Pengukuran Derajat Konsentrasi Perbankan

20 pendapatan bank, sedangkan persaingan non-harga antar bank bisa berbentuk pemberian hadiah dan berbagai promosi menarik untuk memperoleh nasabah sebanyak-banyaknya, penyediaan dan pengembangan variasi produk yang berbeda, dan pemberian layanan baru yang didukung oleh perkembangan teknologi yang mampu menekan biaya produksi dan distribusi. Untuk beberapa kasus tertentu terutama pada industri perbankan yang telah maju dan mapan, munculnya dominasi pangsa pasar oleh beberapa bank besar menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Adanya sejumlah bank besar yang menguasai pasar industri perbankan erat kaitannya dengan karakteristik struktur pasar oligopoli. Oligopoli diartikan sebagai suatu industri yang terkonsentrasi dengan beberapa perusahaan dominan Case dan Fair, 2007: 364. Terdapat sifat ketergantungan interdependent diantara perusahaan yang bergerak di pasar oligopoli. Perusahaan yang berada pada pasar oligopoli harus mempertibangkan dampak dari setiap kebijakan yang diambil terhadap perusahaan saingannya. Perubahan atas setiap penetapan harga atau output oleh suatu perusahaan tidak hanya akan berdampak pada penjualan dan keuntungan perusahaannya saja, melainkan dapat berdampak pula terhadap penjualan dan keuntungan pesaingnya, begitupula sebaliknya. Setiap perubahan kebijakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan pada pasar oligopoli akan cepat diantisipasi dan ditanggapi oleh perusahaan lainnya tergantung pada kelengkapan dan kecepatan informasi yang diperoleh perusahaan-perusahaan tersebut Lubis, 2012.

2.1.4 Pengukuran Derajat Konsentrasi Perbankan

Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat konsentrasi dan persaingan dalam industri perbankan yaitu pendekatan struktural dengan paradigma Strcture-Conduct-Performance SCP yang terkenal dengan metode Herfindahl-Hirschman Index HHI, dan pendekatan non-struktural yang terdiri dari tiga model pendekatan yaitu model Iwata, model Bresnahan dan model Panzar Rosse Bikker dan Haaf, 2002b; Le, 2014. Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan 21 dalam mengukur derajat konsentrasi adalah metode k Bank Concentration Rasio CR k Herfindahl-Hirschman Indeks HHI serta Kurva Lorenz dan Koefisien Gini. a. k Bank Concentration Ratio CR k Consentration rasio adalah metode pengukuran konsentrasi yang memperlihatkan secara bersamaan, jumlah perusahaan dan tingkat ketimpangan pangsa pasar yang dimiliki. k Bank Concentration Ratio CR k merupakan penjumlahan pangsa pasar dari k perusahaan terbesar leading firm yang ada di pasar. CR k merupakan metode yang paling sering digunakan karena selain perhitungannya yang mudah, CR k juga menunjukkan jumlah dan ukuran relatif perusahaan. Dasar pengukuran konsentrasi sangat bervariasi sesuai dengan maksud penelitian. Pengukuran rasio konsentrasi pada umumnya didasarkan pada variabel-variabel kontribusi output, nilai tambah, penjualan, asset pendapatan, jumlah tenaga kerja atau nilai barang yang dihasilkan. Dengan demikian variabel-variabel yang digunakan adalah variabel yang dapat menggambarkan ukuran suatu perusahaan firm size. Nilai rasio CRk berada diantara 0 hingga 1 dimana semakin mendekati nol berarti industri semakin mengarah pada pasar persaingan sempurna, sebaliknya semakin mendekati satu menunjukkan bahwa industri semakin mendekati pasar monopoli. Apabila mengacu pada ketentuan persaingan usaha KPPU di Indonesia yaitu UU No. 5 Tahun 1999, maka batasan rasio yang dianggap moderat rule of tumb dalam suatu konteks persaingan usaha dan menunjukkan perilaku kolusi dari pelaku usaha adalah jika 75 persen pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu hanya dikuasai dua atau tiga atau sekelompok pelaku usaha Ariyanto, 2004. Perhitungan konsentrasi pasar dengan menggunakan CR k memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan menggunakan CR k adalah pengukuran menjadi lebih mudah karena didukung oleh data-data, sedangkan kelemahannya: 1 pengukuran yang dilakukan hanya menggambarkan perusahaan-perusahaan yang memiliki pangsa pasar terbesar saja sehingga tidak menunjukkan distribusi antar perusahaan dalam industri tersebut; 2 tidak memberikan informasi mengenai masuknya pesaing-pesaing 22 baru dalam industri; 3 tidak memberikan informasi mengenai perubahan posisi dan rangking perusaan, dan 4 tidak menjelaskan perilaku perusahaan dalam pasar. b. Herfindahl-Hirscman Index HHI Herfindahl-Hirscman Index HHI adalah penjumlahan dari kuadrat pangsa pasar yang dimiliki setiap bank dalam industri perbankan Gelos dan Roldos, 2004. Seperti halnya CRk, HHI mencerminkan jumlah perusahaan dan tingkat ketimpangan pangsa pasar yang dimiliki. Perbedaannya adalah HHI memasukkan seluruh perusahaan yang ada dalam pasar ke dalam perhitungannya, tidak hanya menggunakan beberapa perusahaan terbesar saja. Keunggulan menggunakan HHI adalah kemampuan HHI dalam melihat ketidakseimbangan yang terjadi dalam industri karena menghitung semua perusahaan yang terdapat dalam industri. Sedangkan kelemahannya adalah terlalu memperhitungkan perusahaan-perusahaan kecil dan kurangnya informasi yang tersedia dalam menghitung seluruh pangsa pasar. Nilai HHI yang berada di bawah 1000 0,1 menunjukkan bahwa industri tidak terkonsentrasi unconcentrated, apabila HHI berada pada kisaran 1000-1800 0,1- 0,18 maka termasuk dalam konsentrasi moderat moderately concentrated, sedangkan jika nilai HHI melebihi 1800 0,18 maka industri dikategorikan terkonsentrasi tinggi highly concentrated. Merger Guidline Amerika Serikat menyebutkan bahwa apabila terdapat transaksi yang mengakibatkan peningkatan HHI lebih dari 100 poin maka akan diwaspadai karena berpotensi besar meningkatkan konsentrasi pasar. Untuk kasus Indonesia, berlandaskan pada Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Pra-notifikasi, Pengabungan, Peleburan dan Pengambilalihan menyebutkan bahwa indikator awal untuk menentukan perlu tidaknya suatu merger dilakukan adalah konsentrasi pasar yang dinilai menggunakan HHI dan mengelompokkan konsentrasi pasar pasca merger menjadi empat spektrum, yaitu spektrum I dengan nilai HHI dibawah 1800, spektrum II dengan HHI antara 1800-3000, spektrum III dengan nilai HHI 3000-4000, dan spektrum IV 23 dengan HHI diatas 4000. Apabila industri berada pada spektrum I, maka rencana merger dinilai tidak akan menimbulkan kekhawatiran terhadap praktik monopoli atau persaingan usaha tidak sehat, karena merger yang menghasilkan HHI kurang dari 1800 0,18 tidak mengubah struktur pasar yang ada sebelumnya, sebaliknya jika industri berada pada spektum IV, maka komisi akan mengeluarkan surat keberatan atas merger yang dilakukan karena akan meningkatkan konsentrasi pasar. c. Kurva Lorenz dan Koefisien Gini Kurva Lorenz dibentuk oleh dua komponen penting, yaitu 1 pangsa pasar, yang dikumulatifkan dari perusahaan dengan pangsa yang terkecil; dan 2 persentase jumlah perusahaan, dikumulatifkan dari kecil ke besar, sedangkan Koefisien Gini adalah ukuran yang menggambarkan informasi dalam kurva Lorenz. Ketika semua bank memiliki pangsa pasar yang sama maka koefisien Gini dalam industri tersebut adalah 0, sedangkan bila satu bank menguasai pangsa pasar maka koefisien gini sama dengan 1. Semakin dekat kurva Lorenz dengan garis diagonal, maka semakin kecil koefisien Gini. Oleh karena itu semakin dekat nilai koefisien Gini dengan nol menunjukkan pasar yang semakin mendekati pasar kompetitif, sebaliknya semakin mendekati satu, menunjukkan pasar yang semakin mendekati monopoli. Gambar 2.4 Kurva Lorenz Jumlah Bank P an g sa P asa r 24

2.1.5 Pengaturan dan Pengawasan Bank yang Efektif