Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU

40 Sinaga 2005 investasi pendidikan memberikan manfaat besar bagi pengurangan kemiskinan.

H. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rasidin K. Sitepu dan Bonar M. Sinaga 2005 dengan judul “Dampak Investasi Sumber Daya Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan Di Indonesia: Pendekatan Model Computebel General Equilibrium” Penelitian bertujuan untuk menganalisis dampak investasi sumber daya manusia terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di Indonesia. Analisis menggunakan kombinasi model Komputasi Keseimbangan umum dan metode Foster-Greer-Thorbecke. Investasi sumber daya manusia diwakili oleh pengeluaran pemerintah untuk pendidikan dan kesehatan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa investasi sumber daya manusia mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan rumah tangga. Indeks rasio kemiskinan, indeks kesenjangan dan indeks intensitas kemiskinan juga menurun, kecuali untuk rumah tangga bukan angkatan kerja di kota. Investasi sumber daya manusia untuk pendidikan memberi manfaat lebih besar bagi rumah tangga perdesaan dibandingkan dengan rumah tangga perkotaan, terutama untuk rumah tangga buruh pertanian dan pengusaha pertanian di perdesaan, sedangkan investasi kesehatan memberi manfaat lebih besar bagi rumah tangga bukan pertanian golongan atas di kota. 41 2. R Abdul Haris 2007 dengan j udul penelitian “Analisis Pengaruh Faktor- faktor Penyebab Kemiskinan di Daerah Hutan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur”. Pada penelitian ini menggunakan sampel terpilih pada daerah pesisir pada enam Kecamatan Sukapura, Sumber, Banyuanyar, Tiris, Krucil, Lumbang Kabupaten Probolinggo. Jumlah penduduk miskin di daerah pesisir kurang lebih 52.200 orang, jumlah sampel yang diambil 7.200 orang. Metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis lintasan path dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini adalah kemiskinan yang terjadi di daerah hutan kabupaten Probolinggo adalah a faktor malas, di sebabkan oleh kurang semangat dalam menjalankan hidup untuk bekerja khususnya dalam mencari nafkah untuk keluarga dan karena keterbatasan pengetahuan. b Faktor tidak pernah mengenyam pendidikan disebabkan oleh pengaruh lingkungan teman bermain masa kecil yang sama-sama tidak sekolah. c faktor tidak memiliki modal untuk melakukan usaha d kursus- kursus yang diberikan pemerintah kurang bermanfaat karena tidak bisa memasarkan hasil karyanya. e ketidakmampuan orang tua untuk membiayai sekolah anaknya. f rendahnya tingkat kesehatan hal ini sangat berdampak pada produktivitas kerja. 3. Samsubar Saleh 2002 dengan judul penelitian ”Faktor-faktor Penentu Tingkat Kemiskinan Di Indonesia” Berdasarkan hasil-hasil empirik dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan per propinsi di Indonesia adalah indeks pembangunan manusia terdiri dari pendapatan perkapita, angka harapan hidup, rata-rata 42 bersekolah, investasi fisik pemerintah daerah, tingkat kesenjangan pendapatan, tingkat partisipasi ekonomi dan politik perempuan, populasi penduduk tanpa akses terhadp fasilitas kesehatan, populasi penduduk tanpa akses terhadap air bersih, dan krisis ekonomi. Beberapa implikasi kebijakan yang dapat dilakukan adalah berikut ini. Pertama, peningkatan kualitas pengembangan manusia melalui peningkatan pendapatan, fasilitas pendidikan dan kesehatan. Kedua, di saat bersamaan dilakukan kebijakan yang dapat mendukung pemertaan pendapatan. Ketiga, investasi fisik dilakukan secara merata dengan prioritas pada kawasan-kawasan padat keluarga miskin. Keempat, pemerataan kesempatan bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam sektor-sektor informal ekonomi dan politik, sektor di mana sebagian besar keluarga miskin berasal. 4. Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti 2008 dengan judul “Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin”. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis dampak pertumbuhan ekonomi terhadap jumlah penduduk miskin di Indonesia. Metode analisis deskriptif dan ekonomertika menggunakan data panel. Hasil penelitian menunjukkan kurangnya kualitas pertumbuhan ekonomi dicerminkan oleh angka kemiskinan yang relatif persiten di atas 20 persen dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Jumlah penduduk miskin akibat krisis ekonomi belum berhasil dikurangi bahkan cenderung meningkat. Penyebaran penduduk miskin terpusat di Pulau Jawa dan Sumatera, terutama di pedesaan dengan pertanian sebagai sumber utama pendapatan. 43 Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap penurunan jumlah penduduk miskin walaupun dengan magnitude yang relatif kecil, seperti inflasi, populasi penduduk, share sektor pertanian, dan sektor industri. Namun variabel yang signifikan dan relatif besar pengaruhnya terhadap penurunan jumlah penduduk miskin adalah sektor pendidikan. 5. Agrawal 2008, dalam jurnal yang berjudul “Enonomic Growth and Poverty Reduction: Evidence from Kazakht an”, melakukan penelitiannya untuk menguji hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Penelitian ini menggunakan metode panel data untuk setiap propinsi di Kazakhtan selama periode 2000-2002 dengan fixed effect model FEM. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ketika terjadi pertumbuhan ekonomi, yang diikuti dengan peningkatan jumlah tenaga kerja dan tingginya tingkat upah riil, berpengaruh secara signifikan terhadap pengurangan kemiskinan. Ketimpangan yang menurun tajam selama periode pertumbuhan tinggi 1998-2003 juga memiliki pengaruh terhadap pengurangan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang negatf dengan kemiskinan, sedangkan ketimpangan memiliki hubungan yang positif dengan kemiskinan. Ketika kemiskinan di Kazakhstan menurun sejalan dengan tingkat pertumbuhan GDP per kapita yang meningkat, hal ini juga diikuti dengan penurunan ketimpangan. 6. Dalam jurnal Stephen Kapsos 2004 yang berjudul “Estimating growth requirements for reducing working poverty: Can the world halve working poverty by 2015?” membahas tentang estimasi kemiskinan serta proyeksi 44 besarnya pekerja miskin sampai dengan tahun 2015 di dunia. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kemiskinan, GDP perkapita dan angka harapan hidup. Dalam penelitian ini menggunakan data panel dengan hasil proyeksi kemisinan di lapangan pekerjaan dunia yang disajikan dalam penelitian Stephen Kapsos mengungkapkan banyak tentang kemungkinan untuk mengurangi kemiskinan sejalan dengan MDGs. Sementara dari hasil proyeksi, kemiskinan di dunia semakin meningkat, sehingga tidak sesuai dengan MDGs yaitu mengurangi tingkat kemiskinan. 7. Bhimo Rizki dan Samsubar Saleh 2007 “Keterkaitan Akses Sanitasi Dengan Tingkat Kemiskinan: Studi Kasus Di Provinsi Jawa Tengah” Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tipologi klasifikasi empat kuadran. Hasil penelitian ini adalah bahwa pembangunan akses sanitasi secara tidak langsung akan mengurangi kemiskinan. Faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat akses sanitasi rumah tangga pada 35 kabupatenkota di provinsi Jawa Tengah adalah PDRB perkapita, distribusi pendapatan dan budaya kesadaran terhadap kesehatansanitasi. Konsep pembangunan manusia juga merupakan konsep ekonomi, karena salah satu strategi dalam pembangunan ekonomi adalah peningkatan mutu modal manusia melalui pendidikan, kesehatan dan rasa aman. 8. Marcus J.Pattinama 2009 dengan judul penelitian “Pengentasan Kemiskinan Dengan Kearifan Lokal Studi Kasus di Pulau Buru-Maluku dan Surade –Jawa Barat” penelitian ini bertujuan untuk mengenali dan mencari insight mengenai definisi dan indikator kemiskinan baik dari 45 tinjauan teoritis yang ada di literatur maupun yang bersumber dari pemahaman penduduk miskin itu sendiri, mencari alternatif kebijakan yang sesuai dengan kondisi spesifik lokal untuk menanggulangi kemiskinan, dan mengenali kearifan penduduk lokal dalam hubungannya dengan menanggulangi kemiskinan. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Participatory Rural Appraisal PRA. Hasil penelitian ini adalah kemiskinan memiliki banyak sisi. Orang Bupolo dan petani Surade sama-sama mengolah lahan sempit. Petani Surade miskin karena tidak mempunyai lahan atau memiliki lahan tetapi dengan skala usaha yang relatif kecil. Orang Bupolo memiliki tanah yang relatif luas tetapi mempunyai keterbatasan akses pada teknologi, hidup terisolasi karena tidak mempunyai akses terhadap sarana dan prasarana sosial ekonomi maupun komunikasi, sehingga mereka hidup miskin dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Jadi definisi kemiskinan perlu diperluas meliputi akses terhadap infrastruktur sosial ekonomi, keluar dari keterisolasian, ketidakberdayaan, dan kebebasan mengeluarkan pendapat, serta memperoleh keadilan dalam pembangunan. Kemiskinan tidak bias didefinisikan secara tunggal yakni dari kacamata pemenuhan kebutuhan kalori semata sebagaimana yang dilakukan Biro Pusat Statistik BPS selama ini, karena pada hakekatnya definisi kemiskinan tidak hanya bersifat relatif tetapi juga dinamis . Oleh karena itu penting melihatnya dari berbagai sudut pandang dan kemiskinan hanya dapat diatasi dengan belajar dari tindakan nyata bukan sekedar mengumpulkan data dan membicarakannya. 46 47 48 49

I. Kerangka Pemikiran

Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang berada pada standar hidup yang rendah, dimana pendapatan perkapitanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup yaitu sandang, pangan dan papan. Pembangunan ekonomi yang semenjak masa sentralistik terpusat di pulau Jawa tidak meluputkan Jawa dari masalah kemiskinan. Gambaran secara menyeluruh tentang kondisi perekonomian suatu daerah dapat diperoleh dari Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia akan berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi suatu wilayah. Lanjouh, dkk dalam Irsyad Lubis, dkk 2008;18, menyatakan pembangunan manusia di Indonesia adalah identik dengan pengurangan kemiskinan. Menurut Samsubar Saleh 2002 PDRB, melek huruf dan harapan hidup berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan. Dari uraian tinjauan pustaka yaitu teori dan hasil analisis penelitian terdahulu maka dalam penelitian yang mengambil kasus di Jawa Tengah dengan variabel-variabelnya Tingkat Kemiskinan yang dipengaruhi oleh PDRB, Harapan Hidup dan Melek Huruf.