Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun Tahun 1999-2005, 2007.
USU Repository © 2009
i. Labrale inferius Li : titik perbatasan dari membran bibir bawah. j. Inferior labial sulcus ILS : titik paling cekung di antara Ls dan Pogonion
jaringan lunak; juga dikenal dengan nama Sulcus labiomental k. Pogonion kulit Pog’ Pg’ : titik paling anterior jaringan lunak dagu.
l. Menton kulit Me’ : titik paling inferior dari jaringan lunak dagu. Dalam penelitian Zylinski et.al. 1992 dan Hashim et.al. 2003, titik
Pronasale disingkat Pr dan Pogonion kulit disingkat Pg’.
2.3.1 Analisa konveksitas wajah jaringan lunak
Menurut Case cit. Rakosi 1982, analisa profil wajah jaringan lunak adalah analisa yang didasarkan pada hubungan dahi, pipi, ujung hidung dan dagu. Yang
tergolong dalam analisa profil wajah jaringan lunak antara lain: analisa proporsi, analisa ketebalan profil, analisa A.M. Schwarz, analisa konveksitas jaringan lunak.
17
Analisa proporsi membagi wajah menjadi tiga bagian yaitu sepertiga wajah atas Tr-N’, tengah N-Sn dan bawah Sn-Gn’. Penilaian terhadap proporsi wajah
yang ideal didasarkan atas keseimbangan pembagian proporsi tersebut.
17
Analisa ketebalan profil yaitu ketebalan otot permukaan skeletal ke jaringan lunak wajah. Subtelny cit. Rakosi 1982 menyimpulkan bahwa peningkatan
kecembungan profil jaringan lunak wajah seiring dengan pertambahan usia.
17
Analisa A.M. Schwarz membagi profil wajah dalam tiga bidang yaitu Frankfurt, Orbita dan Nasion. Tipe profil wajah dinilai berdasarkan letak titik Sn
terhadap bidang Nasion yang tegak lurus Frankfurt. Apabila Sn terletak pada bidang
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun Tahun 1999-2005, 2007.
USU Repository © 2009
Nasion disebut Average Face, apabila di belakang bidang Nasion disebut Retro Face dan apabila di depan bidang Nasion disebut Ante Face.
17
Subtelny cit. Rakosi 1982 membagi analisa konveksitas profil wajah tiga jenis yaitu analisa konveksitas skeletal, konveksitas jaringan lunak dan konveksitas
jaringan lunak penuh.
17
2.3.1.1 Analisa skeletal Analisa konveksitas skeletal ditentukan oleh sudut N-A-Pg yang terbentuk
antara nasion N, subspinale A dan pogonion Pg. Gambar 3A 2.3.1.2 Analisa konveksitas jaringan lunak
Analisa konveksitas jaringan lunak ditentukan oleh sudut N’-Sn-Pg’ yang terbentuk antara nasion kulit N’, subnasale Sn dan pogonion kulit Pg’. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Zylinski et.al. 1992 terhadap 30 pria ras Kaukasoid, sudut N’-Sn-Pg’ yang diperoleh adalah sebesar 14º dengan standar deviasi 4,9.
15
Pada penelitian Hashim et.al. 2003 terhadap 56 orang usia 22-23 tahun dari populasi
Saudi Arabia diperoleh sudut N’-Sn-Pg’ sebesar 18,65º dengan standar deviasi 6,5 pada laki-laki dan 20,1º dengan standar deviasi 4,3 pada perempuan.
21
Pada penelitian ini, metode pengukuran akan didasarkan pada kedua penelitian di atas.
Gambar 3B 2.3.1.3 Analisa konveksitas jaringan lunak penuh
Analisa konveksitas jaringan lunak ditentukan oleh sudut N’-Pr-Pog’ yang terbentuk antara nasion kulit N’, ujung hidung Pr dan pogonion kulit Pg’.
Gambar 3C
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun Tahun 1999-2005, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 3. Analisa konveksitas wajah menurut penelitian Hashim. A Sudut 1: Konveksitas wajah skeletal N-A-Pg
B. Sudut 2: Konveksitas wajah jaringan lunak N’-Sn-Pg’ C. Sudut 3: Konveksitas wajah jaringan lunak penuh N’-Pr-Pg’.
21
Benny Perabuwijaya : Analisa Konveksitas Wajah Jaringan Lunak Secara Sefalometri Lateral Pada Mahasiswa Deutro-Melayu Fkg Usu Usia 20-25 Tahun Tahun 1999-2005, 2007.
USU Repository © 2009
BAB 3 KERANGKA KONSEP