapat ditemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan informasi seseorang.
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi
Menurut Nicholas yang dikutip oleh Ishak 2006: 93, “menyatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu:
a Jenis pekerjaan. b Personalitas, yaitu saspek psikologi dari pencari informasi, meliputi,
ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan
atasan.
c Waktu. d Akses, yaitu menelusur informasi secara internal di dalam organisasi
atau eksternal di luar organisasi.
Universitas Sumatera Utara
20
e Sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi. Sedangkan menurut Wilson yang dikutip oleh Ishak 2006 : 93-94, juga
menguraikan faktor yang secara bertingkat menghubungani kebutuhan informasi, seperti pada gambar.
Gambar 2.1 : Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi
Pada gambar di atas tersebut tiga faktor utama yang mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu:
1. Kebutuhan individu person
Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis psychological needs, kebutuhan afektif affective needs dan
kebutuhan kognitif cognitive needs. Ketiga kebutuhan ini secara langsung menghubungkan kebutuhan informasi.
2. Peran sosial social rate
Peran sosial meliputi peran kerja work rule dan tingkat kinerja performance level, akan menghubungkan faktor kebutuhan yang ada
dalam diri individu.
3. Lingkungan environment
LINGKUNGAN
Lingkungan Kerja Lingkungan Sosial – Budaya
Lingkungan Politik – Ekonomi Lingkungan Fisik
PERAN SOSIAL
Peran Kerja Peran Kinerja
INDIVIDU Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan Afektif Kebutuhan Kognitif
KEBUTUHAN INFORMASI
Universitas Sumatera Utara
21
Faktor lingkungan, meliputi lingkungan kerja work environment, lingkungan sosial budaya social-culture environment, lingkungan
politik ekonomi politic-economic environment dan lingkungan fisik physical environment menghubungkan faktor peran sosial maupun
faktor kebutuhan individu. Sehingga terjadi hubungan bertingkat yang akan membentuk kebutuhan informasi.
2.2.4 Karakteristik Kebutuhan Informasi