3.5.1.3 Koefisien Determinasi R2
Uji ini digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan dari model yang dipakai. Koefisien determinasi R
2
yaitu angka yang menunjukan besarnya kemampuan varians atau penyebaran dari variabel-variabel bebas yang menerangkan
variabel tidak bebas atau angka yang menunjukan seberapa besar variabel tidak bebas dipengaruhi oleh variabel-variabel bebasnya.
Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1 0 R
2
1, dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena
semakin dekat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tidak bebasnya.
3.5.2. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Selain dilakukan uji statistika di atas, pada saat analisis regresi sering muncul beberapa masalah yang termasuk dalam pengujian asumsi klasik, yaitu ada tidaknya
masalah normalitas, heterkedastisitas, multikolinieritas dan autokorelasi. Penelitian yang dilakukan dalam penelitian memiliki dimensi waktu time series sehingga
untuk uji asumsi klasik hanya akan dilakukan berkaitan dengan mutlikolinieritas, dan autokorelasi.
3.5.2.1. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan diantara variabel bebas. Salah satu cara untuk mendeteksi
multikolinieritas adalah dengan menguji koefisien korelasi r antar variabel independen. Sebagai aturan main yang kasar rule of thumb, jika koefisien korelasi
Khairani Siregar : Analisis Determinan Konsumsi Masyarakat Di Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
cukup tinggi yaitu diatas 0,85 maka diduga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien korelasi relative rendah 0,85 maka diduga model tidak
mengandung unsur multikolinieritas Widarjono, 2005 Tanpa adanya perbaikan multikolinieritas tetap menghasilkan estimator yang
BLUE karena masalah estimator yang BLUE tidak memerlukan asumsi tidak adanya korelasi antar variabel independen. Multikolinieritas hanya menyebabkan kita
kesulitan memperoleh estimator dengan standard error yang kecil Widarjono, 2005
.5.2.2. Autokorelasi metode Lagrange Multiplier
Autokorelasi adalah adanya korelasi antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mendeteksi masalah autokorelasi adalah metode Bruesch-Godfrey atau yang lebih dikenal dengan uji Lagrange Multiplier LM.
Mendeteksi terjadinya autokorelasi didasarkan pada : Jika probability chi square
α = 5, berarti Ho diterima Jika probability chi square
≤ α = 5, berarti Ho ditolak
Dimana : Ho : tidak ada autokorelasi
Ha : ada autokorelasi
Khairani Siregar : Analisis Determinan Konsumsi Masyarakat Di Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Analisis Statistik Deskriptif
Penelitian ini meneliti determinan konsumsi di Indonesia, antara lain pendapatan nasional, uang kuasi, suku bunga deposito dan tingkat inflasi. Keempat
diterminan tersebut akan diteliti pengaruhnya terhadap konsumsi di Indonesia pada kuartal I tahun 2000 hingga kuartal II tahun 2008. Untuk melihat perkembangan
masing – masing determinan dan konsumsi di Indonesia maka dilakukan analisis deskriptif sebagai berikut:
4.1.1.1 Konsumsi Masyarakat
Konsumsi masyarakat dalam penelitian ini diproxy melalui jumlah konsumsi yang dibelanjakan rumah tangga pada kuartal I tahun 2000 hingga kuartal II tahun
2008. Konsumsi Rumah Tangga di Indonesia kuartal I tahun 2000 hingga kuartal II tahun 2008 dideskripsikan melalui Tabel 4.1. dan Gambar 4.1. berikut ini :
Khairani Siregar : Analisis Determinan Konsumsi Masyarakat Di Indonesia, 2009 USU Repository © 2008