Tabel 4.9. di atas menunjukkan bahwa nilai t-hitung Pendapatan Nasional adalah sebesar 11,45 t-tabel = 2,042, artinya secara parsial variabel pendapatan
nasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi di Indonesia, sehingga hipotesis 1 dalam penelitian ini diterima. Nilai t-hitung Suku Bunga deposito adalah
-3,79 t-tabel = 2,042, artinya variabel suku bunga deposito berpengaruh negatif dan signifikan terhadap konsumsi rumah tangga di Indonesia, hipotesis 3 dalam
penelitian ini diterima. Nilai t-hitung Inflasi adalah 2,94 t-tabel = 2,042, yang berarti variabel tingkat inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi
di Indonesia, hipotesis 4 dalam penelitian ini ditolak.
4.1.4.2. Uji Secara Serempak Uji F
Hasil pengujian data dengan Eviews diperoleh nilai F hitung 148,7540 dengan probability 0.00000, sedangkan F tabel n34, 5 adalah 8,62. Dengan
demikian F-hitung dalam penelitian ini lebih besar dari F tabelnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama – sama variabel pendapatan nasional PN, Suku
Bunga Deposito SBD dan Tingkat Inflasi Inf berpengaruh signifikan terhadap konsumsi masyarakat di Indonesia.
4.1.4.3. Koefisien Determinan R2
Dari hasil regresi diketahui bahwa nilai R2 adalah 0.937009, yang berarti variasi variabel pendapatan nasional PN, suku bunga deposito SBD dan tingkat
inflasi Inf memiliki kekuatan 93,70 dalam mengestimasi konsumsi masyarakat
Khairani Siregar : Analisis Determinan Konsumsi Masyarakat Di Indonesia, 2009 USU Repository © 2008
di Indonesia, ceteris paribus. Sedangkan sisanya sebesar 6,30 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini.
4.2. Pembahasan
Keynes menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi masyarakat tergantung dengan tingkat pendapatannya. Mankiw 2003 menyebutkan Fungsi dasar konsumsi
C = f Y atau konsumsi merupakan fungsi pendapatan disposable. Samuelson 1999 menyebutkan bahwa faktor-faktor pokok yang mempengaruhi dan menentukan
jumlah pengeluaran untuk konsumsi adalah pendapatan disposibel sebagai faktor utama, pendapatan permanen dan pendapatan menurut daur hidup, kekayaan dan
faktor permanen lainnya seperti faktor sosial dan harapan tentang kondisi ekonomi dimasa yang akan datang.
Singh 2004 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa berdasarkan tinjauan teori dan penemuan empiris, suatu fungsi konsumsi dapat ditunjukkan melalui
persamaan C
t
= fY
t
, W
t
, Z, dimana : C
t
= Konsumsi; Y
t
= Pendapatan disposibel nasional; W
t
= Kekayaan dan Z
t
= Determinan lain. Fungsi ini didasarkan pada pendekatan pendapatan permanen PIH dan pendekatan daur hidup LIH yang
mengasumsikan bahwa rumah tangga membagi konsumsinya antara masa sekarang dan masa yang akan datang berdasarkan perkiraan kemampuan konsumsi dalam
jangka panjang. Rumah tangga mencoba untuk melancarkan konsumsi mereka dengan menyimpan sebagian pendapatannya untuk masa pensiun dengan menghemat
konsumsi rumah tangga. Selain itu rumah tangga memilih tingkat konsumsinya
Khairani Siregar : Analisis Determinan Konsumsi Masyarakat Di Indonesia, 2009 USU Repository © 2008