Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
memiliki hubungan perdagangan dengan suatu perusahaan, karyawan, manajer dan lain-lain Tjager et al,2003
Sumber : FCGI, 2002
Gambar 2.1 Struktur Umum Suatu Perusahaan Berbentuk PT.di Indonesia
Pembahasan mengenai board of structure ini sangat penting karena hal ini akan memperlihatkan bagaimana seluruh peran dan fungsi dalam organisasi saling
berhubungan dan bekerja serta bagaimana berbagai kepentingan dari para stakeholders terlindungi.
1. Single Board System dan Two Board System
Model board structure perusahaan-perusahaan di Inggris dan Amerika serta negara-negara lain yang dipengaruhi langsung oleh model Anglo-Saxon, pada
umumnya berbasis single-board system dimana keanggotaan dewan komisaris dan dewan direksi tidak dipisahkan. Dalam model ini anggota dewan komisaris juga
merangkap anggota dewan direksi dan kedua dewan ini ditunjuk sebagai board of directors. Hunger dan Wheelen, 2003
Rapat Umum Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Dewan Direksi
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
2. Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Dewan Direksi
Saat ini Indonesia telah memiliki Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas dan pedoman Good Corporate Governance yang disusun
oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance yang mengatur tentang pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi Tjager et al. 2003. Dalam
pedoman tersebut disebutkan antara lain bahwa hak pemegang saham harus dilindungi, dan pemegang saham yang memiliki kepentingan di dalam perusahaan
harus menyadari tanggung jawabnya saat ia menggunakan pengaruhnya atas manajemen. Regar 2001 menyatakan bahwa sebagai perorangan setiap pemegang
saham mempunyai hak-hak tertentu yang dijamin oleh Undang-Undang dan keputusannya sebagai perorangan tidak mempunyai arti terhadap perseroan dan
besarnya hak masing-masing pemegang saham ditentukan oleh jumlah saham yang dimilikinya. Oleh sebab itu maka pemegang saham mayoritas yang memiliki jumlah
saham yang besar mempunyai hak dan suara yang paling menentukan dalam mengambil keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS atau General
Meeting of the Shareholders GMOS.
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Sumber : Regar, 2001
Gambar 2.2 Tiga Organ Perusahaan
Para pemegang saham atau investor turut serta dalam keuntungan perusahaan tanpa harus bertanggung jawab atas operasional perusahaan. Dalam RUPS para
pemegang saham akan mengangkat suatu dewan yakni dewan komisaris yang memiliki kewajiban hukum untuk mewakili dan melindungi pemegang saham,
melalui RUPS ini pula kinerja Dewan Komisaris dinilai.
2.1.3. Prinsip-Prinsip Dasar Good Corporate Governance
Dalam rangka tumbuhnya kesadaran akan arti penting corporate governance, maka dikembangkan prinsip-prinsip dasar corporate governance. Terdapat beberapa
prinsip-prinsip dasar corporate governance, yang dikembangkan oleh: OEDC Organization of Economic Corporation and Development, MENEG BUMN, FCGI
RUPS
Direksi Dewan
Komisaris
Mengurus perseroan, bertanggung jawab penuh
Mengawasi, memberi nasehat, bukan mengurus,
tidak dapat diminta pertanggung jawaban
Pemilik, penguasa tertinggi, memberi keputusan
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Forum For Corporate Governance In Indonesia, BPKP Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan.
Prinsip-prinsip dasar tersebut diharapakan menjadi titik rujukan bagi para regulator pemerintah dalam membangun frame work bagi penerapan corporate
governance.Bagi pelaku usaha dan pasar modal prinsip-prinsip tersebut dapat dijadikan guidance atau pedoman dalam menerapkan best practices bagi peningkatan
nilai valuation dan sustainability perusahaan
Sumber : Tjager et.al. 3
Gambar 2.3 Prinsip-Prinsip Dasar Good Corporate Governance 1
KewajaranKeadilan Fairness
Prinsip ‘Keadilan atau Kewajaran’ ini dapat diartikan sebagai upaya dan tindakan yang tidak membeda-bedakan semua pihak yang berkepentingan
stakeholders terhadap organisasi atau perusahaan terkait. Dengan konsep korporasi, maka terdapat pemisahan antara pemegang saham atau pemilik dan manajemen yang
bertindak sebagai pengelola perusahaan dalam Agency Theory, pihak pertama disebut Principal, sedang pihak kedua disebut Agent. Manajemen bertugas untuk
GCG
Fairness Transparency
Accountability Responsibility
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
mengelola perusahaan guna meningkatkan kesejahteraan para pemilik perusahaan. Namun sejalan dengan sifat-sifat manusia, manajemen mungkin saja bertindak kearah
yang lebih mengutamakan kepentingannya dibandingkan dengan kepentingan para pemegang saham. Selanjutnya dengan berkembangnya pasar modal di dunia,
akhirnya muncul para pemegang saham yang hanya memiliki sejumlah kecil saham di dalam perusahaan disebut pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing
yang secara otomatis memiliki akses dan kekuatan yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok mayoritas. Prinsip fairness ini harus menjamin adanya perlakuan
yang setara adil terhadap semua pihak terkait, terutama para pemegang saham minoritas maupun asing.
Untuk dapat terlaksananya prinsip ini diperlukan ketersediaan peraturan yang melindungi kepentingan para pemegang saham minoritas maupun asing, membuat
pedoman perilaku perusahaan dan atau kebijakan-kebijakan yang melindungi korporasi terhadap perlakuan buruk orang dalam Tjager dkk. 2003. Penetapan
tanggung jawab dewan komisaris, direksi, kehadiran komisaris independen, dan komite audit, serta penyajian informasi terutama laporan keuangan dalam
pengungkapan penuh merupakan perwujudan dari prinsip keadilankewajaran ini.
2 Transparansi
Transparency
Keputusan Menteri Negara BUMN tahun 2002 mengartikan transparansi sebagai keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan
keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
perusahaan. Jadi dalam prinsip ini, para pemegang saham haruslah diberi kesempatan untuk berperan dalam pengambilan keputusan atas perubahan-perubahan mendasar
dalam perusahaan dan dapat memperoleh informasi yang benar, akurat, dan tepat waktu mengenai perusahaan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa prinsip ini
tidak menghendaki berbagai pihak yang berkepentingan menjadi tersesatkan atau tidak akan membuat kesimpulan atau keputusan yang salah mengenai perusahaan.
Dalam praktik, perusahaan seharusnya berkewajiban mengungkapkan berbagai transaksi penting yang berkaitan dengan perusahaan, seperti kontrak kerja
yang bernilai tinggi dengan perusahaan lain, resiko-resiko yang dihadapi dan rencanakebijakan perusahaan yang akan dijalankan. Selain itu, perusahaan
seharusnya juga berkepentingan untuk menyampaikan kepada semua pihak terkait informasi mengenai struktur kepemilikan perusahaan serta perubahan-perubahan
yang terjadi. Para pemain pasar modal tentu akan bereaksi secara negative bila mereka menilai bahwa tingkat transparansi ini rendah dan begitu pula sebaliknya.
Oleh sebab itu konsep good corporate governance harus menjamin pengungkapan yang cukup, akurat dan tepat waktu terhadap seluruh kejadian penting yang
berhubungan dengan perusahaan termasuk di dalamnya mengenai kondisi keuangan, kinerja, struktur kepemilikan dan pengaturan perusahaan.
3 Akuntabilitas
Accountability
Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
efektif. OECD menyatakan bahwa prinsip ini berhubungan dengan tersedianya system yang mengendalikan hubungan antara organ-organ yang ada dalam
perusahaan. Selanjutnya prinsip akuntabilitas ini dapat diterapkan dengan mendorong agar seluruh organ perusahaan menyadari tanggung jawab, wewenang, hak dan
kewajiban mereka masing-masing. Corporate governance harus menjamin perlindungan kepada pemegang saham khususnya pemegang saham minoritas dan
asing serta pembatasan kekuasaan yang jelas di jajaran direksi. Realisasi dari prinsip ini dapat berupa pendirian dan pengembangan komite
audit yang dapat mendukung terlaksananya fungsi pengawasan dewan komisaris, juga perumusan yang jelas terhadap fungsi audit internal. Khusus untuk bidang
akuntansi, penyiapan laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku serta diterbitkan tepat waktu juga jelas merupakan perwujudan dari prinsip
akuntabilitas ini.
4 Pertanggungjawaban
Responsibility
OECD menyatakan bahwa prinsip tanggung jawab ini menekankan pada adanya system yang jelas untuk mengatur mekanisme pertanggungjawaban
perusahaan kepada shareholder dan stakeholder. Hal ini dimaksudkan agar tujuan yang hendak dicapai dalam good corporate governance dapat direalisasikan, yaitu
untuk mengakomodasikan kepentingan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan perusahaan seperti masyarakat, pemerintah, asosiasi bisnis, dan sebagainya.
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Prinsip tanggung jawab ini juga berhubungan dengan kewajiban perusahaan untuk mematuhi semua peraturan hukum yang berlaku, termasuk juga prinsip-prinsip
yang mengatur tentang penyusunan dan penyampaian laporan keuangan perusahaan. Setiap peraturan dan ketentuan hukum yang berlaku tentu akan diikuti dengan sanksi
yang jelas dan tegas. Selain itu juga harus diingat bahwa ketentuan yang dibuat tentu antara lain bertujuan agar kepentingan pihak tertentu terutama masyarakat tidak
dirugikan. Oleh karena itu kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku akan dapat menghindarkan perusahaan dari sanksi hukum sebagaimana diatur dalam peraturan
terkait, dan juga sanksi moral dari masyarakat. Keempat prinsip sebagaimana diuraikan diatas, kemudian dijabarkan kedalam
lima aspek utama yang terdiri dari: 1 Hak-hak pemegang saham; 2 Perlakuan yang merata sama terhadap pemegang saham; 3 Peranan pemegang saham yang harus
diakui; 4 Pengungkapan yang akurat dan tepat waktu; dan 5 Tanggung jawab dewan. Secara keseluruhan terdapat berbagai pihak yang terkait dalam pelaksanaan
good corporate governance yang terdiri dari pemegang saham, investor, karyawan, dan manajer, pemasok dan rekanan bisnisnya, masyarakat setempat, pemerintah,
institusi bisnis, media, akademisi, dan pesaingnya. Masing-masing pihak ini memainkan peran-peran tertentu dalam aplikasi good corporate governance. Dalam
hal ini perusahaan harus mampu mengakomodasikan kepentingan para pihak stakeholder tersebut. Dengan two tier system yang dianut oleh sistem korporasi di
Indonesia, maka peranan para pemegang saham akan dilaksanakan oleh dewan komisaris yang menjalankan fungsi pengendalian.
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
2.1.4. Corporate Governance di Indonesia
Ditinjau dari segi hukum Indonesia mengenai corporate governance, kita mengacu pada Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang
tentang BUMN dan Undang-Undang Pasar Modal. Undang-Undang RI nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas UUPT merupakan kerangka paling penting
bagi perundang-undangan yang ada mengenai Corporate Governance di Indonesia. Berdasarkan hasil survey bank dunia tahun 2007, dari total 175 negara yang di
survey, Indonesia berada pada urutan 135, turun 4 peringkat dibandingkan tahun lalu. Peringkat penerapan good corporate governance di Indonesia pun berada pada
peringkat terendah dibanding Jepang, Taiwan, Korea, Thailand dan Malaysia. www.inilah.com, 2008
Beberapa Tonggak Penting
Reformasi corporate governance dipandang menentukan bagi keberhasilan berbagai upaya perbaikan dan berpengaruh terhadap kelanjutan bantuan keuangan
dari badan-badan donor internasional seperti World Bank, International Monetary Fund IMF, dan Asia Development Bank ADB.
Dan dilihat dari kebutuhan dunia usaha akan kepercayaan investor yang menuntut adanya corporate governance berdasarkan prinsip-prinsip dan praktik-
praktik yang diterima secara internasional international best practices maka terbentuknya Komite Nasional mengenai kebijakan corporate governance National
Committee on Corporate Governance NCCG di bulan Agustus tahun 1999
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
merupakan suatu tonggak penting dalam sejarah perkembangan GCG di Indonesia. National Committee on Corporate Governance dimaksudkan untuk memprakarsai
dan memantau perbaikan di bidang corporate governance di Indonesia. Selain itu ada beberapa program atau inisiatif penting lain yang merupakan
tonggak penting penerapan corporate governance di Indonesia antara lain: 1.
Dikeluarkannya beberapa acuan pelaksanaan corporate governance di BUMN, oleh kantor kementrian BUMN yang mewajibkan BUMN untuk menerapkan
good corporate governance, antara lain Kepmen BUMN No.103, 3 Juli 2002 mengenai pembentukan Komite Audit, Surat Edaran Menteri BUMN No.106,
17 April 2002 mengenai kebijakan penerapan Corporate Governance, Kepmen BUMN No. 23 tahun 2000, 31 Mei 2000 mengenai pengembangan
praktik Good Corporate Governance dalam perusahaan perseroan, Kepmen BUMN No.117, 1 Agustus 2002 mengenai Penerapan Praktik Good
Corporate Governance pada BUMN. 2.
Dikeluarkan keputusan Direksi BEJ Kep.339BEJ07-2001 yang mengharuskan semua perusahaan yang listed di Bursa Efek Jakarta memiliki
Komite Audit. 3.
Dikeluarkannya Surat Edaran Badan Pengawas Pasar Modal No.SE- 03PM2000 yang merekomendasikan perusahaan-perusahaan publik untuk
memiliki Komite Audit.
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
2.1.5. Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum
Bank wajib melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi
. Yang
dimaksud dengan seluruh tingkatan atau jenjang organisasi adalah seluruh pengurus dan karyawan bank mulai dari dewan komisaris dan direksi sampai dengan pegawai
tingkat pelaksana. Sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 84PBI2006, Pelaksanaan prinsip-
prinsip Good Corporate Governance paling kurang harus diwujudkan dalam: a.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi; b.
Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern bank;
c. Penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal;
d. Penerapan manajemen resiko, termasuk sistem pengendalian intern;
e. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar;
f. Rencana strategis bank;
g. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank
Dewan komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha bank pada seluruh tingkatan atau
jenjang organisasi, Dewan Komisaris juga wajib melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi, serta memberikan nasihat kepada
Direksi. Dalam melakukan pengawasan komisaris wajib mengarahkan, memantau,
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis bank. Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia : No. 84PBI2006 menetapkan sebagai berikut;
Keanggotaan Dewan Komisaris 1
Jumlah anggota dewan komisaris paling kurang 3 tiga orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota Direksi
2 Paling kurang 1 satu orang anggota dewan komisaris wajib berdomisili di
Indonesia. 3
Dewan Komisaris dipimpin oleh Presiden Komisaris atau Komisaris Utama Komposisi Dewan Komisaris
1 Dewan Komisaris terdiri dari komisaris dan komisaris Independen
2 Paling kurang 50 lima puluh perseratus dari jumlah anggota dewan
komisaris adalah komisaris independen Dalam rangka mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya,
Dewan Komisaris wajib membentuk paling kurang: a.
Komite Audit b.
Komite Pemantau Resiko c.
Komite Remunerasi dan Nominasi Ketentuan tentang struktur dan keanggotaan komite
1 Anggota Komite Audit paling kurang terdiri dari
a. Seorang Komisaris Independen
b. Seorang dari pihak independen yang memiliki keahlian di bidang
keuangan atau akuntansi; dan
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
c. Seorang dari Pihak Idependen yang memiliki keahlian di bidang
hukum atau perbankan 2
Komite audit diketuai oleh Komisaris Independen 3
Anggota direksi dilarang menjadi anggota Komite Audit 4
Komisaris Independen dan Pihak Independen yang menjadi anggota Komite Audit paling kurang 51 lima puluh satu perseratus dari jumlah anggota
Komite Audit 5
Anggota Komite Audit wajib memiliki integritas, akhlak, dan moral yang baik.
Tugas dan Tanggung jawab Komite Audit: 1
Komite Audit melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam
rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.
2 Komite Audit paling kurang melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
a. Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern
b. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan
standar audit yang berlaku c.
Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku d.
Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit Intern, akuntan publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia
guna memberikan rekomendasi kepada dewan komisaris
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
3 Komite Audit wajib memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan
Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada dewan komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
2.1.6. Pengukuran Kinerja Perusahaan
Untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, ukuran yang sering digunakan adalah rasio, Banyak ahli yang menggolongkan beberapa jenis rasio keuangan,
menurut Agung dan Bambang 1996, rasio keuangan dapat digolongkan menjadi 6 jenis yaitu:
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Leverage
3. Rasio Aktivitas
4. Rasio Profitabilitas
5. Rasio Pertumbuhan
6. Rasio Penilaian
Dalam penelitian ini rasio keuangan yang digunakan adalah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan aspek fundamental perusahaan karena
selain memberikan daya tarik yang besar bagi perusahaan yang akan menanamkan dananya juga sebagai alat ukur terhadap efesiensi dan efektifitas penggunaan sumber
daya yang ada di dalam proses operasional perusahaan. Rasio Profitabilitas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan Bank
dalam memenuhi perolehan laba. Keuntungan sudah menjadi tujuan utama dan setiap
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
perusahaan, dan keuntungan tersebut modal akan bertambah yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan bank dalam melaksanakan operasinya
www.scribd.com
, 2008, Keuntungan yang diperoleh selain ditentukan oleh kecakapan dan keterampilan pimpinan bank, juga tidak lepas dan kepercayaan para
pemegang saham dan masyarakat yang menyimpan uangnya berupa giro, tabungan, maupun deposito. Untuk memupuk kepercayaan masyarakat yang menyimpan
dananya, bank dituntut untuk memelihara alat - alat likuid yang cukup besar tanpa menghilangkan kesempatan untuk memperoleh laba optimal.
Keuntungan yang rendah merupakan hambatan bagi pertumbuhan bank dan juga dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank dan sebaliknya.
Dalam analisis ini dicari hubungan timbal balik dengan pos - pos yang ada pada laporan laba rugi bank dengan pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai
indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan. Rasio Profitabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator yaitu:
1. Return on Asset ROA
Return on Asset juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua
aktiva yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT.
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
2. Return on Equity ROE
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang
pemegang saham. 3.
Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional BOPO Rasio biaya operasional adalah membandingkan antara biaya operasional dan
pendapatan operasional. 4.
Net Profit Margin NPM Profit margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dan berhubungan dengan penelitian mengenai pengaruh penerapan corporate governance terhadap kinerja perusahaan
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Variabel yang digunakan
Hasil Penelitian
Kesuma 2005 Pengaruh Penerapan
Corporate Governance Terhadap Kinerja
Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek
Jakarta
Variabel Independen: Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan institusioanl dan Komite Audit
Variabel Dependen : Return on Invesment
Kepemilikan manajerial,kepemilikan
institusioanl dan komite audit secara bersama-
sama mempengaruhi kinerja perusahaan
Suaryana 2005 Pengaruh Komite Audit
terhadap Kualitas Laba pada perusahaan
manufaktur dan non manufaktr yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta
Variabel Independen : Komite Audit
Variabel Dependen : Kualitas Laba
Hasil pengujian menunjukkan adanya
perbedaan kualitas laba perusahaan yang
membentuk komite audit dan perusahaan yang
tidak membentuk komite audit
Astuti 2005 Hubungan antara Good
Corporate Governance dan struktur kepemilikan
dan kinerja keuangan
Variabel Independen : Good Corporate
Governance Variabel Dependen :
Struktur kepemilikan dan kinerja keuangan
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
struktur kepemilikan dan manajemen laba terhadap
kinerja perusahaan. Terdapat hubungan yang
signifikan antara disclousure dengan
kinerja perusahaan
Hidayah 2008 Pengaruh pengungkapan
informasi terhadap hubungan antara
penerapan Corporate Governance dengan
kinerja perusahaan di Bursa Efek Indonesia
Variabel Independen: Corporate Governance
Variabel intervening: Pengungkapan informasi
Variabel Dependen : Kinerja
Penerapan Corporate Governance tidak
berpengaruh secara langsung terhadap kinerja
perusahaan
Sayidah 2007 Pengaruh kualitas
Corporate Governance terhadap kinerja
perusahaan publik studi kasus 10 besar CGPI tahun
2003, 2004, 2005
Variabel Independen: kualitas Corporate
Governance skor CGPI Variabel Dependen
Kenerja PM, ROA, ROE, ROI
Variable control LogBM, LogTA, LogYear
Kualitas penerapan Corporate Governance
tidak mempengaruhi kinerja perusahaan baik
yang diproksi dengan profit margin, ROA, ROE
maupun ROI
Suyanto 2006 Pengaruh pelaksanaan
prinsip-prinsip GCG atas Kinerja BUMN
Variabel Independen : Good Corporate
Governance Variabel Dependen :
Kinerja BUMN ROA,ROI dan ROE
Pelaksanaan GCG berpengaruh secara
simultan terhadap Kinerja BUMN
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Semakin tinggi komposisi dewan komisaris independen, semakin besar pengawasan yang dilakukan oleh pihak independen, ini merupakan fungsi yang
positif dari porsi dan independensi dewan komisaris eksternal. Dewan komisaris juga bertanggung jawab atas kualitas laporan yang disajikan. Semakin tinggi kepemilikan
institusional maka akan semakin meningkatkan pengawasan pihak eksternal terhadap perusahaan. Jadi, semakin besar persentase dewan komisaris independen dan semakin
tinggi kepemilikan institusional, akan lebih meningkatkan pengawasan terhadap operasional perusahaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan.
KINERJA Y ROA Y1
NPM Y2 BOPO Y3
ROE Y4 PENERAPAN GCG X
Komposisi Dewan Komisaris X1
Kepemilikan Institusional X2
Komite Audit X3
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Komite audit yang bertanggung jawab untuk untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sitem pengendalian internal juga
diharapkan dapat mengurangi sifat opportunistic manajemen yang melakukan manajemen laba.
Ada beberapa pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur penerapan corporate governace. Ho dan Wong, 2000 dalam Kesuma, 2006 menggunakan
proporsi dewan komisaris independen terhadap jumlah total komisaris, keberadaan komite audit, keberadaan individu yang dominan, dan persentase anggota keluarga
dalam komisaris. Dengan penerapan good corporate governance diharapkan manajemen tidak melakukan suatu manipulasi informasi atau manipulasi data yang
dapat merugikan pemilik perusahaan, sehingga dengan adanya good corporate governance kinerja perusahaan akan lebih baik.
3.2. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan teori, dan kerangka pemikiran, maka hipotesis penelitian penerapan Good Corporate
Gonernance dewan komisaris, kepemilikan institusional dan komite audit mempengaruhi kinerja perusahaan dengan 4 empat indikator, Return on Asset
ROA, Net Profit Margin NPM, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasioanal BOPO dan Return on Equity ROE, baik secara parsial maupun
simultan.
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hubungan kausal causal effect. Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh fakta dan fenomena serta mencari keterangan-
keterangan secara faktual. Rancangan penelitian ini dilakukan untuk menguji
pengaruh penerapan Good Corporate Governance terhadap kinerja.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 1 satu variabel terikat yaitu kinerja perbankan, dengan 4 empat indikator : Return on Asset ROA, Net Profit Margin
NPM, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasioanal BOPO, Return on Equity ROE, dan 3 tiga variabel bebas yaitu Komposisi Dewan Komisaris,
Kepemilikan Institusional dan Komite Audit. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Rancangan
Model teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan model regresi linier berganda. Untuk ketepatan perhitungan sekaligus mengurangi
human errors digunakan program komputer yang dibuat khusus untuk membantu pengolahan adat statistika yaitu program SPSS dengan tingkat signifikan pada
confidence level 95 dengan Alpha 0,05.
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
4.2. Lokasi Penelitian Ruang Lingkup Penelitian
Lokasi penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, untuk menguji bagaimana pengaruh komposisi dewan komisaris,
kepemilikan institusional dan komite audit terhadap kinerja perusahaan.
4.3. Populasi dan Sampel Perusahaan yang menjadi populasi adalah perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel berdasarkan purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah sampel yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Sampel diambil dari data yang tersedia di Indonesia Market Directory dan
Laporan Keuangan Perusahaan pada tahun 2005-2007. 2.
Sampel yang diambil merupakan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2007.
3. Perusahaan perbankan yang dimaksud mempunyai data-data tentang
Komposisi Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, serta Komite Audit. 4.
laporan Keuangan telah diaudit oleh Auditor Independen. Sesuai dengan kriteria diatas, maka jumlah sampel yang digunakan adalah
sebanyak 20 perusahaan dari 29 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008. Angka tahun amatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 3 tahun berturut-turut dari tahun 2005-2007, sehingga jumlah sampel observasi dalam penelitian ini sebanyak 60 sampel lampiran 1.
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
4.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Sekunder berupa laporan keuangan beserta informasi tambahan yang terdapat dalam Capital Market
Directory dan situs resmi Bursa Efek Indonesia. Periode pengamatan tahun 2005 sampai 2007. Penyajian data dilakukan secara time series. Adapun data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: Laporan keuangan yang telah diaudit oleh oleh Auditor Independen, beserta catatan laporan keuangannya, data-data tentang
komposisi Dewan Komisaris, Kepemilikan Perusahaan, Komite Audit serta data tambahan dari Capital Market Directory maupun dari situs masing-masing
perusahaan perbankan dimaksud serta dari Bank Indonesia sebagai regulator perbankan Indonesia.
4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel 4.5.1. Klasifikasi Variabel
Variabel bebas Independent Variable yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dewan komisaris, kepemilikan institusional dan komite audit, sedangkan variabel
terikat Dependent Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja perbankan dengan 4 empat indikator antara lain: Return on Asset ROA, Net Profit
Margin NPM, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasioanal BOPO dan Return on Equity ROE.
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
4.5.2. Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini adalah Komposisi Dewan Komisaris X1, Kepemilikan Institusional X2, Komite Audit X3, serta Kinerja Perusahaan Y.
Adapun untuk lebih mengoperasionalkan masing-masing variabel penelitian maka disusun indikator-indikator sebagai berikut:
1 Komposisi Dewan Komisaris X1 adalah struktur anggota dewan komisaris
yang mengarah kepada struktur yang sejalan dengan prinsip-prinsip GCG yang baik. Variabel ini diukur dengan menghitung persentase dewan komisaris yang
berasal dari luar perusahaan Komisaris Independen dibandingkan dengan dewan komisaris berasal dari dalam perusahaan. Variabel ini diukur dengan skala 1
satu sampai 5 lima, antara lain: Komposisi komisaris independen ≥ 75 :
nilai 5, komposisi komisaris independen 50 - 75: nilai 4, komposisi komisaris independen = 50: nilai 3, komposisi komisaris independen 25 -
50: nilai 2, komposisi komisaris independen ≤ 25: nilai 1. Diadopsi dari
Peraturan BI : No. 84PBI2006. 2
Kepemilikan Institusional X2 merupakan kepemilikan saham yang dimiliki
oleh lembaga. Variabel ini dihitung dengan membandingkan persentase kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki lembaga terhadap modal secara
keseluruhan. Variabel ini diukur dengan skala 1 satu sampai 5 lima, yaitu : Komposisi kepemilikan institusional
≥ 75: nilai 5, komposisi 50 - 75:
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
nilai 4, komposisi = 50: nilai 3, komposisi 25 - 50: nilai 2, komposisi ≤ 25: nilai 1. Diadopsi dari Peraturan BI : No. 84PBI2006.
3 Komite Audit X3 adalah komite yang bertanggung jawab untuk mengawasi
proses pelaporan termasuk sistem pengendalian internal dan penerapan prinsip akuntansi yang diterima umum, juga mengawasi proses audit secara keseluruhan .
Adapun ketentuan susunan anggota audit terdiri dari: seorang komisaris independen sebagai ketua audit, serta dua orang lagi dari pihak independen
Peraturan BAPEPAM LK.IX.I.5, 24 September 2004. Variabel ini dihitung dengan nilai dengan skala 1 satu sampai 3 tiga, yaitu: yang memiliki anggota
komite lebih dari 2 orang; nilai 3, yang memiliki anggota komite sama dengan 2; nilai 2, yang memiliki anggota komite kurang dari 2 orang; nilai 1.
4
Kinerja Perusahaan Y adalah kinerja perusahaan yang diukur dari aspek
profitabilitas dengan menggunakan 4 empat indikator yaitu : Return on Asset ROA Y1, yaitu kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan yang akan
digunakan untuk menutupi investasi yang dikeluarkan. Indikator ini menggunakan rumus pendapatan setelah pajak dibagi dengan total aktiva, Net Profit margin
NPM Y2 merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai, Beban Operasional bank
dibandingkan dengan Pendapatan Operasional BOPO Y3,
Return on Equity ROE Y4,
yaitu kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan dengan
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
dasar modal tertentu dengan cara membandingkan laba bersih dengan modal saham.
Matrik definisi operasional variabel dapat ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Jenis
Variabel Nama
Variabel Definisi Parameter
Skala Ukura
n
Independen Komposisi
Dewan Komisaris
X1 Struktur dewan komisaris yang
Mengarahkan kepada struktur Yang sejalan dengan prinsip
GCG yang baik Persentase dewan
komisaris yang berasal dari luar perusahaan
dengan dewan komisaris perusahaan.
Dengan skala 1 satu sampai 5 lima
Rasio
Kepemilikan Institusional
X2 Kepemilikan saham
perusahaan yang dimiliki oleh lembaga
Persentase Kepemilikan saham perusahaan yang
dimiliki oleh lembaga terhadap modal secara
keseluruhan Dengan skala 1 satu sampai 5 lima
Rasio
Komite Audit X3
Komite yang bertanggung jawab untuk mengawasi proses pelapora
termasuk sistem pengendalian internal dan penerapan prinsip
akuntansi yang diterima umum, juga mengawasi
Proses audit secara keseluruhan Variabel ini diukur
dengan nilai 3 tiga bila Anggota komite lebih
dari 2, 2 dua bila anggota komite sama
dengan 2 orang, serta 1 satu bila anggota
komite kurang dari 2 Rasio
Dependen Kinerja Y
Kemampuan bank untuk menghasilkan keuntungan yang
akan digunakan untuk menutupi investasi yang dikeluarkan
ROA=Pendapatan setelah pajak Total Aktiva
Rasio
kemampuan bank
menghasilkan keuntungan dengan dasar modal tertentu
ROE=Laba bersih Modal Saham
Rasio
Beban Operasional dibandingkan dengan
Pendapatan Operasional
BOPO=Beban Operasional Pendapatan Operasional
Rasio kemampuan
bank untuk
menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan
NPM =laba setelah pajak Penjualan
Rasio
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
4.5.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dari tahun 2005-2007. Waktu penelitian dimulai dari bulan
Oktober 2008 dan berakhir pada bulan Februari 2009.
4.6. Metode Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang mengunakan regresi linier berganda, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi :
4.6.1. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal Nugroho,2005:18 . Untuk
menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilihat melalui normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis
yang mengambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnnya Ghozali, 2002:74 .
4.6.2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui apakah ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam
satu model Nugroho, 2005:58 . Selain itu deteksi terhadap multikolinearitas juga
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap
varibel dependen. Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang
dari 0,1, maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance =110=0,1.
4.6.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskesdastisitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain,
atau homokesdastisitas. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual. Jika ada pola tertentu bergelombang, melebar kemudian
menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Ghozali, 2005:105.
4.6.4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode
sebelumnya. Ghozali, 2002. Dalam beberapa penelitian uji autokorelasi jarang
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
dilakukan karena autokorelasi jarang terjadi pada data yang bersifat cross section, jika terjadi maka cara menggunakannya hanya dengan merubuh posisi sampel.
4.7. Model Analisis
Model analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah regresi linier berganda Multiple Regression Analysis dengan persamaan
sebagai berikut :
Y = ß + ß
1
X
1
+ ß
2
X
2
+ ß
3
X
3
+
Dimana: Y :
Variabel terikat Kinerja Y
1
=ROA, Y
2
=NPM, Y
3
=BOPO
, Y
4
=ROE X
1
: Variabel bebas Dewan Komisaris X
2
: Variabel bebas Kepemilikan Institusional X
3
: Variabel bebas Komite Audit :
Error ß0 – ß3 : Konstanta.
Pengujian pengaruh penerapan GCG variabel bebas terhadap kinerja variabel terikat dilakukan secara simultan dan parsial, sehingga dapat diketahui seberapa
besar pengaruhnya terhadap masing-masing indikator kinerja ROA, NPM, BOPO, dan ROE
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
4.8. Model Uji Hipotesis
Berhubung variabel dependen lebih dari 1 maka pengujian hipotesis dilakukan dalam 4 empat tahap yaitu:
1. Pengaruh penerapan Good Corporate Governance GCG terhadap Return on
Asset ROA secara simultan dan parsial. 2.
Pengaruh penerapan Good Corporate Governance GCG terhadap Net Profit Margin NPM. secara simultan dan parsial.
3. Pengaruh penerapan Good Corporate Governance GCG terhadap Biaya
Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional BOPO secara simultan dan parsial.
4. Pengaruh penerapan Good Corporate Governance GCG terhadap Return on
Equity ROE secara simultan dan parsial. Untuk melihat pengaruh secara gabungan melihat hasil perhitungan dalam
Model Summary, dengan cara menghitung koefisien determinasi KD. Ghozali 2003 membuktikan hipotesis dengan menggunakan alat uji sebagai berikut
Uji F, dimaksudkan untuk menguji apakah secara simultan variabel bebas bepengaruh terhadap variabel tidak bebas, dengan tingkat keyakinan 95 =5.
Urutan uji F a.
Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatife. H
: ß
1
= ß
2
= 0 Ha : ß
1
= ß
2
≠ 0
b. Menghitung F-hitung dengan menggunakan rumus yaitu :
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Adjusted R
2
k F =
1 – R n – k – 1
Dimana : R
2
= Koefisien determinasi n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel bebas. Dengan kriteria tersebut, diperoleh nilai F
hitung
yang dibandingkan dengan F
tabel
dengan tingkat resiko level of significant dalam hal ini 0,05 dan degree of freedom = n-k-1.
c. Kriteria Pengujian :
Dimana : F
hitung
F
tabel
= Ho ditolak. F
hitung
F
tabel
= Ho dierima. Sedangkan Uji-t statistika Ghozali, 2003, untuk menguji secara parsial
antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 95 = 5. Uji ini dilakukan
sekaligus untuk melihat koefisien regresi secara Individual variabel penelitian. Koefisien regresi yang paling tinggi merupakan koefisien dominan yang
mempengaruhi variabel terikat penelitian. Urutan Uji-t :
a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatife
H : ß
1
= ß
2
= 0 Ha : ß
1
= ß
2
≠ 0
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Menghitung t-hitung dengan menggunakan rumus : b
i
t
hit
= sb
i
dimana : b
i
= Koefisi regresi masing masing variabel sb
i
= Standar eror masing masing variabel
Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai t hitung yang kemudian dibandingkan dengan t tabel pada tingkat keyakinan 95.
b. Kriteria pengujian.
t
hitung
t
tabel
= Ho ditolak. t
hitung
t
tabel
= Ho dierima.
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1.Deskripsi Variabel
Data variabel penelitian ini ditunjukkan melalui statistik deskriptif yang menggambarkan informasi karakteristik variabel dalam penelitian ini yakni
Komposisi Dewan Komisaris sebagai X.1, Kepemilikan Institusional Sebagai X.2, Komite Audit sebagai X.3, Return on Asset ROA sebagai variabel Y.1, Net Profit
Margin NPM sebagai variabel Y.2, Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional BOPO sebagai variabel Y.3, dan Return on Equity ROE
sebagai variabel Y.4, antara lain meliputi nilai minimum, maksimum, rata-
ratamean, standar deviasi yang ditunjukkan oleh Tabel 5.1 berikut ini. Tabel 5.1 Deskripsi Statistik
Tabel 5.1 di atas bahwa variabel independent menunjukkan angka rata-rata yang tidak jauh berbeda satu dengan yang lain dewan komisaris 2,4423,
kepemilikan institusional 4,3846, komite audit, 2,000. Net Profit Margin sebagai
Descriptive Statistics
52 1.00
5.00 127.00
2.4423 1.16170
1.350 52
2.00 5.00
228.00 4.3846
.86668 .751
52 1.00
3.00 104.00
2.0000 .79212
.627 52
.11 4.56
85.62 1.6465
1.00788 1.016
52 .01
.36 5.19
.0998 .06784
.005 52
66.28 99.03
4490.63 86.3583
8.17170 66.777
52 1.87
33.95 552.50
10.6250 5.98592
35.831 52
Dewan Komisaris Kepemilikan Institusional
Komite Audit ROA
NPM BOPO
ROE Valid N listwise
N Minimum
Maximum Sum
Mean Std. Deviation
Variance
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Variabel dependent mempunyai nilai paling kecil dari nilai variabel dependent lain., sementara BOPO dengan nilai rata-rata 86,3583 menunjukkan terjadinya
inefisiensi di tubuh perbankan nasional. Menurut data Bank Indonesia BI per Desember 2008, BOPO rata-rata perbankan nasional mencapai 88,59, jauh di atas
rasio ideal yang berkisar 70-80. Padahal efisiensi perbankan merupakan sarana penting untuk efektivitas kebijakan moneter Karyadi, 2009.
5.2.Analisis Data 5.2.1.
Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model penelitian memiliki distribusi normal atau tidak. Distribusi normal akan membentuk
satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya Ghozali, 2002:74. Dalam penelitian ini, terdapat data yang berasal dari populasi yang diambil sebagai
sampel, memiliki nilai yang ekstrim outlier dan tidak terdistribusi secara normal. Agar data memenuhi asumsi normalitas, terhadap data yang outlier dilakukan
screening lampiran 4. Hasil uji normalitas sebelum dilakukan screening terdapat pada lampiran 5. Setelah dilakukan screening , tersisa 52 data, data tersebut telah
memenuhi asumsi normalitas yang telah ditetapkan. Gambar berikut ini menunjukkan hasil uji normalitas dengan menggunakan plots, sementara hasil uji dengan model
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Kolmogorov-Smirnov terlihat dalam tabel 5.2. Sedangkan uji grafik terdapat dalam lampiran 6.
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
E x
pe cte
d Cu
m Pr
ob Dependent Variable: ROA
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 5.1 Normalitas Data untuk Model Penelitian I dengan Variabel Dependent ROA
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
E x
pe ct
ed Cu
m P
ro b
Dependent Variable: NPM Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 5.2 Normalitas Data untuk Model Penelitian II dengan Variabel Dependent NPM
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Ex pe
cted Cum
Pro b
Dependent Variable: BOPO Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 5.3 Normalitas Data untuk Model Penelitian III dengan Variabel Dependent BOPO
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Ex pe
c te
d Cu
m Pr o
b
Dependent Variable: ROE Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 5.4 Normalitas Data untuk Model Penelitian IV dengan Variabel Dependent ROE
Gambar 5.1 sampai 5.4 mengindikasikan bahwa sebaran data model penelitian telah memenuhi asumsi normalitas data sesuai dengan ketentuan yang telah dikemukakan
di atas. Uji normalitas data juga dapat dilakukan dengan melihat hasil analisis
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Kolmogorov-Smirnov tabel 5.2 dibawah ini dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 0.609 dan signifikan pada angka 0.853 yang berarti lebih besar dari
nilai signifikan yang ditentukan, yaitu 0.05. Dengan demikian data dapat dikatakan berdistribusi normal.
Tabel 5.2 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
5.2.2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas diantara satu dengan lainnya. Untuk mendeteksi multikoliearitas ini dilakukan dengan
melihat nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari
mulitikolinieritas Nugroho, 2005:58. Nilai VIF dari masing-masing variabel bebas dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut ini.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
52 -.1853783
5.82052342 .084
.084 -.060
.609 .853
N Mean
Std. Deviation Normal Parameters
a,b
Absolute Positive
Negative Most Extreme
Differences Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. 2-tailed
Unstandardi zed Residual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Tabel 5.3 Uji Multikolinearitas Terhadap Variabel Independent
Tolerance VIF
1 Constant Dewan Komisaris
0.8300 1.2050 Tidak terdapat multikolinearitas
Kepemilikan Institusional 0.9700
1.0310 Tidak terdapat multikolinearitas Komite Audit
0.8530 1.1730 Tidak terdapat multikolinearitas
Keterangan : Tidak terdapat multikolinearitas, bila nilai VIF 10 dan Tolerance 0.1
Keputusan Model
Collinearity Statistics
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF dari keseluruhan variabel bebas independent adalah lebih kecil dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
dalam model penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas.
5.2.3. Uji Heterokedastisitas
Salah satu cara untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah dengan menggunakan scater plot. Apabila scatter plot menunjukkan sesuatu yang
membentuk pola maka dapat dikatakan terjadi homoskedastisitas. Dalam hal ini data yang akan diuji tidak mengalami heteroskedastisitas yang ditunjukkan dengan scatter
plot yang tidak memiliki pola apapun. Pengujian regresi variabel ROA sebagai variabel Dependent maka diperoleh
scatter plot sebagai berikut:
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
1 -1
-2
Regression Standardized Predicted Value
3 2
1
-1 -2
Regre s
s ion S
tudent iz
ed Re sidual
Dependent Variable: ROA Scatterplot
Gambar 5.5 Uji Heteroskedastisitas ROA Y1 sebagai variabel Dependent
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa scatter plot tidak membentuk pola tertentu maka dapat dikatakan terjadi homoskedastisitas dan terbebas dari asumsi
heteroskedastisitas. Pengujian regresi variabel NPM Y2 sebagai variabel Dependent maka diperoleh scatter plot sebagai berikut:
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
2 1
-1 -2
-3
Regression Standardized Predicted Value
4 3
2 1
-1 -2
Reg ressi
on St
u d
en ti
ze d
Resi du
al Dependent Variable: NPM
Scatterplot
Gambar 5.6 Uji Heteroskedastisitas NPM Y2 Sebagai Variabel Dependent
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa scatter plot tidak membentuk pola tertentu maka dapat dikatakan terjadi homoskedastisitas dan terbebas dari asumsi
heteroskedastisitas. Pengujian regresi dengan BOPO Y3 sebagai variabel Dependent maka
diperoleh scatter plot sebagai berikut:
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
1 -1
-2 -3
Regression Standardized Predicted Value
2 1
-1 -2
R e
gres sion St
udent iz
ed R esi
dual Dependent Variable: BOPO
Scatterplot
Gambar 5.7 Uji Heteroskedastisitas BOPO Y3 Sebagai Variabel Dependent
4 3
2 1
-1 -2
Regression Standardized Predicted Value
4 3
2 1
-1 -2
Re g
res si
on S
tu d
e n
ti z
ed R
e si
du al
Dependent Variable: ROE Scatterplot
Gambar 5.8 Uji Heteroskedastisitas ROE Y4 Sebagai Variabel Dependent
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa scatter plot tidak membentuk pola tertentu maka dapat dikatakan terjadi homoskedastisitas dan terbebas dari asumsi
heteroskedastisitas.
5.2.4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode
sebelumnya. Ghozali, 2002. Pendeteksian autokorelasi pada kasus ini digunakan uji durbin watson. Jika nilai durbin watson diatas nilai dl maka dapat dikatakan tidak
terjadi autokorelasi.
Tabel 5.4 Uji Autokorelasi Durbin-Watson
Dependent
Durbin- Variable
d
l
d
u
Watson
ROA 52
3 1.4210
1.6740 2.9450 Tidak terjadi autokorelasi
NPM 52
3 1.4210
1.6740 3.0030 Tidak terjadi autokorelasi
BOPO 52
3 1.4210
1.6740 2.9910 Tidak terjadi autokorelasi
ROE 52
3 1.4210
1.6740 2.7830 Tidak terjadi autokorelasi
DW Tabel N
k Keputusan
Dari hasil regresi yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil untuk regresi variabel ROA sebagai variabel Dependent diperoleh
nilai DW sebesar 2.9450 berada diatas nilai dl sebesar 1.4210 , maka dapat dikatakan bahwa terjadi autokorelasi negatif. Untuk regresi variabel NPM sebagai variabel
Dependent diperoleh nilai DW sebesar 3.0030 berada diatas nilai dl sebesar 1.4210 , maka dapat dikatakan bahwa terjadi autokorelasi negatif. Untuk regresi variabel
BOPO sebagai variabel Dependent diperoleh nilai DW sebesar 2.9910 berada diatas
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
nilai dl sebesar 1.4210 , maka dapat dikatakan bahwa terjadi autokorelasi negatif. Untuk regresi variabel ROE sebagai variabel Dependent diperoleh nilai DW sebesar
2.7830 berada diatas nilai dl sebesar 1.4210 , maka dapat dikatakan bahwa terjadi autokorelasi negatif.
5.3.Hasil Penelitian
5.3.1. Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip
Good Corporate Governance GCG terhadap
Return on Asset ROA
Berdasarkan hasil regresi pada lampiran 5 dapat disimpulkan sebagai berikut: Secara simultan penerapan GCG tidak berpengaruh terhadap ROA dengan nilai
Koefisien Determinasi sebesar 0,90 sisanya 99,10 dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan secara parsial dapat diinterprestasikan melalui persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut : Y = 0,081X
1
+ 0,040X
2
+ 0,024X
3
+ 0,991 1.
Komposisi Dewan Komisaris berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA dengan nilai koefisien berpengaruh sebesar 0.081, artinya setiap
pertambahan 1 Komposisi Dewan Komisaris akan menambah ROA sebesar 0,081
2. Kepemilikan Institutional berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
ROA dengan nilai koefisien berpengaruh sebesar 0.040, artinya setiap pertambahan 1 Kepemilikan Institutional akan menambah ROA sebesar 0,040
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
3. Komite Audit berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA dengan
nilai koefisien berpengaruh sebesar 0.024, artinnya setiap pertambahan 1 Komite Audit akan menambah ROA sebesar 0,024.
5.3.2 Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip
Good Coorporate Governance GCG terhadap
Net Profit Margin NPM
Berdasarkan hasil regresi pada lampiran 5 dapat disimpulkan sebagai berikut: Secara simultan penerapan GCG tidak berpengaruh terhadap NPM dengan nilai
Koefisien Determinasi sebesar 1,5 sisanya 98,50 dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan secara parsial dapat diinterprestasikan melalui persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut : Y = 0,114X
1
+ 0,081X
2
-0,050X
3
+ 0,985 1.
Komposisi Dewan Komisaris berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap NPM dengan nilai koefisien berpengaruh sebesar 0.114, artinya setiap
pertambahan 1 Komposisi Dewan Komisaris akan menambah NPM sebesar 0,114
2. Kepemilikan Institutional berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
NPM dengan nilai koefisien berpengaruh sebesar 0.081, artinya setiap pertambahan 1 Kepemilikan Institutional akan menambah NPM sebesar 0,081
3. Komite Audit berpengaruh negatif terhadap NPM dengan nilai koefisien
berpengaruh sebesar -0,050, artinnya setiap pertambahan 1 Komite Audit akan mengurangi NPM sebesar 0,050.
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
5.3.3. Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip
Good Coorporate Governance GCG terhadap Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasioanal
BOPO
Berdasarkan hasil regresi pada lampiran 5 dapat disimpulkan sebagai berikut: Secara simultan penerapan GCG tidak berpengaruh terhadap BOPO dengan nilai
Koefisien Determinasi sebesar 0,10 sisanya 99,90 dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan secara parsial dapat diinterprestasikan melalui persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut : Y = 0,002X
1
+ 0,030X
2
+ 0,005X
3
+ 0,999 1.
Komposisi Dewan Komisaris berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap BOPO dengan nilai koefisien berpengaruh sebesar 0.002, artinya setiap
pertambahan 1 Komposisi Dewan Komisaris akan menambah BOPO sebesar 0,002
2. Kepemilikan Institutional berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
BOPO dengan nilai koefisien berpengaruh sebesar 0,030, artinya setiap pertambahan 1 Kepemilikan Institutional akan menambah BOPO sebesar 0,030.
3. Komite Audit berpengaruh negatif terhadap BOPO dengan nilai koefisien
berpengaruh sebesar 0,005, artinya setiap pertambahan 1 Komite Audit akan menambah BOPO sebesar 0,005.
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
5.3.4. Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip
Good Coorporate Governance GCG terhadap
Return on Equity ROE
Berdasarkan hasil regresi pada lampiran 5 dapat disimpulkan sebagai berikut: Secara simultan penerapan GCG tidak berpengaruh terhadap ROE dengan nilai
Koefisien Determinasi sebesar 5,7 sisanya 94,30 dipengaruhi oleh faktor lain. Sedangkan secara parsial dapat diinterprestasikan melalui persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut : Y = 0,154X
1
- 0,157X
2
+ 0,004X
3
+ 0,943 1.
Komposisi Dewan Komisaris berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROE dengan nilai koefisien berpengaruh sebesar 0,154, artinya setiap
pertambahan 1 Komposisi Dewan Komisaris akan menambah ROE sebesar 0,154.
2. Kepemilikan Institutional berpengaruh negatif terhadap ROE dengan nilai
koefisien berpengaruh sebesar -0,157, artinya setiap pertambahan 1 Kepemilikan Institutional akan mengurangi ROE sebesar 0,157.
3. Komite Audit berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROE dengan
nilai koefisien berpengaruh sebesar 0,004, artinya setiap pertambahan 1 Komite Audit akan menambah ROE sebesar 0,004.
Endang Kemalasari : Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Tedaftar Di Bursa Efek Indonesia, 2009
5.4. Pembahasan
5.4.1. Analisa Pengaruh Penerapan Prinsip-prinsip
Good Coorporate Governance GCG terhadap Return on Asset ROA
1. Secara Simultan