Peran Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Advokat Untuk Menangani Kasus (Studi Kasus: Kasus Tahun 2011-2012)

(1)

Lampiran 1: Daftar Pertanyaan wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Advokat

1. Informasi apa yang dibutuhkan advokat untuk menangani kasus?

2. Jenis informasi seperti apa yang biasa digunakan oleh advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi?

3. Selain dari perpustakaan, berasal dari manakah sumber informasi yang diperoleh advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi?

4. Bagaimana kualitas informasi yang didapatkan advokat?

5. Sarana apa yang biasa digunakan advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi?

6. Hambatan apa yang dialami advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi untuk menangani kasus?

7. Koleksi apa saja yang paling sering digunakan dalam memenuhi kebutuhan informasi untuk menangani kasus?

8. Sejauh ini, apakah peran perpustakaan sudah berjalan dalam memenuhi kebutuhan informasi advokat?

Kode: AV Informan: Advokat


(2)

Lampiran 2: Daftar Pertanyaan wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Pustakawan

1. Layanan apa saja yang disediakan perpustakaan untuk advokat?

2. Jenis koleksi apa saja yang tersedia pada perpustakaan, dan berapa jumlah koleksi yang ada?

3. Apakah koleksi yang ada sejauh ini sudah memenuhi kebutuhan informasi advokat?

4. Koleksi apa yang sering dipinjam advokat untuk memenuhi kebutuhan informasi?

5. Berdasarkan apa perpustakaan mengambil kebijakan dalam pengembangan koleksi?

Kode: PUS Informan: Pustakawan


(3)

Lampiran 3: Daftar Observasi Daftar observasi:

1. Data-data advokat yang menangani kasus pada kantor hukum Leks&Co. 2. Data kasus yang ditangani.

3. Profil lembaga dan struktur lembaga. 4. Data koleksi perpustakaan.


(4)

Lampiran 4: Transkrip Wawancara 1

TRANSKRIP WAWANCARA

Wawancara ini dilakukan pada tanggal 5 Juni 2013 pukul 12.00 WIB di Kantor Hukum Leks7Co. Berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan pertama disimbolkan dengan AV1.

P : Selamat siang pak. AV1 : Siang.

P : Maaf sebelumnya kalau saya mengganggu ya pak. AV1 : Oh gak kok.

P : Begini pak sesuai janji yang sudah kita buat sebelumnya, saya mau mewawancarai bapak mengenai peran perpustakaan kantor ini.

AV1 : Oh iya, apa yang mau ditanya?

P : Kalau begitu langsung saja ya pak. Informasi apa yang dibutuhkan advokat untuk menangani kasus ?

AV1 : Informasi yang dibutuhkan, biasanya sih informasi yang terdapat pada

peraturan-peraturan perundangan, yurisprudensi, hukum kebiasaan, doktrin-doktrin yang dalam bentuk buku. Selain itu kita juga membutuhkan informasi yang terdapat pada internet yang sesuai dengan informasi yang kita cari. Terkadang ada juga informasi yang dapat dari hasil riset yang dilakukan pada company publish yang menyediakan informasi publik.

P : Berarti informasinya mengenai hukum ya pak. AV1 : Ya kira-kira seperti itu.

P : Terus, jenis informasi seperti apa yang biasa digunakan oleh advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi?

AV1 : Jenis yang biasa digunakan sudah pasti jenis informasi terekam dalam

bentuk tercetak untuk sebagai report kepada klien. Tetapi gak menutup kemungkinan juga informasi terekam dalam bentuk digital yang kita pakai.


(5)

P : oh gitu ya pak. Jadi selain dari perpustakaan, berasal dari manakah sumber informasi yang diperoleh advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi?

AV1 : Selain perpustakaan sebagai sumber informasi kita disini, biasanya

sumbernya juga bisa dari dokumen lama atau arsip kantor yang sesuai dengan masalah yang kita hadapi, tetapi kita harus mencarinya terlebih dahulu.

P : Kalau begitu, bagaimana kualitas informasi yang didapatkan advokat? AV1 : Kualitas informasinya yang didapat cukup uptodate atau informasi yang

masih berlaku. Apalagi informasi tentang hukum itu tidak bisa mengurutkan kebelakang, karena kalau kita memakai aturan yang tidak berlaku lagi akan menjadi masalah kita dalam menangani kasus.

P : Untuk pencarian informasi selain sumber pasti ada sarana yang digunakan. Kalau menurut bapak sarana apa yang biasa digunakan advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi?

AV1 : Sarana yang digunakan berupa perpustakaan dan internet yang

menyediakan situs-situs terkait tentang hukum, misalnya kayak situs hukum online gitu, bisa juga melalui jurnal-jurnal online yang ada di internet.

P : Kemudian, hambatan apa yang dialami advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi untuk menangani kasus?

AV1 : Hambatan yang terdapat dari luar kantor yaitu berbenturen dengan

birokrasi. Sedangkan melalui perpustakaan yaitu kekurangan refrensi, misalkan advokat membutuhkan putusan dari mahkamah agung, tetapi dari pihak perpustakaan belum menyediakan sehingga advokat harus mendapatkannya sendiri kepihak instansi yang terkait.

P : Perpustakaankan menyediakan banyak koleksi. Kira-kira oleksi apa saja yang paling sering digunakan dalam memenuhi kebutuhan informasi untuk menangani kasus?

AV1 : Kalau koleksi yang biasa digunakan oleh advokat yaitu koleksi buku


(6)

digunakan buku dalam bidang property karena kantor ini spesialisasinya dalam bidang property.

P : Jadi kantor ini spesialisasi kasus yang ditangani itu bidang properti ya Pak?

AV1 : Iya.

P : Sejauh ini apakah peran perpustakaan sudah berjalan dalam memenuhi kebutuhan dalam memenuhi advokat?

AV1 : Kalau saya rasa sudah cukup berperan. Cuma kalu bisa lebih ditambah

lagi referensinya yang dibutuhkan advokat. Karena terkadang saya tidak menemukan informasi yang seharusnya bisa ditemukan di perpustakaan kantor ini.

P : Oh begitu ya pak. Kalau begitu itu saja yang saya tanyakan pak. Untuk waktunya saya ucapkan terima kasih ya Pak.


(7)

Lampiran 5: Transkip Wawancara 2

Wawancara ini dilakukan pada tanggal 5 Juni 2013 pukul 13.00 WIB di Kantor Hukum Leks&Co. Berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan pertama disimbolkan dengan AV2.

P : Selamat siang Kak. AV2 : Siang.

P : Maaf sebelumnya kalau saya mengganggu waktunya ya Kak. AV2 : Gak kok, lagi pula kerjaannya gak banyak.

P : Begini Kak sesuai janji yang sudah kita buat sebelumnya, saya mau mewawancarai Kakak mengenai peran perpustakaan kantor ini.

AV2 : Oh iya, kamu mahasiswa USU yang mau penelitian di sini ya?

P : Iya Kak.

AV2 : Memangnya apa yang mau ditanya?

P : Kalau begitu langsung saja ya Kak. Informasi apa yang dibutuhkan advokat untuk menangani kasus?

AV2 : Kalau informasi yang dibutuhin ya, informasi yang terkait sama kliennya

sendiri yang didapat dari kliennya langsung. Terus Informasi yang terkait dengan peraturan hukum, misalnya peraturan perundang-undangan, peraturan pemerintahan, dan lain-lain.

P : Berarti informasi yang dibutuhkan hampir sama ya Kak? AV2 : Ya kira-kira seperti itu.

P : Terus, jenis informasi seperti apa yang biasa digunakan oleh advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi?

AV2 : Kalau jenis yang terekam dalam bentuk tercetak dan digital. Karena kalo

jenis informasi lisan itu gak bisa dipertanggungjawabkan dan juga gak bisa jadi bukti untuk penyelesaian kasus klien.

P : Berarti informasi yang didapat itu bisa sebagai bukti kepada klien dan bukti penyelesaian kasus ya Kak?


(8)

P : Oh gitu . Jadi selain dari perpustakaan, berasal dari manakah sumber informasi yang diperoleh advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi? AV2 : Biasanya dari perpustakaan, tapi selain dari perpustakaan sumber

informasi kita disini juga bisa dari internet yang terdapat pada situs-situs yang terkait.

P : Kalau begitu, bagaimana kualitas informasi yang didapatkan advokat? AV2 : Kualitasnya bagus dan uptodate. Apalagi yang dari internet lebih

uptodate, kalau ada perubahan tentang peraturan-peraturan hukum lebih cepat kita tahunya.

P : Untuk pencarian informasi selain sumber pasti ada sarana yang digunakan. Kalau menurut bapak sarana apa yang biasa digunakan advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi?

AV2 : Biasanya sarananya internet, misalnya jurnal yang didapat secara online.

Terus perpustakaan yang menyediakan buku-buku tentang hukum yang pencariannya melalui katalog online.

P : Kemudian, hambatan apa yang dialami advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi untuk menangani kasus?

AV2 : Biasanya dokumen yang kurang dikasih oleh klien, jadi advokat harus

mencari dokumennya lagi sendiri diinternet yang terkait dengan kasus yang ditangani. Kalau dari perpustakaannya kurangnya refrensi, kalau itu advokat mengalami kebingungan ketika refrensi yang seharusnya bisa didapat melalui perpustakaan tapi nyata tidak ada.

P : Menurut Kakak, Koleksi apa saja yang paling sering digunakan dalam memenuhi kebutuhan informasi untuk menangani kasus?

AV2 : Koleksinya yang paling sering undang-undang agrarian, KHUPer.

Pokoknya koleksi dalam bidang properti.

P : Berarti sesuai spesialisasinya ya Kak, jd koleksi yang sering dipakai koleksi bidang property?

AV2 : Kalau setahu saya itu.

P : Sejauh ini apakah peran perpustakaan sudah berjalan dalam memenuhi kebutuhan dalam memenuhi advokat?


(9)

AV2 : Sejauh ini sudah berperan ya dalam memenuhi kebutuhan informasi

advokat yang bekerja di kantor ini. Cuma masih ada kekurangan dari hal pencariannya sendiri karena advokat kurang mengerti dalam hal penomoran buku.

P : Kalau begitu itu saja yang saya tanyakan Kak. Untuk waktunya terima kasih ya Kak.


(10)

Lampiran 6: Transkip Wawancara 3

Wawancara ini dilakukan pada tanggal 5 Juni 2013 pukul 17.00 WIB di Kantor Hukum Leks7Co. Berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan pertama disimbolkan dengan AV3.

P : Selamat sore Pak. AV3 : Sore.

P : Maaf sebelumnya kalau saya mengganggu Pak. AV3 : Gak kok. Kita kan sudah buat janji sebelumnya.

P : Iya pak sesuai janji yang sudah kita buat sebelumnya, saya mau mewawancarai bapak mengenai peran perpustakaan kantor ini.

AV3 : Oh iya, apa yang mau ditanya?

P : Kalau begitu langsung saja ya pak. Informasi apa yang dibutuhkan advokat untuk menangani kasus ?

AV3 : Informasi yang dibutuhkan itu banyak ya, bisa mencakup mengenai

peraturan perundang-undangan, bisa juga dokumen dari klien yang kita tanganin, terus putusan yang ada sebelumnya atau yang biasanya disebut juga yurisprudensi, terus sama doktrin-doktrin hukum yang ditemukan pada buku yang ditulis para ahli hukum.

P : Berarti informasinya mengenai hukum ya pak. AV3 : Ya kira-kira seperti itu.

P : Terus, jenis informasi seperti apa yang biasa digunakan oleh advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi?

AV3 : Biasanya jenis informasinya terekam dalam bentuk softcopy/hard copy.

Misalnya informasi yang dari internet itu softcopy, kalau yang diperpustakaan semuanya tersedia dalam bentuk hard copy yaitu buku. Karena memang yang pasti kita butuhkan itu jenis informasi terekam. P : Jadi selain dari perpustakaan, berasal dari manakah sumber informasi

yang diperoleh advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi?


(11)

P : Kalau begitu, bagaimana kualitas informasi yang didapatkan advokat? AV3 : Kalau dari dokumen klien itu pasti kualitasnya cukup terpercaya, tapi

kalau misalnya semacam mencari yurisprudensi itu ada tersedia diperpustakaan kantor dan cukup bagus juga kualitasnya, jadi cukup terpercaya. Tapi terkadang ada juga yang belum terupdate dari internet walaupun ada juga yang update informasinya, misalnya peraturan perundang-undangan yang terkadang gak ada di perpustakaan dan sulit dicari di internet.

P : Untuk pencarian informasi selain sumber pasti ada sarana yang digunakan. Kalau menurut bapak sarana apa yang biasa digunakan advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi?

AV3 : Sarana itu bisa melalui perpustakaan yang menjadi pilihan utama melalui

katalog online yang disediakan atau meminta lansung sama pustakawan, terus melalui server yang ada di kantor untuk mencari dokumen klien, internet yang menyediakan website seperti hukum online, Mahkamah Agung dan lain-lain kalau informasi yang di perpustakaan tidak ada.

P : Kemudian, hambatan apa yang dialami advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi untuk menangani kasus?

AV3 : Hambatannya itu keterbatasan dalam hal mencari peraturan-peraturan

lama yang tidak tersedia lagi dari pihak pemerintah yang otomatis perpustakaan juga tidak menyediakan informasi itu dan peraturan-peraturan daerah yang susah untuk didapat.

P : Koleksi apa saja yang paling sering digunakan dalam memenuhi kebutuhan informasi untuk menangani kasus?

AV3 : Kalau saya sendiri untuk koleksi buku yang sering dipakai banyak,

karena saya bekerjanya dalam litigasi dan real estate jadi kebanyakan koleksi yang dipakai hukum property, pertanahan, ada juga koleksi perbankan dan perusahaan secara umum, dan koleksi hukum perdata dan pidana.

P : Berarti Bapak tidak hanya menangani kasus dalam bidang properti saja ya Pak?


(12)

P : Oh begitu. Menurut Bapak sejauh ini apakah peran perpustakaan sudah berjalan dalam memenuhi kebutuhan dalam memenuhi advokat?

AV3 : Dari saya pribadi kebutuhan saya cukup banyak dibantu oleh


(13)

Lampiran 7: Transkip Wawancara 4

Wawancara ini dilakukan pada tanggal 5 Juni 2013 pukul 17.20 WIB di Kantor Hukum Leks7Co. Berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan pertama disimbolkan dengan AV4.

P : Selamat sore Mas. AV4 : Sore.

P : Maaf sebelumnya kalau saya mengganggu pekerjaannya Mas. AV4 : Oh gak kok. Kebetulan lagi istirahat juga.

P : Begini Mas sesuai janji yang sudah kita buat sebelumnya, saya mau mewawancarai Mas mengenai peran perpustakaan kantor ini.

AV4 : Oh iya, apa yang mau ditanya?

P : Kalau begitu langsung saja ya Mas. Informasi apa yang dibutuhkan advokat untuk menangani kasus ?

AV4 : Yang pertama pasti advokat lihat undang-undang yang terbaru kalau

sudah ada perubahan sama undang-undangnya, misalnya undang-undang, peraturan pemerintahan, keputusan menteri, dan buku-buku yang berhubungan dengan hukum. Biasanya itu informasi yang dibutuhkan. P : Pokoknya informasi yang berhubungan dengan hukum ya Mas?. AV4 : Ya kira-kira seperti itu.

P : Terus, jenis informasi seperti apa yang biasa digunakan oleh advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi?

AV4 : Kalau dalam pekerjaan advokat sudah pasti jenis informasinya yang

terekam dalam bentuk hardcopy, tapi dalam bentuk softcopy juga diperlukan kok dalam pekerjaan advokat.

P : oh begitu. Jadi selain dari perpustakaan, berasal dari manakah sumber informasi yang diperoleh advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi? AV4 : Selain dari perpustakaan, sumber yang dipakai itu terutama dari internet.

Karena dari internet lebih terupdate dan biasanya yang ada pada website-website tertentu yang membahas tentang hukum.


(14)

AV4 : Kualitas informasinya itu tergantung dari sumbernya, kalau sumbernya

terpercaya pasti kualitasnya sudah pasti bagus.

P : Untuk pencarian informasi selain sumber pasti ada sarana yang digunakan. Kalau menurut bapak sarana apa yang biasa digunakan advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi?

AV4 : Sarana yang biasa digunakan melalui internet yang bisa mengakses

website-website tentang hukum. Kalau buku sudah pasti dari perpustakaan kantor. Tapi sarana yang paling utama digunakan perpustakaan. Kalau di perpustakaan tidak baru cari di internet.

P : Kemudian, hambatan apa yang dialami advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi untuk menangani kasus?

AV4 : Hambatan yang dialami biasanya mencari tentang peraturan-peraturan

yang terjadi banyak perubahan, dan kadang-kadang sulitnya mencari informasi yang spesifik. Apalagi dalam menentukan query dalam mencari informasi tersebut kadang sulit dilakukan.

P : Koleksi apa saja yang paling sering digunakan dalam memenuhi kebutuhan informasi untuk menangani kasus?

AV4 : Koleksi yang paling sering digunakan buku-buku yang terkait dengan

real estate, dan tergantung dengan spesialisasi dari advokatnya sendiri. P : Memangnya kalau Mas spesialisasi kasusnya apa?

AV4 : Kalau saya dalam bidang real estate.

P : Berarti setiap advokat di sini berbeda ya Mas spesialisasi kasusnya? AV4 : Iya, tapi ada juga yang sama. Makanya kalau koleksi yang sering

digunakan sesuai sama spesialisasi kasus yang ditangani advokat.

P : Sejauh ini apakah peran perpustakaan sudah berjalan dalam memenuhi kebutuhan dalam memenuhi advokat?

AV4 : Sejauh ini cukup membantu, tapi kadang-kadang suka tidak menemukan

koleksi yang dibutuhkan, mungkin karena koleksi yang masih kurang banyak, misalnya jurnal-jurnal hukum atau majalah hukum yang bisa untuk memenuhi informasi advokat pada saat menangani kasus klien. P : Oke Mas, terima kasih atas waktunya ya.


(15)

Lampiran 8: Transkip Wawancara 5

Wawancara ini dilakukan pada tanggal 5 Juni 2013 pukul 17.45 WIB di Kantor Hukum Leks7Co. Berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan pertama disimbolkan dengan AV5.

P : Selamat sore Ibu. AV5 : Sore.

P : Maaf sebelumnya kalau saya mengganggu ya Bu.

AV5 : Oh gak kok. Saya yang seharusnya minta maaf karena tidak sesuai jam

yang saya janjikan sama kamu buat wawancara.

P : Iya gak apa-apa kok Bu. Begini Bu, saya mau mewawancarai Ibu mengenai peran perpustakaan kantor ini.

AV5 : Oh iya, apa yang mau ditanya?

P : Kalau begitu langsung saja ya pak. Informasi apa yang dibutuhkan advokat untuk menangani kasus ?

AV5 : Kalau saya sih biasanya Informasinya data dokumen-dokumen dari klien,

terus refrensi dari kamus, buku dan undang-undang yang terkait dengan kasus yang saya tangani

P : Terus, jenis informasi seperti apa yang biasa digunakan oleh advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi?

AV5 : Pastinya jenis informasi yang terekam yang dipakai. Karena data dari

klien itu dalam bentuk hard copy dan soft copy. Ya, intinya dalam bentuk hard copy dan soft copy digunakan juga kok sama advokat.

P : Pokoknya informasi yang terekam ya Bu?

AV5 : Iya, mau itu dalam bentuk tercetak maupun digital. Pokoknya jenis

informasi terekam.

P : Jadi selain dari perpustakaan, berasal dari manakah sumber informasi yang diperoleh advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi?

AV5 : Selain perpustakaan yang sebagai sumber informasi kita, kita juga

menggunakan sumber informasi dari Internet misalnya dari google. P : Kalau begitu, bagaimana kualitas informasi yang didapatkan advokat?


(16)

AV5 : kalau dari perpustakaan kualitasnya bagus misalnya buku, kamus, tapi

kalau tentang undang-undang itu dari internet biasanya. Karena kalau undang-undang lebih update didapatkan melalui internet.

P : Untuk pencarian informasi selain sumber pasti ada sarana yang digunakan. Kalau menurut bapak sarana apa yang biasa digunakan advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi?

AV5 : Sarana yang digunakan perpustakaan berupa buku, kamus, dan lain-lain,

yang pencarian menggunakan katalog online yang sudah ada. Tapi lebih sering minta lansung ke pustakawannya. Selain itu sarana yang digunakan internet.

P : Kemudian, hambatan apa yang dialami advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi untuk menangani kasus?

AV5 : Hambatan yang dari perpustakaan kadang-kadang kurang bisa update

koleksinya, terutama buku dalam bahasa asing yang masih kurang tersedia. P : Koleksi apa saja yang paling sering digunakan dalam memenuhi

kebutuhan informasi untuk menangani kasus?

AV5 : Biasanya kita pakai undang-undang PT, KUH perdata karena kita lebih

spesialisasinya dibidang property, jadi paling sering buku-buku tentang property, kalau saya sendiri sering tentang hukum pertambangan karena klien saya lebih banyak tentang pertambangan.

P : Menurut Ibu, sejauh ini apakah peran perpustakaan sudah berjalan dalam memenuhi kebutuhan dalam memenuhi advokat?

AV5 : Kalau sekarang sudah lebih baik. Cuma kalau bisa agak diperbanyak

terutama buku dalam bahasa asing, dan kalau bisa ada terdapat koleksi jurnal dalam perpustakaan karena itu juga dapat membantu advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi.

P : Kalau begitu itu saja yang ingin saya tanyakan Bu. Terima kasih ya Bu sudah membantu penelitian saya.


(17)

Lampiran 9: Transkip Wawancara 6

Wawancara ini dilakukan pada tanggal 6 Juni 2013 pukul 12.00 WIB di Kantor Hukum Leks7Co. Berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan pertama disimbolkan dengan PUS1.

P : Selamat siang Kak?

PUS1 : Siang. Kamu mahasiswa USU yang kemarin wawancara advokat buat

penelitian kamu ya?

P : Iya kak. Sekarang saya mau wawancara Kakak sesuai janji yang dibuat kemarin Kak.

PUS1 : Oh iya, memangnya apa yang mau ditanyakan?

P : Kalau begitu langsung saja ya Kak. Layanan apa saja yang disediakan perpustakaan untuk advokat?

PUS1 : Layanan yang ada di perpustakaan itu berupa layanan sirkulasi, layanan

referensi, layanan kesiagaan informasi, layanan penelusuran online. Selain itu, perpustakaan saat ini juga sedang mengembangkan library regulation (libre). Kalau di perpustakaan kantor saat ini layanan yang ada hanya itu saja.

P : Library regulation itu apa ya Kak?

PUS1 : Library regulation itu layanan yang terdapat Peraturan

Perundang-Undangan untuk memenuhi kebutuhan advokat dalam menangani kasus yang diterima. Selain itu, peraturan juga diperlukan untuk riset dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari klien.

P : Oh begitu. Kemudian, jenis koleksi apa saja yang tersedia pada perpustakaan, dan berapa jumlah koleksi yang ada?

PUS1 : Koleksi yang tersedia di perpustakaan berupa koleksi umum dan koleksi

referensi. Koleksi umum terdiri dari buku-buku hukum yang berfungsi sebagai penunjang pekerjaan para lawyer. Sedangkan koleksi referensi terdiri dari kamus, undang-undang, CD maupun DVD

P : Dari semua koleksi tersebut, apakah koleksi yang ada sejauh ini sudah memenuhi kebutuhan informasi advokat?


(18)

PUS1 : Sejauh ini, koleksi atau informasi yang disediakan oleh perpustakaan

sudah mencukupi kebutuhan informasi advokat. Akan tetapi, masih banyak koleksi yang kurang untuk subjek tertentu. Sehingga pengembangan koleksi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan informasi para lawyer.

P : Berdasarkan apa perpustakaan mengambil kebijakan dalam pengembangan koleksi?

PUS1 : Pengembangan koleksinya itu didasarkan pada kebutuhan informasi

penggunanya. Kalau di law firm ini, practice areanya kebanyakan masalah pertanahan, hukum perusahaan dan litigasi. Maka, pengembangan koleksi lebih diutamakan pada subjek-subjek yang banyak diperlukan oleh pada lawyer untuk riset maupun materi dalam menyampaikan seminar dan menangani kasus.

P : Koleksi apa saja yang sering dipakai oleh advokat?

PUS1 : Koleksi yang paling sering digunakan para advokat adalah buku yang

berkaitan dengan hukum perseroan terbatas (PT), karena kasus yang paling sering ditangani adalah company law. Lawyer lebih sering menggunakan koleksi tercetak dibanding koleksi CD atau DVD.

P : Oke kak, itu saja yang mau saya tanyakan. Terima kasih ya kak atas informasi yang kakak berikan.


(19)

Lampiran 10: Profil Kantor Hukum Leks&Co

PROFIL PERUSAHAAN Siapa kami ?

Leks & Co adalah firma hukum yang memberikan berbagai jasa layanan, diisi oleh pengacara muda, energik, dan kreatif, memberikan layanan hukum yang prima, serta memiliki manajemen yang ber kualitas dan kami memberikan layanan berdasarkan pada nilai-nilai inti yang pasti.

Apa yang membuat kami berbeda ?

1. Kami adalah pengacara muda, energik, dan kreatif sehingga kami dapat menyediakan dan memberikan pelayanan hukum yang cepat dan handal; 2. Kami menekankan penggunaan teknologi dalam memberikan layanan

kami;

3. Kami bersertifikat Internassional ISO 9001: 2008 dalam hal kualitas manajemen;

4. Kami menekankan nilai-nilai inti kami dalam menyediakan dan memberikan layanan kami; 5. Kantor kami berlokasi di tempat yang strategis yaitu di CBD area;

5. Kami telah menerima berbagai penghargaan dari Global Law Expert, Corporate INTL dan Finance Monthly;

6. Kami menyediakan layanan untuk menyimpan dokumen hukum klien dalam server online, dan dapat diakses oleh klien;

7. Kami memutakhirkan pengetahuan tentang hukum melalui Blog, Twitter, Facebook, Slide Share, dan sumber daya lain;

8. Kami menyediakan layanan pro bono untuk gereja, organisasi sosial, dan organisasi internasional melalui Trust Law Connect, dijalankan oleh Thomson Reuters Foundation dan juga Mitra Klinik, Grup pro bono yang menyediakan Hukumonline, mengelola situs hukum dan pendidikan di Indonesia;


(20)

10.Kami menyediakan layanan yang prima dengan biaya yang efisien;

11.Kami adalah bagian dari International Partner of China-ASEAN Legal Cooperation Center;

12.Kami adalah anggota dari ( i ) Eurojuris International, firma hukum terkemuka yang memiliki jaringan di seluruh dunia dan ( ii ) International Chambers of Commerce.

Visi

Untuk menjadi sebuah firma hukum yang terkemuka di Indonesia, yang dikenal secara lokal dan global dengan menyediakan layanan hukum yang prima dengan menonjolkan teknologi informasi, pendekatan pribadi, manajemen yang berkualitas dan jaringan yang luas.

Misi

• Untuk memenuhi kebutuhan tersebut sebagai korporasi klien yang ingin swift, energik, kualitas tinggi dan iuran layanan hukum yang sebanding dengan harga;

• Meningkatkan, menambahkan nilai-nilai, berinovasi dan mencapai pembangunan berkelanjutan pada pengiriman jasa hukum; &

• Memiliki sebuah lingkungan yang berteknologi tinggi untuk bekerja efisien dan efektif dalam semua aspek dari layanan hukum.

Nilai

Nilai di bawah ini merupakan nilai-nilai yang digunakan sebagai prinsip-prinsip dasar untuk menyediakan layanan kepada klien, rekan kerja, dan komunitas.

1. Cinta

Kami mencintai klien kami dan diri sendiri. Cinta adalah pondasi utama dan prinsip hukum hidup.

2. Syukur

Kami berterima kasih untuk semua klien kami yang sudah bekerja sama dengan kami, dan yang menaruh kepercayaan pada kami.


(21)

3. Saham

Kami selalu berbagi pengetahuan dan keahlian untuk mereka yang perlu, terutama untuk mereka yang tidak mampumembayar jasa pelayanan hukum melalui berbagai saluran.

4. Integritas

Kami jujur kepada diri sendiri dan klien. Prinsip-prinsip moral yang kuat untuk kehidupan.

5. Keunggulan

Kami berusaha unrtuk unggul dalam segala hal, khususnya untuk menyediakan dan memberikan pelayanan hukum kepada klien.

6. Ketekunan

Kami tidak akan pernah menyerah. Meskipun masalah akan selalu ada, kami berusaha untuk mengatasi hal itu.

PENGHARGAAN

• Pemenang the Corporate INTL Magazine 2010 and 2011 Legal Award untuk kategori “Real Estate Law Firm of The Year in Indonesia”

• Pemenang Finance Monthly Law Award 2011 untuk kategori “Real Estate Law Firm of The Year Indonesia”

• Direkomendasikan oleh Legal 500 Asia Pacific 2012 dan 2013 dalam bidang “Real Estate”;

• Perusahaan yang direkomendasikan oleh Corporate INTLdan Global Law Experts;

• Sangat direkomendasikan oleh Asialaw Profile in 2013 on Construction and Real Estate dan juga direkomendasikan oleh Chambers and Partners tahun 2013;

• Penerima penghargaan “M&A Law Firm of the Year 2013″ d i Indonesia oleh Finance Monthly Global Awards

SERTIFIKASI


(22)

BIDANG PRAKTEK

Kami menyediakan layanan hukum : 1. Real Estate

Construction Law - Foreclosure - Homeowners Association - Land Use and Zoning - Landlord and Tenant Law - Property Law - Property Management – Property Commercial Dispute Resolution – Property Shares or Asset Acquisition – Legal Due Diligence on Property Company or its Assets – Lease Agreement

2. General Corporate / Commercial

Agency and Distributorship - Business Formation - Business Law - Commercial Law - Contracts – Corporate Governance - Corporate Law - Franchising - Joint Venture - Mergers and Acquisition - Shareholders Rights - Retail – Investment Law

3. Banking and Finance

Asset Protection - Corporate Finance - Finance - Investment Law - Project Finance – Trade Investment - Venture Capital- Financial Services Law

4. Civil Rights Consumer Law

5. Debtor and Creditor

Credit and Mortgage - Debt Recovery

6. Employment and Labor

Employee Benefits - Employee Rights - Human Resources Law - Labor Relating - Outsourcing – Workers Compensation

7. Environmental Environmental Law


(23)

8. Government

Administrative Law - Government Contracts - Local and Municipal Law – Administrative Dispute Resolution

9. Criminal

Criminal Defense – Criminal Investigation

10. Insurance and Reinsurance

Insurance Defense - Bad Faith Insurance - Insurance Fraud - Medical Insurance

11. Commercial Dispute Resolution

ADR (Alternative Dispute Resolution) - Business Litigation - Civil Litigation - Commercial Litigation - Corporate Litigation - Financial Litigation – Mediation – Arbitration

12. Foundation/Non Profit Organization

13. Bankruptcy

Bankruptcy Claim - Creditor Meeting - Administration of Assets – Liquidation

14. Mining

General Mining - Mining Construction - Mining Contractor – Mergers and Acquisition on Mining Companies - Legal Due Diligence – Commercial Dispute Resolution on Mining Company.


(24)

Lampiran 11: Data Kasus Tahun 2011-2012

1 M- 0121 18- 12- 2012 - - -

Dr aft ing a Design & Build Cont r act Const ruct ion and Managem ent Agr eem ent

2 M- 0118 27- 11- 2012 - - - Dr aft ing Basic Agr eem ent

3 M- 0117 08- 11- 2012 - - - Respond t he let t er s fr om at t or ney of

Yohana Tair as

4 M- 0116 01- 10- 2012 - - -

Lim it ed Legal Due Diligence on PT Jangkar Pr im a and PT Bat u Bum i Per sada

5 M- 0113 29- 10- 2012 - - - Dr aft ing Supply Agreem ent

6 M- 0112 16- 10- 2012 - - - Prem ilinar y Legal Due Diligence

7 M- 0110 04- 10- 2012 - - - Dr aft ing Build, Oper at e, and Tr ansfer

Agr eem ent

8 M- 0115 29- 10- 2012 - - - Adj ust m ent of I m por t License

9 M- 0111 24- 10- 2012 - - - Business License Expansion & LDD

10 M- 0120 07- 12- 2012 - - - Legal Assist ance on Personal I ssues

11 M- 0119 03- 12- 2012 - - - Assist ing on Cr im inal I nvest igat ion

12 M- 0114 01- 11- 2012 - - - Negot iat ion w it h Pur chaser

13 M- 0124 01- 12- 2012 Request ing Clar ificat ion fr om BKPM and


(25)

23 M- 0101 24- 09- 2012 - - - Review Dr aft of MoU and Joint Vent ure Agr eem ent

24 M- 0100 21- 09- 2012 - - - Legal Mem or andum on KSO

25 M- 0099 18- 09- 2012 - - - Lease Agreem ent

26 M- 0098 11- 09- 2012 - - - Cr im inal I nvest igat ion on PT SDN w it h

Regar d t o JV w it h PT Polar is ( LP/ 2434)

27 M- 0097 05- 09- 2012 - - - Legal advice on cancellat ion of kios at

Malang Tow n Squar e

28 M- 0096 03- 09- 2012 - - - Cr im inal report of difference on

apar t m ent area

29 M- 0095 30- 08- 2012 - - - Legal Due Diligence

30 M- 0094 27- 08- 2012 - - - Legal Due Diligence and Shar e

Purchase Agreem ent

14 M- 0109 09- 10- 2012 - - -

Dr aft Am endm ent Agreem ent for Ser vice Agreem ent and Escr ow Agr eem ent

15 M- 0108 09- 10- 2012 - - - Dr aft a Loan Agr eem ent and Mast er

Agr eem ent

16 M- 0107 02- 10- 2012 - - - Prepar ing Legal Mem o and Shareholder

Agr eem ent

17 M- 0106 03- 10- 2012 - - - Dr aft ing CSPA and Legal Due Dilligence

over Land

18 M- 0147M 01- 10- 2012 - - - BOT Agr eem ent

19 M- 0105 01- 10- 2012 - - - Legal Opinion on Real Est at e Mat t er s

for Bank

20 M- 0104 28- 09- 2012 - - - Land Disput e w it h Mr. Yunus

21 M- 0103 28- 09- 2012 - - - Negot iat ion on Melina Ut om o Case

22 M- 0102 24- 09- 2012 - - - Dr aft Condit ional Sale and Pur chase


(26)

31 M- 0093 10- 08- 2012 - - - Dr aft ing Agr eem ent

32 M- 0092 07- 08- 2012 - - - Legal resear ch on Pr oper t y Law Sect or

33 M- 0091 06- 08- 2012 - - - Dr aft a cooper at ion agr eem ent wit h PD

Pasar Jaya on Pasar Pr am uka Pr oj ect

34 M- 0090 06- 08- 2012 - - - Dr aft a t erm inat ion agreem ent

35 M- 0089 02- 08- 2012 - - - Dr aft a Const ruct ion Cont r act

36 M- 0088 02- 08- 2012 - - - Fr anchise Agreem ent

37 M- 0087 01- 08- 2012 - - - Change of BOD / BOC

38 M- 0086 31- 07- 2012 - - - Legal Due Diligence

39 M- 0085 26- 07- 2012 - - - Dr aft ing Mining Agr eem ent

40 M- 0084 26- 07- 2012 - - - Ar bit r at ion Proceeding

41 M- 0083 01- 07- 2012 - - - Dr aft ing Supply Agreem ent

42 M- 0082 01- 07- 2012 - - - TUN Claim of Decision by Minist er of

Labor

43 M- 0081 01- 07- 2012 - - - The Value Added Tax advise

44 M- 0080 01- 07- 2012 - - - Prepar ing PoA

45 M- 0078 01- 04- 2012 - - - PPJB

46 M- 0077 01- 06- 2012 - - - Prepar ing Dr aft

47 M- 0076 01- 06- 2012 - - - Legal Mem or andum

48 M- 0074 01- 06- 2012 - - - Forest r y Map

49 M- 0073 01- 01- 2012 - - - TUN Banding

50 M- 0069 01- 06- 2012 - - - Legal Mem or andum Per j anj ian


(27)

51 M- 0068 01- 05- 2012 - - - Legal Ser vice Fee on Mining

52 M- 0067 01- 05- 2012 - - - est ablishm ent PMA

53 M- 0066 01- 05- 2012 - - - Joint Vent ur e Agr eem ent

54 M- 0065 01- 05- 2012 - - - Legal Ser vice ( Ket enaga Ker j aan)

55 M- 0064 01- 05- 2012 - - - Gener al Cor por at e

56 M- 0063 01- 05- 2012 - - - Legal Ser vice Fees ( PPTU)

57 M- 0061 01- 03- 2012 - - - TUN PPRS

58 M- 0060 01- 04- 2012 - - - Legal Ser vice Fees

59 M- 0058 01- 04- 2012 - - - Dr aft ing Ar t icle of Associat ion

60 M- 0057 01- 04- 2012 - - - Legal Fees

61 M- 0055 01- 04- 2012 - - - Cor por at e

62 M- 0054 01- 01- 2012 - - - Ret ainer

63 M- 0053 01- 03- 2012 - - - PMA Est ablishm ent

64 M- 0052 01- 01- 2012 - - - Legal Ser vice Fee

65 M- 0051 01- 03- 2012 - - - Mast er Agr eem ent

66 M- 0050 01- 03- 2012 - - - Managem ent Agr eem ent

67 M- 0049 01- 02- 2012 - - - Legal Opinion on I TE Law

68 M- 0048 01- 02- 2012 - - - Legal Mem o on Set t lem ent before

Dist r ict Cour t Decision

69 M- 0047 01- 02- 2012 - - - Land Agr eem ent

70 M- 0046 08- 02- 2012 - - - Cor por at e Mat t er


(28)

72 M- 0044 15- 02- 2012 - - - Ret ainer Legal Ser vice Fee

73 M- 0043 01- 02- 2012 - - - Managem ent Agr eem ent

74 M- 0042 01- 02- 2012 - - - Gener al

75 M- 0041 01- 02- 2012 - - - The Bellezza Suit es, Per dat a No :

526/ Pdt / G/ 2011/ PN.Jkt .Sel

76 M- 0040 01- 01- 2012 - - - legal Mem or andum

77 M- 0038 01- 02- 2012 - - - Gener al Cor por at e

78 M- 0037 01- 01- 2012 - - - st andar dizat ion Const r uct ion Cont r act

79 M- 0036 01- 02- 2012 - - - Hot el Developm ent

80 M- 0035 01- 01- 2012 - - - Acquisit ion of Shares

81 M- 0034 02- 01- 2012 - - - Academ ic

82 M- 0033 22- 11- 2011 - - - I ndust r ial Relat ion Disput e at Ternat e

83 M- 0032 01- 01- 2012 - - - Acquisit ion

84 M- 0002 01- 01- 2012 - - - Legal Mem or andum

85 M- 0029 28- 11- 2011 - - - Legal Ser vice Fees - Pidana

86 M- 0028 01- 06- 2011 - - - Land Case at Cibubur

87 M- 0027 10- 10- 2011 - - - CSPA

88 M- 0003 01- 09- 2011 - - - Purchasing Apar t m ent Pr oper t y

89 M- 0004 02- 09- 2011 - - - St at e Adm inist r at ion Cour t I

90 M- 0005 30- 09- 2011 - - - Em ploym ent Relat ion I ssues

91 M- 0006 01- 10- 2011 - - - Shareholder


(29)

93 M- 0009 13- 10- 2011 - - - Appeal Pr ocess at High Court of Bandung

94 M- 0010 12- 10- 2011 - - - Lease Agreem ent

95 M- 0011 2011 - - - r eview point er of issue

96 M- 0012 2011 - - - Cor por at e Viat icus

97 M- 0013 2011 - - - Legal Ser vice Fee

98 M- 0014 2011 - - - Review Agr eem ent

99 M- 0015 2011 - - - Resident ial Managem ent Agr eem ent

dr aft MoU & I ASA

100 M- 0016 2011 - - - Wit ness Exam inat ion at Dist r ict Cour t of

Sur abaya

101 M- 0017 2011 - - - Tr ansact ion in Tim or Lest e

102 M- 0018 2011 - - - Lease Agreem ent

103 M- 0019 2011 - - - Appeal Pocess at High Court of

Pekanbar u

104 M- 0020 2011 - - - Prepare Dr aft of CSPA

105 M- 0021 2011 - - - Loan Agreem ent and PoA

106 M- 0022 2011 - - - Em ploym ent Relat ion I ssues at Libo and

Pet apahan

107 M- 0023 2011 - - - Joint Oper at ion Agreem ent

108 M- 0024 2011 - - - Civil Case


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Afriani, Iyan. (2009). Metode penelitian kualitatif. 19 Januari 2009. Jakarta

Badan standarisasi nasional. (2009). Perpustakaan khusus instansi pemerintah.

Bogdan D. Czejdo, Malcolm C. Taylor : Integration of Information Systems Using an Object-Oriented Approach. Comput. J. 35(5) : 501-513 (1992).

Bungin, Burhan. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ferguson, Elizabeth and Emily R. Mobley. (1984). Special libraries at Work. Connecticut: Library Profesional Publication.

Hasugian, Jonner. (2009). Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.

Ishak. (2006). Kebutuhan informasi mahasiswa program pendidikan dokter

spesialis (PPDS) FK. UI dalam memenuhi tugas journal reading.

Pustaha. Vol.2, No.2, Des. 90-101.

Ishaq. (2008). Dasar-dasar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

Kartasapoetra, Rien G. (1999). Pengantar Ilmu Hukum Lengkap. Jakarta: Bina Aksara.

Krikelas, J. (1983). Information Seeking Behaviour : Pattern and Concept. Drexel Library Quarterly. Vol.19, No.2:p.5-20

Lasa, HS. (2005). Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Gama Media.

Moleong, Lexy J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Pendit, Putu Laxman. (2008). “Informasi: dibutuhkan, diinginkan,diperlukan”. Perpustakaan Nasional. (1999). Pedoman Umum Pengelolaan Perpustakaan

Perguruan Tinggi. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI Bagian Proyek Pengembangan Sistem Nasional Perpustakaan.

Perpustakaan Nasional. (1999). Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI Bagian Proyek Pengembangan Sistem Nasional Perpustakaan.


(31)

Prasad, H.N. (1992). Information needs and user. Varanasi: Indian bibliographic centre.

Putubuku. (2008). Informasi: dibutuhkan, diinginkan, diperlukan. Oktober 2008.

Rambe, Ropaun. (2001). Teknik Praktik Advokat. Jakarta: PT RajaGrafindo.

Saepudin, Encang. (2009). Prilaku Pencarian Informasi dalam Memenuhi

Kebutuhan Informasi (bagian 1)

Sinaga, V. Harlen. (2011). Dasar-dasar Profesi Advokat. Jakarta: Erlangga. Singh, S.P. (2006). Special libraries in India: some current trends. May, 19, 2006.

University of Delhi, Department of Library and Infromation Science.

Wilson, T.D. (1999). “Models in information behaviour research” dalam

Journal of Documentation, vol 55 no. 33, hal. 259-270.

Soeroso, R. (2008). Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika

Strauss and Corbin. 1990. Basics of Qualitative Research: Grounded Theory Procedures and Technique, Newbury Park : Sage Publication.

Sudarsono. (2004). Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Rineka Cipta.

Sulistyo-Basuki. (1993). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Sumardji, P. (2002). Pelayanan referensi di perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius . Sutarno, N.S. (2006). Manajemen Perpustakaan Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Utama.

Trimono, Soejono. (2004). Pedoman pelaksanaan Perpustakaan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wahyudi, Abdullah Tri. (2010). Advokat Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003.http://advosolo.wordpress.com/

Yusup, Pawit M, dan Subekti, Priyo. (2010). Teori & Praktik Penelusuran Informasi (Information Retrieval). Jakarta: Kencana.

---. Undang-Undang tentang Advokat, UU No. 18 tahun 2003.


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. “Penelitian kualitatif merupakan salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.” Bogdan dan Taylor (1992 : 21-22).

Sedangkan menurut Strauss dan Corbin (1990 : 63) “Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).”

Pendekatan kualitatif dalam metode penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati melalui individu, kelompok, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Kantor Hukum Leks&CO, yang bertempat pada Kantor Hukum Leks&Co yang beralamat di Menara Palma 17ᵗͪ Floor Suite 17-02B Jl. H. R. Rasuna Said Blok X2 Kav. 6 Jakarta Selatan 12950, Indonesia. Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret 2013.

3.3 Latar Penelitian (Setting)

Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co merupakan perpustakaan khusus yang dibentuk oleh pihak Kantor Hukum Leks&Co. Perpustakaan ini dibentuk untuk membantu advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi advokat untuk menangani kasus. Pada Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co terdapat satu orang pustakawan yang dapat membantu advokat dalam memenuhi kebutuhan


(33)

Koleksi yang terdapat pada Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co terdiri dari koleksi umum dan koleksi referensi dalam bidang ilmu hukum dan bidang ilmu lain. Koleksi umum yang tersedia berupa buku teks bidang ilmu hukum dan bidang ilmu lain, sedangkan koleksi referensi berupa Himpunan Putusan dan Peraturan, Yurisprudensi, dan kamus. Koleksi yang tersedia pada Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co hanya diperuntukkan bagi advokat dan staff yang bekerja/berkantor pada Kantor Hukum Leks&Co. Sehingga informasi yang tersedia hanya untuk memenuhi kebutuhan informasi advokat dan staff kantor.

3.4 Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian adalah peran Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co dalam pemenuhan kebutuhan informasi advokat yang bekerja di Kantor Hukum Leks&Co.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam suatu penelitian. Metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidak suatu penelitian. Kesalahan penggunaan metode pengumpulan data atau metode pengumpulan data tidak digunakan semestinya, berakibat fatal terhadap hasil-hasil penelitian yang dilakukan (Bungin, 2001: 129).

Dalam penelitiaan ini, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu:

3.5.1 Wawancara

Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yakni dengan wawancara mendalam. Wawancara adalah proses tanya jawab dengan seseorang atau sekelompok orang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah. Pada metode ini peneliti dan Informan berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian.


(34)

Pemilihan informan didasarkan pada Purposive sampling, yaitu penarikan sampel yang dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik dan purpose (tujuan) yang ditetapkan. Adapun informan dalam penelitian ini adalah: lima orang Advokat (Kode: AV), dan satu orang Pustakawan (Kode: PUS)

Adapun data yang akan diambil pada informan adalah data mengenai peran Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co dan kebutuhan informasi advokat.

3.5.2 Observasi

Menurut Afriani (2009 : 4) Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengharuskan peneliti turun langsung ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Observasi dilakukan untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi.

Jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi nonpartisipan. Observasi nonpartisipan adalah suatu prosedur peneliti hanya mengamati tingkah laku orang lain dalam keadaan alamiah, tetapi peneliti tidak melakukan partisipasi terhadap kegiatan di lingkungan yang diamati.

Pada tahap observasi penulis hanya meneliti kegiatan yang dilakukan oleh advokat dalam memenuhi informasi untuk kasus yang ditangani, tanpa ikut serta dalam pekerjaan yang dilakukan oleh advokat. Selain itu peneliti juga mengamati peran perpustakaan dari layanan yang diberikan oleh pustakawan.

3.5.3 Dokumentasi

Dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari catatan rekaman wawancara yang bersifat formal dan terencana dalam organisasi sebagai bagian dari kegiatan lembaga yang akan diteliti terutama yang terkait dengan advokat sebagai subjek utama penelitian. Dokumen internal lembaga seperti profil lembaga, profil para advokat pada kantor hukum Leks&Co, data kasus yang ditangani oleh advokat. Sesuai dengan judul yang telah penulis pilih, penulis akan memilih data kasus tahun 2011-2012 yang ditangani oleh advokat. Sehingga dengan melihat kasus yang ditangani advokat dengan ketersedian informasi yang


(35)

Leks&Co. Dokumen lain yang juga dibutuhkan mengenai perpustakaan tersebut yaitu, jenis dan jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan serta jasa atau layanan yang dimiliki perpustakaan.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan bentuk : 1. Pedoman Wawancara

Pedoman ini berisikan hal-hal pokok yang akan ditanyakan pada saat melakukan wawancara. Pedoman ini bersifat fleksibel, tidak mengikat, hanya sebagai pembuka dan mengarah pada pembicaraan.

2. Perekam Suara (tape recorder)

Perekam suara (tape recorder) ini digunakan untuk merekam hasil wawancara dengan informan, karena catatan atau ingatan yang dimiliki masih terbatas, sehingga perlu adanya perekaman suara.

3.7 Teknik Analisis Data

Setelah data didapatkan dari wawancara. Untuk memudahkan dalam analisis data maka jawaban dari informan disortir, dihubungkan dan dibandingkan antara satu dengan yang lainnya. Analisis data dilakukan untuk menemukan makna dari setiap data yang terkumpul. Sebagai contoh peneliti akan menanyakan peran Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co kepada advokat, kemudian jawaban tersebut akan dicocokkan dengan jawaban informan berikutnya misalnya oleh pustakawan.

Analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari beberapa alur kegiatan yaitu: reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan.

3.7.1 Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data secara kasar yang timbul dalam catatan-catatan tertulis di lapangan (Bungin. 2007: 70). Data kualitatif dapat diolah dengan berbagai cara yaitu melalui seleksi ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, dan menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas.


(36)

3.7.2 Penyajian Data

Penyajian data yang akan digunakan dalam penelitian ini berbentuk teks naratif. Untuk mempermudah pemahaman terhadap informasi yang besar jumlahnya, maka dalam penyajian data akan dilakukan penyederhanaan informasi yang kompleks ke dalam kesatuan bentuk yang disederhanakan dan selektif.

3.7.3 Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan

Tahap selanjutnya setelah reduksi data dan penyajian data, maka dilakukan verifikasi dari kegiatan sebelumnya dan dilanjutkan ke penarikan kesimpulan. Pada tahap ini peneliti akan melakukan proses menginterpretasi data-data yang telah dikumpulkan dengan metode wawancara dan dokumentasi sambil terus-menerus melakukan pencocokan terhadap kesimpulan yang akan dibuat.

3.8 Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan lebih lanjut. Data yang diperoleh dengan mencari informasi lebih dari satu orang. Adapun teknik triangulasi yang digunakan adalah :

1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, hasil wawancara dan hasil observasi.

2. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

3. Triangulasi Metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.


(37)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah lima orang advokat dan satu orang pustakawan yang bekerja/berkantor pada Kantor Hukum Leks&Co. Peneliti melakukan wawancara dengan enam orang informan yang dianggap mengetahui baik terhadap masalah penelitian ini. Wawancara dilakukan melalui pendekatan dan perkenalan terlebih dahulu dengan informan. Kemudian diminta waktunya untuk bersedia diwawancarai. Adapun karakteristik dari para informan yang akan diwawancara adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Daftar Karakteristik Informan

Kode Sumber Pekerjaan Pendidikan

Spesialisasi Kasus Yang Ditangani AV1 Informan I Advokat 1 S1 Hukum Litigasi

AV2 Informan II Advokat 2 S1 Hukum Real Estate

AV3 Informan III Advokat 3 S1 Hukum Litigasi &Real

Estate AV4 Informan IV Advokat 4 S1 Hukum Real Estate

AV5 Informan V Advokat 5 S2 Hukum Mining

PUS1 Informan VI Pustakawan S1 Ilmu

Perpustakaan

-

Untuk informan AV1, AV2, AV3, AV4, dan AV5 adalah advokat yang

bekerja/berkantor pada Kantor Hukum Leks&Co. Sedangkan PUS1 adalah

pustakawan yang bekerja pada Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co yang membantu para advokat dalam memenuhi informasi melalui perpustakaan yang berada di kantor maupun di luar perpustakaan.

Wawancara yang dilakukan berlangsung secara informal. Wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara mendalam (Depth Interview).


(38)

suatu tempat tertentu. Wawancara juga dilakukan pada jam yang telah ditetapkan pada saat membuat janji untuk wawancara kepada informan. Suasana wawancara berlangsung alamiah, apa adanya, dan tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu, begitu juga dengan bahasa yang digunakan adalah bahasa informal.

4.2 Kategori

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman untuk melakukan coding. Dengan pedoman tersebut, peneliti membaca kembali transkrip wawancara lalu melakukan coding, memilih data yang relevan dengan judul penelitian sehingga menghasilkan beberapa kategori. Seperti diuraikan berikut ini :

4.2.1 Kebutuhan Informasi Advokat

Kebutuhan informasi merupakan dorongan dari diri seseorang untuk mencari suatu informasi. Dalam hal ini advokat memiliki kebutuhan informasi yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan oleh advokat, yaitu menangani kasus klien. Dalam menangani kasus klien advokat membutuhkan beberapa informasi yang dapat digunakan oleh advokat untuk menangani kasus klien. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan (AV1, AV2,

AV3, AV4 danAV5) berikut:

AV1 : “Informasi yang dibutuhkan, biasanya sih informasi yang terdapat pada peraturan-peraturan perundangan, yurisprudensi, hukum kebiasaan, doktrin-doktrin yang dalam bentuk buku. Selain itu kita juga membutuhkan informasi yang terdapat pada internet yang sesuai dengan informasi yang kita cari. Terkadang ada juga informasi yang dapat dari hasil riset yang dilakukan pada company publish yang menyediakan informasi publik.”

AV2 : “Kalau informasi yang dibutuhin ya, informasi yang terkait sama kliennya sendiri yang didapat dari kliennya langsung. Terus Informasi yang terkait dengan peraturan hukum, misalnya peraturan perundang-undangan, peraturan pemerintahan, dan lain-lain.”


(39)

AV3 : “Informasi yang dibutuhkan itu banyak ya, bisa mencakup mengenai peraturan perundang-undangan, bisa juga dokumen dari klien yang kita tanganin, terus putusan yang ada sebelumnya atau yang biasanya disebut juga yurisprudensi, terus sama doktrin-doktrin hukum yang ditemukan pada buku yang ditulis para ahli hukum.”

AV4 : “Yang pertama pasti advokat lihat undang-undang yang terbaru kalau sudah ada perubahan sama undang-undangnya, misalnya undang-undang, peraturan pemerintahan, keputusan menteri, dan buku-buku yang berhubungan dengan hukum. Biasanya itu informasi yang dibutuhkan.”

AV5 : “Kalau saya sih biasanya Informasinya data dokumen-dokumen dari klien, terus referensi dari kamus, buku dan undang-undang yang terkait dengan kasus yang saya tangani.”

Selain hasil wawancara di atas peneliti juga melakukan pengamatan secara langsung kegiatan advokat dalam menyelesaikan pekerjaan. Dari hasil pengamatan bahwa informasi yang dibutuhkan oleh advokat dalam menyelesaikan pekerjaan berasal dari dalam perpustakaan yang berada pada kantor dan perpustakaan di luar kantor. Sehingga advokat harus mampu merinci dan mengetahui informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan oleh advokat.

Berdasarkan uraian penjelesan diatas maka dapat disimpulkan bahwa advokat membutuhkan banyak informasi seperti, Peraturan Perundang-undangan, Yurisprudensi, dokumen-dokumen dari klien, kamus dan doktrin-doktrin hukum yang ditulis dalam bentuk buku untuk menangani kasus klien dari masing-masing advokat yang bekerja pada Kantor Hukum Leks&Co. Baik yang terdapat di dalam perpustakaan maupun di luar perpustakaan. Sehingga perpustakaan harus menyediakan informasi yang sesuai dengan kebutuhan informasi advokat yang bekerja pada Kantor Hukum Leks&Co.

4.2.2 Jenis Informasi Yang Digunakan Advokat


(40)

adalah informasi terekam dalam bentuk tercetak maupun dalam bentuk digital. Sama halnya dengan jenis informasi yang digunakan oleh advokat pada Kantor Hukum Leks&Co, yaitu jenis informasi terekam. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan (AV1, AV2, AV3, AV4 danAV5) berikut:

AV1 : “Jenis yang biasa digunakan sudah pasti jenis informasi terekam dalam bentuk tercetak untuk sebagai report kepada klien. Tetapi gak menutup kemungkinan juga informasi terekam dalam bentuk digital yang kita pakai.”

AV2 : “Kalau jenis yang terekam dalam bentuk tercetak dan digital. Karena kalo jenis informasi lisan itu gak bisa dipertanggungjawabkan dan juga gak bisa jadi bukti untuk penyelesaian kasus klien.”

AV3 : “Biasanya jenis informasinya terekam dalam bentuk softcopy/hard copy. Misalnya informasi yang dari internet itu softcopy, kalau yang diperpustakaan semuanya tersedia dalam bentuk hard copy yaitu buku. Karena memang yang pasti kita butuhkan itu jenis informasi terekam.”

AV4 : “Kalau dalam pekerjaan advokat sudah pasti jenis informasinya yang terekam dalam bentuk hardcopy, tapi dalam bentuk softcopy juga diperlukan kok dalam pekerjaan advokat.”

AV5 : “Pastinya jenis informasi yang terekam yang dipakai. Karena data dari klien itu dalam bentuk hard copy dan soft copy. Ya, intinya dalam bentuk hard copy dan soft copy digunakan juga kok sama advokat.”

Dari hasil jawaban wawancara di atas, dapat diketahui bahwa jenis informasi yang digunakan oleh advokat yang bekerja pada Kantor Hukum Leks&Co adalah jenis informasi terekam baik dalam bentuk tercetak maupun digital. Karena informasi yang digunakan oleh advokat menjadi bukti atau report kepada klien untuk menangani kasus klien.

4.2.3 Sumber Informasi Dan Kualitas Informasi Yang Digunakan Advokat Sumber informasi merupakan hal terpenting dalam memenuhi kebutuhan


(41)

informasi, yaitu perpustakaan. Banyak sumber informasi yang digunakan advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi selain dari perpustakaan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan (AV1, AV2, AV3, AV4 danAV5) berikut:

AV1 : “Selain perpustakaan sebagai sumber informasi kita disini, biasanya sumbernya juga bisa dari dokumen lama atau arsip kantor yang sesuai dengan masalah yang kita hadapi, tetapi kita harus mencarinya terlebih dahulu.”

AV2 : “Biasanya dari perpustakaan, tapi selain dari perpustakaan sumber informasi kita disini juga bisa dari internet yang terdapat pada situs-situs yang terkait.”

AV3 : “Kalau selain dari perpustakaan biasanya sumber informasi yang kita pakai itu dari internet yang tersedia pada website-website tertentu.”

AV4 : “Selain dari perpustakaan, sumber yang dipakai itu terutama dari internet. Karena dari internet lebih terupdate dan biasanya yang ada pada website-website tertentu yang membahas tentang hukum.” AV5 : “ Selain perpustakaan yang sebagai sumber informasi kita, kita juga menggunakan sumber informasi dari Internet misalnya dari google.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber informasi yang digunakan oleh advokat selain dari perpustakaan yang berada pada Kantor Hukum Leks&Co advokat juga menggunakan sumber lain, yaitu sumber informasi yang terdapat pada internet. Selain itu informan (AV1) juga mengatakan

sumber informasi yang digunakan juga berasal dari dokumen-dokumen lama atau arsip kantor yang sesuai dengan kasus yang ditangani oleh advokat.

Akan tetapi kualitas informasi yang didapat dari berbagai sumber juga harus relevan dan uptodate. Agar informasi yang dibutuhkan oleh advokat dapat digunakan secara maksimal untuk menangani kasus klien. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan berikut:

AV1 : “kualitas informasinya yang didapat cukup uptodate atau informasi yang masih berlaku. Apalagi informasi tentang hukum itu tidak bisa mengurutkan kebelakang, karena kalau kita memakai aturan yang


(42)

tidak berlaku lagi akan menjadi masalah kita dalam menangani kasus.”

AV2 : “Kualitasnya bagus dan uptodate. Apalagi yang dari internet lebih uptodate, kalau ada perubahan tentang peraturan-peraturan hukum lebih cepat kita tahunya.”

AV3 : “Kalau dari dokumen klien itu pasti kualitasnya cukup terpercaya, tapi kalau misalnya semacam mencari yurisprudensi itu ada tersedia diperpustakaan kantor dan cukup bagus juga kualitasnya, jadi cukup terpercaya. Tapi terkadang ada juga yang belum terupdate dari internet walaupun ada juga yang update informasinya, misalnya peraturan perundang-undangan yang terkadang gak ada di perpustakaan dan sulit dicari di internet.” AV4 :“Kualitas informasinya itu tergantung dari sumbernya, kalau

sumbernya terpercaya pasti kualitasnya sudah pasti bagus.”

AV5 : “kalau dari perpustakaan kualitasnya bagus misalnya buku, kamus, tapi kalau tentang undang-undang itu dari internet biasanya. Karena kalau undang-undang lebih update didapatkan melalui internet.”

Dari pernyataan informan AV1, AV2, dan AV5 dapat disimpulkan bahwa

kualitas informasi yang berada di perpustakaan cukup bagus dan relevan, sedangkan kualitas informasi yang terdapat pada internet cukup uptodate terutama mengenai undang-undang yang berlaku dan undang-undang yang mengalami perubahan.

Lain halnya dengan informan AV3 yang mengatakan bahwa kualitas

informasi yang terdapat pada internet terkadang kurang update dan sulit didapatkan. Sedangkan informan AV4 mengatakan bahwa kualitas informasi

dikatakan bagus dan relevan tergantung dari sumber informasi yang digunakan. Oleh karena itu advokat harus mampu menentukan sumber informasi yang terpercaya dalam memenuhi kebutuhan informasi, agar kualitas informasi yang didapat relevan dan bagus.


(43)

4.2.4 Sarana Pencarian Informasi Advokat

Informasi memiliki peran yang sangat penting untuk membantu advokat menangani kasus klien. Dalam hal melakukan pencarian informasi, advokat membutuhkan berbagai sarana penyedia informasi yang sesuai dengan informasi yang dibutuhkan oleh advokat. Hal ini sesuai dengan jawaban dari informan berikut ini:

AV1 : “Sarana yang digunakan berupa perpustakaan dan internet yang menyediakan situs-situs terkait tentang hukum, misalnya kayak situs hukum online gitu, bisa juga melalui jurnal-jurnal online yang ada di internet.”

AV2 : “Biasanya sarananya internet, misalnya jurnal yang didapat secara online. Terus perpustakaan yang menyediakan buku-buku tentang hukum yang pencariannya melalui katalog online.”

AV3 : “Sarana itu bisa melalui perpustakaan yang menjadi pilihan utama melalui katalog online yang disediakan atau meminta lansung sama pustakawan, terus melalui server yang ada di kantor untuk mencari dokumen klien, internet yang menyediakan website seperti hukum online, Mahkamah Agung dan lain-lain kalau informasi yang di perpustakaan tidak ada.”

AV4 : “Sarana yang biasa digunakan melalui internet yang bisa

mengakses website-website tentang hukum. Kalau buku sudah pasti dari perpustakaan kantor. Tapi sarana yang paling utama digunakan perpustakaan. Kalau di perpustakaan tidak baru cari di internet.”

AV5 : “Sarana yang digunakan perpustakaan berupa buku, kamus, dan lain-lain, yang pencarian menggunakan katalog online yang sudah ada. Tapi lebih sering minta lansung ke pustakawannya. Selain itu sarana yang digunakan internet.”

Dari beberapa pernyataan informan di atas, penulis berkesimpulan bahwa perpustakaan merupakan sarana utama yang dipilih avokat dalam pencarian informasi. Sedangkan internet digunakan advokat sebagai sarana alternatif dalam pencarian informasi yang dibutuhkan oleh advokat. Apabila informasi yang


(44)

tedapat pada perpustakaan tidak tersedia, maka advokat akan menggunakan internet sebagai sarana pencarian informasi melalui situs-situs yang terkait mengenai hukum, seperti Hukum Online, website Mahkamah Agung, jurnal-jurnal hukum online, dan situs-situs lain yang dapat membantu advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi untuk menangani kasus klien.

4.2.5 Hambatan Advokat Dalam Memperoleh Informasi

Dalam memperoleh informasi advokat terkadang mengalami hambatan. Hambatan yang dialami advokat bisa berupa kurangnya referensi yang tersedia pada perpustakaan dan sulitnya mendapatkan informasi dari luar perpustakaan. Hal tersebut sesuai dengan jawaban informan berikut ini:

AV1 : “Hambatan yang terdapat dari luar kantor yaitu berbenturen dengan birokrasi. Sedangkan melalui perpustakaan yaitu kekurangan refrensi, misalkan advokat membutuhkan putusan dari mahkamah agung, tetapi dari pihak perpustakaan belum menyediakan sehingga advokat harus mendapatkannya sendiri kepihak instansi yang terkait.”

AV2 : “Biasanya dokumen yang kurang dikasih oleh klien, jadi advokat harus mencari dokumennya lagi sendiri diinternet yang terkait dengan kasus yang ditangani. Kalau dari perpustakaannya kurangnya refrensi, kalau itu advokat mengalami kebingungan ketika refrensi yang seharusnya bisa didapat melalui perpustakaan tapi nyata tidak ada.”

AV3 : “Hambatannya itu keterbatasan dalam hal mencari peraturan-peraturan lama yang tidak tersedia lagi dari pihak pemerintah yang otomatis perpustakaan juga tidak menyediakan informasi itu dan peraturan-peraturan daerah yang susah untuk didapat.” AV4 : “Hambatan yang dialami biasanya mencari tentang

peraturan-peraturan yang terjadi banyak perubahan, dan kadang-kadang sulitnya mencari informasi yang spesifik. Apalagi dalam menentukan query dalam mencari informasi tersebut kadang sulit dilakukan.”


(45)

AV5 : “Hambatan yang dari perpustakaan kadang-kadang kurang bisa update koleksinya, terutama buku dalam bahasa asing yang masih kurang tersedia.”

Hambatan dalam pencarian informasi merupakan salah satu masalah yang dialami oleh advokat untuk menangani kasus klien. Sehingga berdasarkan uraian dari informan AV1, AV2, dan AV5 dapat disimpulkan bahwa hambatan yang

dialami advokat dalam memperoleh informasi, yaitu kurangnya referensi yang terdapat pada perpustakaan terutama koleksi dalam bahasa asing, misalnya koleksi dalam bahasa Inggris. Perpustakaan lebih banyak menyediakan koleksi dalam bahasa Indonesia, sehingga untuk mendapatkan referensi dalam bahasa asing advokat melakukan pencarian di luar perpustakaan.

Sedangkan informan AV3 mengatakan bahwa hambatan yang dialami,

yaitu sulitnya mencari peraturan-peraturan terbitan lama dan peraturan-peraturan daerah. Informan AV4 juga mengalami hambatan yang berbeda dengan tiga

informan yang lain bahwa hambatan dalam pencarian informasi, yaitu sulitnya mencari informasi yang spesifik dan sulitnya menentukan query dalam pencarian informasi.

4.2.6 Jenis Dan Jumlah Koleksi Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co merupakan perpustakaan khusus dibidang ilmu hukum. Sehingga perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co menyediakan koleksi umum dan koleksi referensi dalam bidang ilmu hukum. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan PUS1 yang merupakan pustakawan

pada perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co sebagai berikut:

PUS6 : “Koleksi yang tersedia di perpustakaan berupa koleksi umum dan koleksi referensi. Koleksi umum terdiri dari buku-buku hukum yang berfungsi sebagai penunjang pekerjaan para lawyer. Sedangkan koleksi referensi terdiri dari kamus, undang-undang, CD maupun DVD.”

Selain pernyataan diatas, peneliti juga memperoleh data koleksi yang tersedia pada perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co. Data jumlah koleksi pada perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co sebagai berikut :


(46)

Tabel 4.2 Daftar Koleksi Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co Jenis Koleksi Jumlah Judul Jumlah Eksemplar Jenis Koleksi Umum

- Buku Teks 755 806

Jenis Koleksi Referensi - Kamus - Himpunan Putusan dan Peraturan - Indeks - Thesaurus - Yurisprudensi - DVD - CD-ROM 26 25 2 2 4 11 1 27 28 2 2 4 11 1

Jumlah Total 826 Judul 881 Eksemplar

Berdasarkan data koleksi Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co di atas bahwa jumlah koleksi adalah 826 judul, 881 eksemplar, yang terdiri dari koleksi umum 755 judul, 806 eksemplar dan koleksi referensi 71 judul, 75 eksemplar. Koleksi-koleksi yang berada pada Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co hanya bisa dipinjam oleh advokat dan staff yang bekerja pada kantor hukum Leks&Co. Koleksi yang tersedia lebih banyak dalam bidang ilmu hukum walaupun diluar bidang ilmu hukum juga tersedia di perpustakaan, karena Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co ini dibuat khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna pada Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co, terutama dalam memenuhi kebutuhan informasi advokat untuk menangani kasus klien.

4.2.7 Pengembangan Koleksi Untuk Pemenuhan Informasi Advokat

Pengembangan koleksi pada perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co sangat berkaitan dengan pengadaan koleksi perpustakaan. Pengadaan pada perpustakaan merupakan kegiatan pokok perpustakaan karena kegiatan ini


(47)

dalam koleksi. Pengembangan koleski yang dilakukan perpustakaan didasarkan pada kebutuhan informasi pengguna perpustakaan terutama advokat. Hal ini sesuai dengan jawaban yang dikatakan informan I6 yang merupakan pustakawan

pada perpustakaan Kantor Hukum Lesk&Co sebagai Berikut :

PUS1 : “Pengembangan koleksinya itu didasarkan pada kebutuhan informasi penggunanya. Kalau di law firm ini, practice areanya kebanyakan masalah pertanahan, hukum perusahaan dan litigasi. Maka, pengembangan koleksi lebih diutamakan pada subjek-subjek yang banyak diperlukan oleh pada lawyer untuk riset maupun materi dalam menyampaikan seminar dan menangani kasus.”

Pengembangan koleksi perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co didasarkan pada kebutuhan informasi pengguna terutama advokat. Untuk melihat kebutuhan informasi advokat, pustakawan melihat dari data buku yang sering dipinjam oleh advokat. Dalam hal ini advokat lebih sering menggunakan koleksi bidang real estate (property). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari informan sebagai berikut :

AV1 : “Kalau koleksi yang biasa digunakan oleh advokat yaitu koleksi buku dalam bidang property, pertanahan, pertambangan, tetapi yang lebih sering digunakan buku dalam bidang property karena kantor ini spesialisasinya dalam bidang property.”

AV2 : “Koleksinya yang paling sering undang-undang agrarian, KHUPer. Pokoknya koleksi dalam bidang properti.”

AV3 : “Kalau saya sendiri untuk koleksi buku yang sering dipakai banyak, karena saya bekerjanya dalam litigasi dan real estate jadi kebanyakan koleksi yang dipakai hukum property, pertanahan, ada juga koleksi perbankan dan perusahaan secara umum, dan koleksi hukum perdata dan pidana.”

AV4 : “Koleksi yang paling sering digunakan buku-buku yang terkait dengan real estate, dan tergantung dengan spesialisasi dari


(48)

AV5 : “Biasanya kita pakai undang-undang PT, KUH perdata karena kita lebih spesialisasinya dibidang property, jadi paling sering buku-buku tentang property, kalau saya sendiri sering tentang hukum

pertambangan karena klien saya lebih banyak tentang

pertambangan.”

Informan PUS1 yang merupakan pustakawan pada kantor Hukum

Leks&Co juga mengatakan hal yang sama dengan informan AV1, AV2, AV3,

AV4, dan AV5 mengenai koleksi yang sering digunakan advokat untuk memebuhi

kebutuhan informasi. Bahwa buku yang sering digunakan advokat adalah koleksi bidang properti. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan I6 sebagai berikut:

PUS1 : “Koleksi yang paling sering digunakan para advokat adalah buku yang berkaitan dengan hukum perseroan terbatas (PT), karena kasus yang paling sering ditangani adalah company law. Lawyer lebih sering menggunakan koleksi tercetak dibanding koleksi CD atau DVD.”

Berdasarkan pernyataan informan di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi yang sangat dibutuhkan oleh advokat adalah koleksi dalam bidang real estate, tetapi koleksi dalam bidang pertambangan dan hukum pidana juga diperlukan karena terdapat advokat yang bekerja dalam spesialisasi bidang tersebut. Sehingga pustakawan dapat melakukan pengadaan koleksi sesuai dengan kebutuhan informasi advokat melalui koleksi yang sering digunakan oleh advokat.

4.2.8 Layanan Yang Diberikan Perpustakaan Dalam Rangka Pemenuhan Kebutuhan Informasi Advokat.

Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co merupakan perpustakaan khusus. Layanan yang diberikan perpustakaan khusus merupakan salah satu karakteristik yang membedakannya dari jenis perpustakaan lain. Layanan informasi yang diberikan harus bisa memudahkan pengguna dalam menjalankan tugasnya dalam suatu organisasi. Pada Kantor Hukum Leks&Co terdapat beberapa layanan yang diberikan kepada advokat untuk dapat membantu advokat dalam penyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh advokat. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari informan PUS1 sebagai berikut:


(49)

PUS1 : “Layanan yang ada di perpustakaan itu berupa layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan kesiagaan informasi, layanan penelusuran online. Selain itu, perpustakaan saat ini juga sedang mengembangkan library regulation (libre). Kalau di perpustakaan kantor saat ini layanan yang ada hanya itu saja.”

Selain dari hasil wawancara dengan informan PUS1, penulis juga

mendapatkan keterangan secara rinci dari layanan-layanan yang disediakan Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co untuk advokat. Berikut penjelasan dari layanan-layanan yang tersedia pada Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co:

1. Layanan peminjaman. Sering disebut sebagai layanan sirkulasi. Layanan ini meliputi peminjaman dan pengembalian buku.

2. Layanan referensi. Tidak terbatas pada menjawab pertanyaan, tetapi juga memberikan informasi selengkapnya mengenai pertanyaan yang diajukan oleh pemakai.

3. Layanan kesiagaan informasi (current awareness services). Bertujuan untuk mengarahkan informasi kepada pemakai sehingga informasi yang benar dapat sampai kepada orang yang benar dan waktu yang tepat. Selain itu, layanan ini dilakukan oleh perpustakaan untuk memberitahukan kepada pemakai perkembangan terbaru berkaitan dengan bidang subjek yang mereka tekuni. Layanan dapat berupa buletin, email, maupun abstrak dari buku terbaru yang dimiliki oleh perpustakaan.

4. Layanan penelusuran online. Bertujuan untuk memudahkan pengguna melakukan penelusuran untuk mencari koleksi perpustakaan yang dibutuhkan.

Sesuai dengan pernyataan dari informan PUS1, bahwa Perpustakaan

Kantor Hukum Leks&Co saat ini sedang mengembangkan layanan library regulation (libre). Pada library regulation (libre) terdapat Peraturan Perundang-Undangan dalam memenuhi kebutuhan informasi advokat untuk menangani kasus yang diterima. Selain itu, Peraturan Perundang-undangan diperlukan untuk riset dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari klien.


(50)

Dari pernyataan di atas kesimpulan yang didapat bahwa perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co sudah berusaha memberikan layanan kepada advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi advokat. Hal tersebut terlihat bahwa perpustakaan saat ini sedang mengembangkan layanan library regulation. Layanan ini diharapkan dapat membantu advokat dalam menemukan Peraturan Perundang-Undangan yang sulit mereka temukan ketika perpustakaan tidak menyediakan koleksi tersebut dalam bentuk buku atau tercetak.

4.2.9 Peran Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Advokat

Untuk mengetahui peran dari perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna, terutama kebutuhan informasi advokat. Maka untuk hal pertama yang penulis lihat adalah informasi apa yang dibutuhkan oleh advokat untuk menangani kasus klien. Setelah penulis sudah mengetahui kebutuhan informasi advokat, maka penulis dapat melihat bagaimana peran yang diberikan perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co dalam memenuhi kebutuhan informasi advokat. Peran perpustakaan dapat dilihat dari ketersediaan informasi yang terdapat pada perpustakaan, yaitu koleksi yang tersedia harus sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna, dan layanan yang diberikan perpustakaan kepada pengguna untuk memudahkan pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi.

Sejauh ini perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co sudah cukup berperan dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna, terutama advokat. Walaupun masih ada beberapa kekurangan yang harus diperhatikan untuk meningkatkan peran perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co dalam memenuhi kebutuhan informasi advokat. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari informan sebagai berikut:

AV1 : “Kalau saya rasa sudah cukup berperan. Cuma kalu bisa lebih ditambah lagi referensinya yang dibutuhkan advokat. Karena terkadang saya tidak menemukan informasi yang seharusnya bisa ditemukan di perpustakaan kantor ini.”


(51)

kekurangan dari hal pencariannya sendiri karena advokat kurang mengerti dalam hal penomoran buku.”

AV3 : “Dari saya pribadi kebutuhan saya cukup banyak dibantu oleh perpustakaan, jadi sejauh ini cukup memadai.”

AV4 : “Sejauh ini cukup membantu, tapi kadang-kadang suka tidak menemukan koleksi yang dibutuhkan, mungkin karena koleksi yang masih kurang banyak, misalnya jurnal-jurnal hukum atau majalah hukum yang bisa untuk memenuhi informasi advokat pada saat menangani kasus klien.”

AV5 : “Kalau sekarang sudah lebih baik. Cuma kalau bisa agak

diperbanyak terutama buku dalam bahasa asing, dan kalau bisa ada terdapat koleksi jurnal dalam perpustakaan karena itu juga dapat membantu advokat dalam memenuhi kebutuhan informasi.” Informan PUS1 yang merupakan pustakawan pada perpustakaan Kantor

Hukum Leks&Co juga mengatakan hal yang sama mengenai peran perpustakan dilihat dari ketersediaan informasi sebagai berikut:

PUS1 : “Sejauh ini, koleksi atau informasi yang disediakan oleh perpustakaan sudah mencukupi kebutuhan informasi advokat. Akan tetapi, masih banyak koleksi yang kurang untuk subjek tertentu. Sehingga pengembangan koleksi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan informasi para lawyer.

Selain dari hasil wawancara di atas penulis juga melihat dari data koleksi yang tersedia di perpustakaan dan data kasus klien yang pernah ditangani oleh advokat. Untuk data kasus klien peneliti memilih data kasus klien pada tahun 2011-2012. Dari kedua data tersebut penulis dapat melihat peran perpustakaan dari kesesuaian ketersediaan informasi dengan kasus yang ditangani oleh advokat. Berikut data kasus yang ditangani advokat pada tahun 2011-2012.

Tabel 4.3 Data Kasus Klien Tahun 2011-2012 Bidang Kasus yang

Ditangani Tahun 2011 Tahun 2012


(52)

Pada data kasus klien terlihat bahwa kasus klien yang ditangani oleh advokat adalah lebih banyak dalam bidang real estate dan general corporate/commercial seperti, pembuatan perjanjian pemegang saham, izin pembangunan sebuah gedung, izin perluasan bisnis, pengadaan, pembuatan, dan pemindahan sebuah perjanjian, dan lain-lain. Koleksi yang tersedia pada perpustakaan Kantor Hukum Leks adalah koleksi yang berhubungan dalam subjek hukum perdata dan pidana, tetapi kantor lebih menangani kasus perdata. Sehingga koleksi yang tersedia lebih banyak dalam subjek hukum perdata seperti, buku mengenai perjanjian, properti, perseroan, kepemilikan, dan lain-lain. Dalam hal ini ketersedian informasi pada perpustakaan sudah sesuai dengan kebutuhan informasi advokat untuk menangani kasus klien.

Beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, peran perpustakaan sudah berjalan dengan baik dalam memenuhi kebutuhan informasi advokat untuk menangani kasus. Baik dilihat dari layanan yang diberikan dan kesesuaian ketersediaan koleksi dengan kasus yang ditangani oleh advokat. Walaupun

Commercial

Banking and Finance 1 6

Civil Rights 2 1

Debtor and Creditor - -

Employment and Labor 2 4

Environmental - 1

Government - 1

Criminal 1 4

Insurance and

Reinsurance 4

4

Commercial Dispute

Resolution -

1

Bankruptcy - -

Mining - 3


(53)

seperti kurangnya koleksi yang berbahasa asing, koleksi dalam subjek tertentu yang belum tersedia, dan jurnal-jurnal dalam bidang hukum.

4.3 Rangkuman Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan, melalui proses analisis data untuk menjaga keabsahan data serta melakukan triangulasi, maka diperoleh beberapa kategori. Kategori tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Penelitian

No. Kategori Hasil Penelitian

1. Kebutuhan Informasi Advokat Informasi yang dibutuhkan advokat adalah Peraturan Perundang-undangan, Yurisprudensi, dokumen-dokumen dari klien, kamus dan doktrin-doktrin hukum yang ditulis dalam bentuk buku. Informasi tersebut digunakan untuk menangani kasus klien dari masing-masing advokat yang bekerja pada Kantor Hukum Leks&Co.

2. Jenis Informasi Yang Digunakan Advokat

Jenis informasi yang digunakan oleh advokat yang bekerja pada Kantor Hukum Leks&Co adalah jenis informasi terekam baik dalam bentuk tercetak maupun digital. Karena informasi yang digunakan advokat menjadi bukti atau report kepada klien untuk menangani kasus yang dialami oleh klien advokat tersebut.

3. Sumber Informasi Dan Kualitas

Informasi Yang Digunakan

Sumber informasi yang digunakan oleh advokat selain dari perpustakaan


(54)

Advokat Leks&Co advokat juga menggunakan sumber lain, yaitu sumber informasi yang terdapat pada internet. Selain itu sumber informasi yang digunakan juga bisa berasal dari dokumen-dokumen lama atau arsip kantor yang sesuai dengan kasus yang advokat tangani.

Kualitas informasi yang advokat dapatkan dari perpustakaan cukup bagus dan relevan, sedangkan dari internet kualitas yang didapatkan cukup uptodate.

4. Sarana Pencarian Informasi Advokat

Perpustakaan merupakan sarana utama yang dipilih avokat dalam pencarian informasi. Internet digunakan advokat sebagai sarana alternatif dalam pencarian informasi yang dibutuhkan advokat.

5. Hambatan Advokat Dalam Memperoleh Informasi

Hambatan yang dialami advokat dalam memperoleh informasi, yaitu kurangnya referensi yang terdapat pada perpustakaan terutama koleksi dalam bahasa asing, misalnya koleksi dalam bahasa inggris.


(1)

iii

9. Kepada seluruh advokat dan pustakawan Kantor Hukum Leks&Co yang telah membantu penulis dalam penyelesaian penelitian ini

10.Kepada adik penulis Ardikha Abdillah, terimakasih untuk doa dan dukungannya.

11.Kepada kakak-kakak penulis Kak Ricka, Kak Rima, dan terutama Kak Risa yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi, serta doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

12.Kepada Astika, Dian, Aisyah, Desvan, dan Catur terimakasih untuk kesetiaan kalian membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

13.Kepada Bang Yudi, Bang Zuki, Bang Ricky, Bang Isva, Bang Elga, Bang Arya, Bang Mirza, Bang Azari, dan Kak Dewi terimakasih untuk semangat, doa dan bantuannya yang diberikan kepada penulis.

14. Kepada semua teman-teman stambuk 2009, yang telah bersama-sama selama masa perkuliahan.

15.Kepada seluruh kakanda beserta adik-adik Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara, yang telah berbagi dengan penulis selama ini.

Semoga Allah SWT membalas budi baik yang telah mereka berikan kepada Penulis. Akhir kata Penulis berharap agar skripsi ini dapat menambah khazanah ilmu dan bermanfaat bagi semua.

Medan, Juli 2013

Penulis

Khalida Zia Ulfah 090709036


(2)

iv DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Perpustakaan Khusus ... 8

2.1.1 Pengertian Perpustakaan ... 8

2.1.2 Ciri-Ciri Perpustakaan ... 9

2.1.3 Visi dan Misi Perpustakaan ... 10

2.1.4 Tujuan Perpustakaan ... 10

2.1.5 Tugas Dan Fungsi Perpustakaan ... 11

2.1.6 Koleksi Dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan ... 13

2.1.7 Layanan Perpustakaan ... 15

2.1.8 Peran Perpustakaan ... 16

2.2 Kebutuhan Informasi ... 17

2.2.1 Pengertian Kebutuhan Informasi ... 17

2.2.2 Jenis-jenis Kebutuhan Informasi ... 18

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ... 19

2.2.4 Karakteristik Kebutuhan Informasi ... 21

2.2.5 Sumber Informasi ... 21

2.2.6 Jenis Informasi ... 22

2.3 Advokat ... 22

2.3.1 Pengertian Advokat ... 22

2.3.2 Kebutuhan Informasi Advokat ... 24

2.4 Hukum ... 25

2.4.1 Pengertian Hukum ... 25

2.4.2 Pembagian Hukum ... 26

2.4.2.1 Hukum Menurut Bentuk ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Lokasi Penelitian ... 29

3.3 Latar Penelitian (Setting) ... 29

3.4 Fokus Penelitian ... 30

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 30


(3)

v

3.5.1 Wawancara ... 30

3.5.2 Observasi ... 31

3.5.3 Dokumentasi ... 31

3.6 Instrumen Penelitian ... 32

3.7 Teknik Analisis Data ... 32

3.7.1 Reduksi Data ... 32

3.7.2 Penyajian Data ... 33

3.7.3 Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan ... 33

3.8 Keabsahan Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 Karakteristik Informan ... 34

4.2 Kategori ... 35

4.2.1 Kebutuhan Informasi Advokat ... 35

4.2.2 Jenis Informasi Yang Digunakan Advokat ... 36

4.2.3 Sumber Informasi Dan Kualitas Informasi Yang Digunakan Advokat 37 4.2.4 Sarana Pencarian Informasi Advokat ... 40

4.2.5 Hambatan Advokat Dalam Memperoleh Informasi... 41

4.2.6 Jenis Dan Jumlah Koleksi Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co ... 42

4.2.7 Pengembangan Koleksi Untuk Pemenuhan Informasi Advokat ... 43

4.2.8 Layanan Yang Diberikan Perpustakaan Dalam Rangka Pemenuhan Kebutuhan Informasi Advokat... 45

4.2.9 Peran Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Advokat... 47

4.3 Rangkuman Hasil Penelitian ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 54


(4)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Karakteristik Informan………34

Tabel 4.2 Daftar Koleksi Perpustakaan Kantor Hukum Leks&Co………43

Tabel 4.3 Data Kasus Klien Tahun 2011-2012………..48

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Penelitian………..50


(5)

vii

DAFTAR GAMBAR


(6)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Advokat……….58

Lampiran 2: Daftar Pertanyaan Wawancara Untuk Pustakawan………...59

Lampiran 3: Daftar Observasi………60

Lampiran 4: Transkrip Wawancara 1……….61

Lampiran 5: Transkrip Wawancara 2……….64

Lampiran 6: Transkrip Wawancara 3……….67

Lampiran 7: Transkrip Wawancara 4……….70

Lampiran 8: Transkrip Wawancara 5……….72

Lampiran 9: Transkrip Wawancara 6……….74

Lampiran 10: Profil Kantor Hukum Leks&Co………..76

Lampiran 11: Data Kasus Tahun 2011-2012……….81