Kerangka Konseptual TINJAUAN PUSTAKA

31

2.3 Kerangka Konseptual

Industri perbankan Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan selama beberapa dekade terakhir. Deregulasi perbankan yang terjadi tahun 1983 dan 1988 yang ditandai oleh dikeluarkannya berbagai paket kebijakan, kemudian disusul oleh restrukturisasi perbankan pasca krisis 1997, bergabungnya Indonesia sebagai anggota WTO yang menginisiasi liberalisasi sektor keuangan hingga dikeluarkannya Arsitektur Perbankan Indonesia API pada Januari 2004 telah memberikan sumbangsih besar bagi perubahan struktural yang terjadi pada industri perbankan nasional. Tujuan utama API adalah untuk membangun industri perbankan nasional yang sehat dan kuat, mampu menghadapi setiap guncangan dan lebih maksimal dalam menjalankan perannya sebagai lembaga intermediasi keuangan. Dengan dikeluarkannya API, konsolidasi perbankan melalui merger dan akuisisi antar bank dalam rangka memperkuat struktur perbankan mulai sering dilakukan. Hal ini berkontribusi cukup besar dalam mengurangi jumlah dan penguatan struktur permodalan perbankan Indonesia. Berkurangnya jumlah bank dan struktur permodalan yang semakin kuat akan mendorong terjadinya perubahan struktur pasar yang tercermin melalui perubahan derajat konsentrasi pada industri perbankan. Semakin tinggi derajat konsentrasi, menunjukkan bahwa semakin besar dominasi bank-bank tertentu dalam menguasai pangsa pasar. Munculnya dominasi dalam industri perbankan akan mempengaruhi persaingan pada industri perbankan melalui perubahan perilaku bank, misalnya dalam hal penentuan tingkat suku bunga kredit, maupun penentuan jumlah kredit yang akan disalurkan oleh bank dalam usahanya memperoleh keuntungan yang lebih besar. Analisis mengenai konsentrasi industri perbankan tertuang dalam dua teori yang saling bertentangan yaitu teori pro-concentration dan cons-concentrasion. Di satu sisi teori pro-concentration meyakini bahwa peningkatan konsentrasi melalui merger dan akuisisi bank dapat menciptakan economic of scale, sehingga dengan meningkatkan konsentrasi sama halnya dengan meningkatkan efisiensi Demirgüç- Kunt dan Levine, 2000. Industri perbankan yang lebih terkonsentrasi dengan beberapa bank besar dapat menciptakan diversifikasi usaha dengan lebih baik dan 32 laba yang lebih besar sehingga akan lebih tahan terhadap guncangan daripada sistem dengan bank-bank kecil Allen dan Gale, 2004. Selain itu, dengan sedikit bank besar akan memudahkan pengawasan oleh bank sentral atau otoritas terkait dan karenanya akan lebih mampu menciptakan stabilitas perbankan. Sebaliknya, teori cons-concentration berpendapat struktur perbankan yang lebih terkonsentrasi semakin membuat industri perbankan menjadi lebih lemah dan rentan terhadap krisis Le, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengidentifikasi derajat konsentrasi industri perbankan di Indonesia melalui perhitungan beberapa rasio konsentrasi industri berdasarkan indikator-indikator konsentrasi seperti DPK, total aset dan kredit. Selain itu berkaca pada karakteristik khusus industri perbankan yang rentan terhadap krisis dan peran pentingnya bagi perekonomian menyebabkan industri perbankan perlu diatur dan diawasi. Terjadinya krisis yang menimpa Indonesia serta berbagai kasus moral hazard pada industri perbankan nasional mengindikasikan lemahnya pengaturan dan pengawasan yang dilakukan bank sentral sehingga mendorong pengalihan tanggung jawab pengaturan dan pengawasan bank dari Bank Indonesia ke OJK. Peralihan tanggung jawab tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak terhadap kondisi persaingan dalam industri perbankan, terutama melalui semakin ketat atau tidaknya regulasi-regulasi yang dikeluarkan. Oleh karena itu tujuan kedua dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keterkaitan antara pengaturan dan pengawasan bank dengan perilaku dan kinerja industri perbankan di Indonesia. 33 Gambar 2.5 Kerangka Konseptual Garis = Hubungan langsung Garis = Ruang lingkup penelitian Perubahan Struktural Internal: 1. Deregulasi Perbankan 2. Krisis Perbankan 3. Restrukturisasi Perbankan Eksternal: Globalisasi dan Liberalisasi Sektor Keuangan Arsitektur Perbankan Indonesia API Industri Perbankan Konsolidasi Perbankan - Pro-concentration - Cons-concentration Pengaturan dan Pengawasan Bank Paradigma SCP Tradisional Struktur Pasar Perilaku Kinerja Persaingan Bank Derajat Konsentrasi 34

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Sistem perbankan di Indonesia terdiri enam kelompok bank yaitu Bank Persero; Bank Umum Swasta Nasional BUSN Devisa, Bank Umum Swasta Nasional BUSN Non Devisa; BPD; Bank Campuran dan Bank Asing. Penelitian ini akan menggunakan seluruh bank umum konvensional di Indonesia sebagai objek penelitian dengan jumlah yang berfluktuasi setiap tahunnya yaitu sebanyak 141 bank pada tahun 2001 dan 109 bank pada tahun 2013. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data runtut waktu time series dengan periode tahunan mulai tahun 2001 hingga 2013. Selain karena alasan metodologi, penentuan periode waktu 2001-2013 dilatarbelakangi oleh adanya peristiwa penting yang mempengaruhi kondisi industri perbankan di Indonesia selama periode tersebut. Pertama, pemilihan tahun 2001 sebagai awal tahun penelitian dikarenakan pada tahun tersebut dilakukan program restrukturisasi perbankan yang telah dimulai sejak tahun 1999, diikuti oleh keluarnya API tahun 2004 yang memberikan sumbangsih besar dalam mengurangi jumlah bank di Indonesia melalui konsolidasi perbankan lihat Gambar 1.1. Kemudian pada tahun 2011 dikeluarkan UU No.21 tahun 2011 tentang OJK yang menandai babak baru pengaturan dan pengawasan sektor keuangan di Indonesia. Kedua, dengan rentan waktu tigabelas tahun diharapkan mampu untuk menggambarkan perubahan-perubahan yang terjadi pada industri perbankan Indonesia untuk menjawab permasalahan yang diusung dalam penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari laporan tahunan bank yang dilaporkan dan dipublikasikan oleh Bank Indonesia, Laporan Pengawasan Perbankan LPP serta dari Statistik Perbankan Indonesia SPI selama periode 2001-2013. Variabel yang digunakan untuk mengukur derajat konsentrasi perbankan adalah DPK, total aset dan kredit.