Survei dan Pemetaan P Tersedia dan pH Tanah di Kebun Sukaluwei NV PERIMEX Kec. Bangun Purba, Kab. Deli Serdang.

(1)

SURVEI DAN PEMETAAN P - TERSEDIA DAN pH TANAH DI KEBUN SUKALUWEI PT. NV PERIMEX KEC. BANGUN PURBA,

KAB.DELI SERDANG

SKRIPSI

OLEH

ESTIKA RISMA SIANTURI 040303021

DEPARTEMEN ILMU TANAH

F A K U L T A S P E R T A N I A N

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2009


(2)

Judul Penelitian : Survei dan Pemetaan P Tersedia dan pH Tanah di Kebun Sukaluwei NV PERIMEX Kec. Bangun Purba, Kab. Deli Serdang.

Nama : Estika Risma Sianturi.

Nim : 040303021

Departemen : Ilmu Tanah Program Studi : Ilmu Tanah

Disetujui Oleh

(Ir. Supriadi, MS) (Ir. Bintang S, MP

NIP 131 056 642 NIP 131 570 479

)

Ketua Anggota

DEPARTEMEN ILMU TANAH

F A K U L T A S P E R T A N I A N

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2009


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi status hara P – tersedia, pH - Tanah di PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang melalui pemetaan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Keseburan dan Kimia Tanah dan Laboratorium Sistem Informasi Geografis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan yang dimulai pada bulan Desember 2008 hingga Juli 2009. Metoda yang digunakan adalah metoda survei dan analisis data hara P – tersedia dan pH - Tanah serta menginterpretasikan dalam peta status hara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa P – Tersedia digolongkan dalam 4 status yakni rendah (276 Ha), agak rendah (148 Ha), sedang (68 Ha), dan tinggi (40 Ha). P – Tanah digolongkan dalam sangat masam (372 Ha), masam (160 Ha).


(4)

ABSTRACK

The purpose of this research is to inventory status the posphat available, posphat total and kalium exchange in PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang in mapping. This research was carried out in Central Laboratory and Geografic Information System Laboratory Agriculture Faculty, North Sumatera University, Medan, which was started from April 2007 until June 2009. The method used are method survay and posphat available, posphat total and kalium exchange analysis data with interpretating in mapping.

The result of research showing that status posphat available devided by 4 status such as; low (411.7 Ha), medium (377.3 Ha), high (362.4 Ha), and highest (816.4 Ha). Status posphat total devided by 5 status such as; lower (474.6 Ha), low (774.2 Ha), medium (383.5 Ha), high (88.74 Ha), and highest (246.8 Ha). Status kalium exchange devided by 2 status such as; lower (664.8 Ha) and low (1303 Ha).


(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lhok’seumawe pada tanggal 27 Pebruari 1985 dari Bapak Yakin Sinuraya dan Ibu Yessy W. Br Tarigan. Penulis merupakan putera ke – 3 dari 4 bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1997 di SD Budi Murni II Medan, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) pada tahun 2000 di SLTP Puteri Cahaya Medan, Sekolah Menengah Umum (SMU) pada tahun 2003 di SMU Cahaya Medan. Penulis masuk ke perguruan tinggi pada tahun 2003 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis merupakan anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA), Assisten Kartografi dan Ilmu Ukur Tanah, Sekretaris Umum Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) tahun 2006, melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kebun Tanjung Garbus – Pagar Marbau PTPN II Kabupaten Deli Serdang tahun 2006 dan mengikuti Pelatihan Survei Tanah tahun 2007


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini dengan baik.

Adapun judul usulan pemelitian ini adalah “Survei dan Pemetaan P-Tersedia dan pH Tanah di Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX Kecamatan

Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang” yang merupakan salah satu syarat untk dapat melaksanakan penelitian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Supriadi, MS selaku ketua komisi pembimbing, Ibu Ir. Bintang Sitorus, MP selaku anggota komisi pembimbing, orangtua, saudara, dan teman-teman stambuk 2004 Ilmu Tanah yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan semangat kepada Penulis dalam menyelesaikan usulan penelitian ini

Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2009


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 4

Survei Tanah dan Pemetaan Tanah ... 4

P-Tersedia ... 7

Peranan Unsur Hara Fosfat ... 10

pH-Tanah ... 11

BAHAN DAN METODA ... 15

Tempat dan Waktu Peneltian ... 15

Bahan dan Alat ... 16

Metoda Penelitian ... 16

Pelaksanaan Penelitian ... 16

Pembuatan Peta Digital ... 19

Anggaran Biaya ... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

Kondisi Umum Wilayah ... 21

Fosfat Tersedia ... 23


(8)

KESIMPULAN DAN SARAN ... 26 Kesimpulan ... 26 Saran ... 26 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel. 1 Data Realisasi Produktivitas Aktual ... 18

Tabel. 2 Data Luas Wilayah Status Hara P – Tersedia ... 19

Tabel. 3 Data Luas Wilayah Status Hara P – Total ... 23

Tabel. 4 Data Luas Wilayah Status Hara K – Tukar ... 26

Tabel. 5 Data Luas Wilayah Status Kombinasi Hara P – Tersedia, P – Total dan K – Tukar ... 30


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel. 1 Tipe Curah Hujan ... 18

Tabel. 2 Data Luas Wilayah Status Hara P – Tersedia ... 19

Tabel. 3 Data Luas Wilayah Status Hara P – Total ... 23


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar. 1 Peta Lokasi Penelitian (Pengambilan Sampel) ... 18 Gambar. 2 Peta Status Hara P – Tersedia... 25 Gambar. 3 Peta pH-Tanah ... 28


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran. 1 Titik Koordinat Sampel Tanah, Hasil


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi status hara P – tersedia, pH - Tanah di PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang melalui pemetaan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Keseburan dan Kimia Tanah dan Laboratorium Sistem Informasi Geografis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan yang dimulai pada bulan Desember 2008 hingga Juli 2009. Metoda yang digunakan adalah metoda survei dan analisis data hara P – tersedia dan pH - Tanah serta menginterpretasikan dalam peta status hara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa P – Tersedia digolongkan dalam 4 status yakni rendah (276 Ha), agak rendah (148 Ha), sedang (68 Ha), dan tinggi (40 Ha). P – Tanah digolongkan dalam sangat masam (372 Ha), masam (160 Ha).


(14)

ABSTRACK

The purpose of this research is to inventory status the posphat available, posphat total and kalium exchange in PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang in mapping. This research was carried out in Central Laboratory and Geografic Information System Laboratory Agriculture Faculty, North Sumatera University, Medan, which was started from April 2007 until June 2009. The method used are method survay and posphat available, posphat total and kalium exchange analysis data with interpretating in mapping.

The result of research showing that status posphat available devided by 4 status such as; low (411.7 Ha), medium (377.3 Ha), high (362.4 Ha), and highest (816.4 Ha). Status posphat total devided by 5 status such as; lower (474.6 Ha), low (774.2 Ha), medium (383.5 Ha), high (88.74 Ha), and highest (246.8 Ha). Status kalium exchange devided by 2 status such as; lower (664.8 Ha) and low (1303 Ha).


(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Potensi areal perkebunan Indonesia masih terbuka luas terutama untuk tanaman kelapa sawit. Semakin luasnya areal perkebunan untuk kelapa sawit, sebaiknya setiap awal tahun atau awal musim panen tanah pertanian dianalisis agar biasa menggambarkan status unsur hara tanah. Dengan begitu, nantinya bisa dilakukan kebijakan pemupukan sesuai letak dan kondisi lokasi.

Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkugan alam dan potensi sumber dayanya adalah dalam bentuk survei. Survei tanah dapat didefenisikan sebagai penelitian di lapangan atau laboratorium, yang dilakukan secar sistematis dengan metode-metode tertentu terhadap suatu daerah ( areal ) tertentu. Sebuah peta merupakan salah satu dokumen utama sebagai dasar dalam proyek – proyek pengembangan wilayah. Makin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan survei maka akan memberi manfaat yang besar, tergantung dengan tujuan pelaksanaan survei yang dilakukan (Rayes, 2006).

Fosfor ( P )merupakan unsur hara essensial, sehingga tanaman harus mendapatkan fosofor ( P ) secara cukup untuk pertumbuhannya secara normal. Fungsi penting dari fosfor untuk tanaman yaitu dalam proses fotosintesis,

respirasi, transfer dan menyimpan energi, pembelahan serta pembesaran sel ( Fajriana, 2008 ).

Unsur fosfor ( P ) mudah terfiksasi oleh Al dan Fe (pH dibawah 5,5 Al dan Fe terlarut dapat meningkat) yang akhirnya menyebabkan fosfor ( P ) tidak tersedia bagi tanaman. Semakin rendah pH maka semakin tinggi jumlah


(16)

konsentrasi ion Al, Fe dan Mn yang dapat larut. Akibatnya makin banyak jumlah P yang diikat dengan cara ini (Hakim, dkk. 1986).

PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebuanan swasta yang mengelola komoditi kelapa sawit dan karet. PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang memiliki jenis tanah Ultisol dan Entisol. Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang terdiri atas 3 (tiga) Afdeling yakni Afdeling Sukaluwei, Afdeling Baluwa dan Afdeling Tratak. Afdeling Sukaluwei memiliki luas areal 601,37 dengan produksi Tandan Buah Segar (TBS) adalah 19,89 ton/ha/thn.

Dari data-data produksi TBS (Tandan Buah Segar) di Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang belum memberikan produksi yang optimum bila dibandingkan dengan perkebunan-perkebunan Swasta lainnya. Ini disebabkan kurangnya manajemen pengolahan tanah dan pemupukan yang diterapkan di Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang. Untuk

menerapkan manajemen pengolahan tanah dan pemupukan yang baik diperlukan peta jenis tanah sebagai panduannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin membuat peta P-tersedia dan pH tanah di kebun Sukaluwei PT.NV PERIMEX di kec. Bangun Purba Kab. Deli Serdang untuk penggunaan lebih lanjut bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


(17)

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan distribusi status P Tersedia dan pH Tanah serta hubungan P Tersedia dan pH Tanah di Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang.

Kegunaan Penelitian

- Peta status hara P - Tersedia dan pH ini diharapkan berguna sebagai acuan dalam pengelolaan lahan di kebun Sukaluwei PT.NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang.


(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Survei dan Pemetaan Tanah

Survei tanah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat membedakan tanah satu dengan yang lain yang kemudian disajikan dalam suatu peta (Tamtomo, 2008).

Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi (termodiology geodesi) dengan menggunakan cara atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy (Tamtomo, 2008).

Tujuan utama survei tanah adalah (1). Membuat semua informasi spesifik yang penting tentang tiap-tiap macam tanah terhadap penggunaannya dan sifat-sifat lainnya sehingga dapat ditentukan pengelolaanya, (2). Menyajikan uraian satuan peta sedemikian rupa sehingga dapat diinterpretasikan oleh orang-orang yang memerlukan fakta-fakta mendasar tentang tanah (Hakim, dkk. 1986).

Survei dan pemetaan tanah merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi dan saling memberi manfaat bagi peningkatan kegunaannya. Kegiatan survei dan pemetaan tanah ini menghasilkan laporan da peta – peta. Pengamatan di lapangan meliputi keadaan medan, lingkungan, dan tanahnya sendiri serta dalam menggambarkan letak titik pengamatan akan menghasilkan peta yang baik. Ada 3 tahapan pekerjaan survei, yakni tahap persiapan, tahap persiapan, survei utama, dan tahap akhir (Sutanto, 2005)


(19)

Survei dan pemetaan tanah biasanya termasuk interpretasi untuk tujuan perencanaan penggunaan lahan dalam bentuk klasifikasi kemampuan lahan dan kesesuaian lahan (Sutanto, 2005).

Evaluasi lahan merupakan proses penilaian potensi suatu lahan untuk penggunaan tertentu. Evaluasi lahan tidak terlepas dari kegiatan survei tanah. Sedangkan survei tanah dilakukan untuk mengetahui penyebaran jenis tanah dan menentukan potensinya untuk berbagai alternatif penggunaan lahan. Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah yang sama atau hampir sama sifatnya (Subardja. 2000).

Peta tanah merupakan peta yang dibuat untuk memperlihatkan sebaran taksa (kelas-kelas) tanah dalam hubungannya dengan kenampakan fisik dan budaya dari permukaan bumi. Jenis informasi dan tingkat ketelitian yang diperlukan sangat ditentukan oleh tingkat survei tanah yang diterapkan survei dan pemetaan tanah tidak hanya dapat memberikan gambaran tentang macam tanah yang dijumpai, tetapi harus dapat menggambarkan secara tepat di mana tanah tersebut dijumpai (Rayes, 2006).

Surbadja (2000) mengemukakan bahwa disiplin survei sumber daya lahan kini memasuki era baru karena munculnya teknologi dan metode baru sebagai berikut :

1. Satelit penginderaan jauh (Yang dalam waktu dekat hampir sama detailnya dengan foto udara) yang sangat bermanfaat untuk persiapan peta dasar dan klasifikasi tutupan lahan.

2. GPS (Global Positioning System) yang sangat bermanfaat untuk menentukan lokasi secara akurat, mampu menemukan teknologi pemetaan


(20)

bawah permukaan, seta berkembangnya model elevasi digital (DEM) untuk memprediksi karakteristik medan.

3. Geostatistik dan teknik interpolasi lainnya.

4. Sistem infomasi geografis (SIG) untuk penyimpanan, transformasi, analisis dan pencetakan peta.

Dengan teknologi ini, umumnya tutupan tanah (maupun sumber daya lahan lainnya) dipersepsikan sebagai bidang spasial (yaitu dengan menentukan nilai pada masing – masing titik sehingga secara kontiniu terjadi keragaman dalam ruang) yang berbeda dengan satuan peta yang digunakan dalam survei tradisional (Rayes, 2007)

Menurut Hakim, dkk (1986) survei tanah dapat dibedakan berdasarkan skala pemetaan sebagai berikut:

1. Exploratory survey (survey exploracy)

Yaitu survei pada tingkat lebih kasar dan bukanlah pengertian yang tepat untuk sepenuhnya mengungkapkan pengertian survei. Skala peta yang digunakan bervariasi dari 1: 2.000.000 sampai 1 : 500.000.

2. Survey reconnaissance

Yaitu survei pada tingkat tinjau dengan intensitas rendah. Skala peta digunakan yaitu 1 : 150.000 dan juga peta dengan skala 1 : 500.000 dan 1 : 120.000.

3. Survey semidetail

Yaitu Survei pada tingkat sedang dengan skala 1 : 100.000 sampai 1 : 30.000.


(21)

Yaitu survei pada tingkat detail dengan intensitas tinggi. Skala peta yang digunakan 1 : 25.000 sampai 1 : 10.000.

5. Survey Intensif

Yaitu survei dengan intensitas yang sangat tinggi yaitu lebih besar dari 1 : 10.000.

Fosfor Tanah

Sumber fosfor alam yang dikenal mempuyai kadar P adalah batuan beku

dan sedimen. Dimana bahan mineralnya mengandung apatit (Ca10(PO4,CO3)6(F,Cl,OH)2. Mineral ini merupakan senyawa karbonat, flour,

chlor atau hidroksi apatit yang mempuyai kadar P2O5

Fosfat tanah pada umumnya berada dalam bentuk tidak tersedia bagi

tanaman. Tanaman akan menyerap fosfot dalam bentuk orthofosfat ( H

berkisar 15% - 30% (Hakim, dkk. 1986)

2PO4-, HPO42- dan PO42-

Fosfor dalam tanah dibedakan atas P-organik dan P-anorganik. Bentuk anorganik, satu hingga tiga atom hidrogen dari asam fosfat digantikan oleh kation logam. Sedangkan betuk organik satu atau lebih atom hidrogen dari asam fosfat hilang karena ikatan ester. Kandungan P anorganik di dalam tanah mineral selalu lebih tinggi dari P organik, kecuali pada tanah mineral (Hakim, dkk. 1986).

). Jumlahnya masing-masing bergantung pada pH tanah, tetapi pad umumnya bentuk H2PO4- terbanyak dijumpai pada pH tanah berkisar antara 5,0 – 7,2 (Buckman and Brady, 1982).

Kadar fosfor berhubungan juga dengan ukuran fraksi tanah, kadar fosfor yang tinggi terdapat pada ukuran partikel yang halus banyak dijumapi Fe-P dan Al-P sedangkan pada tanah yang ukuran fraksinya kasar banyak terdapat Ca-P.


(22)

Peningkatan konsentrasi P dalam larutan tanah akan meningkat sesuai dengan peningkatan penambahan P (Fajriana, 2008).

Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersediaan fosfat di dalam tanah sebagai berikut;

• Jumlah Liat. Tekstur makin halus retensi P makin besar dan kuat. Tanah dengan kadar liat tinggi akan menfiksasi P lebih tinggi dibandingkan dengan kadar liat rendah.

• Temperatur. Temperatur sangat penting dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman. Temperatur semakin tinggi atau rendah dapat mebatasi serapan P oleh tanaman.

• Tipe Liat. Tanah mengandung liat kaolinit (pada tanah denagn curah hujan dan temperatur tinggi) dapat menahan atau memfiksasi lebih tinggi. Pada tanah ini P yang diberikan cepat diubah menjadi P tidak larut.

• Aerasi. Oksigen ( O2

• Hara lain. Penggunaan hara lain dapat meningkatkan serapan P. penambahan Ca (pengapuran pada tanah masam) dan pemberian S pada tanah alkalin dapat meningkatkan ketersediaan P. pemupukan Zn juga secara langsung dapat menurunkan ketersediaan P. Sebaliknya pemupukan N dapat meningkatkan serapan P.

) diperlukan untuk petumbuhan tanaman dan absorpsi hara. Juga sangat penting untuk proses pelapukan bahan organik ( P ) oleh mikroba.

(Novizan, 2002)

Semakin tinggi kandungan oksida besi dan oksida aluminium, maka makin besar daya-tambat-fosfor tanah itu. Juga makin tinggi kandungan


(23)

aluminium-dapat- tukarnya akan makin besar daya tambat fosfornya. Oleh karena itu Oksisol dan Ultisol yang sangat masam dan mengalami pelapukan lanjut biasanya mempunyai daya tambat fosfor yang tinggi, sedangkan tanah yang kurang asam dengan susunan mineral silikat lapis mempunyai daya tambat P yang jauh lebih rendah (Sanchez, 1992)

Hubungan antara jumlah fosfor anorganik yang ditambahkan pada tanah dan kadar keseimbangan fosfor dalam larutan tanah merupakan parameter yang baik untuk menentukan berapa banyak pupuk fosfor yang ditambahkan untuk mencapai tingkat fosfor larutan tanah yang diinginkan (Sanchez, 1992).


(24)

pH Tanah

Keasaman tanah atau pH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14 (Nyakpa, dkk. 1988).

Reaksi tanah yang penting adalah masam, netral dan alkalin. Suatu tanah disebut masam apabila pH nya kurang dari 7, netral bila sama dengan 7 dan basa bila lebih dari 7 ( Hakim, dkk. 1986 ).

Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion Hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya sebanding dengan banyaknya H+. Pada tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-. Sedangkan pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH

-Di dalam tanah pH sangat penting dalam menentukan aktivitas dan dominasi mikroorganisme dalam hubungannya dengan proses-proses sangat erat hubungannya dengan mikroorganisme seperti siklus hara (nitrifikasi, denitrifikasi, dll), penyakit tanaman, dekomposisi dan sintesa kimia organik dan transport gas ke atmosfer mikrobia seperti metan, CH

maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH 7 ( Foth, 1994 ).

4

Menurut Hakim, dkk (1986) faktor yang mempengaruhi keasaman tanah atau pH tanah adalah :

(Sarief, 1986).

1. Kejenuhan basa adalah perbandingan antara kation basa dengan jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada koloid tanah. Kejenuhan basa


(25)

mencerminkan perbandingan kation basa dengan kation hydrogen dan alumunium.

2. Sifat koloid organik yang mudah mendisosiasikan ion H ke dalam larutan tanah. Oleh karena itu pH tanah organik lebih rendah daripada tanah mineral pada kejunuhan basa yanag sama.

3. Macam kation terjerap, koloid yang mengandung Natrium (Na) lebih tinggi mempuyai nilai pH lebih tinggi pula pada kejenuhan basa yang sama ini disebabkan oleh koloid yang kaya Na sukar mendisosiasikan ion H, sehingga sumbangan ion H rendah sekali dalam larutan tanah.

Keasaman tanah merupakan hal yang biasa terjadi di wilayah-wilayah bercurah hujan tinggi yang menyebabkan tercucinya basa-basa dari kompleks jerapan dan hilang melalui air drainase. Pada keadaan basa-basa habis tercuci, tinggallah kation Al dan H sebagai kation dominan yang menyebabkan tanah bereaksi masam ( Foth, 1994 ).

Unsur fosfat mudah terfiksasi oleh Al dan Fe (pH menuju di bawah 5,5 Al dan Fe terlarut dapat meningkat) yang akhirnya menyebabkan fosfat tidak tersedia bagi tanaman. Semakin rendah pH maka semakin tinggi jumlah konsentrasi ion Al, Fe, dan Mn yang dapat larut, akibatnya makin tinggi jumlah P yang diikat dengan cara ini. Pengendalian kelarutan Al dapat dilakukan dengan cara menaikkan pH melalui pengapuran, pengikatan Al dengan penambahan pupuk P yang banyak dan khelat Al dengan penambahan bahan organik. Tapi pengapuran yang paling baik. (Nyakpa, dkk. 1988).


(26)

Menurut Novizan (2002) pentingnya mengetahui pH tanah adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui mudah tidaknya unsur-unsur hara dalam tanah diserap oleh tanaman. Unsur hara akan mudah diserap oleh tanaman (akar tanaman) pada pH netral

2. Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun. Tanah dengan pH masam banyak ditemukan ion-ion Al (Alumunium) yang memfiksasi (mengikat) unsur P, sehingga unsur P sulit untuk diserap oleh tanaman, padahal unsur P berperan pada tanaman akan membantu dalam:

• Pembentukan albumin

• Pembentukan bunga, buah dan biji

• Mempercepat pematangan/penuaan buah / biji

• Memperkuat batang agar tidak mudah roboh

• Untuk perkembangan akar

• Meningkatkan ketahanan terhadap penyakit.

• Sebagai bahan pembentukan protein.

3. Mempengaruhi perkembangan mikro organisme.

• Bakteri akan berkembang baik pada pH lebih dari 5,5 (misalnya bakteri EM 4 yang sangat bermanfaat bagi petani), apabila pH kurang dari itu maka perkembangannya akan terhambat.

• Jamur dapat berkembang baik pada pH dibawah 5,5 dan diatas pH 5,5 jamur harus bersaing dengan bakteri.

Ketersedian fosfor dalam tanah sangat dipengaruhi oleh pH. Ketersediaan fosfor akan menurun bila pH tanah lebih rendah dari 5,5 atau lebih tinggi dari 7,0.


(27)

Pada pH rendah jerapan P terjadi oleh ion Fe dan Al dan oksida hidrous dari logam-logam tersebut. Di atas pH 7,0 fiksasi atau jerapan dilakukan oleh kalsium dan magnesium yang banyak tersedia dan larut, menyebabkan P mengendap sehigga ketersediannya menurun kembali. Pada umumnya ketersediaan fosfor dalam tanah yang maksimum dijumpai pada kisaran pH 5,5 – 7,0 (Tan, 1995).

Unsur fosfat mudah terfiksasi oleh Al dan Fe (pH menuju di bawah 5,5 Al dan Fe terlarut dapat meningkat) yang akhirnya menyebabkan fosfat tidak tersedia bagi tanaman. Semakin rendah pH maka semakin tinggi jumlah konsentrasi ion Al, Fe, dan Mn yang dapat larut, akibatnya makin tinggi jumlah P yang diikat dengan cara ini. Pengendalian kelarutan Al dapat dilakukan dengan cara menaikkan pH melalui pengapuran, pengikatan Al dengan penambahan pupuk P yang banyak dan khelat Al dengan penambahan bahan organik. Tapi pengapuran yang paling baik. (Nyakpa, dkk. 1988).

Kisaran pH tanah dapat dibatasi pada dua ekstrim. Kisaran pH tanah mineral biasanya terdapat antara pH 3,5 – 10 atau lebih. Kemasaman tanah yang sangat rendah dapat ditingkatkan dengan menebarkan kapur pertanian, sedangkan pH yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan penambahan sulfur. Sebelum pengapuran, pH tanah harus diketahui terlebih dahulu (Novizan, 2002).


(28)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Afdeling Sukaluwei Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, dengan letak Geografis 3,3469 – 3,3378 LU dan 98,8161 – 98,8354 BT, pada ketinggihan tempat 90 - 150 mdpl.

Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah dan Laboraorium Sistem Informasi Geografis, Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2008 – selesai.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian: dengan skala 1 : 20000, sampel tanah yang diambil dari daerah

penelitian, serta bahan – bahan kimia untuk analisis tanah.

Alat Penelitian

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global Possition System) untuk menentukan letak lokasi penelitian, cangkul untuk menggorek tanah, kantong plastik tebal berkapasitas 5 kg sebagai tempat sampel


(29)

tanah, kartu label untuk menandai sampel tanah, karet gelang atau tali kecil untuk mengikat kantong plastik, kamera untuk memfoto, dan alat-alat tulis.

Metode Penelitian

Adapun metode yng digunakan adalah metode Survey Grid Bebas dengan tingkat Survei Detail (kerapatan pengamatan 1 sampel tiap 4 Ha).

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan sebagai berikut ; 1. Persiapan.

Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan, terlebih dahulu dilakukan konsultasi dengan komisi pembimbing, penyusunan usulan penelitian, pengadaan peralatan, pengadaan peta, studi literatur, dan penyusunan rencana kerja yang berguna untuk mempermudah pekerjaan secara sistematis sehingga didapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pelaksanaan.

Pekerjaan dimulai dengan survei pendahuluan, yaitu dengan mengadakan orientasi lapangan penelitian seperti pengambilan titik koordinat. Setelah survei pendahuluan, dilanjutkan dengan pelaksanaan survei utama adalah pengambilan contoh tanah komposit yang berasal dari 133 contoh tanah. Pelaksanaan pengambilan contoh tanah tersebut menggunakan metoda acak tersebar ( Survei grid bebas ) pada jarak tertentu sesuai dengan luasan yang telah ditentukan dengan berpedoman pada peta dasar yang dapat dilihat pada Gambar. 1, kemudian dilakukan pengambilan contoh tanah menggunakan bor


(30)

tanah pada kedalaman 0 - 20 Cm. Dari tiap pengambilan contoh tanah tersebut, maka dicatat hasil pembacaan koordinat pada GPS.

Setelah diperoleh contoh tanah dari pengeboran, maka diambil +\- 1 Kg untuk setiap contoh tanah untuk analisa laboratorium.

Selama kegiatan pengambilan contoh tanah tersebut juga dilakukan pengamatan dan pencatatan keadaan lingkungan areal penelitian seperti tipe iklim, topografi, geologi dan bahan induk serta vegetasi.

3. Analisis Laboratorium.

Sampel tanah yang diambil dari daerah peneltian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui keadaan P- tersedia dan pH dalam tanah. Sebagai dasar untuk mengetahui tingkat penyebaran P- tersedia dan pH dalam tanah pada areal tersebut, maka dilakukan analisis laboratorium meliputi :

• P- tersedia (ppm) dengan metoda Bray II.

• pH Tanah dengan metode H2 4. Pengolahan Data.

O

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis spasial menggunakan GIS (Geografic Information System). Out put analisis spasial adalah cluster tingkat P- tersedia dan pH dalam tanah. Data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan kriteria penilaian sifat – sifat tanah yang dibuat oleh Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dan BPP Medan (1982).


(31)

Pembuatan Peta Digital

Pembuatan peta digital diolah melalui program Map Info Profesional 7.8 dengan tahap sebagai berikut :

• Dipilih lembar peta rupa bumi dengan dareah yang akan dibuat peta digitalnya.

Lembar peta dalam bentuk hardcopy tersebut harus terlebih dahulu di-scan sehingga menjadi citra raster (raster image) dan dibuka dengan

program Map Info Profesional 7.8.

Klik register untuk mengisi koordinat geografis pada peta tersebut.

Dibuat layer control untuk masing – masing atribut peta seperti titik sampel, sungai, topografi, batas wilayah, dan jalan dari new table.

• Untuk menggambar objek yang terdapat pada peta seperti jalan, batas daerah studi, batas administrasi/wilayah dapat menggunakan digitasi garis, polyline, dan polygon. Penggambaran objek sebaiknya dibuat pada masing – masing layer dengan mengaktifkan masing – masing layer dengan membuat status layer menjadi editable.

Pembuatan layout yang meliputi : - Pembuatan legenda peta.

- Pengaturan kertas dan margin untuk pencetakkan peta. - Pembuatan orientasi peta.


(32)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Lingkungan

1.1. Iklim

Iklim merupakan salah satu faktor penting dalam usaha pertanian. Data iklim tahun 1998 s/d 2007 yang dikumpulkan dari badan Meteorologi dan Geofisika Sampali, Medan.

Curah hujan rata-rata di daerah survai adalah 1381,1 mm/tahun. Dalam buku Guslim (2007), Mohr (1931) menyatakan bahwa membagi iklim sebagai berikut: Bulan Kering bila curah hujan < 60 mm/bulan, Bulan Lembab bila curah hujan 60-100 mm/tahun dan Bulan Basah bila curah hujan > 100 mm/tahun. Atas dasar pembagian ini, Scmindt dan Fergusson (1951) membagi iklim berdasarkan nilai Q, yakni nilai rata-rata bulan kering dibagi rata-rata bulan basah dikali 100%. Pembagian iklim berdasarkan nilai Q dilampirkan pada tabel 4.10.

Tabel 1. Pembagian Tipe Iklim Berdasarkan Nilai Q

Tipe Iklim Nilai Q Sifat

A 0,0 – 14,3 Sangat Basah

B 14,3 – 33,3 Basah

C 33,3 – 60,0 Agak Basah

D 600,0 – 100,0 Sedang

E 100,0 – 167,0 Agak Kering

F 167,0 – 300,0 Kering

G 300,0 – 700,0 Sangat Kering

Tipe iklim daerah penelitian yang diperoleh dari data klimatologi adalah sebagai berikut:

Rata-rata Bulan Kering (BK) = 3,8 Rata-rata Bulan Basah (BB) = 5,6


(33)

Q = BK x 100% BB

= 3,8 x 100%

5,6

= 67,8 %

Menurut Scmindt dan Fergusson (1951) daerah penelitian termasuk tipe iklim C yakni iklim agak basah.

1.2. Topografi

Daerah penelitan terletak di Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deli Serdang dengan ketinggihan tempat 90 – 150 mdpl. Kebun Sukaluwe mempunyai bentuk wilayah bervariasi dari datar, landai,

berombak, bergelombang dan berbukit.

1.3. Geologi dan Bahan Induk

Areal perkebunan Sukaluwei menurut Peta Geologi Lembar Medan, Sumatera skala 1:250.000 memiliki bahan induk Tufa Toba dan Aluvium (Cameron,etal, 1982).

1.4. Vegetasi

Daerah penelitian merupakan daerah perkebunan yang didominasi tanaman Kelapa Sawit.


(34)

2. Fosfat Tersedia

Fosfat tersedia adalah unsur fosfat yang terdapat di dalam tanah dalam bentuk tersedia bagi tanaman serta dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk proses metabolisme. Bentuk P yang terdapat di dalam bahan induk tanah sebelum pertumbuhan tanaman dan pembentukan tanah pada umumnya sukar tersedia bagi tanaman. P tersedia dalam tanah dapat diartikan sebagai P tanah yang dapat diekstraksi oleh air dan asam sitrat.

Dari hasil analisis contoh tanah yang dapat dilihat pada Lampiran.1, kandungan unsur P – tersedia yang terendah terdapat pada sampel tanah ke – 69, sebesar 3,08 ppm dan yang tertinggi pada samel tanah ke – 89 sebesar 127,95 ppm.

Berdasarkan kriteria penilaian sifat tanah oleh Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dan BPP Medan (1982) maka lokasi penelitian dapat digolongkan menjadi 4 golongan status hara yakni, rendah, agak rendah, sedang, dan tinggi. Data luas wilayah untuk status hara P – Tersedia disajikan pada tabel.2 berikut ;

Tabel. 2. Data Luas Wilayah Status Hara P – Tersedia Status Luas ( Ha ) %

Rendah 276 51,89

Agak rendah 148 27,81

Sedang 68 12,78

Tinggi 40 7,5

Total 532 100

Luas wilayah dengan status rendah 276 Ha, agak rendah 148 Ha, sedang 68 Ha, dan tinggi 40 Ha. Status sangat rendah memiliki luas wilayah yang paling


(35)

besar yakni 276 Ha dan yang paling kecil pada status tinggi sebesar 40 Ha. Berikut ini disajikan peta status hara P - Tersedia yang membagi wilayah menjadi 4 bagian dengan luasnya masing – masing.


(36)

(37)

Menurut peta status hara P – Tersedia pada Gambar 2. Di atas ketersediaan fosfat dengan status rendah dapat terjadi dimungkinkan karena fosfat dalam tanah terdapat dalam bentuk yang tidak segera tersedia ataupun karena faktor pH, aerasi, temperatur, bahan organik dan unsur mikro yang dapat mempengaruhi ketersediaan fosfat. Untuk mengatasi hal di atas maka kita harus memperhatikan prinsip penyediaan fosfat dalam siklus P. Menurut Hanafiah (2005), prinsip penyediaan P bagi tanaman dalam siklus P terlihat bahwa kadar air P – larutan merupakan hasil keseimbangan antara suplai P dari pelapukan mineral – mineral P, pelarutan (solubilitas), P – terfiksasi dan mineralisasi P – organik dan kehilangan P berupa immobilisasi oleh tanaman, fiksasi dan pelindian P.

Pada lokasi penelitian memiliki kandungan P – Tersedia yang tinggi dihubungkan dengan jenis tanah Ultisol dan Entisol yang terdapat pada lokasi penelitian maka hal ini sesuai dengan pernyataan Sanchez (1992) bahwa tanah yang sangat masam dan mengalami pelapukan lanjut biasanya memiliki daya tambat fosfat yang tinggi.

Selain itu penyediaan P dalam tanah dapat dilakukan dengan cara pengapuran untuk mengendalikan kelarutan Al dan Fe, pengikatan Al dengan penambahan pupuk P yang banyak dan khelat Al dengan penambahan bahan organik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nyakpa, dkk (1988)

3. pH-Tanah

Reaksi tanah atau pH tanah itu dibagi ke dalam tiga keadaan, yaitu reaksi tanah masam, reaksi taah netral, dan reaksi tanah basa atau alkali. Reaksi tanah ini secara umu dinyatakan dengan pH tanah, yaitu dari 0-14. Pengetahuan mengenai


(38)

reaksi tanah (pH) ini penting sekali karena banyak dipertimbangkan dalam pemupukan, pengapuran, dan perbaikan keadaan kimia dan fisik tanah.

Dari hasil analisis pH-Tanah yang dapat dilihat pada lampiran. 1, nilai pH yang terendah terdapat pada sampel 41 sebesar 3,07 dan nilai pH tanah yang tertinggi terdapat pada sampel 116 sebesar 5,78.

Berdasarkan kriteria penilaian sifat tanah oleh Staf Pusat Penelitian Tanah (1983) dan BPP Medan (1982) maka lokasi penelitian dapat digolongkan menjadi 6 kriteria pH Tanah yakni, sangat masam, masam, agak masam, netral, agak alkalis, dan alkalis. Data luas wilayah untuk status hara pH tanah disajikan pada tabel.2 berikut ;

Tabel. 2. Data Luas Wilayah Status Hara pH-Tanah

Status Luas (Ha) %

Sangat Masam 372 69,93

Masam 160 30,07

Total 532 100

Luas wilayah dengan status sangat masam 372 Ha, masam 152 Ha, agak masam 8 Ha. Status sangat masam memiliki luas wilayah yang paling besar yakni 372 Ha dan yang paling kecil pada status agak masam sebesar 8 Ha. Berikut ini disajikan peta status hara pH-Tanah yang membagi wilayah menjadi 3 bagian dengan luasnya masing – masing.


(39)

(40)

Menurut peta status hara pH-Tanah pada Gambar 3 di atas, maka status sangat masam dan masam lebih dominan atau memiliki luasan yang lebih besar daripada status agak masam, berarti tanah pada lokasi penelitian tergolong memiliki kandungan pH sangat masam dan masam. Tipe iklim daerah penelitian

yang diperoleh dari data klimatologi adalah iklim agak basah. Menurut Foth (1998) curah hujan yang tinggi menyebabkan tercucinya basa-basa dari kompleks jerapan dan hilang melalui air drainase. Pada keadaan basa-basa habis tercuci, tinggallah kation Al dan H sebagai kation dominan yang menyebabkan tanah bereaksi masam.

Ketersediaan pH-Tanah dengan status agak masam dapat terjadi dimungkinkan karena senyawa Al dan H juga merupakan sumber ion H dalam tanah berkemasan sedang, tetapi melalui reaksi yang berbeda. Nyakpa Menurut Sarief (1986), bila Ca dan basa-basa lainnya cukup banyak, dimana yang disumbangkan sejumlah ion H dengan demikian pH berangsur naik dan reaksi menuju netral. Adanya ion H yang cukup ion Al akan diubah menjadi gibsit yang tidak larut.

Masalah kemasaman tanah dapat diatasi dengan melakukan pengapuran tujuannya untuk menaikkan pH, meniadakan Al yang meracun, dan menyediakan Ca sebagai hara. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nyakpa, dkk (1986)


(41)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. P – Tersedia Kebun Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, digolongkan menjadi 4 status hara sebagai berikut diikuti dengan luas dan persentase wilayahnya masing – masing ; rendah (276 Ha / 51,89 %), agak rendah (148 Ha / 27,81 %), sedang (68 Ha / 12,78 %), dan tinggi (40 Ha / 7,5 %).

2. pH-Tanah Kebun Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, digolongkan menjadi 3 kriteria sebagai berikut diikuti dengan luas dan persentase wilayahnya masing – masing ; sangat masam (372 Ha/ 69,93 %) dan masam (160 Ha / 30,07 %).

Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan kebutuhan pupuk standar pada wilayah tersebut dan disarankan agar mengembalikan bagian – bagian tanaman yang kurang (tidak) berguna ke tanaman itu sendiri agar dapat membantu memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

Buckman, H.O and N.C Brady.1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman. Bhrata Karya Persada. Jakarta.

Foth, H.D.1994. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Terjemahan E.D Purbayanti., D.R Lukiwati., R.Trimulatsih. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Fajriana, R. 2008. Unsur Hara Makro dan Mikro

Tumbuhan.

Hakim, N.,M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. A. Diha, G. B. Hong, H. H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Tanggerang.

Nyakpa, M. Y., A. M. Lubis, M. A. Pulung, A. G. Amrah, A. Munawar, G. B. Hong, N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah.Universitas Lampung, Lampung. Rayes, L. M. 2007. Metode Inventaris Sumber Daya Lahan. ANDI, Yogyakarta. Sanchez, P.A.1992. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Penerbit ITB. Bandung. Sarief, S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. PUSTAKA BUANA. Bandung.

Sutedjo, M.M dan A.G Kartasapoetra.1991. Pengantar Ilmu Tanah. Terbentuknya Tanah dan Tanah Pertanian. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Sutedjo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Subardja, D.2000. Perkembangan Metode Survei Tanah dan Evaluasi Lahan di

Indonesia. Prosiding Kongres Nasional VII HITI. Buku I : 123-134.

Sutanto, R.2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Konsep dan Kenyataan. Kanisius. Yogyakarta.

Tan, K.H.1995. Dasar Dasar Kimia Tanah. Terjemahan D.H Goenadi dan B.Radjagukguk. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tamtomo, J. P. 2008. Land Surveying and Mapping : Pengukuran dan Pemetaan Tanah.http://tanahkoe.tripod.com/bhumiku/id10.html.


(43)

Lampiran 1. Titik Koordinat Sampel Tanah, Hasil Analisa Laboratorium P-Tersedia, pH-Tanah

Titik Sampel

X Y P-Tersedia pH-Tanah

1 369633 483745 7.97 4.06

2 369606 483566 6.89 4.06

3 369556 483407 7.76 4.91

4 369523 483181 6.52 4.26

5 369638.18 483221.34 6.07 4.1

6 369579.13 483261.22 6.78 4.18

7 369393.88 483235.96 7.98 4.36

8 369365.46 483205.49 6.13 4.18

9 369167.96 483203.6 7.93 4.5

10 369178.22 483193.23 6.51 4.17

11 369044.88 482968.56 5.93 4

12 369235.65 482951.95 5.71 4

13 369426.36 482951.65 6.03 4.12

14 369628.69 482952.05 6.24 4.27

15 368816.14 482500.36 14.66 4.91

16 368748.62 482388.82 11.98 4.33

17 368590.27 482275.95 6.51 4.11

18 368285.48 482192.58 6.12 4.03

19 368408.5 482046.49 7.21 4.54

20 368508.86 483946.49 6.15 4.25

21 368376.9 481996.92 7.98 5.07

22 368491.73 481979.89 4.51 3.92

23 368623 481922 6.72 4.32

24 368631.97 482152.65 9.26 4.44

25 368948 482644 8.31 4.23

26 369047.42 482746.75 13.76 4.8

27 369264.77 482657.29 3.71 3.85

28 369871.66 480673.54 3.27 3.54

29 369957.62 480884.23 3.06 3.23

30 369877.37 481118.88 7.94 4.34

31 369889.62 481269.09 3.26 3.13

32 369865.49 481444.24 6.42 4.05

33 369771.24 481282.51 11.92 4.31

34 369451.04 481212.58 8.81 4.06

35 369349.56 481207.44 9.21 4.12

36 369352.11 481176.36 7.05 4.05

37 369172.93 481384.65 3.51 3.25

38 369461.69 481409.76 6.18 4.02


(44)

40 369427.04 481614.1 5.27 3.97

41 369470.98 481845.02 6.03 3.97

42 369653.53 481644.41 8.25 4.12

43 369847.51 481699.39 7.15 4.03

44 369338.44 481623.34 5.54 3.96

45 369187.49 481571.12 8.15 4.12

46 368366 481187 7.91 4.1

47 368500.8 480972.53 8.24 4.3

48 368757.8 480929.01 9.76 4.31

49 368759.42 481106.02 7.66 3.99

50 368177.72 481164.36 6.91 4.17

51 368058.2 481219.72 7.17 4.21

52 368287.04 481167.78 8.83 4.17

53 368316.05 480977.94 8.91 4.01

54 368161.5 480890.76 8.78 4.24

55 368181.06 480776.9 17.21 4.65

56 368198.02 480575.45 18.91 4.14

57 368219.53 480370.95 17.21 4.31

58 368311.62 480434.06 19.03 4.28

59 368445.54 480468.54 19.12 4.57

60 368954.14 480237.78 21.91 4.63

61 368768.64 480319.99 8.07 4.09

62 368152.28 480319.09 9.12 4.34

63 368216.84 480021.12 14.25 4.62

64 368249.62 479987.98 7.29 4.81

65 368162.49 479860.83 3.51 4

66 367972.18 479841.35 6.79 4.23

67 368449.96 479959.41 5.26 4.08

68 368536.88 480077.64 6.51 4.2

69 368621.65 480131.28 3.08 3.15

70 368713.6 479956.89 7.92 4.12

71 368143.26 480142.03 5.35 4.7

72 368311.95 480606.31 7.21 4.25

73 368459.32 480619.25 15.79 4.75

74 368646.08 480724.81 15.12 4.74

75 368829.99 480705.14 17.19 4.67

76 368941.69 480574.49 24.11 4.33

77 369058.81 480618.04 19.29 4.69

78 369171.01 480854.07 61.53 5.11

79 369439.56 481189.83 79.21 4.12

80 367489.36 481989.75 10.78 3.97

81 369691.93 481034.74 3.81 4.2

82 369712.11 480982.61 3.21 3.98

83 369363.7 481529.62 4.51 3.95


(45)

85 368982.86 481422.4 5.68 4.18

86 368882.77 481381.28 80.31 4.41

87 368843.57 481164.94 10.61 4.96

88 369028.75 481085.34 96.56 4.31

89 369363.37 480728.2 127.95 5.48

90 369470.42 480695.24 115.37 5.08

91 369614.13 480745.33 97.1 4.51

92 369363.09 480826.65 90.15 5.16

93 368375.04 481234.53 12.28 4.3

94 368418.11 481364 13.17 4.2

95 368536.98 481424.95 14.57 4.72

96 368620.94 481495.51 12.19 4.58

97 368593.55 481620.39 14.92 5.23

98 368620.25 481729.17 11.75 4.42

99 368843.06 481797.94 7.63 4.21

100 368903.15 481943.78 7.98 4.58

101 368230.31 481733.54 7.83 4.42

102 368274.53 481570.98 14.31 4.6

103 368172.1 481535.59 6.92 4.53

104 368090.41 480720.78 20.17 5.32

105 367933.37 480948.05 7.84 4.52

106 367906.36 481061.71 5.96 4.03

107 367978.4 481276.97 7.93 4.57

108 367995.49 481415.67 6.52 4.27

109 368746.03 479652.72 7.79 4.67

110 368774.85 480501.77 16.78 4.34

111 368573.61 480287.05 7.95 4.6

112 369682.96 482185.98 14.97 5.54

113 369650.54 481979.25 7.72 4.36

114 369848.7 482156.47 12.18 4.45

115 369808.03 482376.52 9.27 4.41

116 369856.14 482415.63 14.98 5.78

117 369790.72 482552.17 13.52 4.61

118 369840.11 482660.59 12.78 4.47

119 369771.26 482720.78 14.91 4.89

120 369815.58 482825.21 12.17 4.51

121 369832.41 483018.15 9.25 4.35

122 368935.9969 479930.9935 4.15 4.18

123 368829.9258 480843.8916 28.75 4.51

124 368766.5446 481276.2788 61.21 4.79

125 368843.5073 479620.3986 9.19 4.22

126 368383.1706 479779.8628 7.93 4.64

127 368093.2127 479700.7839 26.03 4.04

128 367988.4264 479550.5344 17.61 3.99


(46)

130 368479.7189 479685.2032 6.78 4.04

131 370012.8416 480148.3009 8.91 4.22

132 369596.9556 480843.1974 101.27 4.46

133 369900.1929 481833.5431 9.42 4.33

135 369677.1154 483824.3836

136 369146.6324 482703.6296

137 368212.0804 480727.7357

139 368203.6159 480396.4277

140 369940.5177 480784.3272

141 368581.3081 480293.4742


(1)

Kesimpulan

1. P – Tersedia Kebun Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, digolongkan menjadi 4 status hara sebagai berikut diikuti dengan luas dan persentase wilayahnya masing – masing ; rendah (276 Ha / 51,89 %), agak rendah (148 Ha / 27,81 %), sedang (68 Ha / 12,78 %), dan tinggi (40 Ha / 7,5 %).

2. pH-Tanah Kebun Kebun Sukaluwei PT. NV PERIMEX Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang, digolongkan menjadi 3 kriteria sebagai berikut diikuti dengan luas dan persentase wilayahnya masing – masing ; sangat masam (372 Ha/ 69,93 %) dan masam (160 Ha / 30,07 %).

Saran

Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan kebutuhan pupuk standar pada wilayah tersebut dan disarankan agar mengembalikan bagian – bagian tanaman yang kurang (tidak) berguna ke tanaman itu sendiri agar dapat membantu memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Buckman, H.O and N.C Brady.1982. Ilmu Tanah. Terjemahan Soegiman. Bhrata Karya Persada. Jakarta.

Foth, H.D.1994. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Terjemahan E.D Purbayanti., D.R Lukiwati., R.Trimulatsih. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Fajriana, R. 2008. Unsur Hara Makro dan Mikro

Tumbuhan.

Hakim, N.,M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. A. Diha, G. B. Hong, H. H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Tanggerang.

Nyakpa, M. Y., A. M. Lubis, M. A. Pulung, A. G. Amrah, A. Munawar, G. B. Hong, N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah.Universitas Lampung, Lampung. Rayes, L. M. 2007. Metode Inventaris Sumber Daya Lahan. ANDI, Yogyakarta. Sanchez, P.A.1992. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. Penerbit ITB. Bandung. Sarief, S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. PUSTAKA BUANA. Bandung.

Sutedjo, M.M dan A.G Kartasapoetra.1991. Pengantar Ilmu Tanah. Terbentuknya Tanah dan Tanah Pertanian. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Sutedjo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Subardja, D.2000. Perkembangan Metode Survei Tanah dan Evaluasi Lahan di

Indonesia. Prosiding Kongres Nasional VII HITI. Buku I : 123-134.

Sutanto, R.2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Konsep dan Kenyataan. Kanisius. Yogyakarta.

Tan, K.H.1995. Dasar Dasar Kimia Tanah. Terjemahan D.H Goenadi dan B.Radjagukguk. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tamtomo, J. P. 2008. Land Surveying and Mapping : Pengukuran dan Pemetaan Tanah.http://tanahkoe.tripod.com/bhumiku/id10.html.


(3)

Lampiran 1. Titik Koordinat Sampel Tanah, Hasil Analisa Laboratorium P-Tersedia, pH-Tanah

Titik Sampel

X Y P-Tersedia pH-Tanah

1 369633 483745 7.97 4.06

2 369606 483566 6.89 4.06

3 369556 483407 7.76 4.91

4 369523 483181 6.52 4.26

5 369638.18 483221.34 6.07 4.1

6 369579.13 483261.22 6.78 4.18

7 369393.88 483235.96 7.98 4.36

8 369365.46 483205.49 6.13 4.18

9 369167.96 483203.6 7.93 4.5

10 369178.22 483193.23 6.51 4.17

11 369044.88 482968.56 5.93 4

12 369235.65 482951.95 5.71 4

13 369426.36 482951.65 6.03 4.12

14 369628.69 482952.05 6.24 4.27

15 368816.14 482500.36 14.66 4.91

16 368748.62 482388.82 11.98 4.33

17 368590.27 482275.95 6.51 4.11

18 368285.48 482192.58 6.12 4.03

19 368408.5 482046.49 7.21 4.54

20 368508.86 483946.49 6.15 4.25

21 368376.9 481996.92 7.98 5.07

22 368491.73 481979.89 4.51 3.92

23 368623 481922 6.72 4.32

24 368631.97 482152.65 9.26 4.44

25 368948 482644 8.31 4.23

26 369047.42 482746.75 13.76 4.8

27 369264.77 482657.29 3.71 3.85

28 369871.66 480673.54 3.27 3.54

29 369957.62 480884.23 3.06 3.23

30 369877.37 481118.88 7.94 4.34

31 369889.62 481269.09 3.26 3.13

32 369865.49 481444.24 6.42 4.05

33 369771.24 481282.51 11.92 4.31

34 369451.04 481212.58 8.81 4.06

35 369349.56 481207.44 9.21 4.12

36 369352.11 481176.36 7.05 4.05

37 369172.93 481384.65 3.51 3.25


(4)

40 369427.04 481614.1 5.27 3.97

41 369470.98 481845.02 6.03 3.97

42 369653.53 481644.41 8.25 4.12

43 369847.51 481699.39 7.15 4.03

44 369338.44 481623.34 5.54 3.96

45 369187.49 481571.12 8.15 4.12

46 368366 481187 7.91 4.1

47 368500.8 480972.53 8.24 4.3

48 368757.8 480929.01 9.76 4.31

49 368759.42 481106.02 7.66 3.99

50 368177.72 481164.36 6.91 4.17

51 368058.2 481219.72 7.17 4.21

52 368287.04 481167.78 8.83 4.17

53 368316.05 480977.94 8.91 4.01

54 368161.5 480890.76 8.78 4.24

55 368181.06 480776.9 17.21 4.65

56 368198.02 480575.45 18.91 4.14

57 368219.53 480370.95 17.21 4.31

58 368311.62 480434.06 19.03 4.28

59 368445.54 480468.54 19.12 4.57

60 368954.14 480237.78 21.91 4.63

61 368768.64 480319.99 8.07 4.09

62 368152.28 480319.09 9.12 4.34

63 368216.84 480021.12 14.25 4.62

64 368249.62 479987.98 7.29 4.81

65 368162.49 479860.83 3.51 4

66 367972.18 479841.35 6.79 4.23

67 368449.96 479959.41 5.26 4.08

68 368536.88 480077.64 6.51 4.2

69 368621.65 480131.28 3.08 3.15

70 368713.6 479956.89 7.92 4.12

71 368143.26 480142.03 5.35 4.7

72 368311.95 480606.31 7.21 4.25

73 368459.32 480619.25 15.79 4.75

74 368646.08 480724.81 15.12 4.74

75 368829.99 480705.14 17.19 4.67

76 368941.69 480574.49 24.11 4.33

77 369058.81 480618.04 19.29 4.69

78 369171.01 480854.07 61.53 5.11

79 369439.56 481189.83 79.21 4.12

80 367489.36 481989.75 10.78 3.97

81 369691.93 481034.74 3.81 4.2

82 369712.11 480982.61 3.21 3.98

83 369363.7 481529.62 4.51 3.95


(5)

86 368882.77 481381.28 80.31 4.41

87 368843.57 481164.94 10.61 4.96

88 369028.75 481085.34 96.56 4.31

89 369363.37 480728.2 127.95 5.48

90 369470.42 480695.24 115.37 5.08

91 369614.13 480745.33 97.1 4.51

92 369363.09 480826.65 90.15 5.16

93 368375.04 481234.53 12.28 4.3

94 368418.11 481364 13.17 4.2

95 368536.98 481424.95 14.57 4.72

96 368620.94 481495.51 12.19 4.58

97 368593.55 481620.39 14.92 5.23

98 368620.25 481729.17 11.75 4.42

99 368843.06 481797.94 7.63 4.21

100 368903.15 481943.78 7.98 4.58

101 368230.31 481733.54 7.83 4.42

102 368274.53 481570.98 14.31 4.6

103 368172.1 481535.59 6.92 4.53

104 368090.41 480720.78 20.17 5.32

105 367933.37 480948.05 7.84 4.52

106 367906.36 481061.71 5.96 4.03

107 367978.4 481276.97 7.93 4.57

108 367995.49 481415.67 6.52 4.27

109 368746.03 479652.72 7.79 4.67

110 368774.85 480501.77 16.78 4.34

111 368573.61 480287.05 7.95 4.6

112 369682.96 482185.98 14.97 5.54

113 369650.54 481979.25 7.72 4.36

114 369848.7 482156.47 12.18 4.45

115 369808.03 482376.52 9.27 4.41

116 369856.14 482415.63 14.98 5.78 117 369790.72 482552.17 13.52 4.61 118 369840.11 482660.59 12.78 4.47 119 369771.26 482720.78 14.91 4.89 120 369815.58 482825.21 12.17 4.51

121 369832.41 483018.15 9.25 4.35

122 368935.9969 479930.9935 4.15 4.18 123 368829.9258 480843.8916 28.75 4.51 124 368766.5446 481276.2788 61.21 4.79 125 368843.5073 479620.3986 9.19 4.22 126 368383.1706 479779.8628 7.93 4.64 127 368093.2127 479700.7839 26.03 4.04 128 367988.4264 479550.5344 17.61 3.99


(6)

130 368479.7189 479685.2032 6.78 4.04 131 370012.8416 480148.3009 8.91 4.22 132 369596.9556 480843.1974 101.27 4.46 133 369900.1929 481833.5431 9.42 4.33

135 369677.1154 483824.3836

136 369146.6324 482703.6296

137 368212.0804 480727.7357

139 368203.6159 480396.4277

140 369940.5177 480784.3272

141 368581.3081 480293.4742