Kebijakan yang diberikan oleh Koperasi Baytul Ikhtiar pada

Skema jumlah tabungan kelompok yang harus disetorkan No Besar Pinjaman Rp Besar Tabungan Rp 1 300.000 - 600.000 300 2 700.000 500 3 1.000.000 600 Sumber: Data Koperasi Baytul Ikhtiar diolah oleh peneliti, 2008.

C. Kebijakan yang diberikan oleh Koperasi Baytul Ikhtiar pada

Perempuan Program Ikhtiar merupakan program pemberdayaan berbasis komunitas community based empowerment yang memberikan pelayanan keuangan mikro secara khusus kepada kaum perempuan dari keluarga berpenghasilan rendah. 8 Program ini dimulai dengan sebuah pilot project pemberdayaan komunitas masyarakat miskin pedesaan pada akhir tahun 1999 di Desa Sukaluyu, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor dan diterapkan untuk komunitas masyarakat miskin perkotaan di kawasan Kota Bogor pada tahun 2002. Kelompok sasaran dari program ini adalah perempuan dari keluarga miskin di perkotaan dan pedesaan urban rural poor, yang masih memiliki potensi produktif economically active dengan menjadi pelaku usaha mikro, seperti pedagang sayur di pasar atau 8 Tim Baytul Maal Bogor, Inovasi Pemberdayaan Masyarakat Miskin melalui Pendekatan Agama Studi KasusPengembangan Program Ikhtiar oleh Baytul Maal Bogor. Jurnal Otonomi dan Pembangunan Daerah Warta gubernur Vol. 2 Tahun 1 Edisi Februari. 2007. h.51. pedagang sayur keliling, perajinpemilik bengkel sepatu, pedagang warungan, pedagang makanan jajanan, petani ataupun buruh tani dan lain-lain. 9 Pada awalnya, program ini merupakan program kerjasama pendayagunaan dana ZIS antara Baytul Maal Bogor sebagai Lembaga Amil Zakat LAZ dengan Yayasan Peramu untuk menjangkau fakir miskin di perkotaan dan pedesaan. Karena itu, di kalangan anggotanya khususnya di Kecamatan Tamansari Program Ikhtiar lebih dikenal sebagai Baytul Maal. Baytul Maal Bogor yang pembentukannya dirintis oleh Yayasan Peramu lebih berperan sebagai lembaga funding lembaga donor sedangkan Yayasan Peramu berperan dalam pendayagunaan dana ZIS untuk pemberdayaan ekonomi fakir miskin melalui pelayanan keuangan mikro. Dalam perkembangannya, dana program Ikhtiar tidak hanya berasal dari ZIS saja tapi juga dari sumber-sumber lain baik pemerintah antara lain Pemda Kabupaten Bogor maupun lembaga donor swasta dari dalam dan luar negeri, seperti Yayasan Lentera 165ESQ Jakarta, Mercy Corps Indonesia, Plan International, dan Novib Oxfam. 10 Model kerjasama antar lembaga semacam ini merupakan terobosan baru dalam metode penyaluran dana ZIS yang selama ini lebih banyak menggunakan metode karitatif dalam bentuk pemberian santunan kepada masyarakat miskin tanpa disertai dengan proses pemberdayaan. Pendekatan karitatif tersebut berdampak pada munculnya ketergantungan masyarakat miskin para mustahik penerima zakat terhadap bantuan dana ZIS yang dikeluarkan oleh para muzaqqi atau orang yang membayar zakat. Ketergantungan yang terus menerus memunculkan sikap malas dan apatis sehingga mereka tidak memiliki 9 Warta Gubernur, Jurnal Otonomi dan Pengembangan daerah, Bogor, APPSi, 2009. 10 Warta Gubernur, Jurnal Otonomi dan Pengembangan daerah, Bogor, APPSi, 2009. kemampuan dalam mengelola aset yang mereka peroleh. Dengan demikian potensi yang sangat besar dari dana ZIS tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk memutus mata rantai kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menjamin keberlangsungan manfaat sustainability of benefit dan keberlangsungan aset sustainability of aset maka Program Ikhtiar berupaya membangun suatu kelembagaan ekonomi yang mengutamakan partisipasi aktif masyarakat melalui pelayanan keuangan mikro berbasis syariah syaria based microfinance. Lembaga ekonomi ini kemudian dikenal dengan Koperasi Baytul Ikhtiar. Koperasi Baytul Ikhtiar BAIK secara resmi dibentuk pada tahun 2003. Strategi ini menjadi pilihan karena beberapa alasan, sebagai berikut : a. Mampu menjangkau lebih banyak orang miskin pada skala bisnis yang berkelanjutan secara finansial. b. Pelayanan dapat diakses oleh usaha mikro dan perempuan dari keluarga miskin. Proses pelayanan membuka ruang untuk proses pembelajaran, sehingga wawasan mereka lebih terbuka dan mampu melakukan perubahan dalam menghadapi persoalan-persoalan mereka. c. Dengan memadukan atau mengintegrasikan pendidikan pengorganisasian masyarakat dan ekonomi syariah, perempuan miskin pelaku usaha mikro mempunyai harapan untuk turut mengawasi pengelolaan usaha dan organisasi. d. Pendayagunaan dana ZIS semacam ini membuka peluang partisipasi sumber- sumber dana lain baik dari perorangan, perusahaan, maupun negara. 11 11 Tim Baytul Maal Bogor, Inovasi Pemberdayaan Masyarakat Miskin melalui Pendekatan Agama Studi KasusPengembangan Program Ikhtiar oleh Baytul Maal Bogor. h.49.

D. Tingkat Keberhasilan Anggota