liii Untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui R
2
koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika
R
2
adalah sebesar 1, berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen Ghozali: 2006, hal.83. Karena
adanya kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi R
2
, maka digunakan nilai adjusted R
2
dalam penelitian ini.
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 0.533
a
0.284 0.255
1,86483
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan tabel diatas, nilai adjusted R Square menunjukkan bahwa besarnya Adjust R Square adalah 0.255, hal ini berarti variabel
pertimbangan tingkat materialitas dapat dijelaskan oleh variabel profesionalisme yang dilihat dari dimensi pengabdian terhadap profesi,
kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan sesama profesi serta pengalaman auditor sebesar 28.4, Sedangkan
sisanya 100 - 25.5 = 74.5 dijelaskan oleh faktor lainnya. Angka koefisien R sebesar 0,533 53.3, menunjukkan bahwa hubungan antar
variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat, karena memiliki nilai keofisien korelasi diatas 0,05.
2. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F
liv Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama–sama simultan terhadap variabel dependen Ghozali: 2006,
hal.84. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4.12 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
68.912 2
34.456 9.910
.000a Residual
173.843 50
3.477 Total
242.755 52
Sumber : Data Diolah
3 Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.13 Hasil Uji t
Sumber : Data Diolah
a. Menguji Hipotesis Pertama Ha
1
Hipotesis 1 menyatakan bahwa profesionalisme yang dilihat dari dimensi pengabdian terhadap profesi, kewajiban sosial, kemandirian,
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant 13.713
6.246 2.186
.033 PROF
.251 .056
.541 4.451
.000 .971
1.030 PGLM
.082 .096
.105 .861
.393 .971
1.030
lv keyakinan terhadap profesi, dan hubungan sesama profesi berpengaruh
secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Berdasarkan hasil uji statistik
dari tabel 4.13, uji statistik t untuk variabel bebas pengabdian terhadap profesi menunjukkan bahwa nilai signifikannya sebesar 0,000 dan
dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05. Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas profesionalisme yang
dilihat dari dimensi pengabdian terhadap profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan sesama
profesi berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan, dengan
demikian hal ini menerima H
a
dan menolak H
o
. b. Menguji Hipotesis Kedua Ha
2
Hipotesis 2 menyatakan bahwa pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam
proses pengauditan laporan keuangan. Berdasarkan hasil uji statistik dari tabel 4.13, uji statistik t untuk variabel bebas pengalaman,
menunjukkan bahwa nilai signifikannya sebesar 0,393 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 0,393 0,05.
Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas pengalaman auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan, dengan demikian hal ini menerima H
o
dan menolak H
a
.
lvi c. Menguji Hipotesis ketiga Ha
3
Hipotesis 3 menyatakan bahwa profesionalisme dan pengalaman auditor berpengaruh secara simultan terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Berdasarkan hasil uji statistik dari tabel 4.12, uji statistik F untuk variabel bebas
profesionalisme dan
pengalaman, menunjukkan bahwa nilai
signifikannya sebesar 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05.
Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas profesionalisme dan pengalaman
auditor secara
simultan berpengaruh
terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan
keuangan, dengan demikian hal ini menerima H
a
dan menolak H
o
. E.
Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
1. Pengaruh Profesionalisme terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Pada variabel ini menunjukkan bahwa nilai signifikannya sebesar
0,000 0,05 sehingga H
o
ditolak dan H
a
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa auditor yang memiliki sikap profesionalisme
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hubungan profesionalisme dan pertimbangan tingkat
materialitas bersifat positif. Semakin tinggi profesionalisme semakin baik pertimbangan tingkat materialitas. Nilai koefisien regresi sebesar
0,251 menunjukan bahwa setiap penambahan 1 satuan variabel
lvii pengabdian terhadap profesi akan meningkatkan pertimbangan tingkat
materialitas sebesar 0,251. Profesionalisme dilihat dari lima dimensi yang dikemukakan oleh
Hall 1968 dalam Hastuti et al 2003, yaitu: pengabdian terhadap profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan
hubungan sesama profesi. Profesionalisme diartikan sebagai tanggung jawab untuk berperilaku lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya dan lebih dari sekedar memenuhi undang- undang dan peraturan masyarakat.
Tanggung jawab auditor secara umum adalah untuk meningkatkan pelayanan jasa dan meningkatkan kepercayaan. Dalam standar audit,
yaitu standar umum yang ketiga disebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya auditor harus menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama IAI, 2001. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Hastuti et al 2003 dan
wahyudi et al 2006, dalam penelitiannya menyatakan bahwa profesionalisme berpengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan
tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan.
2. Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas Pada variabel ini menunjukkan bahwa nilai signifikannya sebesar
0,399 0,05 sehingga H
o
diterima dan H
a
ditolak. Jadi dapat
lviii disimpulkan bahwa pengalaman auditor tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Tidak signifikannya pengaruh antara pengalaman auditor terhadap
pertimbangan tingkat materialitas disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu auditor yang menjadi responden dalam penelitian
ini sebesar 68 merupakan auditor junior yang memiliki pengalaman mengaudit kurang dari tiga tahun.
Faktor lainnya yang menyebabkan tidak berpengaruhnya pengalaman adalah prosedur audit yang digunakan dalam proses
mengaudit laporan keuangan, hal ini mengindikasikan bahwa lamanya auditor bekerja tidak menjamin auditor yang bekerja paling lama
memiliki pertimbangan tingkat materialitas yang lebih baik, akan tetapi lebih kepada prosedur audit yang dilakukan auditor dalam mendeteksi
kecurangan Widjaja Tunggal: 2009, hal. 60. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Noviyani 2002 dalam Herawaty 2008, pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih dalam
pertimbangan tingkat materialitas.
lix
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profesionalisme yang dilihat dari dimensi pengabdian terhadap profesi, kewajiban sosial,
kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan sesama profesi serta pengalaman auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses
pengauditan laporan keuangan. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dari bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil uji t menunjukan bahwa Profesionalisme Pengabdian pada profesi, Kewajiban sosial, Kemandirian, Keyakinan terhadap profesi, Hubungan
sesama profesi berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan.
2. Hasil uji t menunjukan bahwa pengalaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses
pengauditan laporan keuangan. Hal ini kemungkinan disebabkan sedikitnya responden yang memiliki pengalaman audit lebih dari tiga
tahun, sehinggga hasil penelitian menjadi bias. 3. Hasil uji F menunjukan bahwa Profesionalisme Pengabdian pada profesi,
Kewajiban sosial, Kemandirian, Keyakinan terhadap profesi, Hubungan sesama profesi dan Pengalaman Auditor berpengaruh secara simultan
terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan.
49