tersebut tidak akan memberikan efek terapi dan juga tidak layak untuk dikonsumsi.
2.4 Antibiotik
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat mnghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak
antibiotik saat ini dibuat secara semisintetik penuh. Namun dalam praktek sehari – hari antimikroba sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba
misalnya sulfonamid dan kuinolon juga sering digolongkan sebagai antibiotik. Sedangkan Antimikroba ialah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba yang
merugikan manusia Setiabudy, 2007.
2.5 Amoksisilin
Menurut Ditjen POM 1995, sifat fisika dan kimia amoksisilin adalah sebagai berikut :
HO C
H
NH
2
CONH N
O
H H
S H
COOH CH
2
CH
2
.3 H
2
O Rumus molekul
: C
16
H
19
N
3
O
5
S.3H
2
O Berat molekul
: 419, 45 365, 9 dalam bentuk anhidrat
Pemerian : serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau.
Universitas Sumatera Utara
Kelarutan : sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam
benzena, dalam karbon tertraklorida dan dalam kloroform.
2.5.1 Indikasi
Amoksisilin digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif seperti Haemophilus Influenza, Escherichia coli, Proteus
mirabilis, Salmonella. Amoksisilin juga dapat digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif seperti : Streptococcus pneumoniae,
enterococci, nonpenicilinase-producing staphylococci, Listeria. Tetapi walaupun demikian, amoksisilin secara umum tidak dapat digunakan secara sendirian untuk
pengobatan yang disebabkan oleh infeksi streprtococcus dan staphilococcal. Amoksisilin diindikasikan untuk infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran
kemih, infeksi klamidia, sinusitis, bronkitis, pneumonia, abses gigi dan infeksi
rongga mulut lainnya Siswandono, 2000. 2.5.2 Farmakologi
Amoksisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas, digunakan untuk pengobatan seperti yang tertera diatas, yaitu untuk infeksi pada saluran napas,
saluran empedu, dan saluran seni, gonorhu, gastroenteris, meningitis dan infeksi karena Salmonella sp., seperti demam tipoid. Amoxicillin adalah turunan penisilin
yang tahan asam tetapi tidak tahan terhadap penisilinase Siswandono, 2000. Amoksisilin aktif melawan bakteri gram positif yang tidak menghasilkan
β-laktamase dan aktif melawan bakteri gram negatif karena obat tersebut dapat menembus pori–pori dalam membran fosfolipid luar. Untuk pemberian oral,
Universitas Sumatera Utara
amoksisilin merupakan obat pilihan karena di absorbsi lebih baik daripada ampisilin, yang seharusnya diberikan secara parenteral Neal, 2007.
Amoksisilin merupakan turunan dari penisilin semi sintetik dan stabil dalam suasana asam lambung. Amoksisilin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada
saluran pencernaan, tidak tergantung adanya makanan. Amoksisilin terutama diekskresikan dalam bentuk tidak berubah di dalam urin. Ekskresi Amoksisilin
dihambat saat pemberian bersamaan dengan probenesid sehingga memperpanjang efek terapi Siswandono, 2000.
Amoksisilin mempunyai spektrum antibiotik serupa dengan ampisilin. Beberapa keuntungan amoksisilin dibanding ampisilin adalah absorbsi obat dalam
saluran cerna lebih sempurna, sehingga kadar darah dalam plasma dan saluran seni lebih tinggi. Efek terhadap Bacillus dysentery amoksisilin lebih rendah
dibanding ampisilin karena lebih banyak obat yang diabsorbsi oleh saluran cerna Siswandono, 2000.
Namun, resistensi terhadap amoksisilin dan ampisilin merupakan suatu masalah, karena adanya inaktifasi oleh plasmid yang diperantai penisilinase.
Pembentu kan dengan penghambat β–laktamase seperti asam klavunat atau
sulbaktam melindungi amoksisilin atau ampisilin dari hidrolisis enzimatik dan meningkatkan spektrum antimikrobanya Mycek, 2001.
2.5.3 Interaksi Obat
Menurut Widodo 1993, amoksisilin dapat memberikan interaksi dengan senyawa lain bila diberikan dalam waktu yang bersamaan. Interaksi tersebut
antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Eliminasi Amoksisilin diperlambat pada pemberian dengan Uricosurika
misal Probenesid, Diuretika, dan Asam–asam lemah misal asam Acetylsalicylat dan Phenilbutazon.
2. Pemberian bersamaan Antasida–Alumunium tidak menurunkan
ketersediaan biologik dari Amoksisilin. 3.
Pemberian bersamaan Allopurinol dapat memudahkan timbulnya reaksi– reaksi kulit alergik.
4. Menurunkan keterjaminan kontrasepsi preparat hormon.
5. Kemungkinan terjadi alergik silang dengan Antibiotik Sepalosporin.
6. Antibiotik bacteriostatik mengurangi bactericidal dari Amoksisilin.
7. Inkompabilitas dengan cairanlarutan dekstrosa.
2.6 Metode Penetapan Kadar Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT atau biasa juga disebut dengan HPLC High Performance Liquid Chromatography merupakan teknik pemisahan
untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah bidang, antara lain : farmasi, lingkungan, bioteknologi, polimer dan industri–
industri makanan. Kegunaan umum KCKT adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa
organik, anorganik, maupun senyawa biologis; analisis ketidakmurnian impurities; analisis senyawa–senyawa tidak mudah menguap non-volatil;
penentuan molekul–molekul netral, ionik, maupun zwitter ion; isolasi dan pemurnian senyawa; pemisahan senyawa–senyawa yang strukturnya hampir sama;
pemisahan senyawa–senyawa dalam jumlah sekelumit trace elements, dalam
Universitas Sumatera Utara
jumlah banyak dan dalam skala proses industri. KCKT merupakan metode yang tidak dekstruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatif maupun
kuantitatif. KCKT paling sering digunakan untuk menetapkan kadar senyawa–
senyawa tertentu seperti asam–asam amino, asam–asam nukleat, dan protein– protein dalam cairan fisiologis; menentukan kadar senyawa–senyawa aktif obat,
produk hasil samping proses sintesis, atau produk–produk degradasi dalam sediaan farmasi; memonitor sampel–sampel yang berasal dari lingkungan;
memurnikan senyawa dalam suatu campuran; memisahkan polimer dan menentukan distribusi berat molekulnya dalam suatu campuran; kontrol kualitas;
dan mengikuti jalannya reaksi sintetis. Instrumen KCKT pada dasarnya terdiri atas delapan komponen pokok
yaitu: 1.
Wadah fase gerak 2.
Sistem penghantaran fase gerak 3.
Alat untuk memasukkan sampel 4.
Kolom 5.
Detektor Menurut Munson 1991, Pemilihan detektor untuk KCKT tergantung
pada sifat analit, matriks, fase gerak dan kepekaan yang ingin dicapai. 6.
Wadah penampung buangan fase gerak 7.
Tabung penghubung 8.
Suatu komputer atau integrator atau perekam
Universitas Sumatera Utara
Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi. Daya
elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase diam, dan sifat komponen–komponen sampel. Elusi dapat dilakukan dengan cara
isokratik komposisi fase gerak tetap selama elusi atau dengan cara bergradien komposisi fase gerak berubah–ubah selama elusi Rohman, 2007.
Menurut Ditjen POM 1997, larutan uji dimasukkan kedalam pintu injeksi dalam salah satu dari tiga jalan, yaitu:
1. Injeksi katup dimana volume tertentu dimasukkan menggunakan lubang
injektor. 2.
Injeksi katup dimana volume yang bervariasi dimasukkan menggunakan katup injeksi.
3. Injeksi ”on–column” di mana volume yang bervariasi dimasukkan
menggunakan alat injeksi melalui penyekat.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Tempat Pelaksanaan Penetapan Kadar