8 masa depan, selain itu perilaku keuangan financial behavior yang positif juga
perlu dikembangkan sejak dini. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik membuat penelitian dengan
judul “Analisis Personal Financial Literacy dan Financial Berhaviour pada Mahasiswa Strata I Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka terdapat perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaiamana gambaran personal financial literacy mahasiswa strata satu Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara secara umum?
2. Bagaiamana gambaran personal financial literacy mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara berdasarkan latar belakang
sosioekonomi dan sosiodemografi yang terdiri dari jenis kelamin, program studi, stambuk, IPK, dan residence menetap bersama orang tua atau
tinggal sendirikost, tingkat pendidikan orang tua, serta pendapatan orang tua?
3. Bagaimana gambaran financial behavior mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara berdasarkan tingkat personal
financial literacy yang dimilikinya?
Universitas Sumatera Utara
9
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain adalah:
1. Untuk menganalisis secara deskriptif tingkat personal financial literacy mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara secara
umum. 2. Untuk menganalisis secara deskriptif gambaran personal financial literacy
mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara berdasarkan latar belakang sosioekonomi dan sosiodemografi yang terdiri
dari jenis kelamin, program studi, stambuk, IPK, dan residence menetap bersama orang tua atau tinggal sendirikost, tingkat pendidikan orang tua,
serta pendapatan orang tua? 3. Untuk menganalisis secara deskriptif financial behavior Mahasiswa Strata
I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara berdasarkan tingkat personal financial literacy yang dimilikinya.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak-pihak
berikut:
1. Bagi Peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai sebuah sarana bagi peneliti untuk menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan serta sekaligus
meningkatkan level financial literacy peneliti sendiri. 2. Bagi Mahasiswa dan Masyarakat, diharapkan mahasiswa dan masyarakat
dapat semakin menyadari pentingnya financial literacy ditengah
Universitas Sumatera Utara
10 kompleksitas kebutuhan individu dan produk finansial sehingga terdorong
untuk belajar lebih dalam lagi dan menjadi konsumen yang cerdas yang dapat membuat keputusan keuangan yang tepat demi tercapainya
kemakmuran. 3. Bagi Universitas,penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai tingkat literasi keuangan mahasiswa di Universitas Sumatera Utara, sehingga pihak Universitas dapat menggunakannya sebagai acuan
atau pertimbangan dalam memberikan edukasi finansial kepada mahasiswa, tidak terbatas pada mahasiswa fakultas ekonomi saja, tetapi
semua mahasiswa dari berbagai program studi. 4. Bagi Bank ,sebagai salah satu lembaga keuangan tentunya memiliki
tanggung jawab untuk memberikan edukasi finansial kepada masyarakat, oleh karena itu, diharapkan dengan adanya penelitian ini, bank semakin
gencar dalam memberikan edukasi finansial kepada masyarakat. 5. Bagi peneliti selanjutnya dan pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai referensi dalam penelitian-penelitian sejenis.
Universitas Sumatera Utara
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Financial Literacy
2.1.1.1 Pengertian Financial Literacy
Ilmu keuangan merupakan sebuah ilmu yang dinamis dan prakteknya melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, ilmu ini mutlak
diperlukan setiap orang supaya dapat secara optimal menggunakan instrumen- instrumen serta produk-produk finansial yang ada serta dapat membuat
keputusan keuangan yang tepat, dengan kata lain setiap orang harus mempunyai financial literacy yang memadai.
Menurut Lusardi 2008, financial literacy adalah “knowledge of basic financial concepts, such as the working of interest compounding, the
difference between nominal and real values and the basic of the risk diversivication.”
Dari defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa financial literacy adalah pengetahuan mengenai konsep-konsep dasar keuangan, termasuk
diantaranya pengetahuan mengenai bunga majemuk, perbedaan nilai nominal dan nilai riil, pengetahuan dasar mengenai diversifikasi risiko, nilai waktu
dari uang dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
12
2.1.1.2 Aspek dalam Financial Literacy
Financial literacy mencakup beberapa aspek dalam keuangan, yaitu pengetahuan dasar mengenai keuangan pribadi basic personal finance,
manajemen uang money management, manajemen kredit dan utang credit and debt management, tabungan dan investasi saving and investment, serta
manajemen risiko risk management. 1. Pengetahuan Dasar mengenai Keuangan Pribadi Basic Personal Finance
Pengetahuan dasar mengenai keuangan pribadi mencakup pemahaman terhadap beberapa hal-hal yang paling dasar dalam sistem keuangan seperti
perhitungan tingkat bunga sederhana, bunga majemuk, pengaruh inflasi, oportunity cost, nilai waktu dari uang, likuiditas suatu aset dan lain-lain.
2. Manajemen Uang Aspek ini mencakup bagaimana seseorang mengelola uang yang
dimilikinya serta kemampuan menganalisis sumber pendapatan pribadinya. Manajemen uang juga terkait dengan bagaimana seseorang membuat prioritas
penggunaan dana serta membuat anggaran. 3. Manajemen Kredit dan Utang
Ada kalanya seseorang mengalami kekurangan dana sehingga harus memanfaatkan kredit maupun utang. Semakin tingginya kebutuhan dan
tuntutan hidup mengakibatkan tidak semua pengeluaran dapat lagi dibiayai dengan pendapatan, seperti rumah dan kendaraan dan biaya pendidikan.
Menggunakan kredit maupun utang dapat menjadi pertimbangan untuk mengatasi hal tersebut. Dengan sumber pendanaan berupa kredit maupun
Universitas Sumatera Utara
13 utang, individu dapat mengkonsumsi barang dan jasa pada saat ini, dan
membayarnya di masa yang akan datang. Dalam kondisi tertentu, kredit dan utang bisa menguntungkan, misalnya
kredit atau utang ke bank yang digunakan untuk membangun rumahproperti, sebab harga properti dapat mengimbangi inflasi, atau pun pinjaman untuk
membeli alat-alat produksi dan modal kerja lain yang produktif. Pengetahuan yang cukup yang mencakup faktor-faktor yang
mempengaruhi kelayakan kredit, pertimbangan dalam melakukan pinjaman, karakteristik kredit konsumen, tingkat bungan pinjaman, jangka waktu
pinjaman, sumber utang atau pun kredit dan lain-lain sangat dibutuhkan agar dapat menggunakan kredit dan utang secara bijaksana.
4. Tabungan dan Investasi Tabungan saving adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak
digunakan untuk konsumsi. Masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih besar dari kebutuhan konsumsi akan mempunyai kesempatan untuk
menabung. Investasi investment adalah bagian dari tabungan yang digunakan untuk kegiatan ekonomi menghasilkan barang dan jasa produksi
yang bertujuan mendapatkan keuntungan. Jika tabungan besar, maka akan digunakan untuk kegiatan menghasilkan kembali barang dan jasa produksi.
Dalam pemilihan tabungan, ada enam faktor yang perlu dipertimbankan Kapoor, et.al., 2001:147 yaitu : 1. Tingkat pengembalian persentase
kenaikan tabungan, 2. Inflasi perlu diperimbangkan dengan tingkat pengembalian karena dapat mengurangi daya beli, 3. Pertimbangan-
Universitas Sumatera Utara
14 pertimbangan pajak, 4. Likuiditas kemudahan dalam menarik dana jangka
pendek tanpa kerugian atau dibebani fee, 5. Keamanan ada tidaknya proteksi terhadap kehilangan uang jika bank mengalami kesulitan keuangan, dan 6.
Pembatasan-pembatasan dan fee penundaan atas pembayaran bunga yang dimasukkan dalam rekening dan pembebanan fee suatu transaksi tertentu
untuk penarikan deposito. Dalam berinvestasi, terdapat banyak instrumen insvestasi yang dapat
dipilih individu, baik pada aset riil seperti tanah, properti, emas, maupun aset keuangan seperti saham, obligasi, sertifikat deposito, dan reksadana. Dalam
berinvestasi, ada lima faktor yang mempengaruhi pilihan investasi Kapoor, et al., 2001:414, yaitu: 1. Keamanan dan risiko, 2.Komponen faktor risiko,
3. Pendapatan Investasi, 4. Pertumbuhan investasi, 5. Likuiditas. Individu harus memahami hal-hal tersebut agar dapat menabung secara
efektif atau pun agar mampu berinvestasi baik di aset riil maupun di aset keuangan.
5. Manajemen Risiko Menurut Miller 1983:321 risiko bisa didefenisikan sebagai
ketidakpastian atau kemungkinan adanya kerugian finansial. Respon tiap individu berbeda-beda terhadap risiko, tergantung pengalaman masa lalu serta
motivasi psikologis. Kebanyakan individu cenderung menghindari situasi yang menimbulkan rasa tidak aman ataupun tidak berkecukupan. Oleh
karena itu, penting untuk dapat menghadapi risiko dengan cara yang logis dan terkendali. Proses manajemen risiko meliputi tiga langkah berikut:
Universitas Sumatera Utara
15 1. Mengindetifikasi eksposur dari risiko yang kita hadapi
2. Mengidentifikasi dampak keuangan yang dari risiko yang dihadapi 3. Memilih cara yang paling tepat untuk menghadapi risiko yang ada.
Cakupan risiko yang dihadapi individu meliputi: 1. Risiko personal , yang meliputi risiko akibat kematian, kecelakaan,
ataupun penyakit. 2. Risiko kewajiban, yaitu tanggung jawab terhadap kerugian ekonomi
orang lain akibat kelalaian kita. 3. Risiko aset, yaitu risiko atas rusak atau hilangnya aset yang kita miliki.
Cara kita menangani risiko akan berpengaruh terhadap keamanan finansial di masa yang akan datang. Salah satu cara menaggulangi risiko
tersebut adalah dengan cara mengasuransikan aset ataupun hal-hal berisiko. Dibutuhkan pengetahuan atau literasi yang memadai untuk dapat mengelola
risiko-risiko tersebut dan terhidar dari risiko tambahan akibat kurangnya pengetahuan, contohnya risiko penipuan berkedok asuransi.
2.1.1.3 Kategorisasi Personal Financial Literacy
Chen dan Volpe 1998 mengkategorikan tingkat personal financial literacy menjadi tiga kelompok yaitu, rendah 60 , sedang 6080
dan tinggi ≥80. Pengkategorian ini didasarkan pada persentase jawaban
responden yang benar dari sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengukur personal financial literacy.
Universitas Sumatera Utara
16 Selain itu, untuk melihat menganalisis financial behavior berdasarkan
tingkat financial literacy yang dimilikinya, Chen dan Volpe 1998 juga mengkatategorikan financial literacy berdasarkan median. Responden yang
memiliki tingkat literasi keuangan dibawah median masuk dalam kategori responden dengan tingkat financial literacy yang relatif rendah, sedangkan
responden yang memiliki tingkat literacy diatas median masuk dalam kategori responden dengan tingkat financial literacy relatif tinggi.
2.1.2 Financial Behavior Perilaku Keuangan
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa financial literacy memiliki hubungan positif dengan perilaku keuangan financial behavior. Hilgert,
Hogart dan Beverly 2003 menambahkan financial behavior dan financial lliteracy ke dalam kuesioner pada National Survey of Consumer Finances.
Mereka membuat Financial Practice Index berdasarkan perilaku dalam empat variabel: manajemen arus kas, manajemen kredit, tabungan, dan perilaku
investasi, kemudian membandingkan indeks tersebut dengan skor financial literacy dan menemukan bahwa orang dengan level financial literacy yang
lebih tinggi juga memiliki Financial Practice Index yang lebih tinggi, yang mengindikasikan adanya hubungan positif antara perilaku keuangan
financial behavior dengan financial literacy walaupun arah kausalitasnya belum jelas.
Kausalitasnya mungkin saja berbeda, dalam arti bahwa peningkatan dalam financial literacy yang menyebabkan semakin baik atau efektifnya
Universitas Sumatera Utara
17 perilaku keuangan financial behavior serta pengambilan keputusan
keuangan financial decisions making atau malah sebaliknya.
2.2 Penelitian Terdahulu