Kadar Unburned Hidro Carbon UHC dalam gas buang

Jekson Turnip : Pengujian Dan Analisa Performansi Motor Bakar Diesel Menggunakan Biodisel Dimethil Ester B-01 Dan B-02, 2010. RegresiR 2 = 1 dan grafik condong terbuka kebawah. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa kecendrungan kadar NOx maksimum diperoleh: 6400 ppm pada Putaran: 1200 rpm. Solar : Setelah data dibuat dalam grafik polinomial maka didapatkan sebuah persamaan garis untuk solar, yaitu: Y= -9E-16X 5 + 1E-11X 4 - 4E-08X 3 +9E-05X 2 - 0,09X + 36,495 dengan nilai RegresiR 2 = 1 dan grafik condong terbuka keatas. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa kecendrungan kadar CO minimum diperoleh: 1 ppm pada Putaran: 1000 rpm.

4.3.3 Kadar Unburned Hidro Carbon UHC dalam gas buang

Data hasil pengukuran kadar CO dari gas buang hasil pembakaran ke tiga tipe pengujian yang diuji dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut : Tabel 4.11 Kadar UHC dalam gas buang. BEBAN STATIS KG PUTARAN rpm KADAR UHC ppm Biodiesel B-01 Biodiesel B-02 Solar 10 1000 3 6 8 1400 7 8 6 1800 11 8 13 2200 20 23 12 2600 14 17 7 2800 17 8 8 1000 4 5 6 1400 8 6 8 1800 8 11 13 Jekson Turnip : Pengujian Dan Analisa Performansi Motor Bakar Diesel Menggunakan Biodisel Dimethil Ester B-01 Dan B-02, 2010. 25 2200 17 14 18 2600 9 17 21 2800 8 11 21 o Pada pembebanan 10 kg gambar 4.18, kadar UHC terendah terjadi saat menggunakan biodiesel B-01 pada putaran 1000 rpm yaitu 3 ppm. Sedangkan kadar UHC tertinggi terjadi saat menggunakan biodiesel B-02 pada putaran 2200 rpm yaitu sebesar 23 ppm. o Pada pembebanan 25 kg gambar 4.19, kadar UHC terendah terjadi saat menggunakan biodiesel B-01 pada putaran 1000 rpm yaitu 4 ppm . Sedangkan kadar UHC tertinggi terjadi saat menggunakan solar pada putaran 2600-2800 rpm yaitu sebesar 21 ppm. Unburned Hidro Carbon UHC timbul tidak hanya karena campuran bahan bakar udara yang kaya konsumsi bahan bakar lebih besar dibanding udara, tetapi bisa juga karena campuran miskin pada suhu pembakaran rendah dan lambat misalnya pada saat idel mesin berputar bebas atau waktu pemanasan mesin. Tidak sempurna nya pembakaran dimana bahan bakar tidak terbakar seluruhnya karena kekurangan udara akan menyebabkan timbulnya HC. Mesin diesel adalah mesin yang memanfaatkan tekanan udara kompresi yang tinggi untuk proses pembakaran. Perbandingan kadar UHC yang terdapat dalam gas buang masing-masing sampel pengujian dapat dilihat pada gambar berikut : Jekson Turnip : Pengujian Dan Analisa Performansi Motor Bakar Diesel Menggunakan Biodisel Dimethil Ester B-01 Dan B-02, 2010. Gambar 4.18 Grafik Kadar UHC vs Putaran untuk beban 10 kg Analisa performansi: Biodisel B-01 : Setelah data dibuat dalam grafik polinomial maka didapatkan sebuah persamaan garis untuk biodisel- B01, yaitu: Y= 9E-11X 5 - 9E-07X 4 – 0,0019X 3 + 3,5469X 2 – 3188,6X + 1E + 06 dengan nilai RegresiR 2 = 1 dan grafik condong terbuka kebawah. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa kecendrungan kadar UHC maksimum diperoleh : 20 ppm pada Putaran: 200 rpm. Biodisel B-02 : Setelah data dibuat dalam grafik polinomial maka didapatkan sebuah persamaan garis untuk biodisel- B02, yaitu: Y= 9E-11X 5 - 4E-07X 4 + 0,0014X 3 – 2,6739X 2 + 2429,1X – 848772 dengan nilai RegresiR 2 = 1 dan grafik condong terbuka kebawah. y = 8E-14x 5 - 8E-10x 4 + 3E-06x 3 - 0,0051x 2 + 4,3611x - 1443,3 R 2 = 1 y = 9E-14x 5 - 9E-10x 4 + 3E-06x 3 - 0,0064x 2 + 5,6689x - 1914 R 2 = 1 y = -7E-15x 5 + 9E-11x 4 - 5E-07x 3 + 0,0011x 2 - 1,1372x + 448,39 R 2 = 1 5 10 15 20 25 30 500 1000 1500 2000 2500 3000 PutaranRpm UHC ppm Biodisel B01 Biodisel B02 Solar Jekson Turnip : Pengujian Dan Analisa Performansi Motor Bakar Diesel Menggunakan Biodisel Dimethil Ester B-01 Dan B-02, 2010. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa kecendrungan kadar UHC maksimum diperoleh: 24 ppm pada Putaran: 2400 rpm. Solar : Setelah data dibuat dalam grafik polinomial maka didapatkan sebuah persamaan garis untuk solar, yaitu: Y= -9E-16X 5 + 1E-11X 4 - 4E-08X 3 +9E-05X 2 - 0,09X + 36,495 dengan nilai RegresiR 2 = 1 dan grafik condong terbuka keatas. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa kecendrungan kadar UHC minimum diperoleh: 3,5 ppm pada Putaran: 1200 rpm. y = 9E-14x 5 - 9E-10x 4 + 3E-06x 3 - 0,0061x 2 + 5,3662x - 1803,2 R 2 = 1 y = -3E-14x 5 + 3E-10x 4 - 1E-06x 3 + 0,0021x 2 - 1,8418x + 623,13 R 2 = 1 y = -1E-15x 5 + 1E-11x 4 - 6E-08x 3 + 0,0001x 2 - 0,1458x + 61,828 R 2 = 1 5 10 15 20 25 500 1000 1500 2000 2500 3000 P uta ra n R pm U H C p p m B iodis elB -01 B iodis elB -02 S olar Gambar 4.19 Grafik Kadar UHC vs Putaran untuk beban 25 kg Analisa performansi: Biodisel B-01 : Setelah data dibuat dalam grafik polinomial maka didapatkan sebuah persamaan garis untuk biodisel- B01, yaitu: Y= 9E-11X 5 - 7E-07X 4 – 0,0032X 3 + 3,5469X 2 – 3188,6X + 1E + 06 dengan nilai Jekson Turnip : Pengujian Dan Analisa Performansi Motor Bakar Diesel Menggunakan Biodisel Dimethil Ester B-01 Dan B-02, 2010. RegresiR 2 = 1 dan grafik condong terbuka kebawah. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa kecendrungan kadar UHC maksimum diperoleh : 17,24 ppm pada Putaran: 2300 rpm. Biodisel B-02 : Setelah data dibuat dalam grafik polinomial maka didapatkan sebuah persamaan garis untuk biodisel- B02, yaitu: Y= -3E-11X 5 - 4E-08X 4 + 0,001X 3 – 2,3539X 2 + 2429,1X – 848772 dengan nilai RegresiR 2 = 1 dan grafik condong terbuka keatas. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa kecendrungan kadar UHC minimum diperoleh: 3 ppm pada Putaran: 1200 rpm. Solar : Setelah data dibuat dalam grafik polinomial maka didapatkan sebuah persamaan garis untuk solar, yaitu: Y= -1E-16X 5 - 1E-07X 4 - 4E-08X 3 +9E-05X 2 - 0,09X + 36,495 dengan nilai RegresiR 2 = 1 dan grafik condong terbuka keatas. Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa kecendrungan kadar UHC minimum diperoleh: 1 ppm pada Putaran: 1100 rpm.

4.3.4 Kadar Carbon Dioksida CO