IV. HASIL DAN PEMBAHASAN H a s i l
Jumlah Cabang Primer cabang
Data pengamatan jumlah cabang primer umur 3, 6, 9 dan 12 minggu setelah tanam mst dapat dilihat pada Lampiran 1, 3, 5 dan 7 serta sidik ragamnya
terdapat pada Lampiran 2, 4, 6 an 8. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan beberapa varietas umur 6 mst, penambahan mikoriza umur 3 mst sangat nyata
pengaruhnya. Cara pengolahan tanah tidak nyata pengaruhnya pada semua umur tanaman, tetapi masih terjadi interaksi di antara perlakuan beberapa varietas
dengan cara pengolahan tanah VxT nyata pengaruhnya umur 3 dan 9 mst sementara interaksi antar 3 faktor tidak berpengaruh nyata. Hasil uji beda rataan
yang nyata dan tidak nyata pengaruhnya ditampilkan pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1. Uji Beda Rataan Jumlah Cabang Primer cabang Kacang Tanah dengan
Beberapa Perlakuan Varietas, Cara Pengolahan Tanah dan Penambahan Mikoriza pada Umur 3, 6, 9 dan 12 mst
Perlakuan Jumlah Cabang Primer pada Umur MST
3 6
9 12
Varietas V
V
1
Lokal
3.068 3.972b
6.462 6.703
V
2
Gajah
3.320 4.661a
6.241 6.454
V
3
Kancil
3.291 4.853a
5.563 5.771
Pengolahan Tanah T
T Tanpa P.Tanah
3.315 4.674
5.865 6.026
T
1
P.Tanah Terbatas
3.103 4.445
6.157 6.407
T
2
P.Tanah Sempurna
3.262 4.368
6.244 6.494
Mikoriza M
M Tanpa Pemberian
3.108b 4.537
6.127 6.399
M
1
5 gLobang Tanam
3.344a 4.454
6.050 6.219
Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama, menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 dan yang tidak bernotasi berbeda tidak
nyata berdasarkan DMRT
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Hasil uji beda rataan pada Tabel 1, perlakuan beberapa varietas umur 6 mst varietas kancil V
3
menghasilkan jumlah cabang primer terbanyak 4.853 cabang saling berbeda tidak nyata dengan varietas gajah V
2
4.661 cabang dan berbeda nyata dengan varietas lokal V
1
jumlah cabang primer 3.972 cabang. Sedangkan pada umur lainnya, meskipun tidak berbeda nyata namum masih
terjadi fluktuasi perbedaan jumlah cabang primer pada masing-masing perlakuan varietas yaitu umur 3 mst varietas V
2
, umur 9 dan 12 mst V
1
. Perlakuan cara pengolahan tanah T pada semua umur tanaman tidak
menunjukkan perbedaan rataan jumlah cabang primer. Perlakuan penambahan mikoriza M hanya pada umur 3 mst
menghasilkan jumlah cabang primer terbanyak yaitu penambahan mikoriza 5 globang tanam M
1
3.344 cabang dan berbeda nyata dengan tanpa mikoriza M
3.108 cabang. Perbedaan hasil perlakuan beberapa varietas V umur 6 mst dan
penambahan mikoriza M umur 3 mst terhadap jumlah cabang primer terdapat pada Gambar 1.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Gambar 1. Histogram Jumlah Cabang Primer cabang Kacang Tanah Umur 6 Minggu Setelah Tanam akibat Perlakuan Varietas Lokal V
1
, Gajah V
2
dan Kancil V
3
Gambar 2. Histogram Jumlah Cabang Primer cabang Kacang Tanah Umur 3 Minggu Setelah Tanam pada Perlakuan Tanpa Mikoriza M
dan Penambahan Mikoriza M
1
Gambar 1 memperlihatkan bahwa varietas kancil V
3
menghasilkan jumlah cabang primer terbanyak diikuti varietas gajah V
2
dan terendah pada varietas lokal V
dan pada Gambar 2, jumlah cabang primer terbanyak dihasilkan perlakuan penambahan mikoriza 5 globang tanam M
1
dan terendah tanpa mikoriza M
.
2,0 3,0
4,0 5,0
V1= Lokal V2= Gajah
V3=Kancil Varietas
J uml
a h C
ab an
g P rim
e r
c ab
an g Um
ur 6
M ST
2,0 3,0
4,0 5,0
M0= Tanpa Mikorhiza M1= 5 glubang tanaman
Mikorhiza J
um lah
C a
ba ng
Pr im
er c
ab an
g U
m u
r 3
M ST
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Interaksi perlakuan beberapa varietas dengan cara pengolahan tanah VxT pada umur 3 dan 9 mst terhadap jumlah cabang primer ditampilkan pada
hasil uji beda rataan Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Beda Rataan Jumlah Cabang Primer cabang Kacang Tanah
pada Interaksi Perlakuan Beberapa Varietas dan Cara Pengolahan Tanah Umur 3 dan 9 mst
Perlakuan Jumlah Cabang Primer pada Umur MST
3 9
V
1
T
3.265a 5.610cd
V
1
T
1
2.700b 6.998a
V
1
T
2
3.239a 6.778ab
Rataan
3.068 6.462
V
2
T
3.402a 6.612abc
V
2
T
1
3.170a 6.278abcd
V
2
T
2
3.387a 5.832bcd
Rataan
3.320 6.241
V
3
T
3.277a 5.374d
V
3
T
1
3.437a 5.195d
V
3
T
2
3.158a 6.121abcd
Rataan
3.226 5.563
Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama, menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 berdasarkan DMRT
Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah cabang primer terbanyak akibat perlakuan beberapa varietas dan cara pengolahan tanah VxT umur 3 mst
dihasilkan oleh perlakuan V
3
T
1
3.437 cabang dan saling berbeda tidak nyata perlakuan V
2
T 3.402 cabang diikuti V
2
T
2
3.387 cabang, V
3
T 3.277
cabang, V
1
T 3.265 cabang, V
1
T
2
3.239 cabang, V
2
T
1
3.170 cabang, V
3
T
2
3.158 cabang dan hanya berbeda nyata dengan V
1
T
1
2.700 cabang merupakan jumlah cabang primer terendah.
Selanjutnya umur 6 mst jumlah cabang primer tidak terjadi lagi interaksi, tetapi di umur 9 mst terjadi lagi interaksi, dimana jumlah cabang primer
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
terbanyak sudah dihasilkan pada kombinasi perlakuan V
1
T
1
6.998 cabang dan saling berbeda tidak nyata dengan kombinasi perlakuan V
1
T
2
6.778 cabang diikuti V
2
T 6.612 cabang, V
2
T
1
6.278 cabang, V
3
T
2
6.121 cabang dan berbeda nyata dengan V
2
T
2
5.832 cabang diikuti V
1
T 5.610 cabang,
V
3
T 5.374 cabang dan merupakan jumlah cabang primer terendah yaitu
V
3
T
1
5.195 cabang. Perlakuan V
1
T
2
saling berbeda nyata dengan V
2
T diikuti V
2
T
1
, V
3
T
2
dan perlakuan V
2
T vs V
2
T
1
vs V
3
T
2
vs V
2
T
2
serta perlakuan V
2
T
1
vs V
3
T
2
vs V
2
T
2
vs V
3
T vs V
3
T
1
.
Luas Daun cm
2
per Tanaman
Data pengamatan luas daun cm
2
per tanaman kacang tanah umur 3, 6, 9 dan 12 minggu setelah tanam mst terdapat pada Lampiran 9, 11, 13 dan 15 serta
sidik ragamnya pada Lampiran 10, 12, 14 an 16. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan beberapa varietas V umur 6 mst sangat nyata pengaruhnya dan
umur 3, 9 dan 12 mst tidak nyata terhadap luas daunnya. Perlakuan cara pengolahan tanah T umur 3 dan 6 mst sangat nyata pengaruhnya, tetapi setelah
mencapai umur 9 mst menjadi nyata pengaruh luas daunnya dan selanjutnya umur 12 mst menjadi tidak nyata lagi luas daunnya. Perlakuan penambahan mikoriza
M hanya umur 3 mst sangat nyata pengaruh luas daunnya dan umur 6, 9 dan 12 mst tidak nyata lagi luas daunnya. Interaksi dari masing-masing semua kombinasi
perlakuan tidak nyata pengaruhnya terhadap luas daunnya. Hasil uji beda rataan pengaruh beberapa varietas, cara pengolahan tanah dan penambahan mikorhiza
terhadap luas daunnya ditampilkan pada Tabel 3.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 3. Hasil Rataan Luas Daun cm
2
per Tanaman Kacang Tanah dengan Perlakuan Beberapa Varietas, Cara Pengolahan Tanah dan Penambahan
Mikoriza Umur 3, 6, 9 dan 12 mst
Perlakuan Luas Daun cm2 pada Umur MST
3 6
9 12
Varietas V
V
1
Lokal
108.775 586.238b
979.193 399.95
V
2
Gajah
81.591 708.184a
1062.557 432.15
V
3
Kancil
63.430 438.685c
736.506 351.67
Pengolahan Tanah T
T Tanpa P.Tanah
71.170b 424.681b
688.367b 395,44
T
1
P.Tanah Terbatas
84.224b 651.243a
966.783ab 352.13
T
2
P.Tanah Sempurna
98.402a 657.183a
1123.106a 436.21
Mikoriza M
M Tanpa Pemberian
94.084a 599.529
908.818 428.45
M
1
5 gLobang Tanam
75.113b 555.876
943.352 360.73
Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama, menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 dan yang tidak bernotasi berbeda tidak
nyata berdasarkan DMRT
Dari hasil uji beda rataan pada Tabel 3, menunjukan perlakuan berapa varietas umur 6 mst varietas gajah V
2
menghasilkan luas daun tertinggi 708.184 cm
2
berbeda nyata dengan varietas lokal V
1
586.238 cm
2
dan varietas kancil V
3
merupakan luas daun terendah 438.685 cm
2
dan pada umur lainnya meskipun tidak berbeda nyata luas daunnya, namun masih terjadi tendensi
peningkatan luas daun varietas gajah V
2
umur 6, 9 dan 12 mst, kecuali umur 3 mst terjadi pada varietas lokal V
1
. Perbedaan hasil perlakuan beberapa varietas V umur 6 mst terhadap luas
daun disajikan pada Gambar 3.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Gambar 3. Histogram Luas Daun cm
2
per Tanaman Kacang Tanah Umur 6 Minggu Setelah Tanam pada Perlakuan Varietas Lokal V
1
, Gajah V
2
dan Kancil V
3
Gambar 3 memperlihatkan perlakuan varietas gajah V
2
menghasilkan luas daun tertinggi dari pada perlakuan varietas lokal V
1
dan varietas kancil V
2
merupakan luas daun terendah. Perlakuan cara pengolahan tanah sempurna T
2
menghasilkan luas daun tertinggi 98.402 cm
2
umur 3 mst diikuti umur 6 mst 657.183 cm
2
dan 9 mst 1123.106 cm
2
. Umur 3 mst perlakuan T
2
berbeda nyata dengan pengolahan tanah terbatas T
1
luas daunnya 84.222 cm
2
dan tanpa pengolahan tanah T luas
daunnya 71.170 cm
2
dan perlakuan T
1
berbeda tidak nyata dengan T .
Setelah umur 6 mst perlakuan T
2
saling berbeda tidak nyata luas daunnya dengan T
1
651.324 cm
2
dan berbeda nyata luas daunnya dengan T 424.681
cm
2
. Selanjutnya umur 9 mst perlakuan T
2
saling berbeda tidak nyata luas daunnya dengan T
1
966.783 cm
2
dan berbeda nyata luas daunnya dengan T 688.367 cm
2
dan berbeda tidak nyata dengan T
1
. Luas daun terendah terdapat
300,0 400,0
500,0 600,0
700,0
V1= Lokal V2= Gajah
V3= Kancil
Perlakuan Varietas L
u a
s D
a u
n cm
2
U m
ur 6
M S
T
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
pada perlakuan tanpa pengolahan tanah T umur 3 mst 71.170 cm2 diikuti
umur 6 mst 424.681 cm2 dan umur 9 mst 688.367 cm
2
. Umur 12 mst luas daun menjadi tidak nyata, tetapi dari hasil rataan masih di dominasi perlakuan
T
2
. Perbedaan hasil perlakuan cara pengolahan tanah T umur 3, 6 dan 9 mst
terhadap luas daun cm
2
terdapat pada Gambar 4.
60.0 65.0
70.0 75.0
80.0 85.0
90.0 95.0
100.0
T0 = t anpa pengolahan t anah
T1= Pengol ahan t anah t erbat as
T2 = Pengol ahan t anah sempur na
P e n go l a h a n T a n a h
60.0 65.0
70.0 75.0
80.0 85.0
90.0 95.0
100.0
T0 = tanpa pengo lahan tanah
T1= Pengolahan tanah terbatas
T2 = Pengolahan tanah sempurna
P engo la ha n T anah
400.0 500.0
600.0 700.0
800.0 900.0
1000.0 1100.0
1200.0
T0 = t anpa pengol ahan t anah
T1= Pengol ahan t anah t erbat as
T2 = Pengol ahan t anah sempur na
Perlakuan Pengolahan Tanah
Gambar 4. Histogram Luas Daun cm
2
Pertanaman Kacang Tanah Umur 3, 6 dan 9 Minggu Setelah Tanam pada Perlakuan Tanpa Pengolahan Tanah
T , Pengolahan Tanah Terbatas T
1
dan Pengolahan Tanah Sempurna T
2
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Gambar 4 memperlihatkan luas daun kacang tanah akibat perlakuan cara pengolahan tanah sempurna T
2
lebih tinggi luasnya dari pada pengolahan tanah terbatas T
1
dan lebih rendah luas daunnya tanpa pengolahan tanah T .
Perlakuan tanpa mikoriza M umur 3 mst menghasilkan luas daun terluas
94.084 cm
2
dan berbeda nyata dengan perlakuan penambahan mikoriza 5 g per lobang tanam M
1
yaitu menghasilkan luas daun terendah 75.113 cm
2
, sedangkan pada umur 6, 9 dan 12 mst tidak nyata pengaruhnya, namun tendensi
hasil rataan peningkatan luas daun masih terjadi pada perlakuan tanpa mikoriza M
kecuali umur 9 mst di perlakuan M
1
Perbedaan hasil perlakuan penambahan mikoriza M umur 3 mst terhadap peningkatan luas daun terluas ditampilkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Histogram Luas Daun cm
2
per Tanaman Kacang Tanah Umur 3 Minggu Setelah Tanam pada perlakuan Tanpa Mikoriza M
dan Penambahan Mikoriza M
1
70,0 80,0
90,0 100,0
M0= Tanpa Mikorhiza M1= 5 glubang tanaman
Pelakuan Mikorhiza Lu
as D
au n
c m
2 3 M
ST
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Gambar 5 terlihat bahwa perlakuan tanpa mikoriza menghasilkan luas daun terluas dan dengan penambahan mikoriza 5 g per lobang tanam
menghasilkan luas daun terkecil.
Berat Kering Tanaman g
Data pengamatan bobot kering tanaman g kacang tanah umur 3, 6, 9 dan 12 minggu setelah tanam mst terdapat pada Lampiran 17, 19, 21 dan 23 serta
sidik ragamnya pada Lampiran 18, 20, 22 dan 24. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan beberapa varietas V umur
6 mst sangat nyata pengaruhnya dan setelah umur 9 menjadi nyata pengaruhnya terhadap bobot kering tanaman g dan pada umur 3 dan 12 tidak nyata lagi
pengaruhnya. Perlakuan cara pengolahan tanah T umur 3 dan 9 mst sangat nyata
pengaruhnya dan setelah umur 12 mst tidak nyata lagi pengaruhnya, namun terjadi interaksi perlakuan TxM nyata pengaruhnya umur 6 mst. Perlakuan
penambahan mikoriza M umur 3, 9 dan 12 tidak nyata pengaruhnya tetapi setelah umur 6 mst masih terjadi interaksinya TxM yaitu sangat nyata
pengaruhnya terhadap berat kering tanaman. Hasil uji beda rataan pada masing- masing perlakuan disertai interaksinya di tampilkan pada Tabel 4 dan 5.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 4. Hasil Uji Beda Rataan Bobot Kering Tanaman g Kacang Tanah dengan Perlakuan Beberapa Varietas, Cara Pengolahan Tanah dan Penambahan
Mikoriza Umur 3, 6, 9 dan 12 mst
Perlakuan Berat Kering Tanaman g pada Umur MST
3 6
9 12
Varietas V
V
1
Lokal
1.040 6.526ab
23.083a 21.202
V
2
Gajah
0.887 7.317a
21.098a 20.030
V
3
Kancil
0.698 4.677b
15.332b 16.166
Pengolahan Tanah T
T Tanpa P.Tanah
0.745b 4.591
16.722b 17.231
T
1
P.Tanah Terbatas
0.829b 6.653
19.803b 19.141
T
2
P.Tanah Sempurna
1.052a 7.275
22.989a 21.026
Mikoriza M
M Tanpa Pemberian
0.936 6.753
20.808 19.717
M
1
5 gLobang Tanam
0.814 5.594
18.868 18.548
Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama, menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 dan yang tidak bernotasi berbeda tidak
nyata berdasarkan DMRT
Hasil uji beda rataan pada Tabel 4, perlakuan beberapa varietas umur 6 mst varietas gajah V
2
menghasilkan berat kering per tanaman terberat 7.317 g berbeda tidak nyata dengan varietas lokal V
1
6.526 g serta berbeda nyata dengan varietas kancil V
3
yaitu merupakan berat kering per tanaman terendah 4.667 g. Selanjutnya umur 9 mst berat kering per tanaman terberat sudah
terjadi pada perlakuan varietas lokal V 23.083 g dan berbeda tidak nyata
dengan perlakuan varietas gajah V
2
21.908 g serta berbeda nyata berat kering per tanaman dengan varietas kancil V
3
15.332 g juga merupakan berat kering pertanaman terkecil.
Perbedaan hasil perlakuan beberapa beberapa varietas V umur 6 dan 9 mst terhadap berat kering per tanaman pada Gambar 6.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Gambar 6. Histogram Berat Kering per Tanaman g Kacang Tanah Umur 6 dan 9 Minggu Setelah Tanam pada Perlakuan Varietas Lokal V
1
, Gajah V
2
dan Kancil V
3
Gambar 6 terlihat bahwa pada umur 6 mst perlakuan varietas gajah V
2
lebih tinggi berat kering tanamannya dari pada varietas lokal V
1
dan varietas gajah V
2
dan setelah mencapai umur 9 mst berat kering tanaman justru lebih tinggi pada varietas lokal V
1
dari pada varietas gajah V
2
dan varietas kancil V
3
, namun secara umum menurun berat keringnya pada varietas V
1
, V
2
dan V
3
dibandingkan dengan umur 6 minggu. Umur 3 mst perlakuan pengolahan tanah sempurna T
2
menghasilkan berat kering per tanaman terberat 1.052 g diikuti umur 9 mst 22.989 g dan
berat kering tanaman terendah dihasilkan T 0.745 g.
Pengolahan tanah sempurna T
2
berbeda nyata dengan pengolahan tanah terbatas T
1
berat kering tanaman 0.829 g dan tanpa pengolahan tanah T 0.745 g dan saling berbeda tidak nyata T
1
dengan T umur 3 mst. Umur 9
10.0 15.0
20.0 25.0
V1= Lokal V2= Gajah
V3=Kancil Perlakuan Varietas
B er
at K er
ing p er
Tanama n
g Umur
9 MST
2.0 4.0
6.0 8.0
V1= Lokal V2= Gajah
V3=Kancil Perlakuan Varietas
B e
ra t
K er
ing per T
ana m
an g
Umur
6 MST
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
mst T
2
berbeda nyata berat keringnya dengan T
1
19.803 g dan T 16.722
g dan saling berbeda nyata antara T
1
dengan T .
Perbedaan hasil perlakuan cara pengolahan tanah T umur 3 dan 9 mst terhadap berat kering per tanaman dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Histogram Berat Kering per Tanaman g Kacang Tanah Umur 3 dan 9 MST pada Perlakuan Tanpa Pengolahan Tanah T
, Pengolahan Tanah Terbatas T
1
dan Pengolahan Tanah Sempurna T
2
Gambar 7 terlihat berat kering per tanaman kacang tanah akibat perlakuan pengolahan tanah sempurna T
2
lebih berat dari pada perlakuan pengolahan tanah terbatas T
1
maupun tanpa pengolahan tanah T
2
umur 3 dan 9 mst. Perlakuan penambahan mikoriza M pada semua umur pengamatan tidak
nyata pengaruhnya, namun masih terjadi interaksi perlakuan TxM pada umur 6 mst.
0,000 0,500
1,000 1,500
T 0 = tanpa pengolahan tanah
T 1= Pengol ahan tanah terbatas
T2 = Pengol ahan tanah sempurna
Perlakuan Pengolahan Tanah B
er at Ke
ring Tana
man g
um ur
3 M
S T
14,0 15,0
16,0 17,0
18,0 19,0
20,0 21,0
22,0 23,0
24,0
T 0 = tanpa pengol ahan tanah
T1= Pengol ahan tanah terbatas
T 2 = Pengolahan tanah sempurna
Perlakuan Pengolahan Tanah B
e ra
t Ker
in g
Ta na
m an
g U
m u
r 9
M S
T
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 5. Hasil Uji Beda Rataan Berat Kering per Tanaman g Kacang Tanah pada Interaksi Perlakuan Cara Pengolahan Tanah dan Penambahan Mikoriza
Umur 6 mst
Perlakuan M
= Tanpa Mikorhiza M
1
= 5 glubang tanaman Rataan
T Tanpa P.Tanah
5.200bc 3.983c
4.5917
T
1
P.Tanah Terbatas
6.442b 6.866b
6.6536
T
2
P.Tanah Sempurna
8.618a 5.934b
7.2758 Rataan
6.7531 5.5943
Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang tidak sama pada kolom dan baris yang sama, menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 berdasarkan DMRT
Tabel 5 berat kering pertanaman terberat dihasilkan perlakuan tanpa pengolahan tanah dan tanpa mikoriza T
2
M 8.618 g berbeda nyata dengan
perlakuan T
1
M
1
6.866 g diikuti T
1
M 6.442 g, T
2
M
1
5.934 g. Perlakuan T
1
M
1
berbeda tidak nyata T
1
M diikuti T
2
M
1
dan perlakuan T M
5.200 g berbeda tidak nyata dengan T
M
1
3.983 g merupakan berat kering tanaman terendah.
Laju Asimilasi Bersih g.m
-2
.h
-1
Data pengamatan LAB 1 g.m
-2
.h
-1
umur 6-3 mst, LAB
2
umur 9-6 mst dan LAB
3
umur 12-9 mst kacang tanah terdapat pada Lampiran 25, 27 dan 29 serta hasil sidik ragamnya Lampiran 26, 28 dan 30. Hasil sidik ragam diperoleh
perlakuan beberapa varietas V LAB
1
6-3 mst sangat nyata pengaruhnya dan LAB
2
9-6 mst, LAB
3
12-9 mst tidak nyata pengaruhnya. Perlakuan cara pengolahan tanah T dan Mikoriza M serta interaksi dari
masing-masing perlakuan terhadap LAB
1
, LAB
2
dan LAB
3
tidak nyata pengaruhnya, sehingga hasil uji beda rataannya ditampilkan pada Tabel 6.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 6. Hasil Rataan Laju Asimilasi Bersih g.m
-2
.h
-1
1, 2 dan 3 Kacang Tanah dengan Perlakuan Beberapa Varietas, Cara Pengolahan Tanah dan
Penambahan Mikoriza Umur 6-3 mst, 9-6 mst dan 12-6 mst
Perlakuan Laju Asimilasi Bersih g
-1
.cm
-2
.minggu
-1
LAB
1
6-3 mst LAB
2
9-6 mst LAB
3
12-9 mst
Varietas V
V
1
Lokal
1622.721b 1893.065
1615.950
V
2
Gajah
3373.393a 1564.604
1093.718
V
3
Kancil
1207.564b 1792.696
484.095
Pengolahan Tanah T
T Tanpa P.Tanah
1285.990b 1255.408
755.439
T
1
P.Tanah Terbatas
2569.151a 1324.078
101.256
T
2
P.Tanah Sempurna
2348.537b 2670.879
1420.067
Mikoriza M
M Tanpa Pemberian
2245.162 1949.622
959.622
M
1
5 gLobang Tanam
1890.623 1550.621
1169.553 Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama,
menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 dan yang tidak bernotasi berbeda tidak nyata berdasarkan DMRT
Hasil uji beda rataan pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa perlakuan varietas V umur 6 mst varietas gajah V
2
menghasilkan LAB
1
3373.393 g.m
-2
.h
-1
tertinggi dan berbeda nyata dengan varietas lokal V
1
1622.721 g.m
- 2
.h
-1
dan varietas kancil V
3
1207.564 g.m
-2
.h
-1
merupakan LAB
1
terendah dan perlakuan varietas lokal V
1
saling berbeda nyata dengan varietas kancil V
3
. Selanjutnya umur 9-6 mst terhadap LAB
2
dan LAB
3
umur 12-9 mst tidak terjadi lagi perbedaan, namun jika dilihat dari hasil rataan varietas lokal V
1
menghasilkan LAB
2
dan LAB
3
tertingggi dari pada varietas lokal V dan
varietas kancil V
3
.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Perbedaan hasil perlakuan beberapa varietas V terhadap LAB
1
umur 6-3 mst dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Histogram LAB
1
g.m
-2
.h
-1
Kacang Tanah Umur 6-3 Minggu Setelah Tanam pada Perlakuan Varietas Lokal V
1
, Gajah V
2
dan Kancil V
3
Gambar 8 memperlihatkan bahwa LAB
1
varietas gajah V
2
pada umur 6- 3 mst lebih tinggi dari varietas lokal V
1
dan varietas kancil V
3
. Perlakuan cara pengolahan tanah T umur 6-3 mst pengolahan tanah
terbatas T
1
menghasilkan LAB
1
2569.152 g.m
-2
.h
-1
berbeda nyata dengan pengolahan tanah sempurna T
2
2348.537 g.m
-2
.h
-1
dan tanpa pengolahan tanah T
1285.990 g.m
-2
.h
-1
dan saling berbeda nyata pengolahan tanah sempurna T
2
dengan tanpa pengolahan tanah T . Walaupun LAB
2
umur 9-6 mst dan LAB
3
umur 12-9 mst tidak menunjukkan perbedaan, tetapi hasil rataan tertinggi masih diperoleh pada pengolahan tanah sempurna T
2
dari pada tanpa pengolahan tanah V
1
dan pengolahan tanah terbatas V
1
.
500,0 1000,0
1500,0 2000,0
2500,0 3000,0
3500,0 4000,0
1 = lokal 2=Gajah
3=Kancil Varietas
LAB 1 g
-1
.cm
-2
.m ingg
u
-1
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Perbedaan hasil perlakuan cara pengolahan tanah T terhadap LAB
1
umur 6-3 mst dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Histogram LAB
1
g.m
-2
.h
-1
Kacang Tanah Umur 6-3 Minggu Setelah Tanam pada Perlakuan Tanpa Pengolahan Tanah T
, Pengolahan Tanah Terbatas T
1
dan Pengolahan Tanah Sempurna T
2
Gambar 9 memperlihatkan bahwa pengolahan tanah terbatas T
1
memberikan LAB
1
tertinggi umur 6-3 mst dari pada pengolahan tanah sempurna T
2
dan lebih rendah lagi LAB
1
terhadap varietas lokal V
1
Laju Tumbuh Pertanaman g.tan.
2
.m
-1
Hasil pengamatan Laju Tumbuh Pertanaman 1 g.tan.
2
.m
-1
umur 6-3 mst, LTR
2
umur 9-6 mst dan LTR
3
umur 12-9 mst kacang tanah terdapat pada Lampiran 31, 33 dan 35 serta sidik ragamnya Lampiran 32, 34 dan 36. Hasil
sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan beberapa varietas V tidak nyata pengaruhnya terhadap LTR
1
6-3 mst, LTR
2
9-6 mst dan LTR
3
12-9 mst. Perlakuan cara pengolahan tanah T terhadap LTR
1
umur 6-3 mst nyata pengaruhnya dan tidak nyata pengaruhnya terhadap LTR
2
9-6 mst, LTR
3
12-9
500,0 1000,0
1500,0 2000,0
2500,0 3000,0
T0 = tanpa pengolahan tanah
T1= Pengolahan tanah terbatas
T2 = Pengolahan tanah sempurna
Pengolahan Tanah L
A B
1 g
-1
.cm
-2
.m ingg
u
-1
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
mst dan terjadi interaksi perlakuan beberapa varietas dengan penambahan mikoriza TxM pada LTR
2
umur 9-6 mst. Perlakuan penambahan mikoriza M pada LTR
1
umur 6-3 mst nyata pengaruhnya, sedangkan pada umur 9-6 mst tidak nyata pengaruhnya. Hasil uji beda rataan laju tumbuh relatif akibat
perlakuan beberapa varietas V, cara pengolahan tanah T dan penambahan mikoriza M serta interaksinya terdapat pada Tabel 7 dan 8.
Tabel 7. Hasil Uji Beda Rataan Laju Tumbuh Pertanaman g.tan.
2
.m
-1
1, 2 dan 3 Kacang Tanah dengan Perlakuan Beberapa Varietas, Cara Pengolahan
Tanah dan Penambahan Mikoriza Umur 6-3 mst, 9-6 mst dan 12-9 mst
Perlakuan Laju Tumbuh Relatif g.tan
-1
.minggu
-1
LTR
1
6-3 mst LTR
2
9-6mst LTR
3
12-9 mst
Varietas V
V
1
Lokal
0.605 0.435
0.097
V
2
Gajah
0.711 0.361
0.083
V
3
Kancil
0.624 0.404
0.081
Pengolahan Tanah T
T Tanpa P.Tanah
0.599b 0.434
0.113
T
1
P.Tanah Terbatas
0.696a 0.369
0.069
T
2
P.Tanah Sempurna
0.644a 0.397
0.079
Mikoriza M
M Tanpa Pemberian
0.659 0.383
0.088
M
1
5 gLobang Tanam
0.634 0.417
0.086 Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama,
menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 dan yang tidak bernotasi berbeda tidak nyata berdasarkan DMRT
Hasil uji beda rataan pada Tabel 7, menunjukkan perlakuan beberapa varietas V tidak nyata pengaruhnya pada semua umur pengamatan tetapi masih
terjadi variasi perbedaan pengaruh masing-masing varietas gajah untuk LTR
1
dan varietas lokal untuk LTR
2
umur 9-6 mst dan LTR
3
umur 12-9 mst. Sama halnya dengan perlakuan penambahan mikoriza M juga memberikan pengaruh yang
tidak nyata pada LTR
1
dan LTR
3
dan tendensi hasil rataannya lebih cendrung dipengaruhi tanpa mikoriza M
tetapi terjadi interaksi terhadap LTR
2
.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Pengolahan tanah terbatas T
1
umur 6-3 mst menghasilkan LTR
1
0.696 g.tan.
2
.m
-1
berbeda nyata dengan tanpa pengolahan tanah T 0.599 g.tan.
2
.m
-1
dan saling berbeda tidak nyata dengan pengolahan tanah sempurna T
2
0.644 g.tan.
2
.m
-1
. Pada LTR
2
dan LTR
3
meskipun tidak nyata pengaruhnya, tetapi ada tendensi hasil rataan pengolahan tanah sempurna T
2
masih memberikan hasil terbaik dari pada tanpa pengolahan tanah T
dan pengolahan tanah terbatas T
1
. Perbedaan hasil perlakuan cara pengolahan tanah T terhadap LTR
1
umur 6-3 mst dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Histogram LTR
1
g.m
-2
.h
-1
Kacang Tanah Umur 6-3 Minggu Setelah Tanam pada Perlakuan Tanpa Pengolahan Tanah T
, Pengolahan Tanah Terbatas T
1
dan Pengolahan Tanah Sempurna T
2
Gambar 10 memperlihatkan bahwa pengolahan tanah terbatas T
1
juga memberikan LTR
1
tertinggi umur 6-3 mst dari pada pengolahan tanah sempurna T
2
dan lebih rendah lagi LTR
1
terhadap tanpa pengolahan tanah T .
0,54 0,56
0,58 0,60
0,62 0,64
0,66 0,68
0,70 0,72
T0 = tanpa pengolahan tanah
T1= Pengolahan tanah terbatas
T2 = Pengolahan tanah sempurna
Pengolahan Tanah LT
R 1
g. tan
-1
.m ingg
u
-1
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 8. Hasil Uji Beda Rataan Laju Tumbuh Pertanaman 2 g.tan.
2
.m
-1
Kacang Tanah pada Interaksi Perlakuan Cara Pengolahan Tanah dan Penambaha
Mikoriza Umur 9-6 mst
Perlakuan M
= Tanpa Mikoriza M
1
= 5 glubang tanaman Rataan
T Tanpa P.Tanah
0.416ab 0.453a
0.434
T
1
P.Tanah Terbatas
0.409ab 0.327b
0.369
T
2
P.Tanah Sempurna
0.3248b 0.470a
0.397 Rataan
0.383 0.417
Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang tidak sama pada kolom dan baris yang sama, menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 berdasarkan DMRT
Tabel 8 LTR
2
umur 9-6 mst tertinggi dihasilkan perlakuan pengolahan tanah sempurna dan nambahan mikoriza 5 g per lobang tanam T
2
M 0.470
g.tan.
2
.m
-1
berbeda nyata dengan perlakuan pengolahan tanah terbatas dan tanpa diberi mikoriza T
M
1
0.453 g.tan.
2
.m
-1
diikuti tanpa pengolahan tanah dan tanpa mikoriza T
M 0.416 g.tan.
2
.m
-1
, pengolahan tanah terbatas dan tanpa mikoriza T
1
M 0.409 g.tan.
2
.m
-1
, pengolahan tanah terbatas dan diberi mikoriza 5 g per tanam T
1
M
1
0.327 g.tan.
2
.m
-1
dan berbeda tidak nyata dengan T
2
M 0.324 g.tan.
2
.m
-1
merupakan LTR
1
terendah. Perlakuan T
1
M saling
berbeda tidak nyata dengan T
1
M
1
diikuti T M
.
Dominasi Gulma
Data pengamatan dominasi gulma pada lahan pertanaman kacang tanah umur 3, 6, 9 dan 12 minggu setelah tanam mst terdapat pada Lampiran 37,
39, 41 dan 43 serta hasil sidik ragamnya Lampiran 38, 40, 42 dan 44. Hasil sidik ragam diperoleh perlakuan varietas V sangat nyata pengaruhnya terhadap
dominasi gulma dilapangan pertanaman kacang tanah umur 3 mst dan setelah umur 6, 9, 12 mst pengaruh dominasi gulma tidak nyata lagi pengaruhnya.
Perlakuan cara pengolahan tanah T dan penambahan mikoriza M serta
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
interaksinya untuk semua umur pengamatan tidak nyata pengaruhnya, sehingga hasil uji beda rataan untuk masing-masing perlakuan ditampilkan pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Uji Beda Rataan Dominasi Gulma Kacang Tanah dengan Perlakuan Beberapa Varietas, Cara Pengolahan Tanah dan Penambahan
Mikoriza Umur 3, 6, 9 dan 12 mst
Perlakuan Dominasi Gulma pada Umur MST
3 6
9 12
Varietas V
V
1
Lokal
67.540a 58.199
38.668 31.138
V
2
Gajah
66.956a 55.510
38.034 30.504
V
3
Kancil
52.247b 55.084
37.546 30.016
Pengolahan Tanah T T
Tanpa P.Tanah
61.879 57.311
37.844 30,314
T
1
P.Tanah Terbatas
63.951 56.392
38.581 31,051
T
2
P.Tanah Sempurna
60.912 55.091
37.823 30,293
Mikoriza M
M Tanpa Pemberian
60.976 55.480
37.162 29,632
M
1
5 gLobang Tanam
63.523 57.049
39.003 31,473
Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama, menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 dan yang tidak bernotasi berbeda tidak
nyata berdasarkan DMRT
Hasil uji beda rataan pada Tabel 9, perlakuan varietas lokal V
1
umur 3 mst menghasilkan dominasi gulma terbanyak 67.540 dan saling berbeda tidak
nyata dengan varietas gajah V
2
66.956 dan berbeda nyata dengan varietas kancil V
3
52.247 merupakan pertumbuhan dominasi gulma terendah. Perlakuan cara pengolahan tanah T, penambahan mikoriza M umur 3, 6, 7 dan
9 mst tidak nyata pengaruhnya, namun dominasi pertumbuhan gulma yang paling rendah terdapat pada cara pengolahan tanah sempurna T
1
dan tanpa mikoriza M
. Perbedaan hasil perlakuan beberapa beberapa varietas V terhadap
pertumbuhan dominasi gulma dilahan pertanaman kacang tanah umur 3 mst dapat dilihat pada Gambar 11.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Gambar 11. Histogram Dominasi Gulma Di lahan Pertanaman Kacang Tanah Umur 3 Minggu Setelah Tanam dengan Perlakuan Varietas Lokal
V
1
, Gajah V
2
dan Kancil V
3
Gambar 11 memperlihatkan bahwa pertumbuhan dominasi gulma lebih banyak pada lahan yang ditanam dengan perlakuan varietas lokal V
1
dari pada lahan yang ditanam dengan varietas gajah V
2
dan lebih sedikit pertumbuhan dominasi gulmanya pada lahan yang ditanam dengan perlakuan varietas kancil
V
3
.
Bobot Kering Gulma g
Data pengamatan bobot kering gulma g pada tanaman kacang tanah umur 3, 6, 9 dan 12 minggu setelah tanam mst terdapat pada Lampiran 45, 47,
49 dan 51 serta hasil sidik ragamnya Lampiran 46, 48, 50 dan 52. Hasil sidik ragam diperoleh bahwa bobot kering gulma g pada perlakuan berbagai varietas
V sangat nyata pengaruhnya pada umur 3 mst dan menjadi tidak nyata pengaruhnya pada umur 6, 9 dan 12 mst. Perlakuan cara pengolahan tanah,
penambahan mikoriza dan interaksi dari masing-masing perlakuan untuk semua
45,0 50,0
55,0 60,0
65,0 70,0
V1= Lokal V2= Gajah
V3=Kancil
Perlakuan Varietas Domi
n a
s i
G u
lm a
Umur 3
M S
T
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
umur pengamatan juga tidak nyata pengaruhnya. Uji beda rataan untuk setiap perlakuan pada berbagai umur tanaman terdapat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil Uji Beda Rataan Bobot Kering Gulma g Kacang Tanah Akibat Perlakuan Beberapa Varietas, Cara Pengolahan Tanah dan Penambahan
Mikoriza Umur 3, 6, 9 dan 12 mst
Perlakuan Bobot Kering Gulma g pada Umur MST
3 6
9 12
Varietas V
V
1
Lokal
66.999a 44.462
51.697 49.694
V
2
Gajah
67.981a 43.213
54.326 48.156
V
3
Kancil
40.732b 44.553
49.161 47.699
Pengolahan Tanah T
T Tanpa P.Tanah
57.445 44.632
49.462 45.757
T
1
P.Tanah Terbatas
63.434 46.089
52.076 46.128
T
2
P.Tanah Sempurna
54.832 41.506
53.645 53.663
Mikoriza M
M Tanpa Pemberian
56.691 44.501
49.006 48.833
M
1
5 gLobang Tanam
60.450 43.651
54.450 48.200
Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama, menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 dan yang tidak bernotasi berbeda tidak
nyata berdasarkan DMRT
Hasil uji beda rataan pada Tabel 10, dapat dilihat bahwa perlakuan varietas gajah V
2
umur 3 mst menghasilkan bobot kering gulma terberat 67.981 g yang saling berbeda tidak nyata dengan varietas lokal V
1
66.999 g dan berbeda nyata dengan varietas kancil V
3
40.372 g merupakan bobot kering gulma terendah. Selanjutnya pada umur 6, 9 dan 12 mst meskipun tidak berbeda
nyata bahwa bobot kering gulma akibat perlakuan varietas tendensi hasil rataannya bervariasi untuk setiap umur pengamatan.
Perlakuan cara pengolahan tanah T, penambahan mikoriza M umur 3, 6, 7 dan 9 mst tidak nyata pengaruhnya, namun bobot kering gulma terberat
perlakuan T
1
umur 3 dan 6, T
2
umur 9, 12 mst dan paling ringan juga bervarisi yaitu perlakuan T
2
umur 3, 6 mst dan T
1
umur 9, 12 mst.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Perbedaan hasil perlakuan beberapa varietas V terhadap bobot kering gulma umur 3 mst dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Histogram Bobot Kering Gulma g Kacang Tanah Umur 3 Minggu Setelah Tanam denganPerlakuan Varietas Lokal V
1
, Gajah V
2
dan Kancil V
3
Gambar 12 memperlihatkan bahwa bobot kering gulma labih berat dilahan yang ditanami dengan varietas gajah V
2
dari pada ditanami dengan varietas lokal V
dan lebih rendah bobot kering gulmanya pada lahan yang ditanam varietas kancil V
3
.
Umur Berbunga hari
Data pengamatan umur berbunga hari kacang tanah minggu setelah tanam mst terdapat pada Lampiran 53 serta hasil sidik ragamnya Lampiran 54.
Hasil sidik ragam diperoleh perlakuan beberapa varietas V nyata pengaruhnya dan perlakuan cara pengolahan tanah T sangat nyata pengaruhnya terhadap umur
berbunga. Umur berbunga pada perlakuan penambahan mikoriza M serta
20,0 25,0
30,0 35,0
40,0 45,0
50,0 55,0
60,0 65,0
70,0 75,0
V1= Lokal V2= Gajah
V3=Kancil
Perlakuan Varietas B
erat K
e rin
g G
u lm
a g
3 MS T
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
interaksi dari masing-masing perlakuan tidak nyata pengaruhnya, sehingga hasil uji beda dan rataan pada masing-masing perlakuan ditampilkan pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Uji Beda Rataan Umur Berbunga hari Kacang Tanah Minggu Setelah Tanaman mst dengan Perlakuan Beberapa Varietas, Cara
Pengolahan Tanah dan Penambahan Mikoriza.
Perlakuan Umur Berbunga hari
Varietas V
V
1
Lokal
28.221ab
V
2
Gajah
27.333b
V
3
Kancil
28.610a
Pengolahan Tanah T
T Tanpa P.Tanah
28.795a
T
1
P.Tanah Terbatas
28.017b
T
2
P.Tanah Sempurna
27.352b
Mikoriza M
M Tanpa Pemberian
28.258
M
1
5 gLobang Tanam
27.851 Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama,
menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 dan yang tidak bernotasi berbeda tidak nyata berdasarkan DMRT
Hasil uji beda dan rataan pada Tabel 11, perlakuan varietas gajah V
2
umur berbunga lebih cepat 27.333 hari saling berbeda tidak nyata dengan varietas lokal V
1
28.221 hari dan berbeda nyata dengan varietas kancil V
3
28.610 g umur berbunga paling lama. Perbedaan hasil perlakuan beberapa beberapa varietas V terhadap umur
berbunga pada Gambar 13.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Gambar 13. Histogram Umur Berbunga hari Kacang Tanah dengan Perlakuan Varietas Lokal V
1
, Gajah V
2
dan Kancil V
3
Gambar 13 memperlihatkan bahwa varietas gajah V
2
umur berbunga lebih cepat dari pada varietas lokal V
1
dan lebih lama umur berbunganya pada perlakuan varietas kancil V
3
. Perlakuan pengolahan tanah sempurna T
2
umur berbunganya paling cepat 27.352 hari dan saling berbeda tidak nyata dengan pengolahan tanah
terbatas T
1
28.017 hari dan paling lama umur berbunganya T 28.795 hari.
Perbedaan hasil perlakuan beberapa varietas V terhadap umur berbunga pada Gambar 14.
20,0 25,0
30,0
V1= Lokal V2= Gajah
V3=Kancil Perlakuan Varietas
U m
ur B
er bu
n ga
ha ri
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Gambar 14. Histogram Umur Berbunga hari Kacang Tanah pada Perlakuan Tanpa Pengolahan Tanah T
, Pengolahan Tanah Terbatas T
1
dan Pengolahan Tanah Sempurna T
2
. Gambar 14 memperlihatkan pengolahan tanah sempurna T
2
umur berbunga lebih cepat dari pada pengolahan tanah terbatas T
1
dan lebih lama umur berbunga perlakuan tanpa pengolahan tanah T
. Perlakuan mikoriza tidak menunjukkan pengaruh nyata, namun perlakuan
penambahan mikoriza 5 g perlobang tanam umur berbunganya masih lebih cepat dari pada tanpa mikoriza.
Jumlah Bunga yang Terbentuk
Data pengamatan jumlah bunga yang terbentuk kacang tanah terdapat pada Lampiran 55 serta hasil sidik ragamnya terdapat pada Lampiran 56. Hasil
sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan cara pengolahan tanah T sangat nyata pengaruhnya, sedangkan perlakuan beberapa varietas V dan penambahan
mikoriza M serta interaksinya dari masing-masing perlakuan tidak nyata
26,5 27,0
27,5 28,0
28,5 29,0
T0 = tanpa pengolahan tanah
T1= Pengolahan tanah terbatas
T2 = Pengolahan tanah sempurna
Pengolahan Tanah U
m ur
Be rb
ung a
ha ri
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
pengaruhnya. Hasil uji beda dan rataan dari masing-masing perlakuan terdapat pada Tabel 12.
Tabel 12. Hasil Uji Beda Rataan Jumlah Bunga Terbentuk Kacang Tanah dengan Perlakuan Beberapa Varietas, Cara Pengolahan Tanah dan Penambahan
Mikoriza.
Perlakuan Jumlah Bunga Terbentuk buah
Varietas V
V
1
Lokal
22.388
V
2
Gajah
21.648
V
3
Kancil
19.790
Pengolahan Tanah T
T Tanpa P.Tanah
16.981b
T
1
P.Tanah Terbatas
22.887a
T
2
P.Tanah Sempurna
23.958a
Mikoriza M
M Tanpa Pemberian
21.184
M
1
5 gLobang Tanam
21.366 Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama,
menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 dan yang tidak bernotasi berbeda tidak nyata berdasarkan DMRT
Tabel 12 menyatakan bahwa perlakuan pengolahan tanah sempurna T
2
jumlah bunga yang terbentuk lebih banyak 23.958 bunga berbeda tidak nyata dengan pengolahan tanah terbatas T
1
22.887 bunga dan berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pengolahan tanah T
16.981 bunga jumlah bunga yang terbentuk lebih sedikit.
Perbedaan jumlah bunga yang terbentuk dengan perlakuan cara pengolahan tanah terhadap tanaman kacang tanah ditampilkan pada Gambar 15.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Gambar 15. Histogram Jumlah Bunga yang Terbentuk Tanaman Kacang Tanah pada Perlakuan Tanpa Pengolahan Tanah T
, Pengolahan Tanah Terbatas T
1
dan Pengolahan Tanah Sempurna T
2
Gambar 15 memperlihatkan pengolahan tanah sempurna T
2
jumlah bunga yang terbentuk lebih banyak dari pada pengolahan tanah terbatas T
1
dan lebih sedikit jumlah bunga yang terbentuk pada perlakuan tanpa pengolahan tanah
T .
Umur panen hari
Hasil data pengamatan umur panen hari kacang tanah minggu setelah tanam mst terdapat pada Lampiran 57 serta sidik ragamnya Lampiran 58. Hasil
sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan cara pengolahan tanah T nyata pengaruhnya, perlakuan beberapa varietas V dan penambahan mikoriza M
serta interaksi dari masing-masing perlakuan tidak nyata pengaruhnya. Hasil uji beda dan rataan dari masing-masing perlakuan ditampilkan pada Tabel 13.
10,0 15,0
20,0 25,0
T0 = tanpa pengolahan tanah
T1= Pengolahan tanah terbatas
T2 = Pengolahan tanah sempurna
Perlakuan Pengolahan Tanah J
um la
h Bunga Te
rbe nt
uk
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 13. Hasil Uji Beda Rataan Umur Panen hari Kacang Tanah Minggu Setelah Tanaman dengan Perlakuan Beberapa Varietas, Cara
Pengolahan Tanah dan Penambahan Mikoriza.
Perlakuan Umur Panen hari
Varietas V
V
1
Lokal
89.722
V
2
Gajah
88.944
V
3
Kancil
90.611
Pengolahan Tanah T
T Tanpa P.Tanah
91.472a
T
1
P.Tanah Terbatas
89.222ab
T
2
P.Tanah Sempurna
88.583b
Mikoriza M
M Tanpa Pemberian
89.741
M
1
5 globang tanam
89.778 Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama,
menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 dan yang tidak bernotasi berbeda tidak nyata berdasarkan DMRT
Tabel 13 menunjukkan perlakuan pengolahan tanah sempurna T
2
umur panennya lebih cepat 88.583 hari berbeda tidak nyata umur panennya dengan
pengolahan tanah terbatas T
1
89.222 hari dan berbeda nyata umur panennnya dengan perlakuan tanpa pengolahan tanah T
91.472 hari yaitu lebih lama umur panennya.
Perlakuan Varietas V meskipun tidak berbeda nyata, tetapi dari hasil angka rataan lebih cepat umur panennya pada perlakuan varietas gajah V
2
dan lebih lama pada varietas lokal V
1
dan kancil V
3
, sedangkan pada perlakuan tanpa mikoriza dan penambahan mikoriza 5 globang tanaman umur panennya
tidak ada perbedaan. Perbedaan umur panen akibat perlakuan berbagai pengolahan tanah
terhadap tanaman kacang tanah ditampilkan pada Gambar 16.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Gambar 16. Histogram Umur Panen hari Kacang Tanah pada Perlakuan Tanpa Pengolahan Tanah T
, Pengolahan Tanah Terbatas T
1
dan Pengolahan Tanah Sempurna T
2
Gambar 16 memperlihatkan bahwa dengan pengolahan tanah sempurna T
2
umur panennya lebih cepat dari pada pengolahan tanah terbatas T
1
dan lebih lama umur panennya pada perlakuan tanpa pengolahan tanah T
.
Rangkuman Parameter Produksi Kacang Tanah
Hasil sidik ragam dan uji beda serta rataan dari masing-masing perlakuan terhadap jumlah ginofor yang tidak jadi polong buah, jumlah polong pertanaman
polong, jumlah polong berisi pertanaman polong, bobot kering polong pertanaman g, bobot biji kering pertanaman g, bobot kering 100 polong g dan
bobot 100 biji kering ditampilkan pada rangkuman Tabel 14.
87,0 87,5
88,0 88,5
89,0 89,5
90,0 90,5
91,0 91,5
92,0
T0 = tanpa pengolahan tanah
T1= Pengol ahan tanah terbatas
T2 = Pengolahan tanah sempurna
Pengolahan Tanah U
mu r
P a
nen h
a ri
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 14. Rangkuman Hasil Rataan dan Uji Beda Jumlah Ginofor yang Tidak Jadi Polong buah, Jumlah Polong Pertanaman polong, Jumlah
Polong Berisi Pertanaman polong, Bobot Kering Polong Pertanaman g, Bobot Biji Kering Pertanaman g, Bobot Kering 100 Polong g
dan Bobot 100 Biji Kering Kacang Tanah dengan Perlakuan Beberapa Varietas, Cara Pengolahan Tanah dan Penambahan Mikoriza.
Perlakuan Parameter Produksi Kacang Tanah
1 2
3 4
5 6
7
Varietas V
V
1
Lokal
10.361a 16.722
14.879 18.184
13.122 132.388
100.281
V
2
Gajah
10.333a 16.278
14.000 17.434
12.017 133.815
96.112
V
3
Kancil
6.972b 13.528
12.279 14.739
10.086 122.220
87.478
Pengolahan Tanah T
T Tanpa P.Tanah
7.722 13.250
11.322 15.228
10.706 122.287b
93.158
T
1
P.Tanah Terbatas
9.167 16.722
14.750 15.245
10.858 128.669ab
93.356
T
2
P.Tanah Sempurna
10.778 16.556
15.083 19.883
13.661 137.466a
97.357
Mikoriza M
M Tanpa Pemberian
9.648 15.130
13.270 18.023a
12.751a 126.196
90.074b
M
1
5 globang tanam
8.796 15.889
14.167 15.548b
10.732b 132.753
99.173a Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama,
menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 dan yang tidak bernotasi berbeda tidak nyata berdasarkan DMR
1. Jumlah ginofor yang tidak jadi polong polong, 2.
Jumlah polong pertanaman polong 3.
Jumlah polong berisi pertanaman polong 4.
Bobot kering polong pertanaman g 5.
Bobot biji pertanaman g 6.
Bobot kering 100 polong g 7.
Bobot 100 biji kering g
Jumlah Ginofor yang Tidak Jadi Polong polong
Data pengamatan jumlah ginofor yang tidak jadi polong polong kacang tanah terdapat pada Lampiran 59 serta sidik ragamnya terdapat pada Lampiran 60.
Hasil sidik ragam diperoleh bahwa perlakuan beberapa varietas V sangat nyata pengaruhnya. Perlakuancara pengolahan tanah T dan penambahan mikoriza M
serta masing-masing interaksi kombinasi perlakuan tidak nyata pengaruhnya. Rataan dari masing-masing perlakuan terdapat pada rangkuman Tabel 14.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Hasil uji beda dan rataan pada rangkuman Tabel 14, perlakuan varietas lokal V
1
10.361 polong berbeda tidak nyata jumlah ginofor yang tidak jadi polong dengan varietas Gajah V
2
10.333 polong dan berbeda nyata dengan varietas kancil V
3
6.972 polong yaitu lebih lebih sedikit jumlah ginofor yang tidak jadi polong.
Perlakuan cara pengolahan tanah T tidak nyata pengaruhnya, namun hasil angka rataan bahwa pengolahan tanah sempurna T
2
lebih banyak jumlah ginofor yang tidak jadi pololong dan lebih sedikit jumlah ginofor yang tidak jadi
polong pada pengolahan tanah terbatas T
1
dan diikuti tanpa pengolahan tanah T
. Perlakuan tanpa mikoriza jumlah ginofor yang tidak jadi polong lebih banyak dan lebih sedikit pada perlakuan penambahan mikoriza 5 globang tanam.
Perbedaan hasil perlakuan beberapa varietas V terhadap jumlah ginofor yang tidak jadi polong pada Gambar 17.
Gambar 17. Histogram Jumlah Ginofor yang Tidak Jadi Polong polong Kacang Tanah pada Perlakuan Varietas Lokal V
1
, Gajah V
2
dan Kancil V
3
Gambar 17 memperlihatkan bahwa varietas lokal V dan varietas gajah
V
1
hampir sama-sama menghasilkan jumlah ginofor yang tidak jadi polong lebih
0,0 2,0
4,0 6,0
8,0 10,0
12,0
V1= Lokal V2= Gajah
V3=Kancil
Varietas J
um la
h G
inof or y
a ng
T ida
k J
a di
P ol
ong
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
banyak dan varietas kancil V
2
lebih sedikit jumlah ginofor yang tidak jadi polong.
Jumlah Polong per Tanaman polong
Data pengamatan jumlah polong per tanaman polong kacang tanah terdapat pada Lampiran 61 serta sidik ragamnya Lampiran 62. Hasil sidik ragam
diperoleh perlakuan beberapa varietas V, cara pengolahan tanah T dan penambahan mikoriza M serta interaksi dari masing-masing perlakuan tidak
nyata pengaruhnya Tabel 14. Meskipun semua perlakuan tidak berbeda nyata, namun dari hasil rataan jumlah polong pertanaman lebih banyak pada perlakuan
varietas lokal V
1
dan varietas gajah V
2
dan lebih sedikit pada V
3
. Perlakuan pengolahan tanah tidak sempurna T
1
dan sempurna T
2
jumlah polong pertanaman lebih banyak dan lebih sedikit tanpa pengolahan tanah T
serta tanpa diberi perlakuan mikoriza M
dan diberi mikoriza 5 g perlobang tanam M
1
jumlah polong pertanamannya tidak ada perbedaan.
Jumlah Polong Berisi per Tanaman polong
Data pengamatan jumlah polong berisi pertanaman polong kacang tanah terdapat pada Lampiran 63 serta sidik ragamnya terdapat pada Lampiran 64.
Hasil sidik ragam diperoleh perlakuan beberapa varietas V, cara pengolahan tanah T dan penambahan mikoriza M serta interaksi dari masing-masing
perlakuan tidak nyata pengaruhnya Tabel 14. Meskipun semua perlakuan tidak berbeda nyata, namun hasil rataan
jumlah polong berisi pertanaman lebih banyak pada perlakuan varietas lokal V
1
dan varietas gajah V
2
dan lebih sedikit pada varietas kancil V
3
. Perlakuan
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
pengolahan tanah sempurna T
2
lebih banyak jumlah polong berisi dari perlakuan T
1
dan T dan perlakuan penambahan mikoriza 5 g perlobang tanam M
1
lebih banyak jumlah polong berisinya dari perlakuan M
.
Bobot Kering Polong Pertanaman g
Data pengamatan bobot kering polong per tanaman polong kacang tanah terdapat pada Lampiran 65 serta sidik ragamnya Lampiran 66. Hasil sidik ragam
diperoleh bahwa perlakuan beberapa varietas V, cara pengolahan tanah T serta interaksi dari masing-masing perlakuan tidak nyata pengaruhnya. Perlakuan
penambahan mikoriza M nyata pengaruhnya, sehingga uji beda dan rataannya terdapat pada Tabel 14.
Perlakuan beberapa varietas dan cara pengolahan tidak berbeda nyata, namun dari hasil bobot kering polong pertanaman g lebih berat pada perlakuan
varietas lokal V
1
dan lebih ringan pada varietas kancil V
3
dan perlakuan pengolahan tanah sempurna T
2
lebih berat bobot kering polong pertanaman dari T
1
dan T
2
. Perlakuan tanpa mikoriza M
1
bobot kering polong pertanaman lebih berat 18.023 g dan berbeda nyata dari yang penambahan mikoriza 5 g perlobang
tanam M
1
15.548 g. Perbedaan hasil perlakuan penambahan mikoriza M terhadap bobot
kering polong pertanaman ditampilkan Gambar 18.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Gambar 18. Histogram Bobot Kering Polong Pertanaman Kacang Tanah dengan Perlakuan Tanpa Mikoriza M
dan Pemberian Mikoriza M
1
Gambar 18 memperlihatkan bahwa perlakuan tanpa mikoriza M lebih
berat bobot kering polong pertanaman dari pada perlakuan penambahan mikoriza 5 g perlobang tanam.
Bobot Biji Pertanaman g
Data pengamatan bobot biji per tanaman g kacang tanah terdapat pada Lampiran 67 serta sidik ragamnya terdapat pada Lampiran 68. Hasil sidik ragam
diperoleh perlakuan beberapa varietas V, cara pengolahan tanah T serta interaksi dari masing-masing perlakuan tidak nyata pengaruhnya. Perlakuan
penambahan mikoriza M nyata pengaruhnya, sehingga uji beda dan rataannya terdapat pada Tabel 14.
Perlakuan beberapa varietas dan cara pengolahan tidak berbeda nyata. Hasil ratan bobot biji pertanaman g lebih berat pada perlakuan varietas lokal
V
1
dan perlakuan pengolahan tanah sempurna T
2
. Perlakuan tanpa mikoriza M
1
bobot biji pertanaman lebih berat 12.751 g dari pada penambahan mikoriza 5 g perlobang tanam M
1
10.732 g.
0,0 15,0
30,0 45,0
M0= Tanpa Mikorhiza M1= 5 glubang tanaman
Mikorhiza B
obot Ke
ring g
P ol
ong P
e rt
a na
m a
n
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Perbedaan hasil perlakuan penambahan mikoriza M terhadap bobot biji pertanaman ditampilkan Gambar 19.
Gambar 19. Histogram Bobot Biji Pertanaman Kacang Tanah pada Perlakuan Tanpa Mikoriza M
dan Penambahan Mikoriza M
1
Gambar 19 memperlihatkan bahwa perlakuan tanpa mikoriza M lebih
berat bobot biji pertanaman dari pada perlakuan penambahan mikoriza 5 g perlobang tanam.
Bobot Kering 100 Polong g
Data pengamatan bobot kering 100 polong g kacang tanah terdapat pada Lampiran 69 serta sidik ragamnya terdapat pada Lampiran 70. Hasil sidik ragam
diperoleh cara pengolahan tanah T nyata pengaruhnya. Perlakuan bebera varietas V dan penambahan mikoriza M serta interaksi dari masing-masing
perlakuan tidak nyata pengaruhnya, sehingga uji beda dan rataannya terdapat pada Tabel 14.
Hasil uji beda dan rataan pada rangkuman Tabel 14, perlakuan pengolahan tanah sempurna T
2
137.466 g berbeda tidak nyata bobot kering 100 polong dengan pengolahan tanah terbatas T
1
128.669 g serta berbeda nyata
0,0 15,0
30,0 45,0
M0= Tanpa Mikorhiza M1= 5 glubang tanaman
Mikorhiza B
ob ot
Bi ji
g Pe
rt a
na m
an
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
dengan tanpa pengolahan tanah T 122.287 g yaitu lebih ringan bobot kering
100 polongnya. Perlakuan pengolahan tanah terbatas T
1
berbeda tidak nyata dengan perlakuan tanpa perlakuan pengolahan tanah T
. Perlakuan beberapa varietas V tidak nyata pengaruhnya, namun hasil
rataan perlakuan varietas gajah V
2
masih lebih berat bobot kering 100 polongnya dari perlakuan varietas lokal V
dan lebih rendah varietas kancil V
3
. Perlakuan penambahan mikoriza 5 g perlobang tanam bobot kering 100 polong lebih berat
dari pada perlakuan tanpa mikoriza. Perbedaan hasil perlakuan cara pengolahan tanah T terhadap bobot
kering 100 polong terdapat pada Gambar 20.
Gambar 20. Histogram Bobot Kering 100 Polong Kacang Tanah pada Perlakuan Tanpa Pengolahan Tanah T
, Pengolahan Tanah Terbatas T
1
dan Pengolahan Tanah Sempurna T
2
Gambar 20 memperlihatkan bahwa dengan pengolahan tanah sempurna T
2
bobot kering 100 polong lebih berat dari pada pengolahan tanah terbatas T
1
dan lebih ringan bobot kering 100 polong tanpa pengolahan tanah T .
110,0 115,0
120,0 125,0
130,0 135,0
140,0
T0 = tanpa pengolahan tanah
T1= Pengolahan tanah terbatas
T2 = Pengolahan tanah sempurna
Pengolahan Tanah Bo
bot Ke
ring g
1 P
olo ng
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Bobot 100 biji Kering g
Data pengamatan bobot 100 biji kering g kacang tanah terdapat pada Lampiran 71 serta sidik ragamnya terdapat pada Lampiran 72. Hasil sidik ragam
diperoleh perlakuan beberapa varietas V, cara pengolahan tanah T serta interaksi dari masing-masing perlakuan tidak nyata pengaruhnya. Perlakuan
penambahan mikoriza M nyata pengaruhnya, sehingga uji beda dan rataannya terdapat pada Tabel 14.
Tabel 14 meskipun perlakuan beberapa varietas dan cara pengolahan tidak berbeda nyata, namun dari hasil rataan bobot 100 biji kering g lebih berat pada
perlakuan varietas lokal V
1
dari pada varietas V
2
dan V
3
dan perlakuan pengolahan tanah sempurna T
2
dari T
1
dan T .
Perlakuan penambahan mikoriza 5 g perlobang tanam M
1
bobot 100 biji kering berbeda nyata lebih berat 99.173 g dari pada tanpa mikoriza M
90.074 g.
Perbedaan hasil perlakuan penambahan mikoriza M terhadap bobot 100 biji kering ditampilkan Gambar 21.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
80.0 90.0
100.0 110.0
M 0= Tanpa M iko rhiza M 1= 5 glubang tanaman
M ik o rhiza
Gambar 21. Histogram Bobot 100 Biji Kering Kacang Tanah pada Perlakuan Tanpa Mikoriza M
dan Penambahan Mikoriza M
1
Gambar 21 memperlihatkan bahwa perlakuan penambahan mikoriza 5 g perlobang tanam M
1
lebih berat bobot 100 biji kering dari pada perlakuan tanpa mikoriza .
Derajat Infeksi Mikoriza
Data pengamatan derajat infeksi mikoriza pada tanaman kacang tanah terdapat pada Lampiran 73 serta sidik ragamnya Lampiran 74. Hasil sidik ragam
perlakuan beberapa varietas V dan cara pengolahan tanah T serta interaksi dari masing-masing perlakuan tidak nyata pengaruhnya dan hanya perlakuan
penambahan mikoriza M sangat nyata pengaruhnya, sehinga uji beda dan rataan derajat infeksi mikoriza ditampilkan pada Tabel 15.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 15. Hasil Uji Beda Rataan Derajat Infeksi Mikoriza pada Tanaman Kacang Tanah dengan Perlakuan Beberapa Varietas, Cara Pengolahan
Tanah dan Penambahan Mikoriza.
Perlakuan Derajat Infeksi Mikoriza
Varietas V
V
1
Lokal
29.444
V
2
Gajah
29.444
V
3
Kancil
34.444
Pengolahan Tanah T
T Tanpa P.Tanah
33.889
T
1
P.Tanah Terbatas
30.000
T
2
P.Tanah Sempurna
29.444
Mikoriza M
M Tanpa Pemberian
18.519b
M
1
5 globang tanam
43.704a Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang tidak sama pada kolom yang sama,
menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 dan yang tidak bernotasi berbeda tidak nyata berdasarkan DMRT
Tabel 15 walaupun perlakuan beberapa varietas V dan cara pengolahan tanah T tidak berbeda nyata, namun perbedaan rataan derajat infeksi akar
responnya lebih banyak pada perlakuan varietas kancil V
3
dan yang terendah derajat infeksi akarnya pada varietas V
1
dan V
2
. Perlakuan tanpa pengolahan T
derajat infeksi akar lebih banyak dari pada T
1
dan T
2
. Perlakuan penambahan mikoriza 5 g perlobang tanam M
1
respon derajat infeksi akarnya berbeda nyata lebih banyak 43.704 dari pada tanpa mikoriza
M 18.519. Penambahan mikorhiza dengan kandungan Mykofer mampu
meningkatkan salah satu aktifitas Cendawan Mikorhiza Arbuskula MVA pada tanah ultisol dengan pH 5.07, sehingga ketersedian posfat untuk diserap akar lebih
banyak. Perbedaan hasil perlakuan penambahan mikoriza M terhadap derajat
infeksi akar ditampilkan Gambar 22.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
0.0 15.0
30.0 45.0
M0= Tanpa Mikorhiza M1= 5 glubang tanaman
Pelakuan Mikorhiza Der
aj at
Infeks i A
k ar
Gambar 22. Histogram Derajat Infeksi Akar pada Tanaman Kacang Tanah dengan Perlakuan Tanpa Mikoriza M
dan Penambahan Mikoriza M
1
Gambar 22 memperlihatkan bahwa perlakuan penambahan mikoriza 5 g perlobang tanam M
1
lebih banyak derajat infeksi akarnya dari pada tanpa perlakuan mikoriza.
Serapan hara P tanaman
Hasil analisa kadar P terhadap berat kering dalam jaringan tanaman kacang tanah secara komposit pada umur 12 minggu setelah tanam mst terdapat
pada Lampiran 71 dan Tabel 16.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Tabel 16. Hasil Analisa Kadar P dalam Jaringan Tanaman terhadap berat kering Kacang Tanah Umur 12 mst Secara Komposit
Perlakuan Kadar P terhadap berat kering Tanaman Kacang Tanah
M tanpa mikoriza
M
1
mikoriza 5 globang tanam V
1
T 0.25
0.28 V
1
T
1
0.19 0.21
V
1
T
2
0.21 0.27
Rataan 0.22
0.25
V
2
T 0.23
0.27 V
2
T
1
0.29 0.24
V
2
T
2
0.24 0.27
Rataan 0.25
0.26
V
3
T 0.23
0.29 V
3
T
1
0.23 0.30
V
3
T
2
0.24 0.25
Rataan 0.23
0.28
Tabel 16 menunjukkan kadar P dalam jaringan kacang tanah terhadap berat kering tertinggi dihasilkan perlakuan penambahan mikoriza 5 g perlobang
tanam yaitu perlakuan V
3
T
1
M
1
0.30 diikuti V
3
T M
1
0.29, V
1
T M
1
0.28, V
2
T
2
M
1
0.27, V
2
T M
1
0.27, V
1
T
2
M
1
0.27, V
3
T
2
M
1
0.25, V
2
T
1
M
1
0.24, V
1
T
1
M
1
0.21 dan terendah kadar P dalam jaringan tanaman kacang tanah umumnya dihasilkan tanpa mikoriza.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Pembahasan
Pengaruh Beberapa Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah
Tabel 17. Rekapitulasi Pengaruh Bebera Varietas Terhadap Seluruh Parameter Pengamatan
Parameter V a r i e t a s
V
1
lokal V
2
Gajah V
3
Kancil Jumlah Cabang Primer Umur 3 mst
3.068 3.320
3.291 Jumlah Cabang Primer Umur 6 mst
3.972b 4.661a
4.853a Jumlah Cabang Primer Umur 9 mst
6.462 6.241
5.563 Jumlah Cabang Primer Umur 12 mst
6.703 6.454
5.771 Luas Daun cm
2
Umur 3 mst 108.775
81.591 63.430
Luas Daun cm
2
Umur 6 mst 586.238b
708.184a 438.685c
Luas Daun cm
2
Umur 9 mst 979.193
1062.557 736.506
Luas Daun cm
2
Umur 12 mst 399.95
432.15 351.67
Berat Kering Tanaman g Umur 3 mst 1.040
0.887 0.698
Berat Kering Tanaman g Umur 6 mst 6.526ab
7.317a 4.677b
Berat Kering Tanaman g Umur 9 mst 23.083a
21.098a 15.332b
Berat Kering Tanaman g Umur 12 mst 21.202
20.030 16.166
LAB
1
g
-1
.cm
-2
,minggu Umur 6-3 mst 1622.721b
3373.393a 1207.564b
LAB
2
g
-1
.cm
-2
,minggu Umur 9-6 mst 1893.065
1564.604 1792.696
LAB
3
g
-1
.cm
-2
,minggu Umur 12-9 mst 1615.950
1093.718 484.095
LTR
1
g.tan
-1
,minggu
-1
Umur 6-3 mst 0.605
0.711 0.624
LTR
2
g.tan
-1
,minggu
-1
Umur 9-6 mst 0.435
0.361 0.404
LTR
3
g.tan
-1
,minggu
-1
Umur 12-9 mst 0.097
0.083 0.081
Dominasi Gulma Umur 3 mst 67.540a
66.956a 52.247b
Dominasi Gulma Umur 6 mst 58.199
55.510 55.084
Dominasi Gulma Umur 9 mst 38.668
38.034 37.546
Dominasi Gulma Umur 12 mst 31.138
30.504 30.016
Berat Kering Gulma g Umur 3 mst 66.999a
67.981a 40.732b
Berat Kering Gulma g Umur 6 mst 44.462
43.213 44.553
Berat Kering Gulma g Umur 9 mst 51.697
54.326 49.161
Berat Kering Gulma g Umur 12 mst 49.694
48.156 47.699
Umur Berbunga hari 28.221ab
27.333b 28.610a
Jumlah Bunga Yang Terbentuk 22.388
21.648 19.790
Umur Panen hari 89.722
88.944 90.611
Jumlah Ginofor Yang Tidak Jadi Polong polong 10.361a
10.333a 6.972b
Jumlah Polong Pertanaman polong 16.722
16.278 13.528
Jumlah Polong Berisi Pertanaman polong 14.879
14.000 12.279
Bobot Kering Polong Pertanaman g 18.184
17.434 14.739
Bobot Biji Pertanaman g 13.122
12.017 10.086
Bobot Kering 100 Polong g 132.388
133.815 122.220
Bobot 100 Biji Kering g 100.281
96.112 87.478
Derajat Infeksi Mikoriza 29.444
29.444 34.444
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh varietas terhadap jumlah cabang primer terbanyak dihasilkan oleh varietas Kancil V
3
umur 6 mst Tabel 17, sedangkan pada umur 3, 9 dan 12 mst tidak memberikan hasil yang nyata. Terjadinya
demikian karena pada umur 3 mst perkembangan jumlah cabang primer masih merupakan awal pertumbuhan ke pembentukan cabang primer, sehingga belum
kelihatan perbedaannya. Tetapi setelah umur 6 mst sudah terjadi perbedaan diantara ketiga varietas yaitu varietas Lokal V
1
, Gajah V
2
dan Kancil V
3
. Varietas Kancil V
3
nyata lebih banyak jumlah cabang primernya dari pada varietas Gajah V
2
dan kedua varietas ini hanya sedikit perbedaan hasil rataannya. Perkembangan jumlah
cabang primer umur selanjutnya yaitu umur 9 dan 12 mst hasil rataan ketiga varietas tidak menunjukkan perbedaan lagi.
Dugaan sementara kemungkinan penampilan genetis dan keragaan varietas Kancil V
3
lebih mendominasi kepada pembentukan jumlah cabang primer pada umur tertentu saja dari pada varietas Gajah V
2
dan Lokal V
1
hal ini dibuktikan dengan tidak adanya jumlah cabang primer yang mendominasi mengikuti umur
pengamatan dari masing-masing varietas. Penelitian Siregar, 2005 juga menyatakan varietas Kancil lebih banyak jumlah cabang primernya dari pada varietas Lokal dan
Turangga, meskipun sudah diperlakuan melalui waktu pemangkasan dan perebahan. Total luas daun nyata lebih luas dihasilkan varietas Gajah V
2
umur 6 hst Tabel 17 dari pada varietas Lokal V
1
dan Kancil V
3
. Jika dilihat dari hasil rataan umur 9 dan 12 mst meskipun tidak terjadi perbedaan signifikan, namun dari hasil
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
rataan menunjukkan bahwa tendensi peningkatan luas daun terluas masih dihasilkan oleh varietas Gajah V
2
. Varietas Gajah V
2
merupakan varietas unggulan setempat yang diperoleh dari penangkar benih palawija, sehingga mencerminkan bahwa varietas ini sudah
cukup lama adaptasinya terhadap agroklimat setempat dan bahkan kultur tehnis yang kurang menguntungkan varietas Gajah V
2
masih dapat menyesuaikan pertumbuhan vegetatif yang lebih baik dan dampak pengaruhnya salah satunya dicirikan luas daun
yang dihasilkannya lebih luas dari pada varietas Kancil V
3
. Hal ini dibuktikan bahwa varietas Lokal V
1
lebih luas daunnya dari pada varietas Kancil V
3
karena varietas ini didatangkan dari luar daerah sehingga proses adaptasi agroklimatnya
belum maksimal dan pengaruhnya akan menghasilkan luas daun lebih kecil. Jumlah cabang primer masih sejalan dengan total luas daun pada varietas
Gajah V
2
, sehingga jika jumlah cabang primer yang dihasilkan lebih banyak maka total luas daun akan lebih luas, maka proses penerimaan cahaya matahari untuk
aktifitas laju fotosintat dan laju asimilasi akan meningkat dan diharapkan proses akhir metabolisme dalam jaringan tanaman memberikan kontribusi yang terbaik terhadap
pertumbuhan vegetatif lainnya. Haryantini dan Mudji Santoso, 2001 menyatakan bila terjadi peningkatan
total luas daun, maka penenerimaan cahaya matahari sebagai sumber utama dalam proses fotosintesa akan meningkat. Dengan meningkatnya fotosintesa diikuti
peningkatan respirasi dan menyebabkan proses metabolisme berlangsung lebih baik
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
dan akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman Ruiz-Lozano et al, 2000 dalam Girsang, 1999.
Meningkatnya jumlah cabang primer, luas daun terluas maka diikuti peningkatan bobot kering tanaman. Bobot kering tanaman paling berat dihasilkan
verietas Gajah V
2
umur 6 dan 9 mst Tabel 17 dan pada umur 3 dan 12 mst tidak terjadi lagi perbedaan bobot kering tanaman. Kemungkinan ini terjadi umur 3 mst
belum maksimal pertumbuhan vegetatif ketiga varietas kacang tanah, sehingga belum menunjukkan perbedaan bobot kering tanaman dan setelah mencapai puncak umur 12
mst pembentukan bobot kering tanaman justru menurun pada varietas Lokal V
1
, Gajah V
2
. Peningkatan bobot kering tanaman pada varietas Gajah V
2
membuktikan dan masih sejalannya dengan peningkatan luas daun. Terjadi demikian diduga karena
semua hasil-hasil fotosintesis, dan asimilasi yang dihasilkan oleh daun, energi yang terbentuk serta hara makro dan mikro meningkat pada varietas Gajah V
2
. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prawinata, 1981 dalam Suwardjono, 2003. peningkatan
hasil sintesis di daun akan digunakan untuk membentuk penyusunan tanaman, yaitu asam-asam amino, profirin, karbohidrat, nukleotida, lipid dan enzim, dengan
demikian akan mempengaruhi bobot kering tanaman. Laju asimilasi bersih juga masih sejalan dengan total luas daun dan bobot
kering tanaman kacang tanah. LAB
1
selisih umur 6-3 mst nyata lebih tinggi dihasilkan oleh varietas Gajah V
2
Tabel 17 dari pada varietas Lokal V
1
dan Kerinci V
3
yang lebih rendah LAB-nya. Pada LAB
2
selisih umur 9-6 mst dan
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
LAB
3
selisih umur 12-9 mst tidak terjadi lagi perbedaan dan efeknya proses fotosintesa dan asimilasi tidak maksimal dan pada akhirnya akan mempengaruhi
LAB-nya. Jika LAB
2
dan LAB
3
belum memberikan respon hasil yang terbaik, diduga hal ini terjadi karena energi yang dihasilkan sudah terfokus kepada perkembangan
komponen produksi. Laju asimilasi bersih terbaik merupakan cerminan efek dari aktifitas luas daun
dan bobot kering tanaman. Jika total luas daun semakin luas dan bobot kering tanaman lebih berat, maka efek pengaruhnya juga dapat menghasilkan LAB
1
yang terbaik dan efek kaitan ini juga tidak terlepas dengan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman melalui penampilan total luas daun, sehingga hasil fotosintesa dan asimilasi untuk metabolisme serta penyerapan hara dan air dapat lebih
maksimal. Tidak sama halnya pada laju tumbuh pertanaman yaitu tidak sejalan dengan
laju asimilasi bersih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa LTR
1
selisih umur 6-3 mst, LTR
2
selisih umur 9-6 mst dan LTR
3
selisih umur 12-9 mst untuk varietas Lokal V
1
, Gajah V
2
dan kancil V
3
tidak memberikan perbedaan yang nyata Tabel 17. Tidak terjadinya perbedaan ini diduga laju pertumbuhan tanaman kacang
tanah mengalami penekanan perkembangan akar akibat faktor kultur tehnis yang kurang memadai, karena laju pertumbuhan tanaman selalu dipengaruhi oleh kondisi
perkembangan komponen luas daun dan bobot kering tanaman. Kondisi perkembangan luas daun dan bobot kering tanaman hanya pada umur tertentu saja
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
yang memberikan respon terbaik maka hubungannya berdampak kepada laju pertumbuhan pertanaman yang tidak nyata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dominasi pertumbuhan gulma pada lahan yang ditanami varietas Lokal V
1
, Gajah V
2
dan Kancil V
3
tidak memberikan efek respon yang nyata pada semua umur pengamatan 3, 6, 9 dan 12 mst
Tabel 17. Kemungkinan ini bisa saja terjadi dan ada dugaan bahwa ketiga varietas yang ditanam dan terjadi pertumbuhan serta perkembangan tanaman, tetapi efeknya
tidak mempengaruhi perbedaan dan perubahan komposisi gulma, sehingga memperlihatkan tidak adanya perubahan dominansi gulma. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Noda, 1973 kemampuan pertumbuhan gulma untuk mendominasi suatu tempat tergantung dari sifat tanah dan iklim, pengelolaan tanaman budidaya serta
sifat gulma itu sendiri. Bobot kering gulma yang dihasilkan pada lahan yang ditanami perlakuan
varietas Lokal V
1
, Gajah V
2
dan Kancil V
3
hanya pada umur 3 mst saja yang memberikan respon yang sangat nyata Tabel 17 dan setelah umur 6, 9 dan 12 mst
tidak ada lagi perbedaan bobot kering gulma. Bobot kering gulma pada lahan yang ditanami dengan varietas Kancil V
3
lebih ringan gulmanya dari pada yang ditanami dengan varietas Lokal V
1
dan Gajah V
2
. Penyebab terjadinya kemungkinan tingkat persaingan pengambilan unsur
hara, air, intensitas cahaya dan ruang gerak lebih menguntungkan posisi pertumbuhan gulma varietas Lokal V
1
dan Gajah V
3
meskipun terjadi persaingan, pada lahan
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
yang sama oleh varietas Lokal dan Gajah, masih mampu bersaing sekaligus mampu menekan pertumbuhan gulma, sehingga hasil bobot kering gulma lebih rendah.
Hal ini juga terbukti umur 6, 9 dan 12 mst bobot kering gulma dapat ditekan menjadi tidak nyata. Umur 6 mst pembentukan luas tajuk antar tanaman dari masing-
masing varietas mulai menutupi permukaan tanah disertai jumlah cabang primer tanaman yang terbentuk mulai menutupi permukaan tanah. Umur 9 mst hampir
maksimal luas tajuk dan setelah umur 12 mst maksimal luas tajuk menutupi permukaan tanah, sehingga ruang gerak pertumbuhan gulma terbatas dan pada
akhirnya bobot kering gulma akan dipengaruhinya menjadi tidak nyata. Selanjutnya
Rodosevich dan Holt, 1984 dalam Girsang, 1999 menyatakan naungan yang
dihasilkan dari luas tajuk tanaman dapat menyebabkan pertumbuhan gulma tertekan, sehingga penetrasi cahaya yang masuk pada permukaan tanah akan lebih kecil.
Umur berbunga yang dihasilkan oleh varietas Gajah V
2
lebih cepat satu hari dari pada varietas Lokal V
1
dan Kancil V
2
dan lebih lama satu hari umur berbungannya Tabel 17. Perbedaan umur berbunga kacang tanah dari ketiga
varietas hanya berselang satu hari, sehingga varietas Gajah V
2
yang menghasilkan umur berbunga tercepat merupakan ciri khas bahwa varietas tersebut adaptasinya jauh
lebih baik pada kondisi agroklimat yang kurang menguntungkan. Jumlah bunga terbentuk, umur panen, jumlah polong pertanaman, jumlah
polong berisi pertanaman, bobot kering pertanaman, bobot biji pertanaman, bobot kering 100 polong dan bobot 100 biji kering Tabel 17 dari ke tiga varietas yaitu
Lokal V
1
, Gajah V
2
dan Kancil V
3
hasil penelitian menunjukkan tidak adanya
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
perbedaan. Semua komponen produksi tidak memberikan cerminan hasil yang terbaik. Dugaan sementara terjadinya demikian bukan hanya faktor varietas saja
yang mempengaruhi komponen produksi akan tetapi yang menjadi faktor pertimbangan yaitu faktor kultur tehnis, agroklimat serta tingkat kesuburan tanahnya.
Ketiga faktor tersebut kurang mendukung komponen produksi dari ketiga varietas yang ditanam.
Hasil penelitian menunjukkan respon derajat infeksi mikoriza oleh akar varietas Lokal V
1
, Gajah V
2
dan Kancil V
3
tidak menujukkan adanya perbedaan. Tabel 17. Tidak berbedanya ke tiga varietas oleh derajat infeksi mikoriza,
kemungkinan akar dari masing-masing varietas memiliki respon yang sama terhadap infeksi mikoriza yang diberikan atau sebaliknya.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Pengaruh Cara Pengolahan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah
Tabel 18. Rekapitulasi Pengaruh Cara Pengolahan Tanah Terhadap
Seluruh Parameter Pengamatan Parameter
Pengolahan tanah
T T
2
T
3
Jumlah Cabang Primer Umur 3 mst 3.315
3.103 3.262
Jumlah Cabang Primer Umur 6 mst 4.674
4.445 4.368
Jumlah Cabang Primer Umur 9 mst 5.865
6.157 6.244
Jumlah Cabang Primer Umur 12 mst 6.026
6.407 6.494
Luas Daun cm
2
Umur 3 mst 71.170b
84.224b 98.402a
Luas Daun cm
2
Umur 6 mst 424.681b
651.243a 657.183a
Luas Daun cm
2
Umur 9 mst 688.367b
966.783ab 1123.106a
Luas Daun cm
2
Umur 12 mst 395.44
352.13 436.21
Berat Kering Tanaman g Umur 3 mst 0.745b
0.829b 1.052a
Berat Kering Tanaman g Umur 6 mst 4.591
6.653 7.275
Berat Kering Tanaman g Umur 9 mst 16.722b
19.803b 22.989a
Berat Kering Tanaman g Umur 12 mst 17.231
19.141 21.026
LAB
1
g
-1
.cm
-2
,minggu Umur 6-3 mst 1285.990b
2569.151a 2348.537b
LAB
2
g
-1
.cm
-2
,minggu Umur 9-6 mst 1255.408
1324.078 2670.879
LAB
3
g
-1
.cm
-2
,minggu Umur 12-9 mst 755.439
1018.256 1420.067
LTR
1
g.tan
-1
,minggu
-1
Umur 6-3 mst 0.599b
0.696a 0.644a
LTR
2
g.tan
-1
,minggu
-1
Umur 9-6 mst 0.434
0.369 0.397
LTR
3
g.tan
-1
,minggu
-1
Umur 12-9 mst 0.113
0.069 0.079
Dominasi Gulma Umur 3 mst 61.879
63.951 60.912
Dominasi Gulma Umur 6 mst 57.311
56.392 55.091
Dominasi Gulma Umur 9 mst 37.844
38.581 37.823
Dominasi Gulma Umur 12 mst 30.314
31.051 30.293
Berat Kering Gulma g Umur 3 mst 57.445
63.434 54.832
Berat Kering Gulma g Umur 6 mst 44.632
46.089 41.506
Berat Kering Gulma g Umur 9 mst 49.462
52.076 53.645
Berat Kering Gulma g Umur 12 mst 45.757
46.128 53.663
Umur Berbunga hari 28.795a
28.017b 27.352b
Jumlah Bunga Yang Terbentuk 16.981b
22.887a 23.958a
Umur Panen hari 89.722
88.944 90.611
Jumlah Ginofor Yang Tidak Jadi Polong polong 7.722
9.167 10.778
Jumlah Polong Pertanaman polong 13.250
16.722 16.556
Jumlah Polong Berisi Pertanaman polong 11.322
14.750 15.083
Bobot Kering Polong Pertanaman g 15.228
15.245 19.883
Bobot Biji Pertanaman g 10.706
10.858 13.661
Bobot Kering 100 Polong g 122.287b
128.669ab 137.466a
Bobot 100 Biji Kering g 93.158
93.356 97.357
Derajat Infeksi Mikoriza 33.889
30.000 29.444
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh pengolahan tanah terhadap jumlah cabang primer terbanyak umur 3, 6, 9 dan 12 mst tidak memberikan hasil yang nyata
Tabel 18. Tidak berbedanya pembentukan jumlah cabang primer dugaan sementara lebih dominan dipengaruhi interaksi varietas dengan pengolahan tanah.
Pertumbuhan dan perkembangan total luas daun umur 3, 6 dan 9 mst nyata Tabel 18 lebih luas daunnya bila dilakukan pengolahan tanah sempurna T
3
yaitu 2 kali olah tanah dari pada pengolahan tanah terbatas T
1
dan tanpa pengolahan tanah T
. Bobot kering tanaman umur 3 dan 9 mst Tabel 3 terberat juga dihasilkan oleh pengolahan tanah sempurna T
2
dan nyata lebih ringan bobot kering tanamannya melalui pengolahan tanah terbatas T
1
dan tanpa dilakukannya pengolahan tanah T
. Meningkatnya luas daun tanaman melalui pengolahan tanah sempurna T
2
membuktikan dan masih sejalannya dengan peningkatan bobot kering tanaman. Pengolahan tanah sempurna merupakan pengolahan tanah yang lazim dilakukan
secara intensif yaitu dua kali dengan tujuan agar sifat tanah, susunan tanah lebih longgar. Dengan demikian tanaman mampu membentuk sistim perakaran yang lebih
dalam, leluasa dan akan mempengaruhi penyerapan unsur hara dan air. Tersedianya hara dan air di dalam tanah akan meningkatkan komponen
pertumbuhan yaitu luas daun. Jika luas daun semakin luas maka penerimaan cahaya matahari lebih tinggi diikuti dengan meningkatnya fotosintat dan berlangsung dengan
baik, sehingga dengan penimbunan hasil fotosintat menyebabkan terjadinya peningkatan bobot kering tanaman. Larson, 1964 menyatakan pengolahan tanah
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
dapat mengawetkan tanah dan air, tetapi pada kondisi tertentu dapat mengurangi ketersedian air bagi tanaman.
Hasil penelitian terhadap laju asimilasi bersih satu LAB
1
selisih umur 6-3 mst dan laju pertumbuhan tanaman satu LTR
1
selisih umur 6-3 mst nyata lebih tinggi melalui pengolahan tanah terbatas T
1
dibanding dengan tanpa pengolahan tanah T
dan disusul pengolahan tanah sempurna T
2
. Pengolahan tanah terbatas dilakukan menggunakan sekop kecil yaitu permukaan tanah top soil disedok dengan
tujuan tanpa merusak struktur dan bongkahan tanah dan hanya sebagai tempat meletakkan benih tanaman.
Melalui pengolahan tanah terbatas, air yang tersedia dalam tanah lebih banyak dan air yang tersimpan didaerah perakaran lebih terjamin untuk transportasi hara dari
dalam tanah maupun dari daun hasil fotosintat dan asimilat disertai penguapan tanah lebih kecil. Hal ini mengindasikan bahwa ketersedian air akan menjamin
pertumbuhan serta mempengaruhi seluruh komponen jaringan sel tanaman untuk perkembangannya yaitu salah satunya ditandai dengan peningkatan LAB
1
dan LTR
1
.
Hasil penelitian Girsang, 1999 menyatakan kandungan air tanah dipengaruhi oleh
perbedaan sistim pengolahan tanah yaitu kandungan air tanah lebih tinggi terdapat pada tanah tanpa diolah diikuti pengolahan tanah terbatas pada tanaman jagung.
Dominansi gulma dan bobot kering gulma Tabel 18 pada semua umur pengamatan tidak dipengaruhi oleh perlakuan pengolahan tanah. Hal ini terbukti
tidak selamanya terjadi suksesi gulma dan peningkatan populasi gulma pada tanah PMK Ultisol baik diolah maupun tanpa diolah dan dalam hal ini juga terjadi
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
persaingan tanaman utama dengan gulma, sehingga keberadaan gulma tertekan pertumbuhannya akibat perkembangan tajuk kacang tanah. Aldrich, 1984
menyatakan fluktuasi populasi gulma dilahan pertanaman sering terjadi akibat pengaruh luar seperti penerapan aspek budidaya.
Umur berbunga tercepat, jumlah bunga yang terbentuk, umur panen tercepat dan bobot kering 100 polong Tabel 18 dipengaruhi oleh sistim pengolahan tanah
sempurna T
2
dibanding tanpa olah tanah T maupun olah tanah terbatas T
1
. Umur berbunga tercepat, jumlah bunga terbentuk, umur panen tercepat dan bobot
kering 100 polong sejalan dengan luas daun terluas dan bobot kering tanaman. Jika luas daun semakin luas, maka cahaya matahari akan lebih banyak diserap
untuk fotosintesa dan hasil fotosintesa dirombak menjadi bahan organik melalui asimilasi dan hasilnya menyebabkan bobot kering tanaman semakin berat sehingga
merangsang pembungan, mendorong umur panen lebih cepat dan akhirnya menghasilkan bobot kering 100 polong lebih berat. Purnomo dkk, 2007
menyatakan jumlah polong berisi per tanaman adalah salah satu karakter tanaman kacang tanah yang dapat dijadikan kriteria seleksi. Hal ini juga tidak terlepas dari
pengaruh perakaran kacang tanah yang dapat menjangkau hara dan air yang lebih banyak akibat struktur dan bongkahan tanah telah pecah.
Tidak semua komponen produksi dapat dipengaruhi oleh perlakuan pengolahan tanah. Hal ini terbukti jumlah ginofor yang tidak jadi polong, jumlah
polong pertanaman, jumlah polong berisi pertanaman, bobot kering polong
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
pertanaman, bobot biji pertanaman dan bobot 100 biji kering tidak menunjukkan perbedaan diantara ketiga perlakuan pengolahan tanah.
Terjadi demikian dugaan sementara kemungkinan lebih dominan dipengaruhi oleh kondisi fisik tanah dan hara yang bermasalah yang kurang menguntungkan,
sebab jenis tanah yang digunakan adalah PMK Ultisol. Sama halnya dengan derajat infeksi akar oleh mikoriza tidak dipengaruhi oleh perlakuan pengolahan tanah yang
artinya diolah dan tanpa olah tanah tidak mempengaruhi derajat infeksi akar.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Pengaruh Penambahan Mikoriza Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah
Tabel 19. Rekapitulasi Pengaruh Penambahan Mikoriza Terhadap Seluruh
Parameter Pengamatan Parameter
M i k o r i z a
M t. mikoriza
M
1
5 gl.tanam
Jumlah Cabang Primer Umur 3 mst 3.108b
3.344a Jumlah Cabang Primer Umur 6 mst
4.537 4.454
Jumlah Cabang Primer Umur 9 mst 6.127
6.050 Jumlah Cabang Primer Umur 12 mst
6.399 6.219
Luas Daun cm
2
Umur 3 mst 94.084a
75.113b Luas Daun cm
2
Umur 6 mst 599.529
555.876 Luas Daun cm
2
Umur 9 mst 908.818
943.352 Luas Daun cm
2
Umur 12 mst 428.45
360.73 Berat Kering Tanaman g Umur 3 mst
0.936 0.814
Berat Kering Tanaman g Umur 6 mst 6.753
5.594 Berat Kering Tanaman g Umur 9 mst
20.808 18.868
Berat Kering Tanaman g Umur 12 mst 19.717
18.548 LAB
1
g
-1
.cm
-2
,minggu Umur 6-3 mst 2245.162
1890.623 LAB
2
g
-1
.cm
-2
,minggu Umur 9-6 mst 1949.622
1550.621 LAB
3
g
-1
.cm
-2
,minggu Umur 12-9 mst 959.622
1169.553 LTR
1
g.tan
-1
,minggu
-1
Umur 6-3 mst 0.659
0.634 LTR
2
g.tan
-1
,minggu
-1
Umur 9-6 mst 0.383
0.417 LTR
3
g.tan
-1
,minggu
-1
Umur 12-9 mst 0.088
0.086 Dominasi Gulma Umur 3 mst
60.976 63.523
Dominasi Gulma Umur 6 mst 55.480
57.049 Dominasi Gulma Umur 9 mst
37.162 39.003
Dominasi Gulma Umur 12 mst 29.632
31.473 Berat Kering Gulma g Umur 3 mst
56.691 60.450
Berat Kering Gulma g Umur 6 mst 44.501
43.651 Berat Kering Gulma g Umur 9 mst
49.006 54.450
Berat Kering Gulma g Umur 12 mst 48.833
48.200 Umur Berbunga hari
28.258 27.851
Jumlah Bunga Yang Terbentuk 21.184
21.366 Umur Panen hari
89.741 89.778
Jumlah Ginofor Yang Tidak jadi Polong polong 9.648
8.796 Jumlah Polong Pertanaman polong
15.130 15.889
Jumlah Polong Berisi Pertanaman polong 13.270
14.167 Bobot Kering polong Pertanaman g
18.023a 15.548b
Bobot Biji Pertanaman g 12.751a
10.732b Bobot Kering 100 Polong g
126.196 132.753
Bobot 100 Biji Kering g 90.074b
99.173a Derajat Infeksi Mikoriza
18.519b 43.704a
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Hasil penelitian menunjukkan pemberian mikoriza 5 g per lobang tanam M
1
dapat meningkatkan pembentukan jumlah cabang primer lebih banyak umur 3 mst Tabel 19 dan pada umur lainnya tidak dipengaruhi. Pemberian mikoriza 5 g
pertanaman pengaruhnya lebih cenderung kepada hasil biologinya saja seperti akar, batang, daun, dan cabang primer yang mengakibatkan hara yang tersedia dan terserap
oleh akar lebih banyak dimanfaatkan untuk pertumbuhan vegetatif. Hal ini terbukti umur selanjutnya tidak lagi dipengaruhi mikoriza dan dugaan
terjadinya demikian karena masih merupakan awal pertumbuhan, sehingga perkembangan pembentukan jumlah cabang primer masih berpacu.
Luas daun terluas, bobot kering tanaman, laju asimilasi bersih, laju pertumbuhan tanaman, dominansi gulma serta bobot kering gulma Tabel 19 tidak
nyata dipengaruhi mikoriza M
1
untuk semua umur tanaman. Umur berbunga, jumlah bunga yang terbentuk, umur panen, jumlah ginofor
yang tidak jadi polong, jumlah polong pertanaman, jumlah polong berisi pertanaman dan bobot kering 100 polong Tabel 19 dan justru lebih baik hasil bobot biji
pertanaman tanpa diberi mikoriza M .
Umumnya komponen pertumbuhan tanaman dan hasil produksi kacang tanah dalam penelitian ini tidak banyak dipengaruhi oleh mikoriza, tetapi sebagian kecil
masih terjadi interaksi. Ketidak berbedaan ini tidak terlepas dari pengamatan awal yaitu bahwa jumlah cabang primer umur 3 minggu saja yang terjadi perbedaan dan
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
nampaknya mikoriza yang diberikan kedalam tanah tidak mempengaruhi simbiosis dari CMA dengan akar tanaman.
Kenyataan tersebut diatas diperkuat oleh pernyataan Delvian dkk, 2006 mikoriza dapat bersimbiosis dengan akar tanaman sangat ditentukan jenis tanaman
yang menggunakan mikoriza, umur tanaman, metabolisme ekskresi tanaman melalui kandungan eksudat akar dan perkembangan akar tanaman itu sendiri disertai potensi
penyebaran mikoriza dalam tanah serta faktor lingkungan seperti ketersediaan air, matahari, struktur tanah dan adanya zat penghambat logam berat pada media.
Hanya bobot 100 biji kering Tabel 19 yang dipengaruhi oleh pemberian mikoriza 5 g perlobang tanaman. Hasil bobot 100 biji kering inipun faktor kebetulan
saja, sebab parameter ini merupakan bagian dari parameter produksi lainnya. Hasil penelitian perlakuan mikoriza menunjukkan bahwa derajat infeksi
mikorhiza nyata pengaruhnya dalam tanah setelah diberikan 5 g perlobang tanaman. Derajat infeksi mikoriza menandakan bahwa mikoriza bekerja di dalam tanah tetapi
kurang bersimbiosa dengan akar tanaman, sehingga kurang mempengaruhi komponen pertumbuhan dan produksi tanaman. Selanjutnya Fitriatin, 2003 mengatakan
tanaman yang diinokulasi CMA lebih tinggi persentase infeksi akarnya dibandingkan dengan yang tidak diinokulasi CMA.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Interaksi Perlakuan Beberapa Varietas degan Cara Pengolahan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tabel 20. Rekapitulasi Pengaruh Interaksi antara Beberapa Varietas dengan
Cara Pengolahan Tanah Terhadap Parameter Jumlah Cabang Primer
Parameter V
1
T V
1
T
1
V
1
T
2
V
2
T V
2
T
1
V
2
T
2
V
3
T V
3
T
1
V
3
T
2
J. C. Primer Umur 3 mst
3.265a 2.700b 3.239a 3.402a 3.170a
3.387a 3.277a
3.437a 3.158a
J. C. Primer Umur 9 mst
5.610cd 6.998a
6.778ab 6.612abc
6.278abcd 5.832bcd 5.374d 5.195d
6.121abcd
Penggunaan varietas gajah dan pengolahan tanah sempurna V
2
T
2
umur 3 mst dan varietas lokal dan pengolahan tanah terbatas V
1
T
1
umur 9 mst Tabel 20 nyata dapat meningkatkan pembentukan jumlah cabang primer. Varietas lokal dan
gajah merupakan varietas yang sudah lama beradaptasi di Sumatera Utara dan dapat menyesuaikan terhadap agroklimat yang kurang menguntungkan yaitu pada tanah
Ultisol PMK. Pengolahan tanah merupakan suatu tindakan memperbaiki tanah agar dapat menjadi media yang lebih baik bagi pertumbuhan akar tanaman. Selanjutnya
Suryono, 2005 dalam Mulyadi dkk, 2007 mengemukakan pengolahan tanah yang tepat dapat memperbaiki struktur dan aerasi tanah sehingga ketersedian hara dan air
lebih serasi. Tanah Ultisol PMK bila tidak dilakukan pengolahan tanah, maka tanah
tersebut akan semakin keras dan padat tetapi dengan perlakuan pengolahan tanah terbatas air lebih banyak tersimpan dalam daerah perakaran, sedangkan pengolahan
tanah sempurna justru sebaliknya air banyak yang hilang melalui penguapan. Kedua model pengolahan tanah ini dengan menggunakan varietas lokal dan gajah hanya
dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif yaitu jumlah cabang primer.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Hakim dkk, 1986 menambahkan tanah yang diolah terbatas maupun tanpa olah tanah air banyak tersimpan, infiltrasi meningkat dan penguapan menurun.
Interaksi Perlakuan Cara Pengolahan Tanah dengan Penambahan Mikoriza Terhadap Pertumbuhan dan Produksi.
Tabel 21. Rekapitulasi Pengaruh Interaksi antara Cara Pengolahan Tanah dengan
Penambahan Mikoriza Terhadap Parameter Berat Kering Tanaman dan LAB
2
Parameter T
M T
M
1
T
1
M T
1
M
1
T
2
M T
2
M
1
Berat Kering Tanaman Umur 6 mst 5.200bc
3.983c 6.442b
6.866b 8.618a
5.934b LTR
2
g.tan
2
.minggu
-1
Umur 9-6 mst 0.416ab
0.453a 0.409ab
0.327b 0.3248b
0.470a
Hasil Penelitian menunjukkan pengaruh pengolahan tanah sempurna dan tanpa pemberian mikoriza T
2
M nyata dapat meningkatkan bobot kering tanaman
umur 6 mst Tabel 21. Jika dilihat dari pengamatan derajat infeksi akar bahwa mikoriza yang diberikan kedalam tanah mampu bekerja memperbanyak diri, tetapi
kurang bersimbiosa dengan akar tanaman, meskipun telah dilakukan pengolahan tanah sempurna untuk mempermudah kemampuan akar mengambil air dan hara.
Pengaruh pengolahan tanah sempurna dan pemberian mikoriza 5 g perlobang tanam T
2
M
1
umur 9 mst Tabel 21 nyata dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman. Melalui pengolahan tanah sempurna akan membantu daya jelajah
perakaran dan kemungkinan mikoriza yang diberikan mampu menginfeksi dan bersimbiosis dengan akar sehingga dapat meningkatkan penyerapan hara yang
akhirnya dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman. Dengan meningkatnya penyerapan P tentunnya akan diikuti oleh penyerapan unsur-unsur lain. Ini dapat
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
dipahami karena P akan membentuk ATP Adenosin Triphospat yang sangat
berguna untuk penyerapan hara mineral. Sastra Hidayat, 1999 mengemukakan
dengan meningkatnya penyerapan hara tanaman akan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Pemberian mikoriza 5 g perlobang tanaman dapat meningkatkan serapan hara P yang tinggi Tabel 17. Asosiasi tanaman kacang tanah dengan mikoriza nyata
dapat meningkatkan kandungan P dalam jaringan tanaman yang diberi mikoriza yaitu rata-rata 0.25, 0.26 dan 0.28 dan sedangkan tanaman yang tidak bermikoriza
rata-rata kadar P dalam jaringan tanaman 0.22, 0.23 dan 0.25. Meskipun tidak ada pengaruhnya terhadap seluruh komponen pertumbuhan dan produksi kacang
tanah, namun dalam penelitian ini derajat infeksi akar masih sejalan dengan parameter serapan P tanaman secara destruktif dan umumnya tiap pemberian
mikoriza masih lebih tinggi hasilnya. Penelitian Haryantini dan Mudji Santoso,
2001 memperoleh hubungan antara infeksi mikoriza dan serapan P yang sejalan, dimana makin tinggi derajat infeksi mikoriza maka semakin tinggi serapan P pada
tanaman. Selanjutnya hasil penelitian Fitriatin, 2003 mengatakan bahwa tanaman yang diinokulasi CMA lebih tinggi persentase infeksi akarnya dibandingkan dengan
yang tidak diinokulasi CMA Dengan meningkatnya derajat infeksi akar akan mempengaruhi penyerapan
unsur hara. Peningkatan penyerapan unsur hara oleh akar yang disebabkan pemberian CMA ini mampu meningkatkan serapan P tanaman dengan adanya hifa
eksternal sehingga luas serapan hara meningkat Sastrahidayat , 1999
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan