I. PENDAHULUAN Latar Belakang
Masyarakat Indonesia
banyak menggunakan kacang tanah sebagai bahan
pangan dan industri, sebab biji kacang tanah banyak mengandung lemak dan protein Adisarwanto, 2001. Kacang tanah merupakan salah satu komoditas
palawija yang sangat penting untuk dikembangkan Zuraida dan Qomariah, 2007 dan tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi Azzahru dan Koesrini, 2007
serta mempunyai peranan besar dalam mencukupi kebutuhan bahan pangan jenis kacang-kacangan. Kacang tanah memiliki kandungan protein 25-30, lemak 40-
50, karbohidrat 12 serta vitamin B
1
dan menempatkan kacang tanah dalam hal pemenuhan gizi setelah tanaman kedelai. Manfaat kacang tanah pada bidang
industri antara lain sebagai pembuatan margarin, sabun, minyak goreng dan lain sebagainya Suwardjono, 2003.
Produksi kacang tanah secara nasional masih tergolong rendah yaitu sekitar 0.8-0.9 tonha Sumarno, 1987 dalam Suwardjono, 2003, sedangkan
tingkat produktivitas hasil yang dicapai baru setengah dari hasil riil dibandingkan dengan negara USA, Cina, Argentina yang sudah mencapai produksi lebih dari
2.0 tonha Kasno, 2005. Untuk menutupi kekurangan produksi sebanyak 0.9-1.0 juta ton, pada tahun 1999 Indonesia masih mengimport kacang tanah sekitar 150
ribu ton dari Vietnam 57.63, India 7.45, RRC 28.22 dan Thailand 1.48 Jatmiko dkk., 2007.
Produksi kacang tanah di Indonesia selama periode 2000-2003 mencapai 1.05 lebih tinggi dibanding periode 1998-1999, namun masih rendah bila
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
dibandingkan periode sebelum krisis ekonomi 1993-1997 yang mencapai 1.57. Kondisi ini menyebabkan jumlah import kacang tanah dari tahun ke tahun
terus meningkat, bahkan pada tahun 2003 mencapai 800.000 ton Saleh dkk, 2007. Permintaan produksi kacang tanah secara nasional dari tahun ke tahun
terus meningkat, namun permintaan tersebut belum dapat terpenuhi sampai saat ini Rukmana, 1998.
Setidiredja dalam
Suwardjono, 2003 menyatakan rendahnya produksi kacang tanah sehingga permintaan tidak dapat terpenuhi disebabkan oleh faktor
teknis pengolahan tanah yang kurang dalam 20 cm, tanah yang padat akibat rendahnya bahan organik, kurang tersedianya hara P karena terfiksasi dan periode
kekeringan yang cukup lama. Selanjutnya Somaatmadja 1991 mengemukakan agar tanaman kacang tanah dapat tumbuh secara optimal, tanah harus gembur dan
berdrainase, lapisan olah tanah mencapai kedalaman 25 – 35 cm. Lapisan olah tanah yang kurang dalam mengakibatkan akar tidak berkembang, sehingga
pertumbuhan tanaman terhambat dan hasil polongnya sedikit. Selain faktor tersebut menurut Sumarno 1996 adanya masalah sosial yang dihadapi yaitu
penanaman varietas lokal secara terus menerus akibat keterbatasan modal disertai tidak adanya program bantuan dan bimbingan teknis yang ditangani oleh
Pemerintah. Selanjutnya Somaatdja 1991 Peluang peningkatan produksi kacang tanah
dalam negeri masih terbuka lebar, baik melalui peningkatan produktivitas maupun perluasan areal Arsana, 2007, sehingga pengembangan kacang tanah merupakan
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
salah satu usaha untuk mencukupi pangan, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani Zuraida dan Qomariah, 2007.
Tanpa olah tanah TOT mulai banyak diterapkan petani di sentra produksi palawija Jawa Tengah dan Jawa Timur setelah panen padi, petani memanfaatkan
lahan dengan menanam berbagai palawija. Tanpa olah tanah diawali dengan aplikasi herbisida berbahan aktif glifosat untuk mematikan gulma
Tjokrowardojo, 2001 dalam Mulyadi dkk., 2007. Umumnya kacang tanah menghendaki pengolahan tanah sempurna agar
perkembangan akar dan pertumbuhan berlangsung dengan baik, sehingga ginofor mudah masuk ke dalam tanah membentuk polong dan mempermudah pemungutan
hasil, tanpa banyak yang hilang atau tertinggal di dalam tanah Saone dan Pedgin, 1975 dalam Sutarto 1986., Arsana, 2007 dan pengolahan tanah dimaksudkan
untuk menciptakan ruang tumbuh bagi tanaman, sehingga akan menopang pertumbuhan dan perkembangan di atasnya.
Selain itu
Hakim dkk 1986 berpendapat pengolahan tanah secara terus menerus juga dapat menyebabkan kerusakan struktur tanah sehingga perlu
diupayakan agar tanah tidak terlalu sering diolah atau cukup dengan pengolahan tanah minimum.
Tanah PMK Podsolik Merah Kuning atau Ultisol merupakan tanah terluas di Indonesia sekitar 47.5 juta hektar dan perkembangan saat ini
kebanyakan tanah tersebut digunakan untuk peruntukan tanaman pangan dan tanaman perkebunan Firmansyah, 2007.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Tanah Ultisol luasnya mencapai 30 dari luas daratan Indonesia Wahyudi dan Adrianton, 2005. Hidayat dan Mulyani 2002 mengatakan tanah
Ultisol mempunyai tingkat kemasaman tanah yang tinggi, kandungan hara makro dan mikro rendah sehingga kondisi ini juga mempengaruhi perkembangan
morfologi dan proses fisiologi tanaman yang menyebabkan rendahnya hasil. Salah satu alternatif untuk mengatasi kekurangan unsur hara terutama
fosfat dalam tanah adalah dengan penggunaan Cendawan Mikoriza Arbuskular CMA. Cendawan mikoriza arbuskula adalah salah satu jasad renik tanah dari
kelompok jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman. Jamur ini mempunyai sejumlah pengaruh yang menguntungkan bagi tanaman yang bersimbiosis
dengannya. Beberapa peneliti mengemukakan pengaruh yang menguntungkan dari CMA antara lain adalah kemampuannya yang tinggi dalam meningkatkan
penyerapan hara terutama fosfor. Bolan 1991 menyatakan peningkatan serapan P juga disebabkan oleh
makin meluasnya daerah penyerapan dan kemampuan untuk mengeluarkan enzim yang dapat merubah fosfor, yang tidak tersedia menjadi bentuk yang dapat diserap
akar tanaman. Selain itu CMA dapat meningkatkan hasil tanaman pada tanah mineral masam tropika Widada dan Kabirun 1977. Peningkatan hasil juga
dilaporkan pada berbagai jenis tanaman antara lain jagung 93,0, kedelai 56,2, padi gogo 25,0 kacang tanah 23,8 , cabai 22,0 dan bawang
merah 62,0 Lebih lanjut Delvian dkk, 2006 menyatakan tanah masam erat
hubungannya dengan ketersediaan hara fosfat. Banyaknya kandungan Fe, Al, dan
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
Mg yang mengikat fosfat dalam bentuk hidroksil dan harus dipisahkan sebelum unsur ini dapat dimanfaatkan tanaman secara langsung.
Tanaman yang diberi perlakuan mikoriza pertumbuhannya lebih baik dari pada tanaman tanpa mikoriza. Menurut hasil penelitian Haryantini dan Santoso,
2001 perlakuan CMA jenis Gigaspora margarita memberikan pengaruh nyata terhadap komponen pertumbuhan cabai merah yaitu luas daun, berat kering tajuk
dan persentase fruitset, karena mikoriza secara efektif dapat meningkatkan serapan unsur hara P. Sejalan dengan hasil penelitian Kabirun, 2002 inokulasi
CMA dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produksi padi gogo yang di tanam pada tanah Entisol. Selanjutnya menurut Baon 2004 inokulasi CMA
menghasilkan respon tanaman yang positif terhadap lingkar batang, tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun tanaman kakao. Lebih lanjut Umar, 2003
juga melaporkan media yang diberi mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi semai, berat kering total, top- root ratio, dan serapan P semai tanaman
Eboni di persemaian. Rendahnya produksi kacang tanah di tingkat petani salah satunya
disebabkan oleh jumlah ginofor yang tidak jadi polong buah dan banyaknya jumlah pembentukan polong yang tidak berisi polong hampa di dalam tanah,
sehingga mempengaruhi produksi secara Nasional. Hal ini dimungkinkan ada kaitannya dengan, pemupukan dan pengolahan tanah yang sesuai untuk
pertumbuhan kacang tanah. Peningkatan produksi kacang tanah tidak terbatas hanya pada pengolahan
tanah dan pemupukan saja tetapi juga dengan menggunakan varietas yang sesuai
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
pada tanah Ultisol, karena varietas kacang tanah ada yang tidak sesuai pada daerah tertentu yang kondisi tanahnya kurang subur. Selain itu Manshuri, 2007
mengatakan penggunaan varietas merupakan alternatif bagi peningkatan produksi. Melihat kondisi rendahnya produksi kacang tanah ditingkat petani maupun
secara Nasional, maka masih sangat diperlukan kajian ulang penelitian yaitu beberapa varietas kacang tanah yang digunakan dengan modifikasi
pemupukannya melalui penambahan pupuk hayati berupa pemanfaatan kerjasama antara akar tanaman dengan mikroorganisme tanah yang saling menguntungkan
dan cara pengolahan tanah yang sesuai pada tanah Ultisol guna meningkatkan pertumbuhan dan produksi kacang tanah.
Perumusan Masalah
Produksi kacang tanah yang dihasilkan oleh para petani masih sangat rendah dan dampaknya kepada kebutuhan produksi secara Nasional tidak tercapai
sehingga permintaan dalam dan luar negeri juga belum dapat terpenuhi. Rendahnya produksi kacang tanah di tingkat petani disebabkan oleh
penggunaan varietas lokal secara terus menerus. Selain itu petani juga memanfaatkan tanah Ultisol PMK untuk pertanaman kacang tanah yang
aibatnya produksi tidak dapat maksimal. Secara tehnis kondisi media tumbuh yang diharapkan kacang tanah erat
hubungannya dengan sistim olah tanah, jenis tanahnya, ketersediaan hara dan jenis varietas yang digunakan. Pada tanah Ultisol PMK yang utama yaitu hara
fosfat terfiksasi sehingga kurang tersedia untuk diserap tanaman, maka salah satu
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
untuk mengatasinya diperlukan pemberian dan atau penambahan pupuk hayati mikoriza
Penampilan pertumbuhan tiap jenis varietas kacang tanah berbeda tanggap responnya akibat adanya faktor genetik yang mengendalikan dan sifat-sifat
agronomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pada akhirnya akan menentukan pembentukan polong di dalam tanah.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan mikoriza untuk dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi pada beberapa varietas kacang tanah.
2. Dengan berbagai cara olah tanah diperoleh pengetahuan cara olah tanah yang terbaik untuk dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi pada beberapa
varietas kacang tanah. 3. Untuk memperoleh varietas yang terbaik pada tanah Ultisol di Sumatera Utara.
4. Untuk mengetahui pengaruh kombinasi penambahan mikoriza dan cara olah tanah yang terbaik dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi pada
beberapa varietas kacang tanah.
Hipotesis Penelitian
1. Penambahan mikoriza pada tanah Ultisol yang berbeda dapat mempengaruhi pertumbuhan dan meningkatkan produksi beberapa varietas kacang tanah
2. Cara pengolahan tanah dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kacang tanah di tanah Ultisol.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
3. Penambahan mikoriza dan pengolahan tanah yang berbeda dapat saling berinteraksi untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi beberapa varietas
kacang tanah pada tanah Ultisol.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna sebagai tambahan informasi sejauh mana respon beberapa varietas kacang tanah yang digunakan dan penambahan mikoriza dengan
cara olah tanah yang sesuai pada tanah Ultisol di Sumatera Utara. Untuk memperluas wawasan ilmu pengentahuan penulis maupun kalangan peneliti
lainnya yang berhubungan dengan tanaman kacang tanah. Sebagai bahan penulisan tesis dan merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh Magister Sains di Sekolah Pasca Sarjana USU Medan. Hasil penelitian ini diharapkan petani mendapatkan informasi tentang
peningkatan produksi kacang tanah dengan cara olah tanah yang sesuai pada tanah Ultisol dengan penambahan mikoriza sebagai pupuk hayati pada beberapa varietas
kacang tanah.
M.Azis Cibro : Respon Beberapa Varietas Kacang Arachis hypogaea L. Tanah Terhadap Pemakaian Mikoriza Pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah, 2008
USU Repository © 2008
II. TINJAUAN PUSTAKA Kacang Tanah