Sejarah Singkat Apotek RSAL Mintohardjo

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.6 Profil Rumkital Dr. Mintohardjo Jakarta

2.6.1 Sejarah Singkat

Rumah Sakit TNI AL RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta berlokasi di jalan Bendungan Hilir No. 17 Pejompongan Jakarta Pusat, tampak asri, besar dan kokoh, yang dibangun diatas lahan seluas 42.586 m 2 . Sejarah RSAL Dr. Mintohardjo berawal dari tempat perawatan sementara yang merupakan poliklinik Dinas Kesehatan Komando Daerah Maritim Djakarta KDMD. Pada tahun 1957 dengan berkembangnya TNI AL dan tuntutan kebutuhan pelayanan dan perawatan kesehatan dibangun suatu Rumah Sakit dengan nama Rumah Sakit Angkatan Laut Djakarta RSALD dan diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1957. Pada tanggal 15 Mei 1974 RSALD berganti nama menjadi RSAL Dr. Mintohardjo, yang pada awalnya mempunyai UGD, poliklinik umum, poliklinik spesialis dan poliklinik sub spesialis serta Ruang Udara Bertekanan Tinggi RUBT yang merupakan satu-satunya di Jakarta. RSAL Dr. Mintohardjo ini yang memiliki uji kesehatan medical check up yang ditunjang oleh unit rawat inap dan unit penunjang lain yang dapat meningkatkan mutu pelayanan; Adapun RSAL Dr. Mintohardjo merupakan Rumah Sakit rujukan wilayah Indonesia bagian Barat khususnya untuk anggota TNI beserta keluarga. Sebagai RSU tipe B telah terakreditasi sejak tahun 1998 dengan status akreditasi penuh dan sekarang telah merupakan Rumah Sakit tipe B atau kelas dua II. Tugas utamanya adalah melakukan pelayanan kesehatan baik anggota TNI beserta keluarga maupun masyarakat umum serta dimanfaatkan guna kepentingan pendidikan calon dokter, calon apoteker, calon perawat, calon ahli gizi, calon radiologi dan lain-lain.

2.6.2 Apotek RSAL Mintohardjo

Apotek berada diruang lingkup RSAL Dr. Mintohardjo melayani resep anggota BPJS. Apotek BPJS memperoleh barang-barang dari gudang farmasi berupa obat oral tablet, kapsul, dan sirup dan topikal salep dan cream serta bahan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta baku untuk produksi obat tertentu seperti vaselin, asam silisilat, talk, CaCO 3 . Permintaan barang ke gudang farmasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan formulir permintaan barang setiap seminggu dua kali. Resep yang masuk di beri nomor urut, kemudian pasien di beri kartu nomor panggil sesuai dengan nomor resepnya. Selanjutnya obat disiapkan, dikemas, dan diserahkan kepada pasien, kemudian resep disimpan sebagai arsip. Obat- obat dari apotek BPJS diberikan tanpa dipungut biaya. Jika obat tidak tersedia di apotek BPJS, maka obat direstitusi dari apotik Yanmasum dengan membuat salinan resep yang telah ditanda tangani oleh Apoteker tim restitusi kemudian obat tersebut dapat diambil di apotek Yanmasum dengan ketentuan obat-obat tercantum di formularium RSAL Dr. Mintohardjo. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, dapat dinyatakan bahwa dalam peresepan obat antidiabetes oral kemungkinan terdapat potensi interaksi obat dimana interaksi tersebut dapat terjadi dalam tingkatan keparahan tertentu sesuai efek yang telah diprediksi melalui literatur. Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara jumlah obat yang diresepkan dengan jumlah potensi interaksi obat yang terjadi pada resep rawat jalan pasien diabetes melitus periode Januari-Maret 2014. Sehingga bagan kerangka konsep yang ada seperti terlihat pada bagan berikut: Variabel Bebas Variabel Terikat 23 Karakteristik Pasien 1. Jenis Kelamin 2. Umur Potensi Interaksi Obat Karakteristik Resep 1. Jenis Obat: a. 2 - 5 Obat b. ≥5 Obat