Risik o k e k a m bu h a n pe n y a k it gin j a l

© 2003 Digit ized by USU digit al library 2 4. Pe n y a k it h a t i Sem ua kandidat TG harus diskrining hepat it is viral, karena pasien dengan HBsAg posit if m em puny ai risik o k egagalan hat i dan k em at ian y ang lebih besar set elah TG y ang diduga k arena pem ak aian dosis t inggi azat hioprine. Karena it u pasien dengan HBsAg posit if t idak dianj urkan m enerim a TG. Pasien dengan peningk at an enzim y ang belum t erbuk t i hepat it is ak t if dianj urkan unt uk dibiopsi. Dem ik ian j uga pada pasien dengan k adar enzim norm al k arena enzim hat i buk anlah m arker y ang baik unt uk ak t iv it as peny ak it pada pasien GGT. Pasien hepat it is B dan pasien hepat it is k ronik ak t if sedang sam pai berat hasil biopsi m em puny ai risik o progresi peny ak it set elah TG, k arena it u pada beberapa pasien lebih baik t et ap didialisis. Pasien t anpa peny ak it hat i dengan HBsAg negat if harus div ak sinasi hepat it is B 1 . Seroposit if v irus hepat it is C HCV m erupak an k ont ra indik asi absolut sebagai donor k arena resik o serok onv ersi post TG dari ginj al dengan HCV posit if ham pir 100 pada pem erik saan laborat orium dan pada lebih dari 50 resipien t im bul m anifest asi k linis hepat it is. Disat u sisi resipien dengan HCV posit if dapat m engam bil keunt ungan dengan m em persingkat w akt u t unggu. Resipien ini harus diberi inform asi yang j elas akan kem ungkinan t ransm isi bent uk HCV yang lebih virulen. Dem ikian j uga pada resipien dengan HCV negat if yang kem ungkinan hidupny a sudah t erbat as k arena fak t or um ur dan k ondisi m edis dapat m em pert im bangk an pem ak aian donor dengan HCV posit if 6 .

5. Risik o k e k a m bu h a n pe n y a k it gin j a l

Kem ungkinan kam buhnya penyakit ginj al yang dapat m enyebabkan k egagalan graft t idak harus m em bat alk an TG. Glom erulonefrit is dapat k am buh pada graft . Walaupun angk a rek uren hist opat ologisny a t inggi 5 - 80 t et api t idak harus m enyebabkan kegagalan graft dan bukan m erupakan kont ra indikasi unt uk TG. Pada k eadaan im unoglobulin A nefropat i y ang biasany a t erdiagnosis dengan biopsi dan m em punyai m anifest asi klinis m inim al, dianj urkan unt uk m enunggu dengan dialisis m inim al 6- 12 bulan set elah purpura t erbent uk sebelum TG dilak uk an. Pada ant i glom erular basem ent m em brane nephrit is dianj urkan m enunda TG 6- 12 bulan bebas ant ibodi. Diabet es biasany a k am buh pada graft t api progresiny a lam bat dan diabet es j arang m eny ebabk an k egagalan graft . Oxalosis prim er m erupak an k ont ra indik asi TG k arena cepat k am buh pada graft , t api saat ini dapat dit erapi dengan ort ofosfat . Pasien dengan oxalat oest eody st rophy m em punyai prognosis j elek dan lebih baik t idak dit ransplant asi 7 . 6. Pe n ya k it k a r diov a sk u la r Harus dilakukan skrining penyakit j ant ung iskem i sebelum TG karena t ingginya m orbidit as dan m ort alit as penyakit ini set elah TG 5 . Pasien yang sudah m em berikan gej ala harus dilak uk an angiografi k oroner sebelum TG dan pada pasien yang t anpa gej ala dilakukan t est yang non invasif dim ana j ika posit if dilakukan angiografi. Pasien dengan riw ay at peny ak it j ant ung sebelum ny a, diabet es usia 40- 45 t ahun , pasien dengan fakt or risiko m ult ipel m erokok, hipert ensi, hiperkolest erolem ia, ada riw ay at k eluarga dengan peny ak it j ant ung pada usia m uda m em punyai risiko t inggi. Dit em ukan j uga peningkat an risiko st roke set elah TG, karena it u pasien dengan riw ayat penyakit vaskular ot ak harus dievaluasi t elit i dan harus bebas gej ala m inim al 6 bulan sebelum TG 1 . 7. Ev a lu a si psik ososia l Penderit a subst ance abuse harus dit erapi dulu dan harus ada periode abst inensia sebelum TG. Ket idak pat uhan t erhadap im unosupresi m erupak an peny ebab ut am a k egagalan graft 1 . © 2003 Digit ized by USU digit al library 3 8. Ev a lu a si ga st r oin t e st in a l Pasien dengan ulk us pept ik ak t if harus diberi acid reducing sebelum TG unt uk m enghindark an perdarahan post operasi ak ibat pem berian st eroid. Pasien dengan ulk us pept ik non ak t if diberi H2 ant agonis selam a proses TG. Baik j uga dilak uk an barium enem a at au k olonoskopi pada pasien usia 40 t ahun 5 . 9. Ev a lu a si u r ologis Tuj uan skrining urologis adalah unt uk m engopt im alkan kondisi saluran kem ih bagian baw ah dan m enj am in saluran k em ih bebas t um or sehingga aliran urin adekw at 6 . Beberapa penulis m enganj urkan pem erik saan v oiding cyct ouret hrogram , cyst oscopy , ret rograde py elography dan urodinam ik pada sem ua k andidat . Evaluasi urologis yang ekst ensif hanya dibut uhkan pada pasien yang m em iliki riw ayat peny ak it urologis at au j ik a dit em uk an k elainan pada pem erik saan dasar. Pasien t anpa riw ay at k elainan urologis dievaluasi dengan anam nesis, pem erik saan fisik , urinalisis dan kult ur urin dim ana j ika hasil t est ini norm al m aka t idak dilakukan pem eriksaan lebih lanj ut 8, 9 . Bila bladder t idak adekw at , pem buat an div ersi suprav esikal sebelum TG dapat m em beri drainase yang m em uaskan. Diversi urin kont inen dan rekonst ruksi vesika m erupakan alt ernat if unt uk conduit diversion. Ent erocyst oplast y dan sfingt er urine art ifisial dapat dipak ai unt uk com plience v esik a. Bila rek onst ruk si at au div ersi t idak dapat dibuat , dipik irkan cut aneous uret erost om y 9 .

10. Blood a n d t issu e t y pin g