B. Skema Pemeberian Pembiayaan
1. Penentuan Wilayah Sasaran atau Lokasi Program Wilayah sasaran Program Ikhtiar adalah kantong kemiskinan di pedesaan,
atau pemukiman kumuh di perkotaan, yang merupakan pusat kegiatan ekonomi rakyat di sektor pertanian, industri kecil rumahan atau kelompok pekerja informal
perkotaan.Beberapa indikator yang menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan lokasi program adalah sebagai berikut:
1 Secara fisik, wilayah tersebut memiliki keterbatasan dalam sarana jalan dan angkutan, sarana pendidikan dan kesehatan masyarakat, kondisi rumah
dan sanitasi lingkungan, akses terhadap air bersih, listrik dan telepon umum, pelayanan kesehatan, dan pelayanan publik lainnya.
2 Secara statistik, wilayah sasaran memiliki indikator kesejahteraan yang rendah yang dapat diukur berdasarkan tingkat kematian balita dan ibu
melahirkan, tingkat pendidikan dan angka putus sekolah, angka kemiskinan penduduk, dan sebagainya.
3 Secara teknis, kelayakan suatu wilayah sebagai calon lokasi program didasarkan pada beberapa pertimbangan teknis, yaitu potensi keluarga
miskin yang memiliki kegiatan produktif minimal 30 dari total populasi penduduk, potensi pelayanan sebanyak 300 – 500 KK, memiliki jarak
tempuh sekitar 30 km dan dapat dijangkau dalam waktu maksimum 30 menit dari kantor pelayanan.
3
3
Titin Prasetyawati, Manajer Kopeasi Baytul Ikhtiar BAIK, Wawancara Pribadi, Bogor, 12 Mei 2009.
Proses assesment wilayah diawali dengan observasi wilayah oleh Fasilitator Wilayah untuk mengumpulkan informasi lapangan dan dokumen data
mengenai kesejahteraan penduduk yang dikeluarkan oleh pemerintah, seperti BPS, Dinas Kependudukan, BKKBN, Bappeda, dan sebagainya. Kegiatan
selanjutnya adalah menyusun analisa kelayakan yang terdiri dari sketsa wilayah, pendataan potensi wilayah dan rekomendasi kegiatan persiapan sosial. Hasil
analisa tersebut dibahas dalam oleh Rapat Komite Program sehingga dapat diputuskan rencana tindak lanjut. Bila sebuah wilayah dianggap layak maka
segera disusun Rencana Kerja Anggaran yang kemudian divalidasi oleh Rapat Komite Program.
2. Persiapan Sosial Tahap persiapan sosial dimaksudkan untuk menumbuhkan awareness
kelompok sasaran terhadap program dengan cara mengenalkan tujuan dan mekanisme program. Keberhasilan tahap ini akan meningkatkan penerimaan dan
dukungan masyarakat sasaran terhadap program. Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam persiapan sosial antara lain: kunjungan dan diskusi dengan tokoh
masyarakat setempat yang berpengaruh seperti kepala desa, ketua RTRW, tokoh agama; presentasi pada acara-acara pertemuan warga seperti pengajian, kelompok
Posyandu dan kelompok arisan ibu-ibu.
4
Pada tahap ini dilakukan pula pendataan awal yang biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan bakti sosial, seperti santunan bahan pokok, distribusi
daging kurban, dan sebagainya. Kegiatan ini diharapkan menghasilkan data dasar
4
Titin Prasetyawati, Manajer Kopeasi Baytul Ikhtiar BAIK, Wawancara Pribadi, Bogor, 12 Mei 2009 .
calon peserta program, kelompok pendukung dan calon tenaga pendamping lokal. Tahap ini bisa berlangsung cepat tapi bisa juga berlangsung selama berbulan-
bulan. Karakter sosial masyarakat sasaran sangat mempengaruhi keberhasilan tahap ini. Berdasarkan pengalaman pelaksana masyarakat kota cenderung lebih
cepat memahami manfaat program daripada masyarakat pedesaan. 3. Penerimaan Anggota Ikhtiar
Proses penerimaan anggota dilakukan dengan mencatatkan diri secara berkelompok minimal 15 orang dan maksimal 20 orang kepada petugas lapangan
lokal TPL. Setelah itu dilakukan uji kelayakan UK dengan menggunakan indikator indeks rumah, indeks pendapatan kemampuan menabung, serta indeks
aset rumah tangga. Rumah tangga yang dikategorikan tidak miskin atau rumah tangga miskin tanpa sumber pendapatan tidak menjadi target group pelayanan
program. Rumah tangga yang lulus dalam uji kelayakan akan mengikuti Latihan Wajib Kelompok LWK selama tiga hari berturut-turut dengan lama pertemuan
maksimum 1 jam. Ada pun materi yang diberikan dalam LWK adlah sebagai berikut:
Hari pertama berisi pengenalan program dengan menjelaskan latar belakang, maksud dan tujuan program. Untuk menguji kejujuran calon anggota,
di akhir acara setiap orang diberi amanah untuk menyimpan uang sebesar Rp. 1.000 yang dicatat nomor serinya oleh pendamping lapang tanpa sepengetahuan
calon anggota.
1. Hari kedua berisi penjelasan mengenai produk-produk Program Ikhtiar yang meliputi beberapa macam jenis tabungan atau simpanan dan pinjaman,
pengenalan dan penjelasan ikrar anggota. 2. Hari ketiga penjelasan mekanisme yang akan dilakukan oleh anggota, yang
meliputi cara meminjam, cara menabung, latihan tanda tangan bagi yang belum terbiasa dan sebagainya. Pada hari ketiga uang Rp.1.000 diminta
kembali oleh pendamping. Jika nomor seri uang yang diserahkan tidak sama dengan catatan pendamping maka hal ini menjadi catatan dalam Laporan
LWK dan dapat menjadi bahan petimbangan dalam penerimaan anggota. Seluruh calon anggota wajib hadir dalam LWK ini. Jika ada salah seorang
yang tidak bisa hadir maka pertemuan dibatalkan dan digeser ke minggu depannya. Hal ini bertujuan untuk memupuk kekompakan dan komitmen calon
anggota terhadap kelompokmajlis. Apabila lulus dalam latihan wajib ini maka majlis telah terbentuk dan semua anggota berhak atas pinjaman. Setiap majlis
terdiri dari 15 sampai 20 orang yang dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 5 orang. Berarti dalam satu majlis terdiri dari 3-4 kelompok
kecil.
5
5
Titin Prasetyawati, Manajer Kopeasi Baytul Ikhtiar BAIK, Wawancara Pribadi, Bogor, 12 Mei 2009 .
Diagram 3.1 Skema Retrutmen Anggota Koperasi Baytul IkhtiarBAIK
PERSIAPAN
•
Rencana Kerja
•
Pemilihan Lokasi
•
Organisasi Kerja Persiapan Operasional Pelayanan
Training Identifikasi kemiskinan
Komputerisasi pelayanan UPK
Sirkah Observasi Blok-Blok Pemukiman
Uji Kelayakan Calon Anggota UK Latihan Wajib Kelompok
3 hari Pertemuan Pekanan dan Pencairan
dengan pola 2 : 2 : 1 Monitoring
Perkembangan Kelompok
Pembekalan Metode
Monitoring Kelompok
Kompilasi data calon anggota SOP Rekruitmen
Anggota Persiapan alat
2
Adm. Pelayanan
Sumber : Koperasi Baytul Ikhtiar BAIK Bogor Pinjaman diberikan secara bergiliran dengan urutan 2-2-1 dalam
”kelompok limaan”. Maksudnya, dalam sebuah kelompok yang beranggotakan 5 orang, pinjaman diberikan secara bergilir kepada 2 orang pertama, kemudian 2
orang kedua dan seorang terakhir. Orang yang mendapat giliran terakhir adalah ketua kelompok. Pemilihan ketua kelompok diserahkan kepada anggota
kelompok. Namun, dalam kondisi tertentu ketua kelompok ditunjuk oleh TPL.
6
Pengajuan pinjaman oleh anggota dilakukan dalam pertemuan majlis. Calon peminjam harus berbicara di depan anggota majlis dan TPL mengenai
6
Imam Iskandar, Supervisi Wilayah Koperasi Baytul Ikhtiar BAIK, Wawancara Pribadi,
Bogor, 13 Mei 2009.
besaran jumlah uang yang akan dipinjam dan pemanfaatan pinjaman. Setelah itu anggota yang lain memberikan berbagai saran dan masukan, baik yang bersifat
dukungan maupun penolakan. Tahap ini bisa berlangsung alot karena pinjaman diberikan dengan sistem tanggung renteng. Oleh karena itu, persetujuan anggota
menjadi prasyarat sebelum pengajuan ke pembina pembiayaan financing officer. Setelah disetujui anggota majlis, calon peminjam mengisi Formulir Akad Pijaman
yang telah disediakan. Produk pinjaman dalam pelayanan Ikhtiar menggunakan akad-akad syariah, yaitu : pinjaman kebajikan qardhul hasan untuk pinjaman
pertama, dan selanjutnya menggunakan akad jual beli atau akad lain sesuai dengan tujuan penggunaan
Pengajuan pinjaman anggota yang telah direkomendasikan oleh majelis diproses dalam komite pinjaman yang dipimpin oleh kepala operasional dan
pembina pembiayaan. Tingkat kehadiran, prestasi angsuran, dan dinamika tabungan menjadi indikator dalam persetujuan pinjaman. Setelah mendapat
persetujuan dalam rapat komite, bagian administrasi Koperasi Baytul Ikhtiar akan mengeluarkan surat persetujuan pembayaran kepada TPL yang bersangkutan yang
selanjutnya diberikan kepada calon peminjam. Pencairan pinjaman dapat dilakukan dalam pertemuan majelis satu minggu kemudian.
Dalam satu tahun setiap anggota berhak atas 2 kali pinjaman, pinjaman berikutnya dapat diberikan apabila umur pertemuan minimal 25 kali dalam masa
angsuran. Jumlah pinjaman pertama maksimum Rp. 300 ribu. Kenaikan jumlah pinjaman diberikan secara bertahap menjadi Rp. 500 ribu, Rp. 750 ribu, dan
maksimum Rp. 1 juta dengan mempertimbangkan disiplin kehadiran, disiplin
angsuran dan disiplin tabungan, serta kesepakatan tanggung renteng oleh anggota lainnya. Apabila ada anggota yang memerlukan pinjaman lebih dari Rp. 1 juta,
maka sumber dananya diperoleh dari BMT yang berada dalam jaringan Yayasan Peramu BMT WU, BMT KU dan BMT TbU. Pada saat pencairan, peminjam
dikenakan biaya administrasi pencairan sebesar 1 dari jumlah pinjaman.
7
Jangka waktu pengembalian pinjaman adalah 50 minggu. Namun diperbolehkan pula bagi anggota yang ingin melunasi pinjaman kurang dari 50
minggu. Setelah pinjaman pertama dilunasi anggota dapat mengajukan pinjaman yang kedua. Pembayaran angsuran dilakukan setiap minggu pada saat pertemuan
rutin majlis. Kegiatan ini selalu disertai dengan penyetoran simpanan atau tabungan dan infaq, yaitu iuran sukarela yang akan digunakan untuk membantu
anggota yang tertimpa musibah. Ada 3 jenis tabungan, yaitu: - Tabungan wajib yang besarnya bervariasi tergantung dari besarnya pinjaman.
Tabungan wajib baru bisa diambil pada saat anggota kelompok keluar dari keanggotaan. Di bawah ini adalah tabel skema besarnya tabungan wajib yang
harus disetorkan sesuai dengan besarnya pinjaman.
7
Titin Prasetyawati, Manajer Kopeasi Baytul Ikhtiar BAIK, Wawancara Pribadi, Bogor, 12 Mei 2009
Skema jumlah tabungan wajib yang harus disetorkan
No Besar Pinjaman
Rp Besar Tabungan
Rp 1
300.000 - 600.000 200
2 700.000 250
3 1.000.000 400
Sumber: Data Koperasi Baytul Ikhtiar diolah oleh peneliti, 2009. 1. Tabungan sukarela yang besarnya tidak ditentukan tergantung kemampuan
finansial anggota. Tabungan sukarela dapat diambil kapan saja saat anggota membutuhkan dengan saldo minimal Rp.2.000.
2. Tabungan kelompok adalah tabungan yang dihimpun oleh anggota dan dicatat atas nama kelompok kecil yang berjumlah 5 orang. Besarnya
tabungan yang harus disetor oleh masing-masing anggota bervariasi tergantung besarnya pinjaman. Seperti halnya tabungan wajib, Tabungan
wajib baru bisa diambil pada saat anggota kelompok keluar dari keanggotaan. Di bawah ini adalah tabel skema besarnya tabungan kelompok yang harus
disetorkan oleh masing-masing anggota sesuai dengan besarnya pinjaman.
Skema jumlah tabungan kelompok yang harus disetorkan
No Besar Pinjaman
Rp Besar Tabungan
Rp 1
300.000 - 600.000 300
2 700.000 500
3 1.000.000 600
Sumber: Data Koperasi Baytul Ikhtiar diolah oleh peneliti, 2008.
C. Kebijakan yang diberikan oleh Koperasi Baytul Ikhtiar pada