Tingkat Pengetahuan Responden Pembahasan

32 sel 50,0 yang memiliki expected count 5. Sehingga uji alternatifnya yang dapat digunakan yaitu uji Fisher. Dari uji hipotesis diperoleh hasil X 2 = 1,389, p- value = 0,247 p0,05. Oleh karena nilai p 0,05, maka berarti bahwa tingkat pengetahuan responden tentang anemia tidak berhubungan secara bermakna dengan kepatuhan responden dalam mengkonsumsi tablet besi Fe di Puskesmas Keling II.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Tingkat Pengetahuan Responden

Pada hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat 28 orang 40,6 yang termasuk dalam kelompok responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang anemia. Sedangkan 32 orang responden 46,4 memiliki pengetahuan yang cukup, dan responden yang masuk dalam kelompok pengetahuan kurang ada 9 orang 13,0. Hasil tersebut kurang sesuai jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fuady Bangun 2013 di daerah Sumatera Utara. Pada penelitian mereka diperoleh hasil sebanyak 56,6 responden termasuk kategori pengetahuan tinggi. Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan cukup hanya terdapat 25,3 saja 16 . Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Sulistiyowati 2012 di Suarakarta, membagi tingat pengetahuan ibu hamil tentang anemia menjadi 4 kategori, yaitu baik, cukup, kurang baik, dan tidak baik. Hasil Penelitiannya didapatkan sebanyak 62,86 pengetahuan responden adalah cukup, 5,71 responden memiliki pengetahuan yang baik, 17,14 responden yang memiliki pengetahuan tidak baik, dan 14,29 responden termasuk dalam kategori pengetahuan kurang baik 30 . Adanya perbedaan hasil penelitian di beberapa daerah yang berbeda tersebut diatas, menandakan bahwa status sosial-ekonomi, budaya, termasuk kepercayaan perihal gizi dan gaya hidup secara keseluruhan cukup berpengaruh 31 . 33 Usia, pendidikan, pendapatan, pengalaman serta sumber informasi, dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Sistem sosial budaya masyarakat setempat pun secara tidak langsung akan mengengaruhi pengetahuan seseorang, karena sistem sosial budaya akan mempengaruhi sikap seseorang dalam menerima informasi 14 . Banyaknya jumlah responden yang memiliki pengetahuan cukup bahkan baik, kemungkinan dipengaruhi oleh banyaknya jumlah responden yang termasuk dalam kelompok umur 20-35 tahun. Dari hasil penelitian berdasarkan karakteristik umur responden, terdapat 63,8 responden yang termasuk dalam kelompok umur tersebut. Pada kelompok umur tersebut, penjelasan dan informasi yang disampaikan oleh tenaga medis dan berbagai media masih memungkinkan diterima dan dipahami dengan mudah. Tingkat pengetahuan seseorang dapat ditunjukkan dari tingkat pendidikan formalnya 14 . Dari hasil penelitian terlihat bahwa 52,2 responden adalah tamatan SMP. Melihat data tersebut, dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan formal sebagian besar responden yang cukup tersebut sebanding dengan tingkat pengetahuan responden tentang anemia. Hasil pendapatan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya 14 . Semakin tinggi pendapatan seseorang, tingkat pengetahuannya kemungkinan juga semakin tinggi. Melihat bahwa sebanyak 81,2 responden berpenghasilan kurang dari Rp. 1.500.000,- hal ini mungkin pula yang mempengaruhi banyaknya jumlah responden dengan pengetahuan cukup tersebut. Hasil penelitian diperoleh bahwa 71,6 responden memperloleh informasi tentang anemia dari tenaga medis, sisanya menyatakan bahwa mereka memperoleh informasi dari media, maupun dari cerita atau pengalaman saudara dan tetangga mereka. Pada penelitian yang dilakukan oleh Yekta Z, dkk, didapatkan kebanyakan ibu hamil menerima informasi tentang anemia dan tablet fe dari tenaga medis dari pada sumber informasi yg lain seperti media, meskipun demikian pengetahuan meraka masih rendah 31 . Rendahnya kesadaran ibu hamil 34 dan mungkin adanya anggapan negatif mengenai suplementasi besi di masyarakat merupakan salah satu hal yang berpengaruh terhadap sulitnya pengelolaan program penurunan anemia. Oleh karena itu, hendaknya para tenaga medis merubah pemahaman yang salah tersebut, misalnya dengan melakukan kegiatan penyuluhan atau memberikan konseling kesehatan saat kunjungan antenatal. Dengan demikian diharapkan pengetahuan ibu hamil dapat meningkat sehingga kesadaran mereka juga dapat ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT.: Artinya: “Oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat,” Q.S. Al-A’laa [87]: 9 Ketika dilakukan analisis bivariat, ternyata didapatkan hasil bahwa syarat menggunakan uji Chi-Square tidak terpenuhi. Peneliti pun mengambil alternatif berupa menggabungkan sel 29 , sehingga diperoleh tingkatan pengetahuan hanya dikelompokkan menjadi 2 kategori saja, yaitu pengetahuan baik dan kurang. Setelah dilakukan uji normalitas terhadap hasil skor dari pengetahuan para responden, diperoleh bahwa data memiliki distribusi yang tidak normal. Oleh karena itu, digunakanlah titik median sebagai ukuran pemusatan data 29 . Dengan demikian, responden yang memiliki skor kurang dari skor median 22 akan termasuk dalam kategori kurang. Sedangkan yang termasuk kedalam kategori baik adalah responden yang dapat menjawab dengan benar minimal 22 pertanyaan atau lebih, dari total keseluruhan 30 pertanyaan. Setelah dibuat kategori baru, ternyata didapatkan hasil sebanyak 36 orang 52,2 responden memiliki pengetahuan yang baik tentang anemia. Responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang ada 33 0rang 47,8. Hal ini menggambarkan tingkat pengetahuan tentang anemia pada responden hampir berimbang antara yang baik dengan yang kurang. Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan responden dipengaruhi oleh usia, pendidikan formal serta pendapatan keluarga. 35 Semakin matang usia responden dan semakin tinggi pendapatan yang dimilikinya, maka akan semakin banyak pengetahuan yang diperolehnya. Begitu pula, semakin tinggi tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan pun akan semakin tinggi.

4.3.2 Kepatuhan Responden

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET BESI DI PUSKESMAS KARANGDOWO, KLATEN

0 2 9

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE DENGAN KEJADIAN Hubungan Antara Pengetahuan Dan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil Di Puskesmas Weru.

0 2 13

SKRIPSI Hubungan Antara Pengetahuan Dan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil Di Puskesmas Weru.

0 5 18

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DENGAN KEPATUHAN Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Defisiensi Besi Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi Di Puskesmas Karangdowo Klaten.

0 2 14

PENDAHULUAN Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Defisiensi Besi Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi Di Puskesmas Karangdowo Klaten.

0 1 4

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DENGAN K EPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Defisiensi Besi Dengan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Besi Di Puskesmas Karangdowo Klaten.

0 1 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TABLET FE DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE

0 0 8

HUBUNGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II KABUPATEN BANTUL

0 0 15

HUBUNGAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS MANTRIJERON YOGYAKARTA

0 0 9

HUBUNGAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET FE DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA

0 0 11