BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan rancangan cross sectional.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah ibu beserta anak balitanya yang berusia 3-4 tahun di playgroup dan BKIA di kecamatan Medan Selayang. Secara purposive diambil 4
playgroup dan 2 BKIA di Kecamatan Medan Selayang. Besar sampel diperoleh dengan menggunakan rumus cross sectional study oleh Budiharto untuk populasi
subyek penelitian kurang dari 10.000 orang. Berdasarkan perhitungan, diperoleh jumlah sampel minimum adalah 137 orang, besar sampel yang diambil peneliti adalah
140 orang, pada Playgroup 70 orang dan BKIA 70 orang.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Variabel Penelitian
Variabel Bebas Faktor Risiko
No. Variabel
Kategori Skala Ukuran
Keterangan 1.
Pendidikan Ibu Tinggi
Sedang
Rendah Ordinal
-Tinggi, jika pendidikan ibu lulus Perguruan Tinggi.
-Sedang, jika pendidikan ibu lulus SLTP dan SLTA.
-Rendah, jika pendidikan ibu hanya lulusan SD dan
tidak lulus SD.
2. Pengetahuan Ibu
Baik Cukup
Kurang Ordinal
-Baik, bila 80 pertanyaan dijawab dengan benar 8-10
pertanyaan. -Cukup, bila 60-70
pertanyaan dijawab dengan benar 6-7 pertanyaan.
-Kurang, bila 60 pertanyaan dijawab dengan
benar 1-5 pertanyaan
3. Perilaku Ibu
Baik Cukup
Kurang Ordinal
-Baik, bila 80 pertanyaan dijawab dengan benar 8-10
pertanyaan. -Cukup, bila 60-70
pertanyaan dijawab dengan benar 6-7 pertanyaan.
-Kurang, bila 60 pertanyaan dijawab dengan
benar 1-5 pertanyaan
.
Universitas Sumatera Utara
Variabel terikat faktor efek
No. Variabel
Kategori Skala Ukuran
Keterangan 1.
Status karies pada anak balita
yaitu : -Prevalensi
bebas karies -deft
- Nominal
Interval -Prevalensi bebas karies
diukur dengan persentase.
-deft diukur dengan rata- rata.
3.4 Defenisi Operasional
1. Pendidikan ibu, adalah tingkat pendidikan formal ibu yang meliputi
beberapa kriteria yaitu : Tinggi lulus Perguruan tinggi, sedang lulus SLTA dan SLTP dan rendah lulus SD dan tidak lulus SD.
2. Pengetahuan ibu, yaitu pemahaman ibu tentang :
a. Penyebab gigi berlubang. Penyebab gigi berlubang yang memegang peranan penting adalah plak.
b. Tanda-tanda awal karies, yaitu dimulai dengan timbulnya bercak-bercak putih pada permukaan gigi.
c. Waktu yang baik untuk menyikat gigi, yaitu dua kali sehari, setiap sehabis sarapan dan sebelum tidur di malam hari.
d. Ukuran sikat gigi bagi anak balita, yaitu anak balita memiliki ukuran sikat gigi khusus yang tidak sama dengan ukuran sikat gigi orang dewasa.
e. Pasta gigi yang baik adalah pasta gigi yang mengandung fluor.
Universitas Sumatera Utara
f. Setelah mengkonsumsi makanan atau minuman yang manis, memberikan anak minum air putih atau berkumur adalah hal yang penting dilakukan.
g. Jenis makanan dan minuman manis yang menyebabkan gigi berlubang. h. Jenis makanan yang dapat mendukung pertumbuhan gigi yang sehat pada
anak, seperti susu yang mengandung kalsium dan vitamin D. i. Gigi susu yang dicabut sebelum waktunya akan mengganggu pertumbuhan
gigi tetap. j. Kunjungan ke dokter gigi merupakan tindakan yang baik untuk pemeriksaan
rongga mulut anak. 3.
Perilaku ibu, yaitu tindakan ibu di dalam memelihara gigi anak balitanya terhadap karies :
a. Sejak kapan ibu menyikat gigi anak dan mengajari anak cara menyikat
gigi. b.
Waktu menyikat gigi anak setiap hari. c.
Memberikan pasta gigi yang mengandung fluor. d.
Memberikan sikat gigi yang khusus untuk anak. e.
Setelah mengkonsumsi makanan atau minuman yang manis, ibu memberi anak minum air putih atau berkumur.
f. Mengawasi jajanan anak, yaitu apakah ibu memberikan anak makanan
seperti biskuit, permen, atau coklat. g.
Memberikan anak makanan yang baik bagi pertumbuhan gigi anak, yaitu apakah ibu memberikan anak susu yang baik untuk pertumbuhan gigi anak.
Universitas Sumatera Utara
h. Frekuensi pemberian makanan yang bersifat kariogenik pada anak, yaitu
apakah ibu memberikan anak makanan seperti biskuit, permen, atau coklat di luar jam-jam makan.
i. Meluangkan waktu untuk melihat dan memeriksa rongga mulut anak,
yaitu apakah ibu memeriksa rongga mulut anak setiap sebulan sekali. j.
Apakah ibu membawa anak ke dokter gigi sejak pertama kali gigi anak tumbuh.
4. Status karies gigi anak balita, dilihat dari kondisi gigi anak, yaitu indeks deft anak untuk mengetahui pengalaman karies pada anak dan prevalensi bebas
karies, untuk mengetahui anak yang bebas karies. 3.5 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dengan cara melakukan pemeriksaan klinis gigi pada balita. Diagnosis karies gigi ditegakkan dengan pemeriksaan gigi secara visual
dan menggunakan alat bantu sonde dan kaca mulut. Pemeriksaan karies gigi dilakukan dengan menggunakan indeks Klein. Indeks
ini tidak menggunakan skor, pada kolom yang tersedia langsung diisi kode d, e, f, dan kemudian dijumlahkan sesuai kode. Rerata def adalah jumlah seluruh nilai def dibagi
atas jumlah orang yang diperiksa.
3
Selanjutnya, dilakukan wawancara pada ibu balita dengan menggunakan alat bantu kuesioner.
3.6 Pengolahan Data
Editing dilakukan pada semua kuesioner untuk memeriksa kelengkapan jawabannya. Kemudian dilakukan pengkodean dalam daftar pertanyaan berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
jawaban yang telah diisikan dalam kuesioner. Setelah itu, data diolah menggunakan
program MS. Excel.
3.7 Analisis Data