Kecerdasan Buatan Artificial Intellingence

2.1.3.3 Nilai Informasi

Nilai dari informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu: manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu sistem dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak didalam perusahaan Jogiyanto, 2005.

2.1.4 Definisi Sistem Informasi

Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang cerdik Jogiyanto, 2005.

2.2 Kecerdasan Buatan Artificial Intellingence

Intelligence atau intelegensia adalah seorang yang pandai dalam melaksanakan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan pengertian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa walaupun seseorang banyak memiliki ilmu pengetahuan, tetapi bila ia tidak melaksanakannya dalam praktek, maka ia tidak dapat di golongkan ke dalam intelegensia. Dengan kata lain, intellgensia adalah kemampuan manusia untuk memperoleh pengetahuan dan pandai melaksanakannya dalam praktek. Dalam Al-qur’an seseorangsekelompok orang yang pandai meneliti dan melakasanakan pengetahuannya disebut ulil albab. Ciri-ciri dari mereka antara lain disebutkan dalam surat Ali-Imran 3 190-191: “ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi ulil albab. Yaitu mereka yang berzikir mengingat Allah sambil berdiri, atau duduk atau berbaring, dan mereka yang berpikir tentang kejadian langit dan bumi ...”. Muhammad Quthb dalam bukunya Manhaj At- Tarbiyah Al-Islamiyah mengomentari ayat Ali Imran, bahwa ayat tersebut merupakan metodologi yang sempurna bagi penalaran dan pengamatan Islam terhadap alam. Dalam ayat tersebut manusia diminta untuk berfikir terhadap alam dan menerapkan pengetahuan kepada penciptaan teknologi yang bermanfaat bagi manusia. Penerapan dari pengetahuan ke dalam teknologi biasa disebut suatu kecerdasan buatan artificial intelligence. Artificial intelligence atau dikenal dengan kecerdasan buatan merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang -dalam pandangan manusia adalah- cerdas Simon, 1987. Bagian utama dari Artificial intelligence adalah ilmu pengetahuan knowledge, suatu pengertian tentang beberapa wilayah subjek yang diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Walaupun komputer tidak mungkin mendapatkan pengalaman atau belajar dan meneliti seperti manusia, tetapi ia dapat memperoleh pengetahuan yang dibutuhkannya melalui upaya yang diberikan seorang pakar manusia. Hampir semua pangkalan pengetahuan knowledge base sangat terbatas dalam arti terfokuskan kepada suatu masalah khusus. Pada saat pangkalan pengetahuan itu sudah terbentuk, maka teknik Artificial intelligence bisa digunakan untuk memberi kemampuan baru kepada komputer agar dapat berfikir, menalar dan membuat inferensi mengambil keputusan berdasarkan pengalaman dan membuat pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan oleh fakta-fakta atau aturan-aturan dan hubungan-hubungannya yang terkandung dalam pangkalan pengetahuan tersebut. Tujuan utama dari kecerdasan buatan Artificial intelligence adalah membuat mesin menjadi lebih pintar Winston dan Prendergast, 1984, yaitu bagaimana menerapkan sebuah ilmu pengetahuan yang dimiliki seorang pakar dan di integrasikan kedalam sebuah mesin dan dapat digunakan dalam memecahkan masalah dan pengambilan keputusan Tujuan kedua dari kecerdasan buatan Artificial intelligence yaitu memahami intellegencia manusia Winston dan Prendergast, 1984. Dengan menerapkan pola berfikir manusia pada komputer, maka kita dilatih untuk belajar bagaimana menyimpan pengetahuan ke dalam otak kita dan bagaimana cara mengaplikasikannya. Terlebih dahulu kita harus mengerti tentang pola berpikir kita sendiri, bagaimana teknik penalarannya, dan bagaimana teknik pendekatannya dalam memecahkan suatu masalah. Dengan kata lain kita harus belajar dari diri sendiri, bagaimana cara kita belajar, dan sampai sejauh mana kelemahan dan kekuatan kita. Singkatnya kita harus mengetahui bagaimana cara kita belajar. Sehingga demikian, kita bisa memperoleh pengertian yang lebih baik atas pikiran dan kita akan bisa mengarahkan metodologi belajar yang lebih baik dan mampu menerapkan intelegensia kita ke dalam masalah nyata. Tujuan ketiga dari kecerdasan buatan artificial intelligence adalah membuat mesin lebih bermanfaat Winston dan Prendergast, 1984. Setelah bagaimana kita mempelajarai pola berpikir dan belajar dari manusia, kemudian kita integrasikan pola berpikir dan belajar manusia atau disebut pengetahuan ke dalam sebuah komputer atau mesin, agar mesin tersebut dapat berjalan sesuai dengan pola berpikir kita dan dapat bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah dan mengambil suatu keputusan. Kecerdasan buatan Artificial intelligence dapat dipandang dari perbagai perspektif yaitu Hartati dan Iswanti, 2008: 1. Dari perspektif Kecerdasan Intelligence Artificial intelligence adalah bagaimana membuat mesin yang “cerdas” dan dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya dapat dilakukan oleh manusia 2. Dari perspektif bisnis Artificial intelligence adalah sekelompok alat bantu tools yang berdaya guna, dan metodologi yang menggunakan tool-tool tersebut guna menyelesaikan masalah-masalah bisnis. 3. Dari perspektif pemrograman Programming Artificial intelligence termasuk di dalamnya adalah studi tentang pemrograman simbolik, pemecahan masalah, proses pencarian search Umumnya pemrograman dari Artificial intelligence lebih focus terhadap symbol-simbol atau pemrosesan numeric huruf, kata, angka dalam memproses masalah yang dihadapai untuk mendapatkan pemecahan masalahnya atau keputusan yang harus di buat.

2.3 Sistem Pakar