Samuel Sidjabat : Pengendalian Internal Terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP Melalui Penerapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2002 Pada Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional BPN Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Rangka Pemberian Hak Guna Bangunan
D. Uang Pemasukan Dalam
Rangka Pemberian Hak Pakai E.
Uang Pemasukan Dalam Rangka Pemberian Hak
Pengelolaan
C. Pengendalian Internal
Menurut UU no 60 Tahun 2008 pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa : Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
Menurut Romney 2004 : 229 “Pengendalian internal internal control adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga
asset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang
telah ditetapkan”. Menuru Romney 2004 : 229
Pengendalian internal melaksanakan tiga fungsi penting. Pengendalian untuk pencegahan preventive control mencegah timbulnya suatu
masalah sebelum mereka muncul. Mempekerjakan personil akuntansi yang
Samuel Sidjabat : Pengendalian Internal Terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP Melalui Penerapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2002 Pada Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional BPN Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
berkualifikasi tinggi, pemisahan tugas pegawai yang memadai, dan secara efektif mengendalikan akses fisik atas asset, fasilitas dan informasi,
merupakan pencegahan yang efektif. Oleh karena tidak semua masalah mengenai pengendalian dapat dicegah, pengendalian untuk pemeriksaan
detective control dibutuhkan untuk mengungkap masalah begitu masalah tersebut muncul. Pengendalian korektif corrective control memecahkan
masalah yang ditemukan oleh pengendalian untuk pemeriksaan. Pengendalian ini mencakup prosedur yang dilaksanakan untuk
mengidentifikasi penyebab masalah, memperbaiki kesalahan atau kesulitan yang ditimbulkan, dan mengubah sistem agar masalah di masa mendatang
dapat diminimalisasi atau dihilangkan.
Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan
fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. Pengendalian Internal meliputi organisasi dan semua
metode serta ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi demi mengamankan kekayaan, memelihara kecermatan dan sampai sejauh mana data akuntansi dapat
dipercaya. Menurut Tunggal 1995:1 “pengendalian intern meliputi pengendalian akuntansi accounting control dan pengendalian administrasi administrative
control”. Pengendalian akuntansi adalah pengendalian meliputi pengamanan
terhadap kekayaan perusahaan sehingga diperlukannya catatan akuntansi. Umumnya meliputi persetujuan, pemisahan antara fungsi operasional
penyimpangan dan pencatatan, serta pengawasan fisik atas kekayaan.
Samuel Sidjabat : Pengendalian Internal Terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP Melalui Penerapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2002 Pada Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional BPN Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Pengendalian administrasi adalah pengendalian meliputi peningkatan efisiensi usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan yang telah
ditetapkan. Pada umumnya tidak langsung berhubungan dengan catatan akuntansi, misalnya: analisis statistik, studi waktu dan gerak time and motion study,
program pelatihan karyawan, dan pengendalian mutu. Tujuan sistem pengendalian intern yang efektif menurut Tunggal 1995 :
2 dapat digolongkan sebagai berikut : 1.
Untuk menjamin kebenaran data akuntansi Manajemen harus memiliki data akuntansi yang dapat diuji ketepatannya
untuk melaksanakan operasi perusahaan. Berbagai macam data digunakan untuk mengambil keputusan yang penting. Sistem pengendalian akuntansi
intern bertujuan untuk mengamankan menguji kecermatan dan sampai seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya dengan jalan mencegah dan
menemukan kesalahan-kesalahan pada saat yang tepat.
2. Untuk mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuannya
Harta fisik perusahaan dapat saja dicuri, disalahgunakan ataupun rusak secara tidak disengaja. Sistem pengendalian intern dibentuk guna
mencegah ataupun menemukan harta yang hilang dan catatan pembukuan pada saat yang tepat.
3. Untuk menggalakkan efisiensi usaha
Pengendalian dalam suatu perusahaan juga dimaksud untuk menghindari pekerjaan-pekerjaan berganda yang tidak perlu, mencegah pemborosan
terhadap semua aspek usaha termasuk pencegahan terhadap penggunaan sumber-sumber dana yang tidak efisien.
4. Untuk mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan
Manajemen menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem pengendalian intern memberikan jaminan akan
ditaatinya prosedur dan peraturan tersebut oleh perusahaan.
Berdasarkan tujuan pengendalian intern yang di atas, maka pengendalian yang dianut untuk mencapai tujuan diatas terdiri dari pengendalian akuntansi
intern dan pengendalian operasional. Pengendalian akuntansi intern digunakan untuk mencapai tujuan yang pertama dan kedua, sedangkan pengendalian
operasional untuk mencapai tujuan yang ketiga dan keempat. Pengendalian
Samuel Sidjabat : Pengendalian Internal Terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP Melalui Penerapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2002 Pada Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional BPN Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
operasional dibedakan dari pengendalian akuntansi intern melalui tujuan utama operasionalnya dan pengendalian operasional ini lebih banyak dilakukan oleh
bagian operasional daripada bagian akuntansi atau bagian keuangan. Akan tetapi, ini bukan berarti bahwa pengendalian operasional tidak berkaitan dengan
pengendalian akuntansi intern, karena pengendalian dan catatan yang digunakan untuk pengendalian operasional dapat juga digunakan untuk pengendalian
akuntansi intern. Menurut UU no 60 Tahun 2008, SPIP Sistem Pengendalian Intern
Pemerintahan terdiri atas unsur: a. lingkungan pengendalian
b. penilaian risiko c. kegiatan pengendalian
d. informasi dan komunikasi e. pemantauan pengendalian intern
Menurut Hall 2007: 28 Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen
pengendalian intern yang lain. Lingkungan pengendalian memiliki beberapa elemen :
1. nilai integritas dan etika pihak manajemen,
2. struktur perusahaan,
3. keterlibatan dewn komisaris dan komite audit perusahaan, jika ada,
4. filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi,
5. prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang,
6. metode pihak manajemen untuk menilai kinerja,
7. pengaruh eksternal, seperti pemeriksaan oleh lembaga yang
berwenang, 8.
kebijakan dan praktik perusahaan untuk mengelola sumber daya manusianya.
Penilaian resiko bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola resiko yang berkaitan dengan pelaporan keuangan. Resiko
dapat timbul dari berbagai perubahan lingkungan, seperti berikut ini :
1. perubahan dalam lingkungan operasional
2. personel baru yang memiliki pemahaman berbeda atau tidak
memadai atas pengendalian internal
Samuel Sidjabat : Pengendalian Internal Terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP Melalui Penerapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2002 Pada Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional BPN Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
3. sistem informasi baru atau yang direkayasa ulang
4. pertumbuhan yang signifikan dan cepat hingga mengalahkan
pengendalian internal yang ada 5.
implementasi teknologi baru ke dalam proses produksi atau sistem informasi yang berdampak pada pemrosesan transaksi
6. pengenalan lini baru produk, atau aktivitas yang baru
7. restrukturisasi organisasional
8. masuk ke pasar asing yang dapat berdampak pada operasi
9. adopsi prinsip akuntansi baru yang berdampak pada pembuatan
laporan keuangan Sistem informasi akuntansi terdiri atas berbagai record dan metode yang
digunakan untuk memulai, mengidentifikasi, menganalisis, mengklasifikasi, serta mencatat berbagai transaksi perusahaan dan untuk
menghitung aktiva dan kewajibanyang terkait. Sistem informasi akuntansi yang efektif akan dapat melakukan berbagai hal berikut ini :
1. mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi keuangan yang valid
2. menyediakan informasi secara tepat waktu menegenai berbagai
transaksi 3.
secara akurat mengukur nilai keuangan berbagai transaksi 4.
secara akurat mencatat berbagai transaksi dalam periode waktu terjadinya
Pengawasan adalah proses di mana kualitas dari desain dan operasi pengendalian internal dapat dinilai. Penilaian ini dapat dicapai dengan
prosedur yang terpisah atau melalui aktivitas yang berjalan. Aktivitas pengendalian adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan
untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah dilakukan untuk menangani berbagai resiko yang telah diidentifikasi perusahaan.
Committee of Sponsoring Organizations COSO yang merupakan sekelompok sektor swasta yang terdiri dari American Accounting Association
AAA, AICPA American Institue of Certified Public Accountant, Institue of Internal Auditors, Institue of Management Accountants, dan Financial Executives
Institutes. Pada tahun 1992, COSO mengeluarkan hasil penelitian untuk mengembangkan defenisi pengendalian internal. Penelitian selama 3 tahun dan
melibatkan 10 ribu jam penelitian, diskusi, analisis, dan proses penilaian mendefenisikan pengendalian internal sebagai proses yang diimplementasikan
oleh dewan komisaris, pihak manajemen, dan mereka yang berada di bawah
Samuel Sidjabat : Pengendalian Internal Terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP Melalui Penerapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2002 Pada Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional BPN Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
arahan keduanya, untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa tujuan pengendalian dicapai dengan pertimbangan hal-hal berikut :
1. Efektivitas dan efisiensi operasional organisasi
2. Keandalan pelaporan keuangan
3. Kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku
Oleh karena itu COSO menyajikan langkah yang signifikan atas defenisi pengendalian internal yang dahulu terbatas pada pengendalian akuntansi, menjadi
pengendalian yang menangani tujuan yang luas akibat banyaknya berbagai penipuan yang terjadi di tahun 1992.
Sedangkan Information System Audit and Control Foundation ISACF mengembangkan Control Objectives for Information and Related Technology
COBIT. COBIT merupakan kerangka praktik pengendalian untuk teknologi informasi, dan keamanan sistem informasi yang umumnya dapat diaplikasikan.
Kerangka tersebut menangani isu pengendalian berdasarkan tiga poin atau dimensi yang menguntungkan, yaitu :
1. Tujuan Bisnis
Bahwa untuk memenuhi tujuan bisnis, informasi harus sesaui dengan criteria yang disebut COBIT sebagai persyaratan bisnis atas informasi,
criteria tersebut terpisah tetapi saling melengkapi, yang mencerminkan tujuan-tujuan COSO, yaitu efektivitas relevan, berkaitan, dan tepat
waktu, efisiensi, kerahasiaan, integritas, ketersediaan, kesesuaian dengan persyaratan hukum, dan keandalan
2. Sumber daya-sumber daya Teknologi Informasi
Samuel Sidjabat : Pengendalian Internal Terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP Melalui Penerapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2002 Pada Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional BPN Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009
Sumber daya ini meliputi orang, sistem aplikasi, teknologi, fasilitas dan data.
3. Proses Teknologi Informasi
Proses ini dipecah ke empat bidang, yaitu perencanaan dan organisasi, proses perolehan acquisition dan implementasi, pengiriman dan
pendukung serta pengawasan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2002
Pengendalian intern hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan
pengendalian intern entitas. Kemungkinan pencapaian tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian
intern yaitu pengendalian intern dapat rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi, di samping itu pengendalian dapat tidak efektif karena
adanya kolusi di antara dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan pengendalian intern. Faktor lain yang membatasi
pengendalian intern adalah biaya pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian tersebut. Adat
istiadat, kultur, dan corporate governance system dapat mencegah terjadinya ketidak beresan yang dilakukan oleh manajemen, namun tidak
merupakan pencegahan yang bersifat mutlak.
D. Gambaran Umum PP no 60 Tahun 2008, UU no 20 Tahun 1997, dan PP no 46 Tahun 2002