Tinjauan Mengenai Komposit Kayu-Plastik

karboksilat, quinon, radikal hidroperoksida dan lain-lain Stark and Matuana, 2002. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan kajian mengenai sifat- sifat WPC terkait dengan penggunaannya untuk tujuan eksterior, antara lain melalui pengujian weathearing pemaparan terhadap sinar matahari untuk mengetahui tingkat kerusakan yang terjadi pada permukaan kayu.

2. Tinjauan Mengenai Komposit Kayu-Plastik

Komposit Kayu-Plastik Komposit kayu-plastik termoset diperkenalkan pada awal tahun 1900-an. Produk komersial komposit ini pertama kali dipasarkan dengan nama dagang bakelite, yang terbuat dari phenol formaldehyde dan tepung kayu. Penggunaan komersial pertama kali dilaporkan sebagai a gearshift knob untuk Rolls Royce pada tahun 1916 Gordon, 1988 dalam Clemons, 2002. Komposit kayu-plastik termoplastik telah diproduksi di Amerika Serikat selama beberapa dekade Clemons, 2002. Pada tahun 1993, sebanyak 424.000 ton bahan pengisi termoplastik dikonsumsi oleh pasar Amerika Serikat. Bahan pengisi tersebut digunakan untuk meningkatkan kekakuan dan kekuatan thermoplastik. Kebanyakan komposit termoplastik menggunakan bahan pengisi yang bersifat tidak terbarukan non renewable , seperti serat kaca atau mineral. USDA Forest Service, Forest Products Laboratory FPL telah menghasilkan database penting yang menunjukkan bahwa komposit termoplastik yang dibuat menggunakan limbah kertas atau limbah serat kayu sebagai pengisi memberikan hasil yang positif dan sangat bermanfaat. Keunggulan dari komposit termoplastik dengan pengisi limbah kertas atau limbah serat kayu tersebut adalah bersifat terbarukan, murah, ringan dan tidak abrasiv pada alat prosesnya. Serat kayu dapat juga digabungkan dengan plastik seperti polietilena, polipropilena dan comingled termoplastik menggunakan teknologi melt-blending yang murah, kecepatan proses produksi tinggi dimana kayu dan kertas dicampur dengan molten plastic. Campuran ini dapat dibentuk menjadi produk dengan Iwan Risnasari : Morfologi Komposit Kayu Plastik Dari Limbah Kayu Dan Plastik Daur Ulang Pada Uji…, 2008 USU e-Repository © 2008 menggunakan proses plastic conventional seperti ekstruksi dan molding injeksi. Plastik bertindak sebagai matriks, penyatu kayu selama proses sedangkan kayu membawa beban pada produk akhir komposit, yang menandakan keseimbangan efektif kemampuan proses dan kekuatan dari produk akhir Youngquist, 1995. Pengaruh Cuaca Terhadap Kayu, Plastik, dan Komposit Kayu-Plastik Deteriorasi yang cepat akibat pemaparan pada lingkungan luar outdoor merupakan kerugian utama dari penggunaan kayu dan wood-based materials untuk aplikasi struktural dan teknik. Pada lingkungan luar ini perubahan warna dan tekstur terjadi dengan cepat. Kerusakan kayu akibat cuaca disebabkan oleh pengaruh kombinasi dari sinar matahari, curah hujan, oksigen dan spesies reaktif lainnya organisme seperti jamur dan rayap, debu, serta variasi suhu dan kelembaban. Penyinaran matahari yang mengandung UV adalah faktor dominan yang menyebabkan depolimerisasi lignin dalam matriks dinding sel yang kemudian hilangtercuci karena hujan Sudiyani et al., 2003. Stark dan Matuana 2002 mengemukakan bahwa fotodegradasi jenis polimer sintetik dari golongan poliolefin seperti polipropilena distimulasi oleh polimer-oksigen kompleks terutama disebabkan oleh keberadaan sisa-sisa katalis, gugus hidroperoksida, gugus karbonil, dan ikatan ganda yang terjadi selama pembentukan polimer. Bahkan ketika ketiadaan adsorbsi sejumlah ultraviolet yang nyata, sejumlah kecil dari ketidakmurnian inipun dapat menimbulkan degradasi pada polimer. Degradasi polimer akibat fotooksidasi menimbulkan pengaruh yang tidak dinginkan seperti menurunnya kekuatan, kekakuan, dan kualitas permukaan. Hal yang sama terjadi pula pada kayu yang akan mengalami degradasi fotokimia bila dipaparkan pada lingkungan luar. Penelitian menunjukkan bahwa kerusakan akibat cuaca pada kayu merupakan proses yang berhubungan dengan permukaan kayu, melibatkan photoinduced yang merusak lignin menjadi produk yang bias bereaksi dengan larutan air kehilangan lignin. Hal ini mengakibatkan generasi gugus fungsional kromofor seperti karbonil, asam karboksilat, quinon dan radikal hidroperoksi Matuana et al., 2001. Iwan Risnasari : Morfologi Komposit Kayu Plastik Dari Limbah Kayu Dan Plastik Daur Ulang Pada Uji…, 2008 USU e-Repository © 2008 Johnson et al. 1999 mengemukakan bahwa jika komposit serbuk kayu plastik digunakan diluar ruangan akan terbuka terhadap radiasi UV, kelembaban dan mikroorganisme. Simonsen 1996 mengemukakan bahwa komposit kayu atau bio-filler lainnya dengan termoplastik tidak tahan terhadap pengaruh outdoor exposure . Penurunan sifat terutama terlihat pada kekakuan. Coomarasamy dan Boyd 1996 menjelaskan adanya pengaruh musim panas dan dingin terhadap sifat mekanis komposit, yaitu beberapa contoh yang ditelitinya mengalami retak dan bengkok. Adapun pengaruh cuaca tropis di Indonesia terhadap komposit kayuplastik-daur-ulang telah dilakukan oleh Sulaeman 2003. Setelah pemaparan terjadi perubahan warna pada permukaan komposit yang terkena langsung UV dan penurunan sifat-sifat mekanis dari komposit seperti kekuatan tarik komposit, elongasi patah, dan modulus young. Pemberian 2,5 maleat anhidrida MAH sebagai compatibilizer tidak memberikan pengaruh pada kekuatan komposit tersebut terhadap cuaca. Hasil uji bagian melintang dengan Scanning Electron Microscope SEM memperlihatkan serbuk kayu dan plastik polipropilen daur ulang terpisah dan membentuk rongga-rongga. Setelah dipaparkan pada cuaca terjadi retakan-retakan pada hampir seluruh permukaan komposit.

3. Pembuatan Komposit Kayu-Plastik