16
2. Menjadi Mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik yang baik
Berikut ini ada beberapa cara untuk menjadi mahasiswa yang berkualitas dalam hal pengetahuan intelektual:
1. Ikutilah perkuliahan dengan semangat yang menggebu-gebu. 2. Banyak membaca buku-buku, baik di bidang yang kita tekuni ataupun
bidang-bidang lainnya. 3. Mengikuti Keorganisasian, baik intra kampus ataupun ekstra kampus,
sebagai pembelajaran kepemimpinan dan latihan bagi kita. 4. Aktif dalam sebuah komunitas hobbi dan juga kedaerahan.
5. Hidup sederhana tanpa gengsi yang terlalu tinggi. 6. Syukuri yang ada, jangan minder, tinggikan percaya diri.
7. Berkuliah dengan keras, berkuliah dengan cerdas, dan berkuliah dengan ikhlas.
B. Studi Mahasiswa
Studi adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan studi atau belajar di suatu tingkatjenjang pendidikan tertentu. studi seorang
anak di tingkat sekolah dasar adalah selama enam tahun. studi di tingkat sekolah menengah pertama adalah tiga tahun, sedangkan di tingkat
menengah atas adalah tiga tahun, dan di jenjang perguruan tinggi khususnya program strata satu S1 adalah empat tahun.
Seorang mahasiswa program S1 membutuhkan waktu empat setengah tahun sampai tujuh tahun. Batas maksimal mahasiswa dalam
menyelesaikan studi dapat berbeda-beda untuk tiap perguruan tinggi, bergantung pada kebijakan dari perguruan tingginya. Mahasiswa yang
melebihi studi yang telah ditentukan biasanya akan dikenakan sanksi drop out
DO oleh pihak perguruan tinggi. Beban studi untuk menyelesaikan jenjang Strata 1 S1 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta adalah antara 144 160 SKS dengan rentang waktu penyelesaian studi antara 8 14 semester. Beban studi mahasiswa
17 program studi pendidikan fisika jurusan pendidikan IPA UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta adalah 157 SKS.
C. Efective Learning 1. Motivasi
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu kata movere yang berarti bergerak. Dalam konteks sekarang, motivasi dapat didefinisikan
sebagai suatu proses psikologi yang menghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai satu tujuan. Pada
tahun 1943, pakar psikologi motivasi Abraham Maslow dalam Winkel, 1997 memaparkan teori hierarki kebutuhan dari motivasi yang sekarang
menjadi terkenal. Moslow menyatakan bahwa psikologi motivasi adalah sebuah fungsi dari lima kebutuhan dasar, yaitu:
a. Psikologi: Kebutuhan dasar yang utama. Antara lain kebutuhan akan makanan, minum, udara untuk bertahan hidup.
b. Keamanan: antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
c. Cinta: Keinginan untuk dicintai dan mencintai. Mengandung kebutuhan akan kasih sayang dan rasa memiliki.
d. Penghargaan: Kebutuhan akan reputasi, kebanggaan, dan pengakuan dari orang lain. Juga mengandung kebutuhan akan kepercayaan diri
dan kekuatan. e. Aktualisasi diri: Keinginan untuk menjadi apa yang ia ingin jadi.
Untuk menjadi terbaik adalah kesanggupan dari menjadi apa. Pakar psikologi motivasi yang lain, Clayton Alderfer dalam
Winkel, 1997 mengembangkan sebuah teori alternatif dari kebutuhan manusia pada akhir 1960an. Teori ini membedakan kebutuhan yang telah
dikembangkan oleh Maslow menjadi tiga level dari yang terendah sampai tertinggi yaitu: kebutuhan-kebutuhan eksistensi Existence Needs yang
berkaitan dengan kebutuhan fisiologis dan keamanan, kebutuhan-
18 kebutuhan hubungan Relatedness Needs yang berfokus pada bagaimana
individu berhubungan dengan lingkungan sosialnya, kebutuhan- kebutuhan pertumbuhan Growth Needs yang meliputi kebutuhan akan
tumbuh sebagai
manusia pada
umumnya dan
menggunakan kemampuannya untuk mencapai potensi yang penuh.
Meskipun teori psikologi motivasi ERG mengasumsikan bahwa perilaku yang termotivasi mengikuti suatu hierarki yang agak serupa
dengan hierarki yang dikemukakan oleh Maslow, terdapat perbedaan penting. Pertama, teori ERG menyatakan bahwa lebih dari satu level
kebutuhan bisa menggerakkan motivasi pada saat yang bersamaan. Kedua, teori ERG memiliki apa yang dinamakan komponen frustasi-
regresi frustation-regresion aspect. Jadi, jika kebutuhan-kebutuhan tertentu tidak terpenuhi, individu akan menjadi frustasi, mundur ke level yang
lebih rendah. David McClelland, seorang pakar psikologi motivasi yang terkenal
telah mempelajari hubungan antara kebutuhan dengan perilaku sejak tahun 1940an. Ia membagi kebutuhan menjadi tiga jenis, yaitu prestasi
achievement, kekuasaan power, dan afilasi affilation. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. The Need for Achievement: Menyatakan bahwa motivasi dan kemampuan sangat mendorong untuk memperkuat lebih keras lagi
mencapai prestasi sukses atau keinginan menyelesaikan suatu kesulitan.
b. The Need for Affiliation. Keinginan untuk menghabiskan waktu dalam aktivitas serta hubungan sosial.
c. The Need of Power. Merefleksikan keinginan individu untuk mempengaruhi, melatih, mengajar, atau mendorong seseorang untuk
sukses. Terence Mitchell, seorang peneliti terkenal mengenai perilaku
organisasi, memperkenalkan model konseptual yang menjelaskan
19 bagaimana psikologi motivasi mempengaruhi perilaku dan kemampuan
bekerja. Ia menerangkan bahwa individual inputs dan job context merupakan dua kategori kunci dari faktor yang mempengaruhi motivasi.
Kedua kategori ini saling mempengaruhi satu sama lain yang juga mempengaruhi motivational process yang nantinya akan membentuk
motivated behaviors . Ia juga menjelaskan bahwa motivated behaviors secara
langsung dipengaruhi oleh individuals ability dan job knowledge skills, motivasi, dan suatu kombinasi yang membatasi job context factors.
Performance seseorang, pada akhirnya akan dipengaruhi oleh motivated
behavior .
a. Pengertian Motivasi
Kata motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat.
Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu
mempunyai tujuan tertentu. Tidak bisa dipungkiri, setiap tindakan yang dilakukan oleh
manusia selalu di mulai dengan motivasi niat. Untuk lebih memperjelas pembahasan tentang motivasi, berikut pengertian motivasi menurut
beberapa para ahli manajemen sumber daya manusia, diantaranya yaitu: 1. Wexley Yukl, motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif,
dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif. 2. Mitchell,
motivasi adalah
proses-proses psikologikal,
yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi
kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan tertentu. 3. Gray, motivasi adalah sebagai sejumlah proses, yang bersifat internal,
atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu.
20 4. Morgan, motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus
merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku, tingkah laku yang di dorong
oleh keadaan tersebut, dan tujuan dari pada tingkah laku tersebut. 5. McDonald, motivasi adalah perubahan tenaga di dalam diri
seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Motivasi merupakan masalah kompleks dalam
organisasi, karena kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena
setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda
pula. 6. Chung dan Megginson yang dikutip oleh Faustino Cardoso Gomes,
menerangkan bahwa pengertian motivasi adalah tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang yang mengejar suatu tujuan dan berkaitan
dengan kepuasan kerja dan perfoman pekerjaan. 7. T. Hani Handoko mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan
pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
8. A. Anwar Prabu Mangkunegara, memberikan pengertian motivasi dengan kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan
dan memelihara prilaku yang berubungan dengan lingkungan kerja. 9. H. Hadari Nawawi mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan
yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar.
10. Henry Simamora, pengertian motivasi menurutnya adalah Sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan
menghasilkan tingkat
kinerja yang
pada gilirannya
akan membuahkan imbalan atau hasil yang dikehendaki.
21 11. Soemanto secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu
perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu
bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan bagi tingkah laku mencapai tujuan,telah terjadi di
dalam diri seseorang. Dari pengertian-pengertian motivasi di atas maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk
melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya sehingga ia dapat mencapai tujuannya.
b. Teori Motivasi
Untuk memahami tentang motivasi, akan dibahas beberapa teori tentang motivasi, teori-teori tersebut diantarnaya:
1. Teori Abraham H. Maslow Teori Kebutuhan
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H.Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat
atau hierarki kebutuhan, yaitu: fisiologis, keamanan, keselamatan dan perlindungan, sosial, kasih sayang, rasa dimiliki; penghargaan, rasa
hormat internal seperti harga diri, prestasi; aktualisasi diri, dorongan untuk menjadi apa yang mampu ia menjadi.
Menurut maslow, jika seorang pimpinan ingin memotivasi seseorang, maka ia perlu memahami sedang berada pada anak tangga
manakah posisi bawahan dan memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan itu atau kebutuhan dia atas tingkat itu.
2. Teori Motivasi X dan Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor yang menyatakan bahwa dua pandangan yang jelas berbeda mengenai manusia, pada
22 dasarnya satu negatif teori X yang mengandaikan bahwa kebutuhan
order rendah mendominasi individu, dan satu lagi positif teori Y bahwa kebutuhan order tinggi mendominasi individu.
3. Teori Motivasi - Higiene
Dikemukakan oleh
psikolog Frederick
Herzberg, yang
mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat orang merasa
tidak puas atau faktor-faktor motivator iklim baik atau ekstrinsik-intrinsik tergantung dari orang yang membahas teori tersebut. Faktor-faktor dari
rangkaian ini disebut pemuas atau motivator yang meliputi: prestasi achievement,
pengakuan recognition, tanggung jawab responsibility, - kemajuan advancement, pekerjaan itu sendiri the work itself,
kemungkinan berkembang the possibility of growth.
4. Teori Motivasi kebutuhan McClelland
teori ini dikemukakakn oleh McCelland. Teori ini dikenal dengan teori kebutuhan. Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan, yaitu:
prestasi achievement, kekuasaan power, afiliasi pertalian.
5. Teori Motivasi Harapan - Victor Vroom
Teori ini berargumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan
dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu, dan pada daya tarik dari keluaran bagi individu
tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi
untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantarkan ke suatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang
baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus,
23 kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan
pribadi karyawan tersebut.
6. Teori Motivasi Keadilan
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan. Individu
bekerja untuk mendapat tukaran imbalan dari organisasi.
7. Reinforcement theory
Teori motivasi ini tidak menggunakan konsep suatu motif atau proses motivasi. Sebaliknya teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi
perilaku dimasa yang lalu mempengaruhi tindakan di masa yang akan datang dalam proses pembelajaran. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki
individu, maka akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam
kehidupan lainnya.
c. Menumbuhkan Motivasi bagi Pelajar
Dalam setiap bidang, motivasi selalu dibutuhkan, karena inilah yang menjadi pendorong atau tenaga untuk bergerak. Begitupun dengan
pelajar. Motivasi pelajar dibutuhkan agar siswa lebih giat dalam belajar dan berinovasi menghasilkan karya yang positif.
Untuk memotivasi pelajar, ada beberapa cara. Diantaranya adalah:
1. Menetapkan visi Setiap pelajar hendaknya memiliki visi yang jelas. Untuk apa dia
belajar? Apa yang diharapkan begitu ia menyelesaikan studinya? Dengan demikian, ia tidak akan asal saja dalam menjalani proses studinya.
Seorang Luiz Alvarez, peraih Nobel Fisika, selalu melaksanakan nasihat ayahnya untuk selalu duduk diam sambil memejamkan mata dan
berusaha memikirkan persoalan baru, untuk kemudian diteliti dan
24 dipecahkan. Ia selalu bermimpi untuk menjadi The Most, The Best and
The First dalam setiap bidang yang digelutinya. Kebiasaan baik Luiz ini bisa dijadikan motivasi pelajar, agar memiliki mental juara.
2. Belajar bukan karena paksaan Jadikan belajar sebagai makanan, dimana Anda akan lapar jika
tidak melakukannya. Buat bagaimana caranya agar belajar menjadi aktivitas yang menyenangkan, bukan suatu paksaan. Memang, awalnya
ini seperti sebuah pengorbanan. Namun jika Anda menjalaninya dengan ikhlas, maka lama
kelamaan Anda akan bisa menikmati proses belajar, bahkan ketagihan. Leon Joseph, seorang seniman Prancis di abad 19 bisa memotivasi pelajar
melalui nasihatnya: Kebahagiaan adalah mereka yang berani bermimpi dan berani berkorban demi mewujudkan mimpinya.
3. Fokus Sebuah ungkapan yang sangat bagus untuk memotivasi pelajar
adalah: kehidupan tidak akan pernah menjadi luar biasa tanpa focus, dedikasi dan disiplin. Dengan fokus, maka akan membuat Anda lebih
tajam dalam menentukan sasaran. Ibaratnya, sinar matahari tidak akan bisa membakar kertas, akan
tetapi jika sinar ini difokuskanlewat sebuah kaca pembesar, sinar ini mampu membakar tidak hanya kertas, tapi bahkan daging pun bisa
matang terbakar. 4. Tidak ada kamus menyerah
Setiap orang pastinya pernah mengalami kegagalan. Mungkin Anda juga pernah mengalaminya. Bisa jadi Anda sudah bersusah payah,
berjuang, belajar, namun Anda tidak mendapatkan hasil yang diinginkan. Kesuksesan akan mendatangi siapa saja yang tidak takut terhadap
kegagalan. Begitulah ucapan Winston Churchill, tokoh terpenting sejarah Inggris Modern dan sejarah dunia, yang bisa memotivasi pelajar.
5. Membutuhkan waktu dan kesabaran
25 Kata-kata seorang Napoleon Hill mungkin bisa dijadikan motivasi
pelajar: kesabaran, keteguhan hati, dan kerja keras adalah kombinasi untuk sukses. Karenanya, jika Anda ingin sukses, maka Anda harus siap
menjalani prosesnya. Akan beda hasilnya jika Anda belajar ketika akan ujian saja,
dengan mereka yang belajar secara rutin. Persiapan mendadak dalam ujian, bisa jadi akan mengacaukan semuanya. Ingatan yang tidak
mengendap lama akan mudah hilang begitu saja. Tidak semua orang yang sukses memiliki prestasi yang bagus sejak kecil. Bahkan, tidak sedikit
yang menemui masalah, seperti disleksia atau sukar mengeja kata-kata. Sebut saja dalam hal ini Bill Gates pendiri dan CEO Microsoft dan Lee
Kuan Yew mantan Perdaa Menteri Singapura, kemudian menjadi menteri Senior adalah dua contoh penderita disleksia yang berhasil. Kunci
mengatasi masalahnya tidak lain adalah memberikan pengulangan belajar dan memberikan dorongan pada anak tersebut. Itulah mengapa, motivasi
pelajar ini memegang peran penting dalam mendukung kesuksesan seseorang.
Secara garis besar ada dua faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu: Pertama, motivasi belajar berasal dari
faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya
dan bekal untuk menjalani kehidupan. Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan
sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan. Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak
mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri
kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.
26 Ada beberapa untuk meningkatkan motivasi belajar kita,
diantaranya: Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari
orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar; Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang
yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri,
atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi; Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti
halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka
kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi; Belajar
apapun, Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan
seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya; Belajar dari internet, Kita bisa
memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar
pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis Free-
English-Courseyahoogroups.com. ; Bergaulah dengan orang-orang yang
optimis dan selalu berpikiran positif. Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat,
gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya; Cari motivator.
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup.
Anda pun
bisa melakukan
hal serupa
dengan mencari
seseorangkomunitas yang dapat membantu mengarahkan atau
27 memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi. Resep sukses menurut
William A. Ward: Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain bermalasan, dan bermimpi ketika orang lain berharap.
d. Faktor-faktor penyebab perbedaan motivasi belajar
Menurut Winkel, 1997, beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi
belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya: Perbedaan fisiologis physiological needs, seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual. Perbedaan
rasa aman safety needs, baik secara mental, fisik, dan intelektual. Perbedaan kasih sayang atau afeksi love needs yang diterimanya.
Perbedaan harga diri self esteem needs. Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain. Perbedaan aktualisasi diri self
actualization ,
tersedianya kesempatan
bagi seseorang
untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah
menjadi kemampuan nyata.
2. Cara Menjadi Pembelajar Efektif
Setiap orang mungkin mendambakan kemampuan lebih dalam mengingat suatu hal, materi, peristiwa atau hal apapun secara akurat.
Mengingat informasi
yang sedang
dipelajari, dan
mampu mengaplikasaikannya kembali dalam berbagai macam situasi dengan baik
secara efektif. Willis, J. 2008 mengungkapkan beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan pembelajar kearah yang lebih efektif,
diantaranya dengan: a. Meningkatkan kemampuan dasar dalam mengingat; Beberapa cara
terbaik untuk meningkatkan daya ingat, adalah meningkatkan fokus, menghindari sesi menjemukan dan pengaturan waktu belajar;
b. Terus belajar dan berani mencoba dengan berlatih hal-hal yang baru. Salah satu cara untuk menjadi seorang pembelajar yang efektif adalah
hanya dengan terus belajar;
28 c. Belajar dengan berbagai cara. Belajar tidak hanya terfokus pada satu
cara saja, tetapi dengan melibatkan dan memfungsikan indera lain. Tidak hanya mendengarkan, tetapi dibantu dengan indera mata untuk
melihat visualisasi, dan melatihnya secara verbal melalui indra mulut kita. Dengan cara seperti ini memudahkan otak untuk menyimpan
data tentang subjek, interkoneksinya akan lebih cepat dan mudah; d. Mengajarkan apa yang telah dikuasai kepada orang lain;
e. Memanfaatkan kemampuan belajar sebelumnya dalam menggunakan kemampuan belajar baru. Banyak cara untuk menjadi pembelajar yang
efektif diantaranya dengan menggunakan pembelajaran relasional, yang melibatkan interkonektivitas informasi baru untuk hal-hal yang
sudah diketahui. Sebagai contoh, jika Anda belajar tentang Romeo dan Juliet, Anda mungkin mengasosiasikan apa yang Anda pelajari tentang
permainan dengan pengetahuan sebelumnya yang Anda miliki tentang Shakespeare, seperti periode sejarah dan informasi yang
relevan mengenai penulis dan kehidupannya dan lainnya; f. Berlatih dari pengalaman.
Belajar biasanya akan melibatkan kemampuan membaca buku, menghadiri perkuliahan atau melakukan penelitian di perpustakaan
atau dalam web. Ketika melihat-lihat buku bacaan dan menulis beberapa catatan yang dianggap penting, sebenarnya hal tersebut telah
menerapkan kemampuan dalam memperoleh pengetahuan dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki. Perlu latihan dan
keteraturan seperti dalam berolah raga; g. Lebih baik melihat jawaban dibanding berusaha keras untuk
mengingat-ingat informasi. Tentu saja, belajar bukanlah proses yang sempurna. Kadang-kadang, kita melupakan rincian hal-hal yang telah
kita pelajari. Jika Anda menemukan diri Anda berjuang untuk mengingat
beberapa berita
gembira informasi,
penelitian menunjukkan bahwa Anda lebih baik menawarkan hanya mencari
29 jawaban yang benar. Satu studi menemukan bahwa semakin lama
Anda menghabiskan mencoba mengingat jawabannya, semakin besar kemungkinan akan melupakan jawaban di kemudian hari. Mengapa?
Karena upaya untuk mengingat informasi yang dipelajari sebelumnya benar-benar hasil dalam belajar error state bukan jawaban yang benar;
h. Memahami gaya belajar terbaik yang dimiliki. Strategi lain yang efisiensi dalam belajar adalah mengenali kebiasaan dan gaya belajar
Anda. Ada sejumlah teori yang berbeda tentang gaya belajar, yang semua bisa membantu Anda mendapatkan pemahaman yang lebih
baik tentang bagaimana Anda belajar dengan baik. i. Gunakan ujian untuk meningkatkan kemampuan belajar. Meskipun
kelihatannya menghabiskan waktu belajar, namun ujian merupakan salah satu cara terbaik untuk memaksimalkan proses belajar,
penelitian menunjukkan, mengambil tes sebenarnya membantu mengingat apa yang telah Anda pelajari. Chan, J.C., et all, 2007.
Penelitian mengungkapkan bahwa siswa yang belajar dan kemudian diuji sudah ingat jangka panjang yang lebih baik dari bahan, bahkan
pada informasi yang tidak tercakup dalam tes. Siswa yang punya waktu ekstra untuk belajar tetapi tidak diuji memiliki signifikansi lebih
rendah. j. Tidak mengerjakan terlalu banyak tugas multitasking, penelitian
menunjukkan bahwa multitasking sebenarnya dapat membuat belajar kurang efektif. Dalam studi tersebut, peserta kehilangan sejumlah
besar waktu mereka, dengan beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya, Anda akan belajar lebih lambat, menjadi kurang efisien dan
membuat kesalahan lebih. Bagaimana Anda bisa menghindari bahaya multitasking? Mulailah dengan memusatkan perhatian Anda pada
tugas di tangan dan terus bekerja dengan jumlah waktu yang telah ditentukan.
30
a. Prinsip Belajar
Prinsip atau konsep-konsep belajar disampaikan oleh Robert M.Gegne, Muslam, dkk, 2004:28 meliputi:
1. Kontiguitas, memberikan situasi atau materi yang mirip dengan harapan pendidikan tentang respon anak yang diharapkan, beberapa
kali secara berturut-turut. 2. Pengalaman, adanya situasi dari respon secara berulang-ulang
sehingga menjadi sebuah kebiasaan tingkah laku yang dipraktikkan supaya belajar menjadi lebih sempurna dan lebih lama diingat.
3. Penguatan, adanya respon menyenangkan seperti hadiah bagi prestasi belajar tertentu
4. Motivasi positif, percaya diri dalam belajar 5. Tersedia materi pelajaran yang lengkap dan menyeluruh untuk
memancing siswa 6. Ada upaya membangkitkan ketrampilan intelektual untuk belajar
7. Ada strategi yang tepat untuk membiasakan anak-anak dalam belajar 8. Aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam
pengajaran. Menurut prinsip-prinsip yang disampaikan oleh Robert M.Gegne
tersebut di atas, bahwa pengulangan merupakan sebagian dari prinsip atau konsep dasar dalam proses pembelajaran. Pengulangan ini
menjadikan sebuah perilaku dapat dilakukan secara terus-menerus secara berkala dan menjadi sebuah kebiasaan. Artinya, bahwa pembiasaan
merupakan sebagian dari proses belajar yang handal untuk diterapkan.
b. Proses Perbuatan Belajar
Sebagaimana dikutip oleh Sudjana dalam bukunya, Dasar-Dasar Belajar Mengajar 2009, Gagne berpendapat bahwa terdapat delapan tipe
perbuatan yang diidentikkan sebagai perbuatan belajar. Delapan tipe tersebut adalah:
31 1. Belajar Signal, yang merupakan proses belajar yang paling sederhana
yang melibatkan reaksi dan rangsangan saja. 2. Belajar mereaksi perangsang melalui penguatan, yaitu memberikan
reaksi yang berulang-ulang ketika terjadi suatu penguatan rangsangan. Membiasakan reaksi secara berulang-ulang dan permanen.
3. Belajar membentuk rangkaian, yaitu belajar yang menghubungkan gejalafaktor yang satu dengan lainnya sehingga membentuk sebuah
rangkaian yang berarti. 4. Belajar asosiasi verbal, yaitu memberikan reaksi dalam bentuk kata-
kata dan bahasa, terhadap perangsang yang diterimanya 5. Belajar membedakan hal yang majemuk, yaitu memberikan reaksi yang
berbeda terhadap perangsang yang hampir sama sifatnya. 6. Belajar konsep, yaitu menempatkan obyek menjadi satu klasifikasi
tertentu di dalam pemikiran dan konsepsi tertentu. 7. Belajar kaedah, yaitu menghubungkan beberapa konsep.
8. Belajar memecahkan masalah dengan cara menggabungkan beberapa kaedah dalam rangka menyelesaikan masalah tertentu.
Dari kedelapan perbuatan belajar di atas memberikan gambaran bahwa yang termasuk dalam perbuatan proses belajar salah satunya
adanya suatu kegiatan yang dibiasakan secara berulang-ulang dalam rangka merangkaikan beberapa stimulus, sehingga reaksi yang dihasilkan
lebih cepat dan mudah terbentuk. Stimulus-stimulus diusahakan untuk dilakukan dalam proses tersebut, yang mana stimulus itu juga akan
memberikan dampak signifikan di masa yang akan datang, bagi persepsi dan apresiasi individu terhadap sebuah tujuan belajar atau tugas
perkembangan tertentu.
c. Teori Belajar
Banyak teori belajar yang bersumber dari aliran-aliran psikologi. Ada lima teori besar yang membahas tentang belajar, kelima teori tersebut
32 adalah: 1 teori behaviorisme; 2 teori belajar kognitif menurut Piaget; 3
teori pemrosesan informasi dari Gagne, dan 4 teori belajar gestalt.
1. Teori Behaviorisme
Sebagaimana telah dikemukakan pada Bab II bahwa behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu.
Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek
– aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu
dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya :
a. Connectionism S-R Bond menurut Thorndike.
Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:
1. Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin
kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara
Stimulus- Respons. 2. Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi
bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar conduction unit, dimana unit-unit ini menimbulkan
kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
3. Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan
semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
b. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov
33 Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing
menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya : 1. Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang
dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer, maka refleks dan
stimulus lainnya akan meningkat. 2. Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang
dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan
reinforcer , maka kekuatannya akan menurun.
c. Operant Conditioning menurut B.F. Skinner
Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum
belajar, diantaranya : 1. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi
dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
2. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus
penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah.
Reber Muhibin Syah, 2003 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama
terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh
reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu,
namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical conditioning.
d. Social Learning menurut Albert Bandura
34 Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning
adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme
lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus S-R Bond, melainkan juga akibat reaksi
yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini,
bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan imitation dan penyajian contoh perilaku
modeling. Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan
berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan. Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang mengembangkan
teori belajar behavioristik ini, seperti : Watson yang menghasilkan prinsip kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie dengan teorinya yang disebut
Contiguity Theory yang menghasilkan Metode Ambang the treshold method, metode meletihkan The Fatigue Method dan Metode
rangsangan tak serasi The Incompatible Response Method, Miller dan Dollard dengan teori pengurangan dorongan.
2. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget
Dalam bab sebelumnya telah dikemukan tentang aspek aspek perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu tahap a sensory motor; b pre
operational ; c concrete operational dan d formal operational. Menurut Piaget,
bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi
kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh
pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan
35 lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari
lingkungan. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran
adalah : a. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh
karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
b. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat
berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya. c. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi
tidak asing. d. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
e. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
3. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.
Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi,
untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara
kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk
mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang
mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan
fase yaitu, a motivasi; b pemahaman; c pemerolehan; d penyimpanan; e ingatan kembali; f generalisasi; g perlakuan dan h umpan balik.
36
4. Teori Belajar Gestalt
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah
bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada
tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu : a. Hubungan bentuk dan latar figure and gound relationship; yaitu
menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure bentuk dan latar belakang. Penampilan suatu obyek
seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka
akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure. b. Kedekatan proxmity; bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan
baik waktu maupun ruang dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
c. Kesamaan similarity; bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.
d. Arah bersama common direction; bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan
dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu. e. Kesederhanaan simplicity; bahwa orang cenderung menata bidang
pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan
simetris dan keteraturan; dan f. Ketertutupan closure bahwa orang cenderung akan mengisi
kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap. Terdapat empat asumsi yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:
a. Perilaku “Molar“ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan
perilaku “Molecular”. Perilaku “Molecular” adalah perilaku dalam
bentuk kontraksi otot atau keluarnya kelenjar, sedangkan perilaku
37 “Molar” adalah perilaku dalam keterkaitan dengan lingkungan luar.
Berlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepakbola adalah beberapa perilaku “Molar”. Perilaku “Molar” lebih mempunyai
makna dibanding dengan perilaku “Molecular”.
b. Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral.
Lingkungan geografis adalah lingkungan yang sebenarnya ada, sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesuatu yang
nampak. Misalnya, gunung yang nampak dari jauh seolah-olah sesuatu yang indah. lingkungan behavioral, padahal kenyataannya
merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang lebat lingkungan geografis.
c. Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan
obyek atau peristiwa. Misalnya, adanya penamaan kumpulan bintang, seperti : sagitarius, virgo, pisces, gemini dan sebagainya adalah contoh
dari prinsip ini. Contoh lain, gumpalan awan tampak seperti gunung atau binatang tertentu.
d. Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah merupakan suatu proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu
reaksi yang statis. Proses pengamatan merupakan suatu proses yang dinamis dalam memberikan tafsiran terhadap rangsangan yang
diterima. Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
a. Pengalaman tilikan insight; bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya
peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
38 b. Pembelajaran yang bermakna meaningful learning; kebermaknaan
unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu
unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam
identifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna
yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya. c. Perilaku bertujuan pusposive behavior; bahwa perilaku terarah pada
tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus- respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin
dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru
hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
d. Prinsip ruang hidup life space; bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu,
materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
e. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan
Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian
menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip
pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum generalisasi. Transfer belajar akan
terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian
digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh
39 karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk
menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya. D. Hipotesis
Berdasarkan uraian teoritik di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Hipotesis alternatif Ha : Kemampuan akademik mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika berkorelasi dengan
kemampuan menyelesaikan studi. 2. Hipotesis nihil Ho
: Kemampuan akademik mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika tidak berkorelasi
dengan kemampuan menyelesaikan studi.
40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan, mulai bulan Mei sampai Bulan Oktober 2010. Tempat penelitian adalah Program Studi Pendidikan Fisika,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode ini digunakan untuk mengetahui hubungan
antara kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaikan studi di program studi pendidikan fisika.
C. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan:
a. Studi kepustakaan. b. Pencarian data sekunder mengenai kemampuan akademik
mahasiswa dan data mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya. c. Pembuatan angket, untuk menganalisis permasalahan yang
dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan studinya. d. Pemilihan subyek penelitian sesuai dengan kriteria.
2. Pelaksanaan Penelitian Penelaahan data sekunder kemampuan akademik mahasiswa dan
data mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya. Penyebaran angket kepada subyek penelitian.
3. Penyelesaian Penelitian
40
41 Penyelesaian penelitian dimulai dengan pengolahan dan analisa
data yang telah didapatkan, selanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan penelitian.
D. Populasi dan Sampel