Analisis Personal Financial Literacy Dan Financial Behavior Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PERSONAL FINANCIAL LITERACY DAN FINANCIAL

BERHAVIOR MAHASISWA STRATA I FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH:

DARMAN NABABAN

080502177

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PERSONAL FINANCIAL LITERACY DAN FINANCIAL BEHAVIOR MAHASISWA STRATA I FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran personal financial literacy dan financial behavior, menganalisis tingkat personal financial berdasarkan karakteristik mahasiswa, serta melihat dampak tinggi-rendahnya financial literacy terhadap financial behavior pada mahasiswa strata satu Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara stambuk 2008 sampai dengan 2011 yang masih aktif sampai dengan Juni 2011.

Dalam penelitian ini financial literacy diukur dengan menggunakan 27 pertanyaan pilihan berganda dan skor dihitung bedasarkan persentase jawaban yang benar. Financial literacy kemudian dianalisis berdasarkan karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin, program studi, stambuk, IPK, dan residence (menetap bersama orang tua atau tinggal sendiri/kost), tingkat pendidikan orang tua, serta pendapatan orang tua.. Financial literacy juga dikelompokkan menjadi relatif tinggi dan relatif rendah berdasarkan median untuk menganalisis financial behavior responden pada setiap kelompok. Metode yang digunakan adalah metode analisis statistik deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari survei terhadap 97 orang responden.

Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa laki-laki, program studi Ekonomi Pembangunan, stambuk 2008 dan 2009, IPK ≥ 3,00, serta tinggal sendiri/kost memiliki financial literacy yang lebih tinggi. Sementara itu mahasiswa perempuan, program studi Manajemen, stambuk 2010 dan 2011, IPK<3,00, serta tinggal bersama orang tua memiliki financial literacy yang lebih rendah. Secara keseluruhan responden hanya bisa menjawab 56,61% pertanyaan dengan benar, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden memiliki tingkat financial literacy yang rendah, selain itu kecenderungan responden mempraktekkan perilaku keuangan (financial behavior) yang diharapkan tidak meningkat secara konsisten seiring dengan peningkatan financial literacy.


(3)

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF PERSONAL FINANCIAL LITERACY AND FINANCIAL BEHAVIOR AMONG BACHELOR STUDENTS OF FACULTY OF

ECONOMICS, UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA

This study aims to examined personal financial literacy and financial behavior; financial literacy based on the personal characteristics of students, and impact of the financial literacy on financial behavior of undergraduate students of Faculty of Economics, University of Sumatera Utara class rank 2008 through 2011 who still active by June 2011.

Financial literacy was measured using 27 multiple-choice questions and a score calculated based on the percentage of correct answers. Financial literacy and then analyzed based on the characteristics of the respondents consisting of gender, majors, class rank, GPA, and residence (living with parents or living alone / boarding), the level of parental education, and parental income. Financial literacy is also grouped into relatively high and relatively low based on the median to analyze the financial behavior of respondents in each group. The analitical method used is a descriptive statistical analysis. The data used are the primary data obtained from a survey of 97 respondents.

The finding indicates that those who are male students, Economic Development major, student of 2008 and 2009, GPA ≥ 3.00, and student who live alone at boarding house, has a higher financial literacy. Meanwhile, female students, Management majors, lower class rank, GPA <3.00, and live at home with parents have lower financial literacy. Overall mean of correct answer of the survey is about 56.61%, so it can be concluded that the respondents had low levels of financial literacy, in addition, the tendency of respondents practicing expected financial behavior did not increase as expected consistently along with the increase of financial literacy.


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 11

2.1.1 Financial Literacy ... 11

2.1.1.1 Pengertian Financial Literacy ... 11

2.1.1.2 Aspek dalam Financial Literacy ... 12

2.1.1.3 Kategorisasi Personal Financial Literacy ... 16

2.1.2 Financial Behavior ... 16

2.2 Penelitian Terdahulu ... 17

2.3 Kerangka Konseptual ... 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 22

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

3.3 Batasan Operasional ... 23

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 23

3.5 Populasi dan Sampel ... 25

3.6 Jenis Data ... 28

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.8 Tehnik Analisis ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden ... 30

4.2 Hasil Penelitian ... 34

4.2.1 Hasil Survei Tingkat Personal Financial Literacy Secara Keseluruhan ... 34

4.2.2 Hasil Survei untuk Setiap Area dan Butir Pertanyaan ... 37

4.2.3 Hasil Survei Berdasarkan Latar Belakang Demografi dan Sosioekonomi ... 39


(5)

4.2.4 Hasil Survei untuk Financial Behavior ... 52

4.2.4.1 Hasil Survei untuk Setiap Butir Pernyataan ... 52

4.2.4.2 Hasil Survei Financial Behavior Berdasarkan Financial Literacy ... 54

4.3 Pembahasan ... 64

4.3.1 Analisis Personal Financial Literacy Responden...63

4.3.1.1. Analisis Personal Financial Literacy Responden Secara Keseluruhan ... 63

4.3.1.2. Analisis Personal Financial Literacy Responden Berdasarkan Latar Belakang Demografi ... 64

4.3.2 Analisis Financial Behavior Berdasarkan Financial Literacy ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71


(6)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Alasan Utama Pentingnya Financial Literacy ... 1

1.2 Lembaga-Lembaga yang Melakukan Penelitian Financial Literacy di Beberapa Negara ... 4

3.1 Kategori Responden Berdasarkan Faktor Sosiodemografi ... 24

3.2 Jumlah Mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi USU Semester Genap 2011/2012... 25

3.3 Jumlah dan Sebaran Sampel Per Strata ... 27

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 30

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi ... 31

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk ... 31

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan IPK... 32

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Residence... 32

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 33

4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 34

4.8 Tingkat Personal Financial Literacy Responden Secara Keseluruhan ... 34

4.9 Tingkat Personal Financial Literacy ... 36

4.10 Persentase Responden yang Menjawab Benar untuk Setiap Pertanyaan ... 37

4.11 Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

4.12 Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Program Studi... 41

4.13 Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Stambuk 43 4.14 Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ... 45

4.15 Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Recidence ... 46

4.16 Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 48

4.17 Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua... 49

4.18 Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Pendapatan Orang Tua ... 51

4.19 Frekuensi dari Enam Financial Behavior ... 52

4.20 Jumlah dan Persentase Responden yang Membayar Tagihan Tepat Waktu ... 54

4.21 Jumlah dan Persentase Responden yang Membuat Anggaran Pengeluaran dan Belanja ... 56


(7)

4.22 Jumlah dan Persentase Responden yang Mencatat Pengeluaran

Bulanan ... 57 4.23 Jumlah dan Persentase Responden yang Menyediakan Dana

untuk Pengeluaran tidak Terduga (Emergency Fund) ... 58 4.24 Jumlah dan Persentase Responden yang Menabung Secara

Periodik/ Rutin ... 60 4.25 Jumlah dan Persentase Responden yang Membandingkan Harga

sebelum Melakukan Pembelian... 61 4.26 Frekuensi dari tujuh Financial Behavior Berdasarkan Financial


(8)

DAFTARGAMBAR

No. Gambar

Judul Halaman

1.1 Dampak Financial Literacy ... 4

2.1 Kerangka Konseptual ... 21

4.1 Distribusi Jawaban Responden Secara Keseluruhan ... 35

4.2 Tingkat Literasi Keuangan ... 37

4.3 Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

4.4 Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan Program Studi ... 42

4.5 Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan Stambuk... 44

4.6 Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan IPK... 46

4.7 Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan Residence ... 47

4.8 Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 49

4.9 Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 50

4.10 Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan Tingkat Pendapatan Orang Tua ... 51

4.11 Jumlah Responden yang Membayar Tagihan Tepat Waktu Berdasarkan Tingkat Financial Literacy... 55

4.12 Jumlah Responden yang Membayar Tagihan Tepat Waktu Berdasarkan Tingkat Financial Literacy... 57

4.13 Jumlah Responden yang Mencatat Pengeluaran Berdasarkan Tingkat Financial Literacy... 58

4.14 Jumlah Responden yang Menyediakan Dana untuk Pengeluaran Tidak Terduga (Emergency Fund)... 60

4.15 Jumlah Responden yang Menabung Secara Periodik... 61 4.16 Jumlah Responden yang Membandingkan Harga Sebelum


(9)

DAFTAR LAMPIRAN No.

Lampiran

Judul Halaman

I Kuesioner Penelitian ... 76 II Output SPSS Pada Frekuensi Identitas

Responden... 82 III Output SPSS Pada Tingkat Literasi Responden Secara

Keseluruhan... 84 IV Frekuensi Jawaban Responden Untuk Setiap Butir Pertanyaan.. 86 V Output SPSS untuk Financial Literacy Berdasarkan

Karakteristik Responden ... 94 VI Output SPSS untuk Boxplot Tingkat Financial Literasi

Berdasarkan Karakteristik Responden... 97 VII Frekuensi Responden untuk Tujuh Pernyataan Financial

Behavior... 101 VIII Frekuensi Responden dengan Financial Literacy Relatif Tinggi

dan Relatif Rendah Berdasarkan Batas Median... 102 IX Output SPSS Untuk Tabulasi Silang Antara Financial Literacy

dengan Financial Behavior... 103 X Kunci Jawaban Pertanyaan Survei ... 107


(10)

ABSTRAK

ANALISIS PERSONAL FINANCIAL LITERACY DAN FINANCIAL BEHAVIOR MAHASISWA STRATA I FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran personal financial literacy dan financial behavior, menganalisis tingkat personal financial berdasarkan karakteristik mahasiswa, serta melihat dampak tinggi-rendahnya financial literacy terhadap financial behavior pada mahasiswa strata satu Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara stambuk 2008 sampai dengan 2011 yang masih aktif sampai dengan Juni 2011.

Dalam penelitian ini financial literacy diukur dengan menggunakan 27 pertanyaan pilihan berganda dan skor dihitung bedasarkan persentase jawaban yang benar. Financial literacy kemudian dianalisis berdasarkan karakteristik responden yang terdiri dari jenis kelamin, program studi, stambuk, IPK, dan residence (menetap bersama orang tua atau tinggal sendiri/kost), tingkat pendidikan orang tua, serta pendapatan orang tua.. Financial literacy juga dikelompokkan menjadi relatif tinggi dan relatif rendah berdasarkan median untuk menganalisis financial behavior responden pada setiap kelompok. Metode yang digunakan adalah metode analisis statistik deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari survei terhadap 97 orang responden.

Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa laki-laki, program studi Ekonomi Pembangunan, stambuk 2008 dan 2009, IPK ≥ 3,00, serta tinggal sendiri/kost memiliki financial literacy yang lebih tinggi. Sementara itu mahasiswa perempuan, program studi Manajemen, stambuk 2010 dan 2011, IPK<3,00, serta tinggal bersama orang tua memiliki financial literacy yang lebih rendah. Secara keseluruhan responden hanya bisa menjawab 56,61% pertanyaan dengan benar, sehingga dapat disimpulkan bahwa responden memiliki tingkat financial literacy yang rendah, selain itu kecenderungan responden mempraktekkan perilaku keuangan (financial behavior) yang diharapkan tidak meningkat secara konsisten seiring dengan peningkatan financial literacy.


(11)

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF PERSONAL FINANCIAL LITERACY AND FINANCIAL BEHAVIOR AMONG BACHELOR STUDENTS OF FACULTY OF

ECONOMICS, UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA

This study aims to examined personal financial literacy and financial behavior; financial literacy based on the personal characteristics of students, and impact of the financial literacy on financial behavior of undergraduate students of Faculty of Economics, University of Sumatera Utara class rank 2008 through 2011 who still active by June 2011.

Financial literacy was measured using 27 multiple-choice questions and a score calculated based on the percentage of correct answers. Financial literacy and then analyzed based on the characteristics of the respondents consisting of gender, majors, class rank, GPA, and residence (living with parents or living alone / boarding), the level of parental education, and parental income. Financial literacy is also grouped into relatively high and relatively low based on the median to analyze the financial behavior of respondents in each group. The analitical method used is a descriptive statistical analysis. The data used are the primary data obtained from a survey of 97 respondents.

The finding indicates that those who are male students, Economic Development major, student of 2008 and 2009, GPA ≥ 3.00, and student who live alone at boarding house, has a higher financial literacy. Meanwhile, female students, Management majors, lower class rank, GPA <3.00, and live at home with parents have lower financial literacy. Overall mean of correct answer of the survey is about 56.61%, so it can be concluded that the respondents had low levels of financial literacy, in addition, the tendency of respondents practicing expected financial behavior did not increase as expected consistently along with the increase of financial literacy.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Individu membutuhkan pengetahuan keuangan dasar serta skill untuk mengelola sumber daya keuangan secara efektif demi kesejahteraan hidupnya. Kebutuhan individu dan produk finansial yang semakin kompleks menuntut masyarakat untuk memiliki financial literacy yang memadai. Memiliki penguasaan ilmu serta skill di bidang keuangan mendorong individu untuk memahami dan terlibat isu-isu nasional di bidang keuangan seperti biaya perawatan kesehatan, pajak, investasi dan memiliki akses ke dalam sistem keuangan. Kurangnya literasi keuangan dapat mengakibatkan rendahnya akses ke lembaga keuangan dan menghambat kemakmuran, sebab menurut calon anggota Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Soetiono, akses yang luas ke sistem keuangan atau sistem keuangan yang mencakup usaha mikro, masyarakat miskin dan kaum wanita, serta rumah tangga produktif, maka bisa menurunkan perbedaan pendapatan diantara masyarakat (Kompas, 13 Juni 2012).

Tabel 1.1

Alasan Utama pentingnya Financial Literacy

Complexity of Individuals’ Needs Complexity of Financial Products 1. Growing instability of individuals’

working life

2. Decrease of social security

3. Increasing personal responsibility 4. Increasing prosperity

5. Increasing indebtness 6. Increase in life expectancy

7. Increasing number of owner-managed enterprises

1. New distribution chanels

2. Deregulation in financial market 3. Wider range of financial product

and increasing dynamic in the development of new product

4. Increasing amount of information


(13)

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat semakin kompleksnya kebutuhan individual yang juga disertai semakin kompleksnya produk-produk finansial yang kemudian menjadi alasan utama (pendorong) bagi masyakat untuk memiliki literasi keuangan yang memadai. Pada bagian kebutuhan individu dapat dilihat bahwa stabilitas dunia kerja semakin menurun, dan tingkat pengangguran semakin tinggi karena lapangan pekerjaan tidak bertumbuh seiring dengan pertumbuhan tenaga kerja. Jaminan sosial dari pemerintah juga semakin rendah, yang mengakibatkan tanggung jawab pribadi semakin besar. Kemiskinan, hutang, dan jumlah orang yang berwirausaha juga semakin meningkat. Sementara itu, pola distribusi yang baru, deregulasi di pasar keuangan, semakin luas dan beragamnya cakupan produk finansial juga turut meningkatkan kompleksitas produk-produk keuangan.

Menurut penilaian Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hadad, perekonomian nasional tidak akan mudah tergoyahkan atau terimbas oleh berbagai krisis keuangan dunia jika masyarakat memahami sistem keuangan (Kompas, 21 Oktober 2008). Banyaknya masyarakat yang tidak mengerti tentang finansial menyebabkan banyak masyarakat yang mengalami kerugian, baik akibat penurunan kondisi perekonomian dan inflasi atau karena berkembangnya sistem ekonomi yang cenderung boros karena masyarakat semakin konsumtif. Masyarakat banyak yang memanfaatkan kredit rumah dan kartu kredit , tetapi karena pengetahuannya minim, tidak sedikit yang mengalami kerugian atau sering terjadi perbedaan perhitungan antara konsumen dan bank. Banyak masyarakat yang tidak berinvestasi ataupun tidak bisa mengakses pasar modal dan pasar uang,


(14)

karena memang tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai hal tersebut. Sementara itu edukasi finansial (financial education) masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Edukasi finansial adalah proses panjang yang memacu individu untuk memiliki rencana keuangan di masa depan demi mendapatkan kesejahteraan sesuai dengan pola dan gaya hidup yang mereka jalani.

Beberapa penelitian sebelumnya (Xiao el.al, 2008; Mandell dan Klein, 2009) menyimpulkan bahwa cara terbaik untuk memperbaiki perilaku di usia dewasa adalah dengan cara mengajarkan perilaku yang baik sejak kecil, termasuk perilaku keuangan (financial behavior). Sementara di Indonesia sendiri pendidikan keuangan pribadi (personal finance) masih jarang ditemui baik itu di sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada,Jepang dan Australia sedang gencar-gencarnya memberikan edukasi finansial kepada masyarakatnya terutama mahasiswa dengan harapan literasi keuangan (financial literacy) masyarakat semakin meningkat. Beberapa lembaga pun dibentuk, serta berbagai penelitan dan progam dilakukan untuk mengukur dan meningkatkan financial literacy masyarakatnya.

Berikut ini daftar beberapa negara dan lembaga yang dibentuknya untuk melakukan penelitian serta memberikan edukasi finansial secara aktif kepada masyarakatnya:


(15)

Tabel 1.2

Lembaga-Lembaga yang Melakukan Penelitian Financial Literacy di Beberapa Negara

Negara Organisasi Alamat Situs Internet

Australia ANZ Bank www.anz.com

Canada Statistics Canada and Human Resources and Skills Development

www.statcan.gc.ca Singapura Financial Education Stering

Commite

www.mas.gov.sg UK Financial Services Authority www.pfrc.bris.ac.uk

USA FINRA www.finrafoundation.org

Sumber: OECD, 2009

Sebelumnya telah diuraikan bahwa kurangnya financial literacy memiliki dampak terhadap invidu maupun perekonomian secara keseluruhan. Berikut ini adalah skema yang menunjukkan dampak yang diakibatkan oleh kurangnya financial literacy,

Gambar 1.1

Dampak dari Kurangnya Financial Literacy Sumber: Habsschick ,et al., 2007

Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat dampak dari kurangnya financial literacy ditambah dengan rendahnya tingkat pendapatan akan membatasi akses ke

Financial Illiteracy Dissadvantages of Personal Economics Development Social Decent/ Over Debtness Individual Consequences Limited Acces to Financial

Services/ Financial Exclusion Misslocation of Private Wealth Suboptimal market structure Additional Burden for Social Welfare Suboptimal Market

Growth Affiliation to low

income/social classs

Economic consequenses


(16)

lembaga keuangan, sehingga terjadi mis-alokasi dari kekayaan dan pendapatan yang berdampak langsung terhadap individu itu sendiri maupun terhadap perekonomian. Dampaknya antara lain, perkembangan ekonomi individu yang kurang menguntungkan, hutang yang berlebihan, struktur dan pertumbuhan pasar yang kurang optimas, serta meningkatnya beban bagi sistem jaminan sosial.

Ada kalanya kesulitan keuangan bukan hanya disebabkan oleh rendahnya tingkat penghasilan, tetapi bisa juga disebabkan kesalahahan dalam manajemen keuangan, untuk itu, dibutuhkan literasi keuangan yang memadai. Literasi keuangan dalam bentuk semua aspek keuangan pribadi bukan ditujukan untuk mempersulit atau mengekang orang dalam menikmati hidup serta menggunakan uang yang mereka miliki, tetapi justru dengan literasi keuangan, individu atau keluarga dapat menikmati hidup dengan menggunakan sumber daya keuangannya dengan tepat dalam rangka mencapai tujuan keuangan pribadinya (Warsono, 2010). Dalam kehidupan, manusialah yang sebaiknya mengendalikan uang, bukan sebaliknya, kehidupan manusia dikendalikan oleh uang.

Era konsumsi dewasa ini membuat semakin tidak rasionalnya konsumen dalam membeli kebutuhannya, termasuk diantaranya mahasiswa. Banyak hal yang mengakibatkan semakin masyarakat semakin konsumtif dan melakukan pembelian yang impulsif tanpa pertimbangan ke depan, seperti semakin maraknya sistem belanja online dan pusat perbelanjaan yang tersebar dimana-mana. Mahasiswa adalah salah satu komponen masyarakat yang jumlahnya cukup besar dan akan memberikan pengaruh besar terhadap perekonomian karena di kemudian hari mahasiswa akan memasuki dunia kerja dan mulai mandiri termasuk dalam


(17)

pengelolaan keuangannya. Tanpa dibekali pengetahuan dan skill di bidang keuangan, kemungkinan melakukan kesalahan dalam pengelolaan sumber daya keuangan akan semakin besar dan kesejahteraan pun akan sulit tercapai.

Masa kuliah adalah saat pertama bagi sebagian besar mahasiswa untuk mengelola keuangan secara mandiri tanpa pengawasan penuh dari orang tua (Sabri et.al., 2010). Mahasiswa berada dalam masa yang sangat krusial selama belajar di universitas karena mereka harus belajar untuk mandiri secara finansial dan bertanggung jawab atas keputusan yang mereka buat. Mahasiswa berada dalam masa peralihan dari ketergantungan menuju kemandirian secara finansial dan di masa perkuliahan jugalah mahasiswa harus membuat rencana yang akan mempengaruhi kesejahteraan dan keberhasilan masa depan.

Mahasiswa memiliki masalah keuangan yang kompleks karena sebagian besar mahasiswa belum memiliki pendapatan, cadangan dana juga terbatas untuk digunakan setiap bulannya. Masalah-masalah yang dihadapi bisa karena keterlambatan uang kiriman dari orang tua, atau uang bulanan habis sebelum waktunya, yang bisa disebabkan oleh kebutuhan tidak terduga, ataupun disebabkan pengelolaan keuangan pribadi yang salah (tidak adanya penganggaran), serta gaya hidup dan pola konsumsi boros.

Memiliki literasi keuangan merupakan hal vital untuk mendapatkan kehidupan yang sejahtera. Dengan pengelolaan keuangan yang tepat yang tentunya ditunjang oleh literasi keuangan yang baik, maka taraf kehidupan diharapkan dapat meningkat, hal ini berlaku untuk setiap tingkat penghasilan, karena bagaimanapun tingginya tingkat penghasilan seseorang, tanpa pengelolaan yang tepat, keamanan


(18)

finansial pasti akan sulit dicapai. Mahasiswa yang bertanggung jawab secara keuangan berkesempatan menjadi alumni dengan pengetahuan yang lengkap serta mampu membuat keputusan keuangan yang tepat dalam rangka mencapai kesuksesan dan kemakmuran di masa depan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan yang mencukupi akan memberikan pengaruh positif terhadap perilaku keuangan seseoarang (Robb dan James III, 2009). Area-area yang diukur dalam personal financial literacy mencakup basic personal finance, income and spending, credit and debt, saving and investment, serta risk management.

Fakultas Ekonomi adalah salah satu fakultas yang memiliki jumlah mahasiswa yang cukup besar diantara 12 Fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara.. Fakultas ini memiliki misi “Menjadi salah satu Fakultas Ekonomi terkemuka yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam persaingan global.”

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara memiliki tiga departemen S1 Reguler dan Ekstensi yang terdiri dari program studi Ekonomi Pembangunan, Manajemen dan S1 Akuntasi serta tiga departemen Diploma yang terdiri dari D3 Akuntasi, D3 Keuangan, serta D3 Kesekretariatan. Sebagian besar mahasiswa ini dalam sedang berada dalam masa peralihan dari ketergantungan secara finansial (financial dependence) menjadi mandiri secara finansial (financial independece) dan akan segera memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, dibutuhkan financial literacy sebagai bekal dalam mengelola dan mengambil keputusan keuangan di


(19)

masa depan, selain itu perilaku keuangan (financial behavior) yang positif juga perlu dikembangkan sejak dini.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik membuat penelitian dengan judul “Analisis Personal Financial Literacy dan Financial Berhaviour pada Mahasiswa Strata I Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka terdapat perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaiamana gambaran personal financial literacy mahasiswa strata satu Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara secara umum?

2. Bagaiamana gambaran personal financial literacy mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara berdasarkan latar belakang sosioekonomi dan sosiodemografi yang terdiri dari jenis kelamin, program studi, stambuk, IPK, dan residence (menetap bersama orang tua atau tinggal sendiri/kost), tingkat pendidikan orang tua, serta pendapatan orang tua?

3. Bagaimana gambaran financial behavior mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara berdasarkan tingkat personal financial literacy yang dimilikinya?


(20)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain adalah:

1. Untuk menganalisis secara deskriptif tingkat personal financial literacy mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara secara umum.

2. Untuk menganalisis secara deskriptif gambaran personal financial literacy mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara berdasarkan latar belakang sosioekonomi dan sosiodemografi yang terdiri dari jenis kelamin, program studi, stambuk, IPK, dan residence (menetap bersama orang tua atau tinggal sendiri/kost), tingkat pendidikan orang tua, serta pendapatan orang tua?

3. Untuk menganalisis secara deskriptif financial behavior Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara berdasarkan tingkat personal financial literacy yang dimilikinya.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak-pihak berikut:

1. Bagi Peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai sebuah sarana bagi peneliti untuk menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan serta sekaligus meningkatkan level financial literacy peneliti sendiri.

2. Bagi Mahasiswa dan Masyarakat, diharapkan mahasiswa dan masyarakat dapat semakin menyadari pentingnya financial literacy ditengah


(21)

kompleksitas kebutuhan individu dan produk finansial sehingga terdorong untuk belajar lebih dalam lagi dan menjadi konsumen yang cerdas yang dapat membuat keputusan keuangan yang tepat demi tercapainya kemakmuran.

3. Bagi Universitas,penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat literasi keuangan mahasiswa di Universitas Sumatera Utara, sehingga pihak Universitas dapat menggunakannya sebagai acuan atau pertimbangan dalam memberikan edukasi finansial kepada mahasiswa, tidak terbatas pada mahasiswa fakultas ekonomi saja, tetapi semua mahasiswa dari berbagai program studi.

4. Bagi Bank ,sebagai salah satu lembaga keuangan tentunya memiliki tanggung jawab untuk memberikan edukasi finansial kepada masyarakat, oleh karena itu, diharapkan dengan adanya penelitian ini, bank semakin gencar dalam memberikan edukasi finansial kepada masyarakat.

5. Bagi peneliti selanjutnya dan pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian-penelitian sejenis.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Financial Literacy

2.1.1.1 Pengertian Financial Literacy

Ilmu keuangan merupakan sebuah ilmu yang dinamis dan prakteknya melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, ilmu ini mutlak diperlukan setiap orang supaya dapat secara optimal menggunakan instrumen-instrumen serta produk-produk finansial yang ada serta dapat membuat keputusan keuangan yang tepat, dengan kata lain setiap orang harus mempunyai financial literacy yang memadai.

Menurut Lusardi (2008), financial literacy adalah “knowledge of basic financial concepts, such as the working of interest compounding, the difference between nominal and real values and the basic of the risk diversivication.”

Dari defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa financial literacy adalah pengetahuan mengenai konsep-konsep dasar keuangan, termasuk diantaranya pengetahuan mengenai bunga majemuk, perbedaan nilai nominal dan nilai riil, pengetahuan dasar mengenai diversifikasi risiko, nilai waktu dari uang dan lain-lain.


(23)

2.1.1.2 Aspek dalam Financial Literacy

Financial literacy mencakup beberapa aspek dalam keuangan, yaitu pengetahuan dasar mengenai keuangan pribadi (basic personal finance), manajemen uang (money management), manajemen kredit dan utang (credit and debt management), tabungan dan investasi (saving and investment), serta manajemen risiko (risk management).

1. Pengetahuan Dasar mengenai Keuangan Pribadi (Basic Personal Finance) Pengetahuan dasar mengenai keuangan pribadi mencakup pemahaman terhadap beberapa hal-hal yang paling dasar dalam sistem keuangan seperti perhitungan tingkat bunga sederhana, bunga majemuk, pengaruh inflasi, oportunity cost, nilai waktu dari uang, likuiditas suatu aset dan lain-lain. 2. Manajemen Uang

Aspek ini mencakup bagaimana seseorang mengelola uang yang dimilikinya serta kemampuan menganalisis sumber pendapatan pribadinya. Manajemen uang juga terkait dengan bagaimana seseorang membuat prioritas penggunaan dana serta membuat anggaran.

3. Manajemen Kredit dan Utang

Ada kalanya seseorang mengalami kekurangan dana sehingga harus memanfaatkan kredit maupun utang. Semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan hidup mengakibatkan tidak semua pengeluaran dapat lagi dibiayai dengan pendapatan, seperti rumah dan kendaraan dan biaya pendidikan. Menggunakan kredit maupun utang dapat menjadi pertimbangan untuk mengatasi hal tersebut. Dengan sumber pendanaan berupa kredit maupun


(24)

utang, individu dapat mengkonsumsi barang dan jasa pada saat ini, dan membayarnya di masa yang akan datang.

Dalam kondisi tertentu, kredit dan utang bisa menguntungkan, misalnya kredit atau utang ke bank yang digunakan untuk membangun rumah/properti, sebab harga properti dapat mengimbangi inflasi, atau pun pinjaman untuk membeli alat-alat produksi dan modal kerja lain yang produktif.

Pengetahuan yang cukup yang mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan kredit, pertimbangan dalam melakukan pinjaman, karakteristik kredit konsumen, tingkat bungan pinjaman, jangka waktu pinjaman, sumber utang atau pun kredit dan lain-lain sangat dibutuhkan agar dapat menggunakan kredit dan utang secara bijaksana.

4. Tabungan dan Investasi

Tabungan (saving) adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak digunakan untuk konsumsi. Masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih besar dari kebutuhan konsumsi akan mempunyai kesempatan untuk menabung. Investasi (investment) adalah bagian dari tabungan yang digunakan untuk kegiatan ekonomi menghasilkan barang dan jasa (produksi) yang bertujuan mendapatkan keuntungan. Jika tabungan besar, maka akan digunakan untuk kegiatan menghasilkan kembali barang dan jasa (produksi).

Dalam pemilihan tabungan, ada enam faktor yang perlu dipertimbankan (Kapoor, et.al., 2001:147) yaitu : 1. Tingkat pengembalian (persentase kenaikan tabungan), 2. Inflasi (perlu diperimbangkan dengan tingkat pengembalian karena dapat mengurangi daya beli), 3.


(25)

Pertimbangan-pertimbangan pajak, 4. Likuiditas (kemudahan dalam menarik dana jangka pendek tanpa kerugian atau dibebani fee), 5. Keamanan (ada tidaknya proteksi terhadap kehilangan uang jika bank mengalami kesulitan keuangan, dan 6. Pembatasan-pembatasan dan fee ( penundaan atas pembayaran bunga yang dimasukkan dalam rekening dan pembebanan fee suatu transaksi tertentu untuk penarikan deposito).

Dalam berinvestasi, terdapat banyak instrumen insvestasi yang dapat dipilih individu, baik pada aset riil seperti tanah, properti, emas, maupun aset keuangan seperti saham, obligasi, sertifikat deposito, dan reksadana. Dalam berinvestasi, ada lima faktor yang mempengaruhi pilihan investasi (Kapoor, et al., 2001:414), yaitu: 1. Keamanan dan risiko, 2.Komponen faktor risiko, 3. Pendapatan Investasi, 4. Pertumbuhan investasi, 5. Likuiditas.

Individu harus memahami hal-hal tersebut agar dapat menabung secara efektif atau pun agar mampu berinvestasi baik di aset riil maupun di aset keuangan.

5. Manajemen Risiko

Menurut Miller (1983:321) risiko bisa didefenisikan sebagai ketidakpastian atau kemungkinan adanya kerugian finansial. Respon tiap individu berbeda-beda terhadap risiko, tergantung pengalaman masa lalu serta motivasi psikologis. Kebanyakan individu cenderung menghindari situasi yang menimbulkan rasa tidak aman ataupun tidak berkecukupan. Oleh karena itu, penting untuk dapat menghadapi risiko dengan cara yang logis dan terkendali. Proses manajemen risiko meliputi tiga langkah berikut:


(26)

1. Mengindetifikasi eksposur dari risiko yang kita hadapi

2. Mengidentifikasi dampak keuangan yang dari risiko yang dihadapi 3. Memilih cara yang paling tepat untuk menghadapi risiko yang ada.

Cakupan risiko yang dihadapi individu meliputi:

1. Risiko personal , yang meliputi risiko akibat kematian, kecelakaan, ataupun penyakit.

2. Risiko kewajiban, yaitu tanggung jawab terhadap kerugian ekonomi orang lain akibat kelalaian kita.

3. Risiko aset, yaitu risiko atas rusak atau hilangnya aset yang kita miliki.

Cara kita menangani risiko akan berpengaruh terhadap keamanan finansial di masa yang akan datang. Salah satu cara menaggulangi risiko tersebut adalah dengan cara mengasuransikan aset ataupun hal-hal berisiko. Dibutuhkan pengetahuan atau literasi yang memadai untuk dapat mengelola risiko-risiko tersebut dan terhidar dari risiko tambahan akibat kurangnya pengetahuan, contohnya risiko penipuan berkedok asuransi.

2.1.1.3 Kategorisasi Personal Financial Literacy

Chen dan Volpe (1998) mengkategorikan tingkat personal financial literacy menjadi tiga kelompok yaitu, rendah (<60%) , sedang (60%<80%) dan tinggi (≥80%). Pengkategorian ini didasarkan pada persentase jawaban responden yang benar dari sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengukur personal financial literacy.


(27)

Selain itu, untuk melihat menganalisis financial behavior berdasarkan tingkat financial literacy yang dimilikinya, Chen dan Volpe (1998) juga mengkatategorikan financial literacy berdasarkan median. Responden yang memiliki tingkat literasi keuangan dibawah median masuk dalam kategori responden dengan tingkat financial literacy yang relatif rendah, sedangkan responden yang memiliki tingkat literacy diatas median masuk dalam kategori responden dengan tingkat financial literacy relatif tinggi.

2.1.2 Financial Behavior (Perilaku Keuangan)

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa financial literacy memiliki hubungan positif dengan perilaku keuangan (financial behavior). Hilgert, Hogart dan Beverly (2003) menambahkan financial behavior dan financial lliteracy ke dalam kuesioner pada National Survey of Consumer Finances. Mereka membuat Financial Practice Index berdasarkan perilaku dalam empat variabel: manajemen arus kas, manajemen kredit, tabungan, dan perilaku investasi, kemudian membandingkan indeks tersebut dengan skor financial literacy dan menemukan bahwa orang dengan level financial literacy yang lebih tinggi juga memiliki Financial Practice Index yang lebih tinggi, yang mengindikasikan adanya hubungan positif antara perilaku keuangan (financial behavior) dengan financial literacy walaupun arah kausalitasnya belum jelas.

Kausalitasnya mungkin saja berbeda, dalam arti bahwa peningkatan dalam financial literacy yang menyebabkan semakin baik atau efektifnya


(28)

perilaku keuangan (financial behavior) serta pengambilan keputusan keuangan (financial decisions making) atau malah sebaliknya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Chen dan Volpe (1998) melakukan penelitian berjudul “An Analysis of Personal Financial Literacy Among College Student.” Survei dilakukan terhadap 924 orang mahasiswa dari 14 universitas di California, Florida, Kentucky, Massachussetts, Ohio, dan Pennsylvania. Penelitian bertujuan untuk melihat gambaran personal financial literacy di kalangan mahasiswa, menganalisa hubungan karakteristik mahasiswa dengan financial literacy, serta menganalisa dampak dari pengetahuan terhadap opini dan keputusan mahasiswa terhadap isu-isu keuangan. Survei menggunakan 36 pertanyaan pilihan berganda untuk mengukur tingkat literasi keuangan, delapan pertanyaan untuk melihat opini dan keputusan mahasiswa terhadap isu-isu keuangan, serta delapan pertanyaan untuk menggali informasi mengenai latar belakang responden. Variabel dependen adalah financial literacy dan variabel independen (eksplanatori) adalah program studi, stambuk, jenis kelamin, ras, kewarganegaraan, pengalaman kerja, usia dan pendapatan. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, regresi logistik dan ANOVA. Hasil penelitian menunjukan responden memiliki pengetahuan keuangan dan hanya dapat menjawab 53% pertanyaan dengan benar. Mahasiswa dari program studi non-bisnis, perempuan, junior, usia dibawah 30 tahun, dan pengalaman kerja sedikit diasosiasikan dengan tingkat personal financial literacy yang rendah, dan cenderung memiliki opini dan keputusan keuangan yang salah.


(29)

Beal dan Delpachitra (2003) melakukan penelitian berjudul “Financial Literacy Among Australian University Students”. Survei dilakukan terhadap 837 mahasiswa di University of Southern Quensland, Australia untuk mengukur tingkat financial literacy dengan menggunakan 25 pertanyaan pilihan berganda terkait keuangan. Variabel dependennya adalah financial literacy dan variabel independennya adalah program studi, jenis kelamin, usia, status kekeluargaan, jenjang pendidikan, jenis pekerjaann, pengalamana kerja, pendapatan, toleransi terhadap risiko. Financial literacy dikelompokkan menajadi lima area spesifik yaitu, basic concept, market and instrument, planning, analysis and decisions, serta insurance. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan responden memiliki financial literacy yang rendah (rata-rata responden hanya dapat menjawab 13 pertanyaan dengan benar). Hasil penelitian juga menunjukkan responden dengan jenis pekerjaan yang rumit, pengalaman kerja banyak, berasal dari progam studi bisnis, serta pria adalah responden yang memiliki financial literacy relatif tinggi.

Keown (2011) melakukan penelitian berjudul “The Financial Knowledge of Canadians”. Penelitian dilakukan terhadap 15.519 orang pada 10 propinsi di Kanada untuk mengetahui gambaran pengetahuan keuangan masyarakat Kanada. Variabel dependennya adalah financial knowledge dan variabel independen (eksplanatori) adalah usia, jenis kelamin, status keluarga, status imigrasi, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status kepemilikan rumah, dan wilayah domisili. Penelitian menggunakan 14 pertanyaan terkait pengetahuan


(30)

mengenai manajemen uang harian, penganggaran dan perencanaan keuangan jangka panjang dan dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jawaban yang benar dari seluruh responden adalah 67%. Responden yang berpenghasilan tinggi, pria, lulus perguruan tinggi, pemilik rumah serta individu yang tinggal sendiri diasosiasikan dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi, disisi lain, imigran memiliki tingkat pengetahuan yang lebih rendah dibanding mansyarakat yang lahir di Kanada.

2.3 Kerangka Konseptual

Beberapa penelitian terdahulu (Chen dan Volpe, 1998; Beal dan Delpachitra, 2003; Robb dan James III, 2009; Keown, 2011) selalu mengikutsertakan latar belakang demografi dan sosioekonomi sebagai variabel eksplanatori untuk financial literacy yang bertujuan untuk melihat tingkat literasi keuangan untuk sub-grup di dalam sampel.

Jenis kelamin sering diasosiasikan dengan tingkat personal financial literacy. Beberapa penelitian menemukan laki-laki cenderung memiliki tingkat personal financial literacy yang lebih tinggi dibanding perempuan (ANZ, 2008; Lusardi dan Mitchel 2006;2007), akan tetapi berlawanan dengan hal tersebut, Wagland dan Taylor (2009) tidak menemukan bahwa jenis kelamin berpengaruh terhadap tingkat personal financial literacy pada mahasiswa program studi bisnis di Australia.

Stambuk (classrank) juga diasosiasikan dengan financial literacy dimana mahasiswa yang lebih senior cenderung memiliki tingkat personal financial


(31)

literacy yang lebih tinggi (Chen dan Volpe, 1998). Sejalan dengan hal tersebut, tinggi rendahnya tingkat pendidikan juga diidentikkan dengan tinggi rendahnya tingkat personal financial literacy (Gallery et.al., 2007) walaupun terdapat sejumlah besar individu yang sudah menempuh pendidikan di perguruan tinggi yang memiliki tingkat personal financial literacy yang rendah (Lusardi dan Allessie, 2007). Sementara itu Lusardi et.al. (2009) juga menemukan bahwa tingkat pendidikan orang tua juga berpengaruh besar terhadapa tingkat personal financial literacy orang-orang dewasa di Amerika.

Berkenaan dengan tingkat kekayaan, tingkat pendapatan suatu rumah tangga (household income) yang dalam penelitian ini diwakili oleh pendapatan orang tua juga diasosiasikan dengan tingkat literasi keuangan dimana orang-orang dengan pendapatan rumah tangga yang lebih tinggi atau lebih kaya cenderung memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih tinggi karena mereka lebih sering menggunakan instrumen dan layanan finansial seperti reksa dana, obligasi, kartu kredit dan lain-lain. Sementara itu orang dengan pendapatan yang lebih rendah mungkin tidak perlu menggunakan layanan-layanan dan instrumen keuangan tersebut karena sebagian besar pendapatan digunakan untuk konsumsi dan hanya sedikit atau tidak ada yang tersisa untuk ditabung maupun untuk diinvestasikan (Keown,2011).

Keown (2011) juga menemukan bahwa orang yang tinggal sendiri cenderung memiliki tingkat personal financial literacy yang lebih tinggi dibanding yang tinggal bersama pasangan ataupun orangtuanya sebab orang yang tinggal sendiri harus bertanggung jawab sendiri atas penggunaan dana,


(32)

transaksi serta keputusan keuangan (financial decisions) yang dia lakukan sehari-hari. Dalam penelitian ini variabel eksplanatori ini diwakili oleh variable Residence.

Chen dan Volpe (1998) menggunakan median untuk mengkategorikan tingkat personal financial liteacy menjadi dua, relatif rendah dan relatif tinggi untuk melihat hubungan antara personal financial literacy dengan personal financial behavior. Responden dengan tingkat personal financial literacy rendah adalah responden yang rata-rata skornya berada di bawah median, sementara responden dengan tingkat personal financial literacy tinggi adalah responden yang tingkat personal financial literacynya berada diatas median responden secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian teoritis dan penelian terdahulu, maka kerangka konseptual di penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Gallery et.al., 2011, data diolah

Financial Behavior Financial Literacy

• Relatif Tinggi • Relatif Rendah Latar Belakang

Sosiodemografi • Jenis Kelamin • Program studi • Stambuk

• IPK

• Residence

• Pendidikan Orangtua • Pendapatan Orangtua


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau hubungan antara fenomena yang diuji. Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan menggunakan pertanyaan dalam menggali informasi yang dibutuhkan.

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat

kontradiktif mengenai subjek penelitian (http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_deskriptif, 2012).

3.2. Tempat dan Waktu Penelitan

Penelitian ini dilaksanankan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jalan Prof.T.M. Hanafiah, SH Kampus USU Medan - 20155, Medan yang dilakukan mulai September 2011 sampai dengan Juni 2012.


(34)

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional digunakan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian. Adapun batasan operasional penelitian ini adalah pada mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara stambuk 2008 sampai dengan 2011 yang masih aktif sampai dengan Juni 2012 yang bertujuan melihat gambaran personal financial literacy dan financial behaviour mahasiswa berdasarkan latar belakang berupa jenis kelamin,program studi, stambuk, Indeks prestasi kumulatif (IPK), Residence (tempat tinggal selama kuliah), tingkat pendidikan orang tua, serta tingkat pendapatan orang tua.

3.4. Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel memberikan tuntunan dalam memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Defenisi variabel yang ada di dalam penelitian ini antara lain;

a. Personal Financial literacy

Personal financial literacy didefenisikan sebagai pengetahuan mengenai konsep-konsep keuangan (Lusardi, 2008). Personal financial literacy mencakup pengetahuan dasar mengenai keuangan pribadi ( basic personal finance), pengetahuan mengenai manajemen uang (cash management), pengetahuan mengenai kredit dan utang, pengetahuan mengenai tabungan dan investasi serta pengetahuan mengenai risiko.


(35)

b. Financial Behavior

Financial behavior berhubungan dengan bagaimana seseorang memperlakukan, mengelola, dan menggunakan sumber daya keuangan yang ada padanya. Individu yang memiliki financial behavior yang bertanggung jawab cenderung efektif dalam penggunaan uang yang dimilikinya, seperti membuat anggaran, menghemat uang dan mengontrol belanja, berinvestasi, serta membayar kewajiban tepat waktu.

c. Kategori Responden

Dalam penelitian ini responden dikategorikan menjadi beberapa subgroup untuk mendapatkan penjelasan deskriptif mengenai tingkat personal financial literacy dan financial behaviour setiap subgroup.

Tabel 3.1

Kategori Responden berdasarkan Faktor Sosiodemografi

Latar

Belakang Defenisi Kategori

Jenis

Kelamin Sifat fisik maupun psikis yang membedakan antara pria dan wanita

Laki-laki; Perempuan

Program studi

Bidang studi yang didalami responden dalam suatu fakultas di perguruan tinggi

Ekonomi Pembangunan; Manajemen; S1Akuntansi

Stambuk

Tahun dimana responden masuk dan tercatat sebagai mahasiswa di perguruan tinggi

2008; 2009 ;2010; 2011

IPK Indeks prestasi kumulatif yang dicapai responden pada saat penelitan berlangsung ≤2,50; 2,50<3,00; ≥3,00 Tempat tinggal/ Residence

Tempat dimana mahasiswa yang menjadi responden menetap selama masa perkuliahan

Tinggal sendiri (kost) Tinggal bersama orang tua Tingkat

Pendidikan Orang tua

Jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh oleh orangtua responden.

SD; SMP; SMA; Sarjana ; Magister; Doktor

Tingkat Pendapatan Orang tua

Tingkat penghasilan yang diperoleh orang tua responden selama sebulan baik dari penerimaan gaji, upah, ataupun penerimaan dari hasil usaha.

Rp1.000.000 <Rp5.000.000; Rp5.000.000<Rp10.000.000; ≥Rp10.000.000 Sumber : Data diolah, 2012


(36)

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Menurut Supranto (2004:2) populasi ialah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan karena karakteristiknya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa strata satu (S1) Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara stambuk 2008 sampai dengan 2011. Berikut data mengenai jumlah mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara stambuk 2008 sampai dengan 2011:

Tabel 3.2

Jumlah Mahasiswa S1 Reguler

Fakultas Ekonomi USU Semester Genap 2011/2012

Stambuk

Program studi Ekonomi

Pembangunan Manajemen S1 Akuntansi LK PR Jumlah LK PR Jumlah LK PR Jumlah 2008 41 75 116 90 108 198 77 132 209 2009 48 68 116 102 115 217 98 190 288 2010 84 85 169 95 107 202 79 132 211 2011 57 86 143 131 194 325 102 229 332 Jumlah 230 314 544 418 524 942 356 683 1039 Sumber: Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi USU, Data diolah, 2012

b. Sampel

Sampel adalah bagain dari populasi yang masih memiliki karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006: 73). Dalam penelitian ini, populasi dipisahkan menjadi subpopulasi saling eksklusif atau strata. Menurut Cooper (2006:130), stratifikasi biasanya lebih efisien secara statistik. Cara ini dipilih karena peneliti ingin melihat karakteristik dalam setiap populasi. Dengan demikian, pengambilan sampel dalam penelitian ini


(37)

dilakukan dengan cara proportionate stratified sampling. Mahasiswa dibagi berdasarkan tingkat kelas mereka (stambuk), program studi, serta jenis kelamin.

Dalam pengambilan sampel bertingkat proporsional, setiap strata diwakili dengan tepat sehingga ukuran sampel yang ditarik dari stratum proporsional dengan bagian strata dari seluruh populasi.Ukuran sampel dihitung dengan dua informasi yaitu: (1) seberapa besar seluruh sampel seharusnya dan (2) seberapa besar sampel dialokasikan setiap strata.

Jumlah sampel keseluruhan dihitung dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:

n = N

1 + Ne2 dimana:

n : jumlah sampel

N : ukuran populasi

e : persen toleransi terhadap kesalahan pengambilan sampel

sehingga jumlah sampel yang didapat dengan standar error 10% adalah:

n = 2525

1 + 2525(0,1)2 n≈ 97


(38)

Berdasarkan hasil perhitungan, didapat sampel sebanyak 97 orang mahasiswa, yang kemudian disebar secara proporsional per strata dan per kategori yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu tingkatan kelas (stambuk), jenis kelamin, dan program studi.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling. Menurut Sugiyono (2004:77) accidental sampling adalah mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data. Teknik ini biasanya dilakukan karena keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh. Keuntungan dari pada teknik ini adalah terletak pada ketepatan peneliti memilih sumber data sesuai dengan variabel yang diteliti (Arikunto, 2002).

Tabel 3.3

Jumlah dan Sebaran Sampel Per Strata

Stambuk

Program studi Ekonomi

Pembangunan Manajemen S1 Akuntansi LK PR Jumlah LK PR Jumlah LK PR jumlah

2008 2 3 5 4 4 8 3 5 28

2009 2 3 5 4 4 8 4 7 39

2010 3 3 6 4 4 8 3 5 29

2011 2 3 5 5 7 11 4 9 45

Jumlah 9 12 21 17 19 36 14 26 40


(39)

3.6. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif yang bersumber dari data primer dan sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa jenis kelamin, program studi, stambuk, indeks prestasi kumulatif (IPK), tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, tingkat personal financial literacy, serta financial behavior. Untuk tingkat literasi keuangan, data didapatkan dari jawaban responden terhadap 27 pertanyaan kemudian jumlah jawaban yang benar dihitung dan dibagi dengan seluruh pertanyaan kemudian dikali seratus persen. Sedangkan financial behavior didapat melalui respon responden terhadap tujuh buah pertanyaan dengan respon “tidak pernah”, “jarang”, dan “selalu.”

3.7. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitaian ini adalah sebagai berikut:

a. Pembagian Angket (Questionare)

Angket atau kuesioner yaitu daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis yang disusun oleh peneliti sebagai alat untuk mengukur varibel yang ada dalam penelitian. Kuesioner dalam penelitian ini diadaptasi dari penelitian Chen dan Volpe (1998) dan Mandell (2008) yang terdiri dari 27 pertanyaan pilihan berganda berkaitan dengan pengetahuan keuangan dan enam buah pernyataan yang berkaitan dengan perilaku keuangan yang diadaptasi dari penelitian Xiao et.al. (2007).


(40)

b. Wawancara (interview)

Wawancara yaitu pengumpulan informasi dan data dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan responden.

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti baik untuk mendapatkan landasan teori atau pun untuk memperdalam wawasan peneliti.

3.8. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk menganilisis data adalah metode Analisis Deskriptif. Metode analisis deskriptif bertujuan menyimpulkan data dalam jumlah yang besar agar hasilnya dapat ditafsirkan (Kuncoro ,2009:192).

Dalam analisis deskriptif data dikelompokkan, dan memisahkan bagian-bagian yang relevan dari seluruh data. Data diatur, diurutkan serta dimanipulasi agar bisa memberikan informasi deskriptif untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam perumusan masalah.


(41)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif sampai dengan Mei 2012. Dari jumlah mahasiswa sebanyak 2525 orang, sampel diambil dengan menggunakan rumus Slovin dengan error 10%, sehingga didapat sampel sebanyak 97 orang yang kemudian diambil dengan cara proportionate random sampling. Berikut ini akan dibahas terlebih dahulu mengenai deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin, program studi, stambuk, IPK, residence, tingkat pendidikan orang tua, serta tingkat pendapatan orang tua.

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki -laki 40 41,2

Perempuan 57 58,8

Total 97 100

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data primer yang terdapat dalam Tabel 4.1 diperoleh informasi bahwa responden terdiri dari 40 orang laki-laki atau sebanyak 41,2% dari total sampel dan 57 orang perempuan atau 58,8% dari total sampel sebanyak 97 orang.


(42)

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Program studi

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi

Program Studi Jumlah Persentase

Ekonomi Pembangunan 21 21,6

Manajemen 36 37,1

S1 Akuntansi 40 41,2

Total 97 100

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data primer yang terdapat pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden terdiri dari 21 orang dari program studi Ekonomi Pembangunan atau sebanyak 21,6%, 36 orang dari program studi Manajemen atau sebanyak 37,1%, serta 40 orang dari program studi S1 Akuntasi atau sebanyak 41,2% dari total 97 orang responden.

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Stambuk Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk

Stambuk Jumlah Persentase

2008 21 21,6

2009 23 23,7

2010 23 23,7

2011 30 30,9

Total 97 100

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2012

Dalam penelitian ini hanya empat stambuk dimasukkan karena populasinya yang paling banyak dan dianggap cukup mewakili. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah responden hampir merata untuk setiap stambuk, yaitu 21 orang atau 21,6% untuk stambuk 2008, 23 orang atau 23,7% untuk stambuk 2009,


(43)

23 orang atau 23,7% untuk stambuk 2010, serta 30 orang atau 30,9% untuk stambuk 2011.

4. Deskripsi Responden Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan IPK

IPK Jumlah Persentase

≤2,50 1 1,0

2,51<3,00 31 32,0

≥3,00 65 67,0

Total 97 100

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2012

Indeks prestasi kumulatif dikelompokkan dalam beberapa rentang yaitu <2,50, 2,50<3,00, serta >3,00. Berdasarkan hasil pengolahan data primer yang terdapat dalam Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hanya satu orang responden yang indeks prestasi kumulatifnya berada dibawah 2,50, 31 orang responden memiliki indeks prestasi kumulatif antara 2,50 sampai dengan 3,00 atau sekitar 32% dan 65 orang responden memiliki indeks prestasi kumulatif diatas 3,00 atau sekitar 67% dari keseluruhan responden, karena akan menimbulkan bias dan dianggap tidak mewakili maka kedepannya respoden dengan IPK dibawah 2,50 akan dihilangkan.

5. Deskripsi Responden Berdasarkan Residence

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Residence

Residence Jumlah Persentase

Tinggal Sediri/Kost 52 53,6

Tinggal bersama orangtua 45 46,4

Total 97 100


(44)

Residence adalah tempat tinggal mahasiswa selama kuliah. Sebagian besar mahasiswa tinggal sendiri/kost selama kuliah dan kelompok ini cenderung lebih mandiri dalam mengelola keuangannya karena terlibat secara penuh atas setiap transaksi keuangannya sehari-hari. Berdasarkan hasil pengolahan data primer pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa terdapat lebih banyak responden yang tinggal sendiri dibanding yang dengan yang tinggal bersama orangtuanya. Terdapat sebanyak 52 orang mahasiswa (53,6%) mahasiswa yang tinggal sendiri/kost dan sisanya sebanyak 45 responden (46,4%) tinggal bersama orangtuanya.

6. Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua Tabel 4.6

Karakteristik Responden

Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua

Pendidikan Orang Tua Jumlah Persentase

SD 5 5,2

SMP 4 4,1

SMA 37 38,1

Sarjana 42 43,3

Magister 9 9,3

Total 97 100

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2012

Berdasarkan hasil pengolahan data primer pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa terdapat lima orang (5,2%) responden yang tingkat pendidikan orang tuanya SD, empat orang (4.1%) yang tingkat pendidikan orang tuanya SMP, 37 orang (38,1%) yang tingkat pendidikan orangtuanya SMA, 42 orang (43,3%) yang tingkat pendidikan orang tuanya Sarjana, dan sisanya sebanyak sembilan orang (9,3%) yang tingkat pendidikan orangtuanya Magister, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan orang tua responden kebanyakan setara SMA dan Sarjana.


(45)

7. Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Orang Tua Tabel 4.7

Karakteristik Responden

Berdasarkan Tingkat Pendapatan Orang Tua

Pendapatan Orang Tua Jumlah Persentase

Rp1.000.000,<Rp5.000.000 69 71,1

Rp5.000.000≤Rp10.000.000 23 23,7

>Rp10.000.000 5 5,2

Total 97 100

Sumber: Hasil pengolahan data primer, 2012

Pendapatan orang tua responden dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga, yaitu Rp1.000.000,- <Rp5.000.000,-, Rp5.000.000,- ≤Rp10.000.000,-, dan diatas Rp10.000.000,-.

Berdasarkan hasil pengolahan data primer yang terdapat dalam Tabel 4.7 terdapat 69 orang (71,1%) responden yang tingkat pendapatan orang tuanya berkisar Rp1.000.000,-<Rp5.000.000, 23 orang (23,7%) dengan tingkat pendapatan orang tua berkisar Rp5.000.000,-≤Rp10.000.000,- dan lima orang (5,2%) responden dengan tingkat penghasilan orang tua diatas Rp10.000.000,-.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Hasil Survei Tingkat Personal Financial Literacy Secara Keseluruhan

Tabel 4.8

Tingkat Personal Financial Literacy Secara Keseluruhan

N Minimum

(%)

Maksimum (%)

Rata-rata (%)

Median (%)

Standar Deviasi

97 18,5 88,88 56,61 59,25 15,71

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012

Hasil penyebaran kuesioner kepada 97 orang mahasiswa S1 Reguler Fakultas Ekonomi USU dapat dilihat pada Tabel 4.8. Jawaban


(46)

yang benar dihitung lalu dibagi dengan jumlah pertanyaan dan dikali seratus persen. Nilai terendah adalah 18,5% dan yang tertinggi adalah 88,88%. Hal ini berarti bahwa dari 27 pertanyaan, ada responden yang hanya bisa menjawab 5 pertanyaan dengan benar (18,5%) dari 27 pertanyaan yang diajukan, disisi lain ada juga responden yang mampu menjawab 24 (88,88%) pertanyaan dengan benar dari 27 pertanyaan yang diajukan namun tidak ada responden yang bisa menjawab seluruh pertanyaan dengan benar. Berikut ini grafik yang menunjukkan distribusi skor dari 97 responden:

Gambar 4.1

Distribusi Jawaban Responden Secara Keseluruhan

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012

Gambar 4.1 menunjukkan cukup banyak responden yang memiliki tingkat pengetahuan keuangan yang relatif rendah. Kebanyakan responden terdistribusi mendekati mean (56,11) dan median (59,25). Sementara itu,


(47)

ada juga beberapa responden yang memiliki nilai yang cukup ekstrim atau jauh dari mean dan median.

Tabel 4.9

Tingkat Personal Financial Lilteracy

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 59 60,8

Sedang 31 32,0

Tinggi 7 7,2

Total 97 100

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012

Rata-rata jawaban yang benar dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu rendah (<60%), sedang (60%<80%), dan tinggi (80%) untuk memudahkan pengamatan. Metode ini merujuk kepada penelitian sebelumnya oleh Chen dan Volpe (1998) dimana jawaban yang benar dihitung dan dipersentasikan terhadap jumlah seluruh pertanyaan. Berdasarkan hasil pengolahan data primer yang terdapat dalam Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa 60,8% mahasiswa berada dalam kategori rendah, 32,0% berada dalam kategori sedang, dan hanya 7,2% yang memiliki tingkat literasi yang dengan level yang tinggi. Rata-rata Personal Financial Literacy mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mencapai 56,61% yang masuk dalam kateogori rendah. Hal ini mengindikasikan rata-rata responden hanya dapat menjawab setengah dari seluruh pertanyaan dengan benar.

Berikut ini grafik yang memberikan gambaran lebih jelas mengenai tingkat literasi keuangan dari seluruh responden:


(48)

Gambar 4.2

Tingkat Literasi Keuangan

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012

4.2.2. Hasil Survei untuk Setiap Area dan Butir Pertanyaan Tabel 4.10

Persentase Responden yang Menjawab dengan Benar untuk Setiap Pertanyaan

Area dan Pertanyaan Personal Financial Literacy

Persentase (%)

Kategori

a. Basic Personal Finance

1. Manfaat Pengetahuan Keuangan 2. Kuliah sebagai bagian dari investasi 3. Likuiditas suatu aset

4. Perhitungan tingkat bunga sederhana 5. Pengaruh inflasi terhadap kelompok

masyarakat tertentu

6. Pengaruh inflasi terhadap daya beli 7. Pengetahuan mengenai bunga

majemuk

Mean untuk area Basic Personal

Finance

46.4 69,1 43,3 60,8 50,5 78,4 18,6 52,4

Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang Rendah Rendah


(49)

Area dan Pertanyaan Personal Financial Literacy

Persentase (%)

Kategori b. Manajemen Uang

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan seseorang

9. Sumber pendapatan paling umum 10.Instrumen yang berkaitan dengan

pengeluaran

11.Pengeluaran tidak terduga (Emergency Fund)

12.Manfaat Penganggaran 13.Karakteristik ATM

Mean untuk area Manajemen Uang

66,0 88,7 51,5 51,5 62,9 84,5 67,5 Sedang Tinggi Rendah Rendah Sedang Tinggi Sedang c. Utang dan Kredit

14.Faktor-faktor yang mempengaruhi kelayakan kredit

15.Biaya Peminjaman

16.Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam meminjam uang

17.Manfaat kartu kredit

Mean untuk area Utang dan Kredit

76,3 45,4 78,4 46,4 61,62 Sedang Rendah Sedang Rendah Sedang d. Tabungan dan Investasi

18.Lembaga yang menjamin simpanan di bank

19.Besar dana maksimum yang dijamin oleh LPS

20.Karakteristik Deposito

21.Lembaga yang menerbitkan Sertifikat Deposito

22.Pengaruh suku bunga terhadap harga obligasi

23.Strategi Investasi 24.Saham

Mean untuk area Tabungan dan Investasi

74,2 18,6 57,7 79,4 22,7 32,0 63,9 49,78 Sedang Rendah Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah e. Manajemen Risiko

25.Tujuan utama memiliki asuransi

26.Jangka waktu perlindungan anak yang dicakup polis asuransi orang tua 27.Kelompok masyakat dengan risiko

paling besar

Mean untuk area Manajemen Risiko

94,8 23,7 41,2 53,23 Tinggi Rendah Rendah Rendah


(50)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat persentase responden yang menjawab setiap butir pertanyaan dengan benar serta rata-rata jawaban yang benar untuk setiap area personal financial literacy. Pada area Basic Personal Finance rata-rata jawaban responden yang benar adalah 52,4%. Pada area manajemen uang (money management) rata-rata jawaban responden yang benar adalah 67,5%, untuk area utang dan kredit (debt and credit) rata-rata jawaban responden yang benar adalah 61,2%, untuk area tabungan dan investasi (saving and investment) rata-rata jawaban responden yang benar adalah 49,78%, serta untuk area manajemen risiko (risk management) rata-rata jawaban responden yang benar adalah 53.3%.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka tingkat literasi mahasiswa yang paling rendah adalah di area tabungan dan investasi (saving and investment) yaitu sebesar 49,78% dan yang paling tinggi adalah di area manajemen uang (money management) yaitu sebesar 67,5%.

4.2.3. Personal Financial Literacy berdasarkan Latar Belakang Demografi dan Sosioekonomi

1. Personal Financial Literacy Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.11

Hasil Survei PersonalFinancial Literacy Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin N Rata-rata Median Standar Deviasi

Laki-laki 40 57,29% 57,40% 14,58

Perempuan 57 56,13% 59,25% 16,57

Total 97 56,61% 59,25% 15,71


(51)

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat rata-rata personal financial literacy berdasarkan jenis kelamin. Rata-rata tingkat personal finacial literacy laki laki adalah sebesar 57, 29% sedangkan untuk perempuan adalah 56,13%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat personal financial literacy mahasiswa laki-laki lebih tinggi dibanding rata-rata tingkat personal financial literacy mahasiswa perempuan.

Selain itu, Tabel 4.11 juga menunjukkan bahwa rata-rata tingkat literasi responden perempuan berada dibawah rata-rata responden secara keseluruhan serta standar deviasinya juga lebih besar yang berarti bahwa tingkat personal financial literacy perempuan lebih bervariasi dibanding dengan responden laki-laki. Hal ini tidak jauh berbeda dengan temuan Danes dan Hira (1987) serta Chen dan Volpe (1998) yang menemukan bahwa tingkat literasi keuangan mahasiswa perempuan lebih rendah dari mahasiswa laki laki.

Gambar 4.3

Rata-rata Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan Jenis Kelamin


(52)

Berdasarkan boxplot pada Gambar 4.3 dapat dilihat tingkat personal financial literacy responden laki-laki terdistribusi merata dibawah median, sementara tingkat personal financial literacy responden perempuan lebih banyak terdistribusi dibawah median.

2. Personal Financial Literacy Berdasarkan Program Studi

Tabel 4.12

Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Program Studi

Program Studi Jumlah Rata-rata Median Standar Deviasi Ekonomi

Pembangunan 21 60,13% 62,96% 16,43

Manajemen 36 52,56% 53,70% 17,02

S1 Akuntansi 40 58,40% 59,25% 13,57

Total 97 56,61% 59,25% 15,71

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat rata-rata tingkat personal financial literacy berdasarkan program studi. Untuk program studi Ekonomi Pembangunan rata-rata tingkat personal financial literacy yang dicapai adalah sebesar 60,13 %, sedangkan untuk program studi Manajemen, rata-rata tingkat personal financial literacy adalah sebesar 52,56%, dan yang terakhir untuk program studi S1 Akuntasi rata-rata tingkat personal financial literacy yang dicapai adalah sebesar 58,40%. Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat personal financial literacy S1 Manajemen berada dibawah rata-rata tingkat personal financial literacy responden secara keseluruhan (52,56%<56,61%), sedangkan untuk program studi Ekonomi Pembangunan dan S1


(53)

Akuntansi, rata-rata personal financial litearcy-nya berada diatas rata-rata responden secara keseluruhan.

Standar deviasi untuk program studi Ekonomi pembangunan adalah sebesar 16,43, untuk program studi Manajemen sebesar 17,02, dan untuk program studi S1 Akuntansi sebesar 13,57, yang berarti variansi dari tingkat literasi keuangan yang paling tinggi berada di program studi Manajemen, sedangkan yang paling rendah adalah untuk program studi S1 Akuntasi.

Berikut ini boxplot yang menunjukkan rata-rata tingkat personal financial literacy untuk setiap program studi:

Gambar 4.4

Rata-rata Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan Program studi


(54)

Berdasarkan boxplot pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar tingkat literasi keuangan untuk program studi Ekonomi Pembangunan dan Manajemen berada di bawah median, sementara untuk program studi S1 Akuntasi lebih banyak responden yang memiliki tingkat literacy diatas median.

3. Personal Financial Literacy Berdasarkan Stambuk Tabel 4.13

Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Stambuk

Stambuk Jumlah Rata-rata Median Standar Deviasi

2008 21 64,89% 62,96% 12,64

2009 23 60,03% 59,25% 15,88

2010 23 53,94% 55,55% 16,93

2011 23 50,24% 53,70% 13,84

Total 97 56,61% 59,25% 15,71

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat rata-rata tingkat personal financial literacy responden dari stambuk 2008 sampai dengan 2011. Rata-rata tingkat personal financial literacy untuk stambuk 2008 adalah 64,89% dengan standar deviasi 12,64, rata-rata tingkat personal financial litercy untuk stambuk 2009 adalah 60.03% dengan standar deviasi 15.88, untuk stambuk 2010 sebesar 53.94% dengan standar deviasi 16.93, dan yang terakhir stambuk 2011 dengan rata-rata tingkat personal financial literacy sebesar 50.24% dengan standar deviasi 13.84.

Rata-rata personal financial literacy stambuk 2008 dan 2009 berada diatas rata-rata responden secara keseluruhan dan termasuk kategori sedang, sedangkan untuk stambuk 2010 dan 2011 rata-rata tingkat


(55)

personal financial literacynya berada dibawah rata-rata respondens secara keseluruhan dan termasuk dalam kategori rendah.

Berikut ini grafik yang menunjukkan rata-rata personal financial literacy berdasarkan stambuk:

Gambar 4.5

Rata-rata Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan Stambuk

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012

Berdasarkan boxplot pada Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden stambuk 2008 dan 2009 memiliki tingkat literasi keuangan diatas median untuk masing-masing, sementara untuk stambuk 2010 dan 2011 lebih banyak responden yang memilki tingkat literasi keuangan dibawah mendian.


(56)

4. Personal Financial Literacy Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

Tabel 4.14

Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

IPK Jumlah Rata-rata Median Standar Deviasi

≤2,50 1 55,55% - -

2,50<3,00 31 47,64% 48,14% 16,41

≥3,00 60 60,90% 59,25% 13,65

Total 97 56,61% 59,25% 15,71

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat rata-rata tingkat personal financial literacy berdasarkan indeks prestasi kumulatif (IPK). Hanya terdapat satu orang dengan IPK berada dibawah 2,50 dari 97 orang responden, oleh karena itu untuk analisis tingkat literasi keuangan berdasarkan indeks prestasi kumulatif, responden tersebut tidak akan diikutsertakan, sedangkan untuk responden dengan IPK 2,50<3,00 rata-rata tingkat personal financial literacy adalah sebesar 47,64% dengan standar deviasi 16.41 dan berada dalam kategori rendah, sementara untuk responden dengan IPK ≥3,00 rata -rata tingkat personal financial literacy adalah 60,90% dengan standar deviasi 13,65 dan berada dalam kategori sedang.

Berikut ini grafik yang menunjukkan tingkat personal financial literacy responden berdasarkan IPK:


(57)

Gambar 4.6

Rata-rata Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan IPK

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012

Berdasarkan boxplot pada Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa tingkat personal financial literacy untuk responden dengan IPK 2,50< 3,00 sebagian besar terdistribusi dibawah median, sementara untuk responden dengan IPK ≥3,00 sebagian besar terdistribusi diatas median.

5. Personal Financial Literacy Berdasarkan Residence

Tabel 4.15

Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Recidence

Recidence Jumlah Rata-rata Median Standar

Deviasi Tinggal Sediri/Kost 52 58,75% 59,25% 14,94 Tinggal bersama

orangtua 45 54,13% 55,55% 16,38

Total 97 56,61% 59,25% 15,71


(58)

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat rata-rata tingkat personal financial literacy berdasarkan residence. Rata-rata tingkat personal financial literacy untuk mahasiswa yang tinggal sendiri/kost adalah 58,75% dengan frekuensi sebanyak 52 orang, sedangkan untuk mahasiswa yang tinggal bersama orang tua adalah sebesar 54,13% dengan frekuensi sebanyak 45 orang responden.

Berikut ini grafik yang menunjukkan rata-rata tingkat personal financial literacy responden berdasarkan residence:

Gambar 4.7

Rata-rata Tingkat Personal Financial Literacy Berdasarkan

Residence Sumber : Pengolahan Data Primer dengan SPSS,2012

Berdasarkan boxplot pada Gambar 4.7 dapat kita lihat bahwa tingkat personal financial literacy kedua kelompok responden berada dibawah median, tetapi untuk responden yang tinggal sendiri distribusinya lebih mendekati median.


(59)

6. Personal Financial Literacy Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua

Gambar 4.16

Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat Pendidikan Orang tua

Jumlah Rata-rata Median Standar

Deviasi

SD 5 49,62% 44,44% 24,09

SMP 4 64,81% 62,96% 9,31

SMA 37 57,05% 59,25% 13,19

Sarjana 42 58,26% 59,25% 16,75

Magister 9 47,32% 44,44% 15,58

Total 97 56,61% 59,25% 15,71

Sumber: Pengolahan Datar Primer dengan SPSS, 2012

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat rata-rata tingkat personal financial literacy berdasarkan tingkat pendidikan orangtua. Rata-rata tingkat personal financial literacy untuk mahasiswa yang tingkat pendidikan orang tuanya SD adalah 49,62%, 64.81% untuk mahasiswa yang tingkat pendidikan orangtuanya SMP, 57.05% untuk mahasiswa yang tingkat pendidikan orangtuanya SMA, 58.26% untuk mahasiswa yang tingkat pendidikan orantuanya Sarjana, serta 47.32% untuk mahasiswa yang tingkat pendidikan orangtuanya Magister.

Berikut ini grafik yang menunjukkan rata-rata tingkat personal financial literacy berdasarkan tingkat pendidikan orang tua:


(60)

Gambar 4.8

Rata-rata Personal Financial Literacy Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012

Karena hasil yang didapat sangat bervariasi, peneliti mencoba mengelompokkan tingkat pendidikan orang tua menjadi dua kelompok dan hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.17

Hasil Survei Personal Financial Literacy Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua

Pendidikan Orang Tua

Jumlah Rata-rata Median Standar

Deviasi

Tidak lulus kuliah 46 56,91 59,25 14,42

Lulus Kuliah 51 56,33 59,25 16,93

Total 97 56,61 59,25 15,71

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012

Setelah tingkat pendidikan orang orang tua dikelompokkan menjadi dua kelompok maka dapat dilihat pada Tabel 4.17 bahwa rata-rata personal financial literacy mahasiswa yang orangtuanya tidak lulus kuliah


(61)

adalah sebesar 56,91 sedangkan rata-rata personal financial literacy untuk mahasiswa yang orangtuanya lulus kuliah adalah 56,77%. Berikut ini boxplot yang menunjukkan perbandingan antara dua kelompok responden:

Gambar 4.9

Rata-rata Personal Financial Literacy Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012

Berdasarkan boxplot pada Gambar 4.9 dapat kita lihat tingkat personal financial literacy responden berdasarkan tingkat pendidikan orang tua setelah tingkat pendidikan orangtua responden dikelompokkan berdasarkan tidak lulus dan lulus kuliah. Dapat dilihat bahwa tingkat personal financial literacy respoden yang tidak lulus kuliah lebih banyak terdistribusi dibawah median dan hanya sedikit yang berada diatas median, sementara untuk responden yang orang tuanya lulus kuliah, tingkat personal financial literacynya terdistribusi hampir merata di bawah dan di atas median.


(1)

Menabung secara periodik/rutin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah 9 9.3 9.3 9.3

Jarang 55 56.7 56.7 66.0

Selalu 33 34.0 34.0 100.0

Total 97 100.0 100.0

Membandingkan harga antar toko/swalayan/supermarket sebelum melakukan pembelian Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Pernah' 3 3.1 3.1 3.1

Jarang 30 30.9 30.9 34.0

Selalu 64 66.0 66.0 100.0

Total 97 100.0 100.0

LAMPIRAN VIII

Frekuensi Responden dengan Financial Literacy Relatif Tinggi dan Relatif Rendah

Berdasarkan Batas Median

Financial Literacy

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid relatif rendah 59 60.8 60.8 60.8

relatif tinggi 38 39.2 39.2 100.0


(2)

LAMPIRAN IX

Output SPSS Untuk Tabulasi Silang Antara Financial Literacy dengan

Financial Behavior

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Financial Literacy * Membayar tagihan tepat waktu(misal, listrik, pulsa pasca banyar, dll)

97 100.0% 0 .0% 97 100.0%

Financial Literacy * Membuat anggaran pengeluaran dan belanja (harian, bulana, tahunan, dll)

97 100.0% 0 .0% 97 100.0%

Financial Literacy * Mencatat pengeluaran (harian, bulanan, tahunan)

97 100.0% 0 .0% 97 100.0%

Financial Literacy * Menyediakan dana untuk pengeluaran tidak terduga (emergency fund)

97 100.0% 0 .0% 97 100.0%

Financial Literacy * Menabung secara periodik/rutin

97 100.0% 0 .0% 97 100.0%

Financial Literacy * Menggunakan kartu debit untuk transaksi (belanja, membayar tagihan, dll)

97 100.0% 0 .0% 97 100.0%

Financial Literacy *

Membandingkan harga antar toko/swalayan/supermarket sebelum melakukan pembelian

97 100.0% 0 .0% 97 100.0%

Financial Literacy * Membayar tagihan tepat waktu(misal, listrik, pulsa pasca banyar, dll) Crosstabulation Membayar tagihan tepat waktu(misal, listrik,

pulsa pasca banyar, dll)

Total Tidak Pernah Jarang Selalu

Financial Literacy

relatif rendah Count 4 12 43 59

% within Financial Literacy

6.8% 20.3% 72.9% 100.0%

relatif tinggi Count 1 9 28 38

% within Financial Literacy

2.6% 23.7% 73.7% 100.0%

Total Count 5 21 71 97

% within Financial Literacy


(3)

Financial Literacy * Membuat anggaran pengeluaran dan belanja (harian, bulana, tahunan, dll) Crosstabulation

Membuat anggaran pengeluaran dan belanja (harian, bulana, tahunan, dll)

Total Tidak Pernah Jarang Selalu

Financial Literacy

relatif rendah Count 12 29 18 59

% within Financial Literacy

20.3% 49.2% 30.5% 100.0%

relatif tinggi Count 5 22 11 38

% within Financial Literacy

13.2% 57.9% 28.9% 100.0%

Total Count 17 51 29 97

% within Financial Literacy


(4)

Financial Literacy * Mencatat pengeluaran (harian, bulanan, tahunan) Crosstabulation Mencatat pengeluaran (harian, bulanan,

tahunan)

Total Tidak Pernah Jarang Selalu

Financial Literacy

relatif rendah Count 9 36 14 59

% within Financial Literacy

15.3% 61.0% 23.7% 100.0%

relatif tinggi Count 4 24 10 38

% within Financial Literacy

10.5% 63.2% 26.3% 100.0%

Total Count 13 60 24 97

% within Financial Literacy

13.4% 61.9% 24.7% 100.0%

Financial Literacy * Menyediakan dana untuk pengeluaran tidak terduga (emergency fund) Crosstabulation

Menyediakan dana untuk pengeluaran tidak terduga (emergency fund)

Total Tidak Pernah Jarang Selalu

Financial Literacy

relatif rendah Count 6 20 33 59

% within Financial Literacy

10.2% 33.9% 55.9% 100.0%

relatif tinggi Count 0 19 19 38

% within Financial Literacy

.0% 50.0% 50.0% 100.0%

Total Count 6 39 52 97

% within Financial Literacy


(5)

Financial Literacy * Menabung secara periodik/rutin Crosstabulation Menabung secara periodik/rutin

Total Tidak Pernah Jarang Selalu

Financial Literacy relatif rendah Count 4 34 21 59

% within Financial Literacy 6.8% 57.6% 35.6% 100.0%

relatif tinggi Count 5 21 12 38

% within Financial Literacy 13.2% 55.3% 31.6% 100.0%

Total Count 9 55 33 97


(6)

Financial Literacy * Membandingkan harga antar toko/swalayan/supermarket sebelum melakukan pembelian Crosstabulation

Membandingkan harga antar toko/swalayan/supermarket sebelum

melakukan pembelian

Total Tidak Pernah' Jarang Selalu

Financial Literacy

relatif rendah Count 3 17 39 59

% within Financial Literacy

5.1% 28.8% 66.1% 100.0%

relatif tinggi Count 0 13 25 38

% within Financial Literacy

.0% 34.2% 65.8% 100.0%

Total Count 3 30 64 97

% within Financial Literacy

3.1% 30.9% 66.0% 100.0%

LAMPIRAN X

Kunci Jawaban Pertanyaan Survei

1.

a

10. b

19. b

2.

d

11. c

20. a

3.

b

12. d

21. a

4.

c

13. d

22. b

5.

b

14. b

23. b

6.

b

15. a

24. b