Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan

1. Sejarah dan Latar Belakang Perusahaan

Perkebunan Tlogo Tuntang merupakan perkebunan peninggalan pemerintah Belanda. Perkebunan ini didirikan pada tahun 1838 dan komoditas pertamanya adalah tanaman coklat. Pada awalnya, perkebunan Tlogo adalah milik NV Cultur Maatschappy di Amsterdam berdasarkan surat-surat hak tanah tanggal 31 Oktober 1889 No. 424-428, tanggal 6 Oktober 1903 No. 446 dan tanggal 16 Agustus 1904 No. 557. Serta surat ukur tanggal 1 Januari 1856 No. 85 Ir, tanggal 18 Januari 1896 No. 5206, tanggal 13 Maret 1904 No. 5431, dan tanggal 31 Juli 1936 No. 147.

Hak erfpach tersebut berakhir tanggal 28 Agustus 1954, selanjutnya mengalami beberapa perubahan sebagai berikut :

a. SK Gubernur KDH Tk. I Jawa Tengah tanggal 12 Maret 1952 No. 19/52/6/7/10, hak perusahaan diserahkan kepada Yayasan Senopati

b. SK Gubernur KDH Tk. I Jawa Tengah tanggal 12 November 1954 No. 641/1953/6/59/6, hak pengusahaan diserahkan kepada Pemda Tk. II Kabupaten Semarang

c. SK Gubernur KDH Tk. I Jawa Tengah tanggal 19 Maret 1964 No. II/14/Ka/64, hak penguasaan diserahkan kepada Pemda Tk. I Jawa Tengah dan dikelola oleh Perusda Aneka Industri II c. SK Gubernur KDH Tk. I Jawa Tengah tanggal 19 Maret 1964 No. II/14/Ka/64, hak penguasaan diserahkan kepada Pemda Tk. I Jawa Tengah dan dikelola oleh Perusda Aneka Industri II

e. SK Gubernur KDH Tk. I Jawa Tengah tanggal 15 Mei 1973 No, G 7169/1973-60/3/6, hak penguasaan diserahkan kepada Pimpinan Daerah Minyak dan Es Jawa Tengah

f. SK Gubernur KDH Tk. I Jawa Tengah tanggal 16 Mei 1978 No. O.P.173/1978, hak penguasaan diserahkan kepada Direksi Perusda Jawa Tengah

g. SK Gubernur KDH Tk. I Jawa Tengah tanggal 17 September 1980 No. 07.63/1980, hak penguasaan diserahkan kepada Perusda Aneka Industri Propinsi Dati II Jawa Tengah

h. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Jawa Tengah tanggal 12 Maret 1996 No. 539/22/1996 dilakukan regrouping dari 4 Direksi Perusda yaitu :

1) Direksi Aneka Jasa dan Niaga

2) Direksi Aneka Industri

3) Direksi Es Sari Petojo

4) Direksi Minyak Sari Nabati Menjadi satu direksi, yaitu Direksi Perusahaan Daerah Tingkat I Jawa Tengah, sehingga terhitung mulai Tanggal 12 Maret 1996, Perkebunan Tlogo berada di bawah penguasaan Direksi Perusda Tingkat I Jawa Tengah.

Pada tahun 1994, terjadi penurunan harga terhadap hasil-hasil perkebunan sehingga dalam upaya untuk mempertahankan hidup, maka dibuatlah Agrowisata Tlogo. Tahun 1996, mulai dibangun cottage-cottage sebagai salah satu sarana wisata. Barulah pada tanggal 30 Oktober 1999, Agrowisata Tlogo diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto.

Agrowisata Tlogo memiliki konsep untuk menjaring orang-orang yang merasa jenuh karena aktivitas sehari-hari dan pengaruh polusi udara di perkotaan untuk datang menikmati wisata alam yang ditawarkan oleh Agrowisata Tlogo. Wisatawan diikutkan untuk melakukan aktivitas berkebun. Hal tersebut bertujuan tidak hanya sebagai sarana rekreasi, tetapi juga menambah wawasan edukasi sekaligus memanfaatkan alam.

Seiring berjalannya waktu, Agrowisata Tlogo berkembang pesat dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga wisatawan mancanegara. Dampak yang ditimbulkan adalah meningkatnya pendapatan PAD Propinsi Jawa Tengah dan pendapatan masyarakat sekitar.

Pada tahun 2009, Perusda menjalin kerjasama dengan PT Batavia. Hal ini menyebabkan berbagai fasilitas agrowisata seperti cottage, kolam renang, restoran, meeting room, dan berbagai fasilitas lainnya dialihfungsikan menjadi hotel dan berganti nama menjadi Tlogo Resort Plantation. Pergantian ini menyebabkan perpecahan terhadap Agrowisata Tlogo. Pada awal tahun 2010, Tlogo Resort Plantation resmi dikelola oleh PT Batavia sehingga karyawan perkebunan Tlogo yang awalnya ikut mengelola fasilitas yang ada ditarik kembali oleh Perkebunan Tlogo. Setelah memisahkan diri, pengelola

Perkebunan Tlogo terus mengembangkan potensi agrowisatanya yang saat ini bernama Agrowisata Perkebunan Tlogo. Kegiatan wisata yang ditawarkan antara lain plantation tour, outbond dan camping ground.