Peran Semantis VBI HASIL DAN PEMBAHASAN

❏ Mulyadi Kategori dan Peran Semantis Verba Dalam Bahasa Indonesia LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Volume V No. 1 April Tahun 2009 Halaman 62 tumbang, longsor, menggelinding, dan runtuh ‘sesuatu bergerak di tempat ini’ di satu sisi dan verba-verba, seperti jatuh, terpeleset, terjungkang, dan terperosok ‘seseorang bergerak di tempat ini’ di sisi lain. Verba tindakan mengandung tiga subtipe, yakni verba gerakan agentif, verba ujaran, dan verba perpindahan. Makna verba perpindahan sangat kompleks sebab dapat menurunkan makna sejumlah verba, antara lain, ‘menampilkan’, ‘mencipta’, mengambil, memberi, membawa, ‘menyentuh’, ‘mengonsumsi’, memotong, merusak, dan memukul. Klasifikasi VBI diringkas pada Tabel 3. Tabel 3. Tipe Semantis VBI Tipe Verba Subtipe Sub- Subtipe Contoh Kognisi memercayai, menduga, merenung Pengetahuan mengetahui, mengerti, mengenal Emosi gembira, kecewa, menyesal Perasaan Sensasi puas, gatal, haus Persepsi memandang, menonton, mendengar Volisi berkehendak, bermaksud, berniat KEADAAN Posesi mempunyai, memiliki Kejadian hancur, pecah, patah Peristiwa Proses Badani sakit, hamil, mabuk PROSES Gerakan Nonagentif tumbang, jatuh, terpelanting Gerakan Agentif pergi, berjalan, memanjat Ujaran meminta, memuji, menuduh Tampilan bernyanyi, menari, berdansa Ciptaan menulis, mengarang, mencetak Sentuhan menyentuh, memegang, meraba Ambilan mencuri, menculik, memungut Berian menyumbang, membeli, mengajar Bawaan mengangkat, memikul, mengusung Konsumsi makan, melahap, minum Potongan menebang, membelah, menyayat Pukulan menghajar, meninju, menerjang TINDAKAN Perpindahan Rusakan merusak, membongkar, menjebol

5.2 Peran Semantis VBI

Ciri utama perbedaan antara aktor dan penderita ialah bahwa aktor memiliki gagasan kendali atas situasi yang dinyatakan oleh verba, sedangkan penderita tidak mengandung gagasan kendali. Penderita justru dipengaruhi oleh aktor dengan berbagai cara. Bertolak dari pengertian ini berikut ini dijelaskan peran semantis yang terdapat argumen VBI. Dalam bahasa Indonesia verba keadaan, apa pun kelas bawahannya, memiliki relasi aktor sebagai pengalam dan relasi penderita sebagai lokatif, stimulus, dan tema. Satu-satunya kasus terdapat pada verba persepsi yang disengaja mis. menonton, mengawasi, dan memandang yang memiliki relasi tematis agen-stimulus. Lebih jelasnya, verba keadaan dengan argumen tunggal, seperti verba sensasi mis. lapar atau mengantuk, memiliki aktor yang berperan sebagai pengalam. Jika verba keadaan menghadirkan dua partisipan pada struktur logisnya, dan dalam kelompok verba itu termasuk verba kognisi, pengetahuan, emosi, persepsi yang disengaja, volisi, serta posesi, seluruh kelas verba itu mempunyai aktor yang berperan sebagai pengalam dan penderita yang berperan sebagai lokatif, stimulus, dan tema. Kehadiran pengalam sebagai peran wajib pada verba keadaan tampaknya berbasis pada fakta bahwa kelas derivasinya merupakan predikat mental. Tipe kognisi seperti memercayai, tipe pengetahuan seperti mengetahui, atau tipe emosi seperti malu, misalnya, mensyaratkan pengalam sebagai partisipan yang memercayai sesuatu, mengetahui sesuatu, atau merasakan sesuatu. Argumen kedua yang hadir pada verba ini yang digolongkan sebagai partisipan yang dipercayai atau yang diketahui adalah lokatif, sedangkan partisipan yang menjadi sasaran perasaan pengalam adalah stimulus. Dalam pada itu, dua argumen pada verba volisi mempunyai relasi pengalam-tema, sedangkan dua argumen pada verba posesi memiliki relasi pengalam-lokatif. Layak untuk dicatat bahwa verba persepsi yang disengaja seperti menonton, mengawasi, dan memandang mempunyai peran semantis yang berbeda. Sebagai ilustrasi, ketidakberterimaan 17b di bawah ini menjelaskan bahwa aktor adalah agen pada struktur logis verbanya. Misalnya, 17 a. Kebetulan X mendengar berita itu. b. ??Kebetulan X menontonmengawasi memandang Y. Verba proses memiliki satu partisipan. Karena partisipan tunggalnya mengalami perubahan keadaan—dan bukan pengendali tindakan, peran semantisnya dipetakan sebagai penderita. Pertanyaan pokoknya adalah apakah ❏ Mulyadi Kategori dan Peran Semantis Verba Dalam Bahasa Indonesia LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Volume V No. 1 April Tahun 2009 Halaman 63 penderita tersebut diderivasi sebagai pasien atau peran semantis yang lain? Dapat dikatakan bahwa pada verba kejadian, seperti pecah, retak, dan hancur atau verba proses badaniah, seperti sakit, pingsan, dan hamil, penderitanya ialah pasien. Sementara itu, pada verba gerakan yang melibatkan entitas tidak bernyawa seperti karam, berputar, dan menggelinding, penderitanya adalah tema, tetapi pada verba gerakan yang melibatkan entitas bernyawa, seperti jatuh, tenggelam, dan terpeleset, penderitanya adalah pasien. Dalam sistem peran semantis Foley dan Van Valin 1984:51—52, tema diartikan selain untuk entitas yang ditempatkan, juga untuk entitas yang mengalami perubahan lokasi, dan perubahan lokasi ini terjadi bukan atas kehendak entitas itu sendiri. Pada verba tindakan, ada dua kemungkinan peran derivasi dari aktor, yaitu pemengaruh dan agen. Peran pemengaruh hadir pada verba ujaran dan beberapa subtipe dari verba tindakan, seperti subtipe tampilan mis. bernyanyi, menari, dan berdansa dan subtipe ciptaan mis. menulis, mengarang, dan mencetak. Faktanya, jika makna verba tindakan dalam bahasa Indonesia tidak dibatasi, aktor pada hakikatnya dapat menjadi pemengaruh, seperti kalimat berikut: 18 Malaria membunuh sebagian penduduk desa. 19 Badai menghantam rumah penduduk yang terletak di tepi pantai. Relasi agen tampak pada verba gerakan agentif satu tempat, seperti datang, berangkat, dan berjalan. Pada verba gerakan agentif dua tempat, seperti memanjat dan mendaki, relasi tematis di antara kedua partisipannya ialah agen-lokatif. Relasi pemengaruh-lokatif terdapat pada verba ujaran. Pada kelas verba ini, partisipan kedua menjadi lokasi dari ujaran yang disampaikan oleh partisipan pertama. Oleh sebab itu, partisipan keduanya berperan lokatif. Peran semantis verba perpindahan lebih beragam. Ada kemungkinan penderita dijabarkan menjadi lokatif, tema, atau pasien. Verba menyanyikan, menulis, dan menyentuh memilih lokatif untuk penderita; verba mencuri, menyumbang, dan mengangkat memilih tema untuk penderita; dan verba makan, menebang, menghajar, dan merusak, memilih pasien untuk penderita. Peran tema diberikan karena entitasnya berpindah. Entitas yang menjadi tempat terjadinya peristiwa ditafsirkan berperan sebagai lokatif. Kemudian, entitas yang dipengaruhi sepenuhnya oleh entitas lain, dan menyebabkannya berubah secara fisik ditafsirkan sebagai pasien. Gambaran tentang peran semantis VBI diringkas pada tabel berikut ini. Tabel 4. Peran Semantis VBI Peran Semantis Tipe verba Subtipe Struktur Logis Aktor- Penderita Kognisi pikir’ x, y Pengalam- Lokatif Pengetahuan tahu’ x, y Pengalam- Lokatf marah’ x, y Pengalam- Stimulus Perasaan lapar’ x Pengalam Persepsi lihat’ x, y Pengalam- Stimulus tonton’ x, y Agen-Stimulus Volisi ingin’ x, y Pengalam- Tema KEADAAN Posesi punya’ x, y Pengalam- Tema hancur’ x Pasien Peristiwa hamil’ x Pasien tumbang’ x Tema PROSES Gerakan Nonagentif jatuh’ x Pasien pergi’ x Agen Gerakan Agentif panjat’ x, y Agen-Tema Ujaran puji’ x, y Pemengaruh- Lokatif nyanyi’ x, y Pemengaruh- Lokatif tulis’ x, y Pemengaruh- Lokatif sentuh’ x, y Agen-Lokatif curi’ x, y Agen-Tema sumbang’ x, y Agen-Tema angkat’ x, y Agen-Tema makan’ x, y Agen-Pasien tebang’ x, y Agen-Pasien hajar’ x, y Agen-Pasien TINDAKAN Perpindahan rusak’ x, y Agen-Pasien

6. SIMPULAN