Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan di Kota Madya Medan Tahun 2011

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG METODE

HYPNOBIRTHING PADA NYERI PERSALINAN

DI KOTA MADYA MEDAN

SRI HERMIANTI

105102043

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011

Sri Hermianti

Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan di Kota Madya Medan Tahun 2011

ix + 41 hal + 6 tabel+ 1 skema + 12 lampiran Abstrak

Setiap wanita sepanjang masa menginginkan sebuah proses persalinan yang penuh kenyamanan, tenang dan lebih baik yang didapatkan dalam hypnobirthing. Wanita yang memiliki pengalaman hypnobirthing saat melahirkan anak jauh lebih tenang dan rasa sakit berkurang sampai 70 %. Hipnotis diri (self hypnosis) dan penanaman sugesti adalah prinsip dasar hypnobirthing, yang digunakan sebagai latihan selama masa kehamilan.. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan tentang metode

Hypnobirthing pada nyeri persalinan di Kota Madya Medan. Desain penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pengambilan sampel

total sampling, dengan besar sampel sebanyak 30 orang. Dari hasil penelitian diperoleh

mayoritas responden berumur 30-45 tahun 13 orang (43,3%). pendidikan responden mayoritas D-III sebanyak 23 orang (76,7%). Serta berdasarkan lama bekerja mayoritas 10-25 tahun sebanyak 15 orang (50%). Mayoritas responden dari segi pengetahuan tentang hypnobirthing pada nyeri persalinan adalah cukup sebanyak 21 orang (70%). Berdasarkan sikap tentang hypnobirthing pada nyeri persalinan menunjukkan bahwa responden mempunyai sikap yang positif yaitu sebanyak 27 orang (90%). Dengan demikian, diharapkan kerjasama yang baik antar petugas kesehatan untuk memberikan informasi dan pelayanan yang terbaik khususnya pada ibu bersalin agar dapat melaksanakan metode hypnobirthing dalam persalinan agar tercipta persalinan yang aman, nyaman dan berkualitas.

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, Hypnobirthing Daftar Pustaka : 25 (1998-2010)


(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim……….

Alhamdulilahirrabbil ‘alamin. Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan hidayahNya yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Metode

Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan di Kota Madya Medan Tahun 2011”.

Sebagaimana manusia biasa tidak luput dari kekurangan dan kesalahan, penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun penyusunannya, namun demikian penulis mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan dimasa mendatang.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini banyak yang telah membantu dalam memberikan bimbingan dan saran. untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep, sebagai Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara Medan dan penguji II

3. dr. M. Fidel Ganis Siregar, Sp.OG, sebagai dosen pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang telah memberikan bimbingan dari awal sampai akhir.


(5)

5. Sempa Malem Barus, Am.Keb, selaku Ketua IBI cabang Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian

6. Para dosen dan staf pengajar DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu, petunjuk dan nasehat selama penulis menjalani pendidikan

7. Kepada ketua orangtuaku yang telah memberikan dukungan moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua teman-teman seperjuangan di DIV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Akhirnya penulis berharap, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri.

Medan, Juni 2011


(6)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Pengetahuan... 5

1. Pengertian Pengetahuan ... 5

2. Beberapa Cara Memperoleh Pengetahuan ... 6

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 8

B. Sikap ... 9

1. Definisi Sikap ... 9

2. Tingkatan Sikap ... 9

3. Pengukuran Sikap Model Likert ... 10

C. Hypnobirthing... 11

1. Sejarah Hypnobirthing ... 11

2. Pengertian Hypnobirthing ... 13

3. Filosofi Hypnobirthing ... 13

4. Hipnosis dan gelombang otak manusia ... 14

5. Teknik Dasar Hypnobirthing ... 16

6. Manfaat Relaksasi Hypnobirthing ... 18

E. Nyeri Persalinan ... 20

1. Pengertian Nyeri Persalinan ... 20

2. Fisiologi Nyeri Persalinan ... 21

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nyeri dalam Persalinan .... 21

4. Dampak Rasa Nyeri dalam Persalinan ... 22

BAB III KERANGKA KONSEP ... 25


(7)

BAB IV METODE PENELITIAN... 27

A. Desain Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 27

C. Tempat Penelitian ... 27

D. Waktu Penelitian... 27

E. Etika Penelitian ... 28

F. Instrument Penelitian ... 28

G. Uji Validitas ... 30

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 30

I. Analisis Data ... 31

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

A.Hasil penelitian ... 33

B.Pembahasan ... 37

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

A.Kesimpulan ... 40

B.Saran ... 40 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR SKEMA


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 26 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden menurut karakteristik responden

meliputi usia, pendidikan dan lama bekerja di Kota Madya Medan tahun 2011 ... 34 Tabel 5.2 Distribusi pertanyaan pengetahuan bidan tentang hypnobirthing

pada nyeri persalinan di Kota Madya Medan tahun 2011 ... 35 Tabel 5.3 Pengetahuan bidan tentang metode hypnobirthing pada nyeri

persalinan di Kota Madya Medan tahun 2011... 35 Tabel 5.4 Distribusi penyataan sikap bidan tentang metode hypnobirthing

pada nyeri persalinan di Kota Madya Medan tahun 2011 ... 36 Tabel 5.5 Distribusi sikap bidan tentang metode hypnobirthing pada nyeri


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ; Lembar Persetujuan Penelitian Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 ; Surat Pernyataan Content Validity

Lampiran 4 : Surat Pernyataan Editor Bahasa Indonesia Lampiran 5 : Master Tabel

Lampiran 6 : Output SPSS

Lampiran 7 : Surat Izin Data Pendahuluan Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 9 : Surat Balasan

Lampiran 10 : Daftar Riwayat Hidup Lampiran 12 : Lembar Konsultasi


(11)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011

Sri Hermianti

Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan di Kota Madya Medan Tahun 2011

ix + 41 hal + 6 tabel+ 1 skema + 12 lampiran Abstrak

Setiap wanita sepanjang masa menginginkan sebuah proses persalinan yang penuh kenyamanan, tenang dan lebih baik yang didapatkan dalam hypnobirthing. Wanita yang memiliki pengalaman hypnobirthing saat melahirkan anak jauh lebih tenang dan rasa sakit berkurang sampai 70 %. Hipnotis diri (self hypnosis) dan penanaman sugesti adalah prinsip dasar hypnobirthing, yang digunakan sebagai latihan selama masa kehamilan.. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan tentang metode

Hypnobirthing pada nyeri persalinan di Kota Madya Medan. Desain penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode pengambilan sampel

total sampling, dengan besar sampel sebanyak 30 orang. Dari hasil penelitian diperoleh

mayoritas responden berumur 30-45 tahun 13 orang (43,3%). pendidikan responden mayoritas D-III sebanyak 23 orang (76,7%). Serta berdasarkan lama bekerja mayoritas 10-25 tahun sebanyak 15 orang (50%). Mayoritas responden dari segi pengetahuan tentang hypnobirthing pada nyeri persalinan adalah cukup sebanyak 21 orang (70%). Berdasarkan sikap tentang hypnobirthing pada nyeri persalinan menunjukkan bahwa responden mempunyai sikap yang positif yaitu sebanyak 27 orang (90%). Dengan demikian, diharapkan kerjasama yang baik antar petugas kesehatan untuk memberikan informasi dan pelayanan yang terbaik khususnya pada ibu bersalin agar dapat melaksanakan metode hypnobirthing dalam persalinan agar tercipta persalinan yang aman, nyaman dan berkualitas.

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, Hypnobirthing Daftar Pustaka : 25 (1998-2010)


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap wanita sepanjang masa menginginkan sebuah proses persalinan yang penuh kenyamanan, tenang dan lebih baik. Persalinan yang seperti itu bisa didapatkan dalam

hypnobirthing. Wanita yang memiliki pengalaman hypnobirthing saat melahirkan anak

jauh lebih tenang dan rasa sakit berkurang sampai 70 % (Sunaidi, 2009, ¶4).

Sejak tahun 1920-an, usaha-usaha yang dilakukan oleh beberapa ahli terkenal menyebabkan berkembangnya metode-metode yang saat ini digunakan untuk meningkatkan relaksasi, mengurangi stress, meredakan nyeri persalinan, meningkatkan perkembangan persalinan dan memperkuat ikatan orang tua dan anak sejak dini, salah satunya adalah hypnobirthing (Simkin, Whalley & Keppler, 2007).

Hipnotis diri (self hypnosis) dan penanaman sugesti adalah prinsip dasar

hypnobirthing, yang digunakan sebagai latihan selama masa kehamilan. Petunjuk latihan

relaksasi dalam persalinan menggunakan metode visualisasi. Ketika ibu merasa lebih nyaman mengunakan metode visualisasi, selanjutnya lakukan langkah pada bagian afirmasi (setelah mencapai kondisi rileks dengan metode yang dipilih) (Andriana, 2010).

Hypnobirthing adalah salah satu bagian dari hipnosis klinik khususnya hipnosis

kebidanan. Hipnosis klinik adalah suatu ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sudah lama digunakan dalam dunia kesehatan, dan saat ini berkembang pesat karena banyak orang yang membutuhkan. Hal ini disebabkan kondisi stres dalam menghadapi


(13)

perubahan yang sangat cepat pada proses persalinan. Hipnosis klinik mempunyai tujuan sebagai upaya promosi, prevensi, terapi dan rehabilitasi (Kusuma, et al, 2009).

Ilmuwan pertama yang memberikan teknik relaksasi kepada pasien-pasien bersalin yang ia tangani yaitu dr Dick Read (1890-1959). Teknik ini digunakan agar calon ibu yang melahirkan tetap rileks dan menghindari rasa takut berlebihan yang akan lebih memicu rasa sakit dan ketidaknyamanan. Awalnya, Dick Read menolak anggapan bahwa teknik relaksasi yang ia gunakan merupakan hipnosis. Kemudian, ide itu dituangkan dalam bukunya yang berjudul Childbirth without Fear : The Principles and

Practice of Natural Childbirth yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1944 (Wong &

Hakim, 2010).

Kemudian teknik relaksasi ini diteliti lebih lanjut oleh Marie Morgan, seorang hipnotherapies bersertifikat, yang merupakan salah seorang pasien dr. Dick-Read. (Wong & Hakim, 2010). Pada 1987, Marie Morgan yang telah memiliki kemampuan hipnoterapi kemudian mengembangkan metode relaksasi persalinan. Kurang lebih setahun setelah ia menjadi seorang hipnoterapis, yakni setelah putrinya melahirkan seorang cucu baginya pada tanggal 3 Januari 1990, bayi pertama dilahirkan dengan metode hypnobirthing. sejak saat itulah metode hypnobirthing berkembang dengan sendirinya (Andriana, 2007)

Sejak 1993, metode hypnobirthing mulai diperkenalkan di Kanada, yang disusul oleh Australia dan Inggris. Hingga saat ini sudah ada lebih dari 20 negara yang mempraktekkan hypnobirthing dalam proses persalinan alami (Andriana, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian Steer (1993, dalam Mander, 2003, hal. 152) mengatakan publikasi besar-besaran hypnosis berabad-abad sangat berlawanan dengan penggunaanya yang jarang. Pada sampelnya hanya 4 wanita yang memilih metode ini


(14)

dalam mencapai relaksasi. Hal ini sejalan dengan penelitian Baram (1995, dalam Mander, 2003, hal 153) menyatakan bahwa hanya 15% dari populasi umum yang sangat mudah disagesti dan mudah dihipnosis, proposi yang sama sulit di hypnosis, dan sisanya berfariasi.

Di Indonesia, hipnosis untuk kebidanan khususnya hypnobirthing, hypnoprenancy dan hypnofertility dikembangkan sejak tahun 2002 di Prorevital yang

saat ini menjadi Pro V Clinic (Holistic Health Care) oleh Lanny Kuswandi, perawat bidan dengan pendalaman Clinical hynotherapist. Hingga saat ini sudah sekitar 600 bidan di Indonesia yang sudah belajar hypnobirthing (Pur, 2010.17 Januari,.¶7)

Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan peneliti, di Sumatera Utara bidan yang telah dilakukan pelatihan hypnobirthing selama 5 periode sebanyak 100 orang. Sedangkan di Kotamadya Medan berjumlah 30 orang. Menurut Eswe (2010, hal 173), mempelajari bahasa melahirkan merupakan kesatuan dalam pelatihan hypnobirthing. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin mengetahui bagaimana pengetahuan dan sikap bidan yang telah mendapatkan pelatihan hypnobirthing tentang metode

hypobirthing pada nyeri persalinan.

B. Perumusan masalah

Dari latar belakang tersebut, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut : ”Bagaimana Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan.”


(15)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan dengan sikap bidan tentang metode hypnobrithing pada nyeri persalinan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik Bidan

b. Untuk mengetahui pengetahuan bidan tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan.

c. Untuk mengetahui sikap bidan tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan..

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan pengetahuan/informasi terbaru bagi dosen dan mahasiswa tentang pengetahuan dan sikap bidan tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan dan sebagai bahan pembanding bagi peneliti selanjutnya..

2. Bagi Bidan di Pelayanan/Tenaga Kesehatan

Sebagai bahan masukan kepada para bidan untuk dapat melaksanakan metode

hypnobirthing dalam persalinan agar tercipta persalinan yang aman, nyaman dan

berkualitas. 3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan ke dalam keadaan yang sebenarnya khususnya dalam mata kuliah Metodologi Penelitian.


(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Penelitian Rogers (1974, dalam Notoatmodjo, 2007. hlm.144), menggungkapkan bahwa selama orang mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut menjadi proses yang berurutan, yaitu : Awareness (kesadaran), di mana seseorang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut, di sini sikap subjek sudah mulai timbul.

Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya responden tersebut bagi

dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

Adoption, di mana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran

dan sikapnya terhadap stimulus.

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan dicakup dalam domain kognitif yang terdiri dari 6 tingkatan, yaitu ;

a. Tahu (know) yaitu mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.


(17)

b. Memahami (comprehension) yaitu suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application) yaitu kemampuan untuk dapat menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya).

d. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitanya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis), yaitu menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagain dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang sudah ada.

f. Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria yang sudah ada.

2. Beberapa Cara Memperoleh Pengetahuan

Dari cara yang telah digunakan kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :

a. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan


(18)

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas dan kekuasaan, baik tradisi, otoritas pimpinan agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

4) Melalui cara pikiran

Yaitu manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.

b. Cara modern dalam memperoleh ilmu pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah. Kriteria metode ilmiah ini terdiri dari :

1) Berdasarkan fakta

Informasi-informasi yang akan diperoleh penelitian, baik yang akan dikumpulkan maupun dianalisis hendaknya berdasarkan fakta-fakta


(19)

atau, bukan berdasarkan pemikiran-pemikiran sendiri atau dugaan-dugaan.

2) Bebas dari prasangka

Penggunaan fakta hendaknya berdasarkan bukti yang lengkap dan objektif.

3) Menggunakan prinsip analisis

Fakta atau data yang diperoleh melalui penggunaan metode ilmiah tidak hanya apa adanya. Fakta serta kejadian-kejadian tersebut harus dicari sebab akibatnya dengan menggunakan prinsip analisis.

4) Menggunakan hipotesis

Hipotesis atau dugaan (bukti) sementara diperlukan untuk memandu jalan pikiran kearah tujuan yang ingin dicapai. Dengan hipotesis peneliti akan dipandu jalan pikirannya ke arah mana hasil penelitianya akan dianalisis.

5) Menggunakan ukuran objektif

Pelaksanaan penelitian atau pengumpulan data harus menggunakan ukuran-ukuran yang objektif. (Notoatmodjo, 2005).

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan


(20)

dan kebahagian. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup (Notoadmojo, 2003).

b. Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2008), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk mejunjang kehidupanya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengeruh terhadap kehidupan keluarga.

c. Umur

Menurut Elisabeth Bh yang dikutip dalam Nursalam (2008), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.

B. Sikap

1. Definisi Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat dilihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. maka sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2007).


(21)

2. Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu: a. Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespons (responding), yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah berarti orang menerima ide tersebut.

c. Menghargai (volving)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d. Bertanggung jawab (responsibel)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2007).

3. Pengukuran Sikap Model Likert

Pengukuran sikap model likert juga dikenal dengan pengukuran sikap dengan skala likert, karena dalam pengukuran sikap juga menggunakan skala (Hidayat, 2007, hal.104).

Dalam menciptakan alat ukur likert juga menggunakan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Subjek yang diteliti disuruh memilih salah satu dari lima


(22)

alternatif jawaban yang disediakan. Lima alternatif jawaban yang disediakan oleh likert adalah :

a. Sangat setuju (strogly approve) : 4

b. Setuju (approve) : 3

c. Tidak setuju (Disapprove) : 2

d. Sangat tidak setuju ( strogly disapprove) : 1

C. Hypnobrithing

1. Sejarah Hypnobirthing

Praktek hypnobrithing berasal dari karya ilmuwan modern, terutama teori-teori seorang dokter kandungan inggris pada awal abad ke-20, dr. Grantly Dick Read. Beliau menyadari sifat hakiki persalinan dan kelahiran dalam suatu kejadian di sebuah daerah kumuh dan miskin di London pada tahun 1913. beliau meyaksikan persalinan alami tanpa obat penghilang rasa nyeri. Kemudian berbagai pengalaman yang sama dijumpai Dick-Read saat ia bertugas dalam Perang Dunia I ketika seorang wanita akan segera melahirkan mendekati parit perlindungan tentara dan meminta bantuan dokter yang ada. Wanita terus bersalin dan tidak terpengaruh dengan perang yang sedang berkecamuk di sekitarnya (Mongan, 2007).

Kejadian-kejadian itu mendorong Dick Read bertanya apa yang dibawa wanita sederhana itu dalam proses persalinan sehingga tidak menimbulkan kegelisahan seperti yang biasa disaksikan pada wanita yang berada. seiring berjalannya waktu, makin jelas jawabannya terletak bukan pada apa yang dibawa oleh para wanita itu dalam proses


(23)

persalinan, tetapi lebih pada apa yang tidak mereka bawa yaitu rasa takut (Mongan, 2007).

Awalnya, dr. Dick Read menolak anggapan bahwa teknik relaksasi yang ia gunakan merupakan hipnosis. Kemudian, ide itu dituangkan dalam bukunya yang berjudul Childbirth without Fear : The Principles and Practice of Natural Childbirth yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1944 (Wong & Hakim, 2010.hlm.145-146).

Teknik relaksasi ini diteliti lebih lanjut oleh Marie Morgan, seorang hipnotherapies bersertifikat, yang merupakan salah seorang pasien pasien dr. grandly Dick Read. Marie Morgan menyadari berdasarkan pernyataan dr. Jonathan Dye pada 1891 bahwa menurut hukum fisiologi, semua fungsi tubuh yang normal dan alami dicapai tanpa resiko atau rasa sakit. Persalinan merupakan proses fisiologis yang normal dan alami bagi wanita dan bayi mereka yang sehat dan normal. Oleh karena itu, seharusnya wanita yang sehat dan bayi yang sehat dapat melakukan persalinan tanpa resiko dan rasa sakit (Wong & Hakim, 2010.hlm.146)

Pada 1987, Marie Morgan yang telah memiliki kemampuan hipnoterapi kemudian mengembangkan metode relaksasi persalinan. Kurang lebih setahun setelah ia menjadi seorang hipnoterapis, yakni setalah putrinya melahirkan seorang cucu baginya pada tanggal 3 januari 1990, bayi pertama dilahirkan dengan metode hypnobirthing. Sejak saat itulah metode hypnobirthing berkembang dengan sendirinya (Andriana, 2007)

Pada Tahun 1989, gerakan hypnobirthing muncul ke kancah persalinan, membawa kembali anggapan bahwa setiap wanita memiliki kekuatan di dalam tubuhnya untuk membangkitkan insting keibuan alami guna melahirkan bayi mereka dalam


(24)

suasana yang menyenangkan dan nyama, dalam suatu cara yang paling mencerminkan kealamiahan (Morgan, 2007.hlm.6)

Sejak 1993, metode hypnobirthing mulai diperkenalkan di Kanada, yang disusul oleh Australia dan Inggris. Hingga saat ini sudah ada lebih dari 20 negara yang mempraktekkan hypnobirthing dalam proses persalinan alami (Andriana, 2007).

2. Pengertian Hypnobirthing

Hipnosis diri atau self hypnosis adalah suatu proses sederhana agar diri kita berada dalam kondisi rileks, tenang dan terfokus guna mencapai suatu hasil atau tujuan tertentu,seperti menurunkan berat badan, mengurangi stess dan kepanikan, berhenti merokok, dan sebagainya. Hipnosis diri juga dapat dikategorikan sebagai meditasi karena baik meditasi maupun hipnosis diri sama-sama menempatkan diri dan pikiran kita dalam kondisi rileks, tenang dan terfokus (Andriana, 2007).

Metode hypnobrithing merupakan salah satu teknik otohipnosis (self hypnosis), dalam menghadapi dan menjalani kehamilan serta persiapan melahirkan sehingga para wanita hamil mampu melalui masa kehamilan dan persalinannya dengan cara yang alami, lancar dan nyaman (tanpa rasa sakit). Dan yang lebih penting lagi adalah untuk kesehatan jiwa dari bayi yang dikandungnya (Kusuma, et al, 2002).

3. Filosofi Hypnobirthing

Filosofi hypnobirthing didasarkan pada kepercayaan bahwa kelahiran adalah normal, alami, wajar,dan sehat, bahwa kelahiran bukan suatu peristiwa medis. Itu didasarkan pada kepercayaan bahwa kelahiran adalah tentang para ibu, ayah, dan bayi mereka.


(25)

Hypnobirthing didasarkan pada kepercayaan, hak-hak dan berbagai keinginan keluarga

itu untuk membawa bayi-bayi mereka ke dalam dunia di suatu cara yang tenang, lembut, harus terhormat dan dimudahkan (Andriana, 2008).

Pasangan dari wanita hamil seharusnya didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan keinginan atau kekhawatiran mereka. Mereka layak mendapat jawaban dari petugas kesehatan mereka yang meningkatkan rasa percaya dan keyakinan diri sebagai orangtua. Berbagai prosedur, percobaan dan obat yang tidak memiliki bukti ilmiah serta dilakukan atau diberikan secara rutin harus dihindari selama kehamilan dan persalinan wanita sehat, kecuali terdapat indikasi ilmiah yang spesifik bagi penerapannya (Mongan, 2007).

4. Hipnosis dan Gelombang Otak Manusia

Dasar hipnosis adalah pemanfaatan kemampuan kita untuk mengakses alam bawah sadar secara langsung. Biasanya kita hanya menyadari pikiran yang ada pada alam sadar. Secara sadar kita terfokus pada sesuatu yang ada di hadapan kita, secara sadar kita berbicara dan mengucapkan kata-kata, atau secara sadar kita berusaha mengingat apa yang kita makan tadi pagi. Namun, saat melakukan hal-hal tersebut, alam sadar bekerja sama dengan alam bawah sadar (Andriana, 2007).

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Wong & Hakim (2010), dalam kondisi hipnosis, pikiran bawah sadar manusia dapat diakses karena diri seseorang lebih fokus secara internal dengan gelombang otak yang lebih rendah. Kondisi ini dicapai saat ia berada dalam kondisi rileks.


(26)

Menurut Andriana (2007), ditemukan adanya perubahan gelombang otak saat kondisi trans (kondisi hipnosis) mulai dicapai. Perubahan pola gelombang otak tersebut dapat diukur dengan alat pengukur yang disebut electroencephalograph (EEG). Secara garis besar, gelombang otak manusia dibedakan dalam empat jenis yaitu beta, alfa, theta dan delta. Yaitu :

a. Gelombang beta

Gelombang ini memiliki frekuensi 14-30 Hz. Pada kondisi ini otak kita berada sepenuhnya sadar, beraktivitas, berfikir, kosentrasi, tertawa, berkelahi dan lain-lain.

b. Gelombang alpha

Gelombang ini memiliki frekuensi 8-13,9 Hz. Pada kondisi ini, otak kita rileks, santai, antara sadar dan tidak, dan nyaris tertidur, saat tubuh mulai mengeluarkan hormon serotonin dan endofin. Kondisi ini juga merupakan awal untuk memasuki alam bawah sadar.

c. Gelombang theta

Gelombang ini memiliki frekuensi 4-7,9 Hz. Pada kondisi ini otak berada dalam keadaan tidur aktif yang disebut sebagai rapid eye movement /REM sleep. Tepat pada saat ini, otak yang tertidur sangat mudah dhipnosis dan dipengaruhi. Umumnya, pada gelombang ini manusia mulai mengalami mimpi.

d. Gelombang delta

Gelombang ini memiliki frekuensi 0,1-3,9 Hz. Pada kondisi ini otak bekerja paling minimal, yaitu saat kita mengalami tidur yang paling yenyak dan tidak


(27)

mengalami mimpi. Priode ini termasuk dalam kategori NREM (Non-REM). Dan dalam kondisi inilah kita tidak bergerak dan otak kita beristirahat total.

Irama-irama beta, alpha, theta dan delta adalah komponen pembentuk kesadaran. Manusia memiliki dua jenis pikiran, yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar yang sebenarnya merupakan suatu kesatuan. Kedua pikiran ini saling berkomunikasi dan bekerja dalam waktu bersamaan secara pararel. Pikiran sadar adalah proses mental yang dapat sadari dan bisa dikendalikan. Pikiran sadar hanya mempunyai peran dan pengaruh sebesar 12% terhadap diri manusia. Sedangkan pikiran bawah sadar adalah proses mental yang berfungsi secara otomatis sehingga seseorang tidak menyadarinya. Pikiran bawah sadar berperan sebanyak 88% terhadap fungsi diri (Aprillia, 2010).

5. Teknik Dasar Hypnobirthing

a. Pernafasan

Teknik pernafasan yang diajarkan dalam hypnobirthing yaitu : pernafasan tidur (sleep breathing) yang digunakan ibu untuk mencapai kondisi rileks (Wong & Hakim, 2010). Teknik ini juga merupakan salah satu metode yang akan digunakan untuk kembali rileks diantara gelombang-gelombang rahim sewaktu bersalin. Teknik ini akan membantu ibu bersalin menghemat energi selama fase penipisan dan pembukaan leher rahim (Mongan, 2007. hal. 127).

Teknik pernafasan lambat (slow breathing) terdiri dari penghirupan udara secara perlahan, tenang dan lama dari perut ibu yang mengarahkan kembali fokus ibu pada apa yang sedang terjadi disekitar bayi dan membantu ibu menghadapi setiap gelombang rahin. Tujuannya untuk mendapatkan pernafasan ibu saat menghirup maupun


(28)

menghembuskannya menjadi sepanjang mungkin yang digunakan calon ibu dalam fase penipisan dan pembukaan (Mongan, 2007. hal.129)

Pernafasan persalinan (birth breathing) digunakan saat calon ibu menghembuskan bayi agar keluar pada fase persalinan. Pernafasan persalinan bukanlah proses mendorong atau mengejan. Mendorong paksa akan menimbulkan stress bagi ibu yang sedang melahirkan dan tindakan ini dipastikan akan gagal karena menyebabkan penutupan otot melingkar vagina yang ada di bagian depan bayi yang sedang bergerak turun (Mongan, 2007.hal.131).

b. Relaksasi

Teknik ini menggunakan metode hypnosis untuk mencapai keadaan rileks dan pengkreasian anchor sebagai sinyal kepikiran bawah sadar untuk mencapai keadaan relaksasi yang cepat (Wong & Hakim, 2010).

Relaksasi adalah teknik untuk mencapai kondisi rileks ,maksudnya ketika seluruh system syaraf, organ tubuh dan pancaindra istirahat untuk melepaskan ketegangan yang ada, kita pada dasarnya tetap sadar. Peranan relaksasi menjadi makin penting pada saat ini banyak ibu takut untuk melahirkan secara normal dan hanya sebagian kecil yang tidak. Rasa takut ini dipicu oleh cerita-cerita tentang sulitnya bersalin, rasa nyeri yang kuat atau adanya faktor penyulit atau komplikasi. Sayangnya, rasa takut hanya akan memicu stress yang kemudian tertanam pada alam bawah sadar kita. Kita lupa bahwa persalinan adalah suatu hal yang paling alami di dunia ini (Andriana, 2007).


(29)

c. Visualisasi

Teknik ini menggunakan metode hipnosis dengan melatih penggambaran (visualisasi) tentang sesuatu yang menyenangkan secara terus menerus sebelum persalinan. Selanjutnya, teknik ini digunakan dalam proses persalinan sehingga dicapai kondisi tubuh dan pikirann yang tenang (Wong & Hakim, 2010).

Relaksasi pelangi adalah teknik visualisasi dasar pada hypnobirthing. Semua hipnosis adalah hipnosis diri, dan perlu diketahui bahwa tidak ada orang lain yang dapat membawa Anda ke keadaan ini kecuali diri Anda sendiri. Salah satu visualisasi yang sangat sederhana dan efektif adalah tentang mawar yang sedang merekah. Gunakan teknik pernafasan anda untuk membawa diri Anda ke dalam relaksasi, kemudian tutup mata dan bayangkan bayi Anda bergerak lembut ke pintu keluar rahim. Bayangkan pembukaan perineum secara bertahap seperti merekahnnya helai-helai kuntum mawar yang lembut. Visualisasi sebaiknya dilakukan selama hari-hari terakhir kehamilan ibu untuk mencapai persalinan dan selama fase pembukaan dan keluarnya bayi (Mongan, 2007).

d. Pendalaman

Teknik ini sama halnya seperti gangguan deepening dalam stuktur hipnosis. Dalam proses kelahiran, teknik ini digunakan untuk memantapkan keadaan relaksasi sehingga dicapai kondisi relaksasi menyeluruh (Wong & Hakim, 2010).

Teknik ini terbukti sangat efektif dalam memperdalam relaksasi suatu titik dimana tubuh sang ibu lemas secara total dan ia berada dalam keadaan hampir amnesia. Latihan-latihan yang akan dilakukan bersama pelatih akan membantu ibu mencapai tingkat relaksasi mendalam yang akan membantu ibu menjelang selesainya masa kehamilan dan


(30)

mulailah penggunaan pernafasan persalinan. Relaksasi total ini memungkinkan ibu masuk kedalam tubuhnya dan bayinya (Mongan, 2007).

6. Manfaat Relaksasi Hipnobirthing

Menurut Andriana (2007, hal. 74-75), beberapa manfaat yang diperoleh lewat metode hypnobirthing untuk ibu yaitu

a. Meminimalkan bahkan menghilangkan rasa takut, ketegangan, bahkan sindrom rasa sakit dan kepanikan selama proses persalinan dan periode setelahnya sehingga tidak menjadi trauma.

b. Meminimalkan, dan bahkan menghilangkan keinginan untuk menggunakan obat bius dan obat penghilang rasa sakit saat bersalin.

c. Mempersingkat fase awal proses persalinan yaitu pembukaan, yang biasanya bias memakan waktu 10 sampai 24 jan (terutama untuk kelahiran anak pertama).

d. Menghilangkan keletihan yang amat sangat sehinga setelah proses kelahiran bayinya ibu masih tetap bertenaga.

e. Mengurangi kemungkinan terjadinya hiperventilasi (pernafasan yang cepat dan pendek karena menahan rasa sakit) saat persalinan berlangsung.

f. Mempercepat masa pemulihan pascapersalinan, membuat proses kelahiran menjadi sesuatu yang lebih indah dan tidak traumatis, serta mempercepat ikatan batin antara ibu, bayi, dan suami.

Manfaat untuk bayi yaitu getaran tenang dan damai akan dirasakan oleh janin yang merupakan dasar dari perkembangan jiwa dan pertumbuhan janin lebih sehat karena


(31)

keadaan tenang akan memberikan hormon-hormon yang seimbang ke janin lewat plasenta, meningkatkan produksi Air Susu Ibu, menjaga suplai oksigen kepada bayi selama proses persalinan sehingga menghasilkan generasi muda yang sehat, cerdas, dan kreatif (Kuswandi, 2010.¶8).

Sedangkan manfaat untuk suami atau pendamping persalinan yaitu (1) dengan belajar hypnobirthing, suami/pendamping persalinan lebih tenang dalam mendampingi proses persalinan; (2) emosi suami akan lebih stabil dalam kehidupan sehari-hari; (3) membantu memperbaiki dan memperkuat hubungan dan ikatan batin antara istri, suami serta bayi yang dikandung; (4) aura positif dan tenang yang dimiliki oleh suami/pendamping persalinan akan mempengaruhi sura ibu bersalin dan orang-orang sekitarnya (Kusuma, et al.2002)

Keuntungan untuk dokter dan paramedis yaitu kerja lebih ringan karena wanita yang masuk program hypnobirthing lebih stabil emosinya, tidak banyak mengeluh, proses persalinan jauh lebih lancar dan cepat. Meminimalkan penggunaan obat bius, kemungkinan komplikasi persalinan lebih kecil, proses pembukaan jalan lahir lebih singkat dan meminimalkan induksi persalinan (Santos, 2008 ¶ 6).

D. Nyeri Persalinan

1. Pengertian Nyeri Persalinan

Nyeri adalah suatu sensori yang tidak menyenangkan dari satu pengalaman emosional yang disertai kerusakan jaringan secara aktual/potensial (Medical Surginal


(32)

oleh stimulus spesifik mekanis, kimia, elektrik pada ujung-ujung syaraf serta tidak dapat diserahterimakan kepada orang lain (Kusuma, et al, 2009).

Sedangkan menurut International Association for Study of Pain (1979, dalam Mander, 2004, hal.21)

“Nyeri adalah pengalaman sensoris dan emosi yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan semacam itu”.

Nyeri merupakan sensasi yang rumun, unik, universal, dan bersifat individual. Namun nyeri dapat pula diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara sensori maupun emosional, yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan baik jaringan atau faktor lain, sehingga individu merasa tersiksa dan menderita sampai akhirnya hal itu akan menggangu aktivitasnya sehari-hari, secara psikis dan fisik (Aprillia, 2010)

2. Fisiologi Nyeri Persalinan

Selama kala I, nyeri dihasilkan oleh dilatasi serviks dan segmen bawah rahim (SBR), serta distensi uterus. Intensitas Nyeri Kala I akibat kontraksi uterus involunter nyeri dirasakan dari pinggang dan menjalar keperut. Kualitas sensasi implus dari uterus

sinapsnya pada torakal 10, 11,12, dan lumbal I (Aprillia, 2010).

Selama kala II , nyeri diakibatkan oleh tekanan kepala janin pada pelvis, peregangan jalan lahir akibat penurunan bagian terbawah janin, distensi struktur pelvis dan tekanan pada pleksus lumbosakralis. Nyeri dirasakan pada daerah lumbal II, bagian bawah punggung dan juga pada paha areal vagina dan perineum. Sensasinya seperti tarikan, tekanan, rasa terbakar dan puntiran serta kram. Ibu biasanya mempunyai keinginan untuk mengejan. Hal-hal yang harus diperhatikan pada Kala II yaitu ; jangan menahan


(33)

ikut saja mengikuti kontraksi, langsung mengedan ke arah bawah, selalu mengambil nafas dalam untuk mengisi awal dan akhir kontraksi dan jangan mengambil nafas panjang tanpa , mengambil nafas, rileks pada saat tidak ada kontraksi (Kusuma, et al, 2009).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri dalam Persalinan

Salah satu kebutuhan wanita dalam proses persalinan adalah keringanan rasa sakit. Persepsi rasa sakit, cara yang dirasakan oleh individu dan reaksi terhadap rasa sakit dipengaruhi oleh beberapa faktor (Susilawati et al, 2009), antara lain :

a. Rasa takut atau kecemasan akan meninggikan respon individual terhadap rasa sakit. Pengalaman buruk persalinan yang lalu juga akan menambah kecemasan. b. Keperibadian ibu berperan penting terhadap rasa sakit, ibu yang secara alamiah

tegang dan cemas akan lebih lemah dalam menghadapi stres dibanding wanita wanita yang rileks dan percaya diri.

c. Kelelahan, ibu yang sudah lelah selama beberapa jam persalinan, mungkin sebelumnya sudah tergangu tidurnya oleh ketidaknyamanan dari akhir masa kehamilannya akan kurang mampu mentolerir rasa sakit.

d. Faktor sosial dan budaya juga berperan penting dalam reaksi rasa sakit. Beberapa budaya mengatakan sabar dan membiarkannya sedang budaya lain mendorong keterbukaan untuk menyatakan perasaan.

e. Pengharapan akan memberi warna pada pengalaman. Wanita yang realistis dalam pengharapannya mengenai persalinan dan tanggapannya terhadap hal


(34)

tersebut mungkin adalah persiapan yang terbaik sepanjang ia merasa percaya diri bahwa ia akan menerima pertolongan dan dukungan yang diperlukannya.

4. Dampak Rasa Nyeri dalam Persalinan

Beberapa minggu sebelum kelahiran bayi, rahim ibu menurun pada setiap luapan energi yang disebabkan oleh rangsangan kuat dari luar dan akan timbul kontraksi-kontraksi dalam kandungan yang hamper mirip dengan kontraksi-kontraksi akan melahirkan. Rahim yang menurun itu diakibatkan tekanan-tekanan yang semakin terasa berat didalam perut, ketegangan batin sehingga dirasakan sangat berat dan tidak menyenangkan (Kartono, K, 1992).

Rasa nyeri diperlukan untuk mengenali adanya kontraksi uterus selama proses persalinan, tetapi kadang rasa nyeri itu bisa menimbulkan akibat patologis yang dirasakan terus menerus, ditambah rasa cemas dan ketakutan yang dialami. Hal ini dapat mengakibatkan keletihan sehingga mengakibatkan penurunan kontraksi uterus, dan proses persalinan berlangsung lebih lama yang dapat membahayakan ibu dan janin (Aprillia, 2010).

Dalam hypnotherapy ada hypnoanesthesis yaitu penggunaan ilmu hipnosis untuk menghilangkan rasa sakit atau nyeri yang dirasakan klien. Sama prinsipnya dengan teori hypnosis yang mengolah pikiran bawah sadar, hypnoanesthesia pun juga demikian yaitu cara memfokuskan pikiran klien terhadap sugesti atau objek tertentu yang mengesampingkan rasa sakit atau nyeri yang dialami. hypnoananesthesia biasa dilakukan pada saat proses pembedahan, sedangkan pada persalinan dilakukan hanya saat penjahitan luka. Saat hendak dilakukan penjahitan, klien dituntut untuk benar-benar


(35)

mengabaikan rasa sakit atau nyeri bahkan klien benar-benar mati rasa, sehingga proses penjahitan luka episiotomi tidak menggunakan lidokain (kusuma, et al, 2002).

Sedangkan hypnoanalgesia prinsipnya adalah mengurangi kepekaan klien terhadap rasa nyeri atau mengurangi sensitifitas dan ambang nyeri klien. Di sini klien masih merasakan rasa nyeri namun intensitasnya dan sensasinya jauh berkurang karena klien dituntut untuk kurang peka tehadap nyeri tersebut. Hypnoanalgesia biasa diterapkan pada ibu yang hendak bersalin yaitu Kala I dan Kala II persalinan di mana ibu dituntut untuk tetap merasakan kontraksi dalam rahimnya karena pada dasarnya kontraksi tersebut sangat diperlukan untuk kemajuan proses persalinan, namun dalam saat yang bersamaan klien juga dituntun untuk mengurangi ambang nyeri atau mengurangi kepekaan terhadap nyeri kontraksi yang dirasakan. Bahkan klien dituntun untuk dapat menikmati kontraksi yang terjadi sebagai sesuatu yang membuat klien merasa nyaman (Aprillia, 2010).

Sebelumnya setiap klien harus diberikan informasi tentang analgesia dan anesthesia yang selama ini tersedia dan yang mungkin mereka perlukan. Informasi tersebut dijalaskan sejalas-jelasnya kepada klien. Namun seorang ahli therapist juga harus mampu menyakinkan klien bahwa mereka bbisa melalui persalinan tanpa rasa skit. Dan harus dilatih dan dilakukan selama kehamilan (Kuusuma, et al, 2002).


(36)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka konsep

Adapun kerangka konsep penelitian tentang pengetahuan dan sikap bidan tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan , yaitu:

Skema 3.1. Kerangka Konsep Bidan yang telah mendapat

pelatihan hypnobirthing

Sikap bidan tentang metode

hypnobirthing pada nyeri

persalinan :

• Sikap positif

• Sikap negatif Pengetahuan bidan tentang Metode hypnobirthing pada nyeri persalinan:

• Baik

• Cukup


(37)

B. Definisi Operasional

No Variabel Definisi operasional

Alat ukur Cara ukur

Hasil Skala 1 Pengetahuan Kemampuan bidan

dalam memahami metode

hypnobirthing pada

nyeri persalinan.

Kuesioner Teknik angket 1. baik, jawaban benar 79-100% 2. Cukup, jika jawaban benar 56-78% 3. Kurang, jika jawaban benar< 56% Ordinal

2 Sikap Kecenderungan

merespon dan menanggapi tentang metode

hypnobirthing

Kuesioner Teknik angket 1. Sikap positif, total skor respon 21-40 (>50%) 2. Sikap negatif, total skor respon 0-20 (<50%) Nominal


(38)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai “Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Metode hypnobirthing pada nyeri persalinan Di Kota Madya Medan Tahun 2011.” dengan jumlah responden sebanyak 30 orang.

Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap bidan tentang metode

hypnobirthing pada nyeri persalinan, peneliti menggunakan kuesioner yang

berisikan 10 pertanyaan pengetahuan dan 10 pernyataan sikap. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan dan sikap bidan tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan

1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur, pendidikan dan lama bekerja. Berdasarkan karakteristik responden diketahui mayoritas responden berumur 30-45 tahun berjumlah 13 orang (43,3%), dan berdasarkan pendidikan mayoritas berpendidikan D-III berjumlah 23 orang (76,7%) dan berdasarkan lama bekerja mayoritas 10-25 tahun sebanyak 15 orang (50%). Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:


(39)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Responden Meliputi Usia, Pendidikan dan Lama Bekerja di Kota Madya Medan Tahun 2011 (n=30) No. Karakteristik F %

1. Umur

- < 30 tahun 6 20 - 30-45 tahun 13 43,3 - >45 tahun 11 36,7 2. Pendidikan

- D-I 2 6,7 - D-III 23 76,7 - D-IV/SI 5 16,7 3. Lama bekerja

- <10 tahun 4 13,3 - 10-25 tahun 15 50 - >25 tahun 11 36,7

2. Pengetahuan

Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Berdasarkan hasil jawaban responden, didapatkan bahwa bidan yang banyak menjawab pertanyaan dengan benar terdapat pada pertanyaan no 1 ada 30 orang (100%). Didapati bahwa bidan yang sedikit menjawab benar adalah pertanyaan no 5 ada 9 orang (30%).


(40)

Tabel 5.2

Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan di Kota Madya Medan Tahun 2011 (n=30)

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

F % F %

1 Manfaat metode hypnobirthing 30 100 - -

2 Pengertian hipnosis diri 22 73,3 8 26,7

3 Filosofi hypnobirthing 17 56,7 13 43,3

4 Pembagian gelombang otak 15 50 15 50

5 Hipnosis dan gelombang otak manusia 9 30 21 70

6 Tujuan teknik pernafasan 13 43,3 17 56,7

7 Teknik dasar hypnobirthing 18 60 12 40

8 Manfaat relaksasi hypnobirthing bagi ibu 26 86,7 4 13,3

9 Manfaat hypnoanalgesia 19 63,3 11 36,7

10 Tujuan teknik hypnobirthing 27 90 3 10

Pengetahuan bidan tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan adalah apa yang telah diketahui bidan tentang metode hypnobirthing. Pengetahuan dikategorikan Baik, cukup dan kurang. Setelah peneliti memberikan 10 pertanyaan tentang metode

hypnobirthing pada nyeri persalinan, responden yang berpengetahuan baik sebanyak 5

orang (16,7%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 21 orang (70%), yang berpengetahuan kurang sebanyak 4 orang (13,3%).

Tabel 5.3

Distribusi Pengetahuan Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan di Kota Madya Medan Tahun 2011 (n=30)

No Pengetahuan F %

1 2 3 Baik Cukup Kurang 5 21 4 16,7 70 13,3

Total 30 100


(41)

3. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.

Berdasarkan hasil pilihan jawaban sikap bidan, didapati bahwa bidan mayoritas menjawab pernyataan sangat setuju adalah pada pernyataan 1,2 dan 3 adalah 11 orang (36,7%). Sedangkan mayoritas bidan menjawab setuju pada nomor 3 adalah 17 orang (56,7%). Didapat bahwa mayoritas bidan menjawab tidak setuju pada nomor 7, 8, dan 9 adalah 18 orang (60 %). Sedangkan mayoritas bidan menjawab sangat tidak setuju pada nomor 10 adalah 15 orang (50%).

Tabel 5.4

Distribusi Pernyataan Sikap Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan di Kota Madya Medan Tahun 2011 (n=30)

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Sangat Setuju

Setuju Tidak

Setuju

Sangat Tidak Setuju

F % F % F % F %

1. Tujuan metode

hypnobirthing

11 36,7 16 36,7 3 10 - -

2. Cara bidan melaksanakan

hypnobirthing

11 36,7 8 26,7 10 33,3 1 3,3

3. Teknik dasar hypnobirthing 11 36,7 17 56,7 - - 2 6,7

4. Tingkat rasa nyeri yang

dialami pasien.

10 33,3 15 60 5 16,7 - -

5. Kepercayaan pasien

terhadap bidan yang melaksanakan

hypnobirthing.

10 13,3 16 53,3 4 13,3 - -

6. Pelaksanaan Hypnobirthing - - 3 10 14 46,7 13 43,3

7. Nilai keagamaan dalam

hypnobirthing

- - 5 16,7 18 60 7 23,3

8. Waktu pelaksanaan Metode

hypnobirthing waktu.

- - 4 13,3 18 60 8 26,7

9. Pasien inpartu disugesti dan

dihipnosis.

- - 6 20 18 60 6 20

10. Pelaksanaan hypnobirthing

yang dilakukan bidan.


(42)

Sikap responden adalah tanggapan responden berdasarkan hasil penalaran atau pengolahan terhadap informasi tentang hypnobirthing pada nyeri persalinan serta keyakinan yang ada tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan. Sikap responden tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan dikategorikan negatif dan positif. Berdasarkan distribusi jawaban pernyataan sikap tentang hypnobirthing pada nyeri persalinan, didapat data dari 30 bidan mempunyai sikap yang negatif sebanyak 3 orang ( 10% ) lebih banyak yang bersikap positif yaitu sebanyak 27 orang (90%)

Hasil pengkategorian sikap bidan tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan dapat dilihat pada tabel 5.5 di bawah ini.

Tabel 5.5

Distribusi Sikap Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan di Kotamadya Medan Tahun 2011 (n=30)

No Sikap F %

1. 2.

Positif Negatif

27 3

90 10

Total 30 100

B. Pembahasan

1. Pengetahuan Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 5.3 bahwa mayoritas bidan berpengetahuan cukup tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan adalah 21 orang (70%) dan minoritas berpengetahuan kurang tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan sebanyak 4 orang (13,3%).


(43)

Notoatmodjo (2005) berpendapat bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan berkembang menjadi ilmu apabila memenuhi kriteria diantaranya mempunyai objek kajian, mempunyai metode pendekatan, dan bersifat universal (mendapatkan pengakuan secara umum). Sesuai pendapat Notoatmodjo (2003) yang mengatakan bahwa, pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang kesehatan.

Menurut penulis, mayoritas pengetahuan bidan tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan masih cukup dikarenakan waktu antara penelitian dengan pelatihan

hypnobirthing yang telalu lama yaitu dari November 2009 sampai maret 2011. Sehingga

kemampuan bidan dalam memahami dan menyerap ilmu pengetahuan sudah berkurang, hal ini juga disebabkan oleh karena banyak bidan yang tidak menerapkan/melaksanakan tindakan hypnobirthing pada pasiennya sehingga ilmu yang sudah didapatkan pada pelatihan hypnobirthing sudah berkurang.

2. Sikap Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hampir seluruh bidan mempunyai sikap positif tentang metode hypnobirthing pada nyeri pada persalinan yaitu sebanyak 27 orang (90%), dan minoritas bersikap negatif sebanyak 3 orang (10%) dikarenakan:


(44)

Sebanyak 36,7% bidan menyatakan sangat setuju pada soal no 1,2, dan 3 yang berisi pernyataan positif, hal ini berarti reaksi atau respon bidan dalam menerima metode

hypnobirthing pada nyeri persalinan yang akan diterapkan dalam persalinan normal

adalah positif sehingga dapat diartikan bidan memiliki kesiapan untuk melakukan metode hypnobirthing pada persalinan alami agar tercipta persalinan yang aman, dan berkualitas.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat dilihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. maka sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2007).

Penelitian ini tidak menggunakan uji reabilitas kuesioner sehingga masih diperlukan dilakukan uji reabilitas agar kuesioner yang digunakan lebih baku dan lebih baik untuk penelitian selanjutnnya.


(45)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ”Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan Di Kota Madya Medan Tahun 2011” maka dapat ditarik keimpulan sebagai berikut :

1. Mayoritas responden dari segi pengetahuan tentang hypnobirthing pada nyeri persalinan adalah cukup sebanyak 21 orang (70%).

2. Mayoritas responden dari segi sikap tentang hypnobirthing pada nyeri persalinan menunjukkan bahwa responden mempuyai sikap yang positif yaitu sebanyak 27 orang (90%).

B. Saran

Adapun saran pada penelitian ini yaitu: 1. Institusi pendidikan

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan/informasi terbaru bagi dosen dan mahasiswa tentang pengetahuan dan sikap bidan tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan

2. Praktek pelayanan kebidanan

Diharapkan agar pengetahuan bidan baik perlu dilakukan pelatihan lebih sering dan sekaligus diharapkan bagi para bidan agar menerapkan metode

hypnobirthing dalam persalinan agar tercipta persalinan yang aman, nyaman dan


(46)

3. Peneliti lanjut

Peneliti lainnya yang ingin meneliti tentang hypnobirthing pada nyeri persalinan agar melanjutkan secara lebih spesifik tentang efektivitas


(47)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai “Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Metode hypnobirthing pada nyeri persalinan Di Kota Madya Medan Tahun 2011.” dengan jumlah responden sebanyak 30 orang.

Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap bidan tentang metode

hypnobirthing pada nyeri persalinan, peneliti menggunakan kuesioner yang

berisikan 10 pertanyaan pengetahuan dan 10 pernyataan sikap. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan dan sikap bidan tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan

4. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur, pendidikan dan lama bekerja. Berdasarkan karakteristik responden diketahui mayoritas responden berumur 30-45 tahun berjumlah 13 orang (43,3%), dan berdasarkan pendidikan mayoritas berpendidikan D-III berjumlah 23 orang (76,7%) dan berdasarkan lama bekerja mayoritas 10-25 tahun sebanyak 15 orang (50%). Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:


(48)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Responden Meliputi Usia, Pendidikan dan Lama Bekerja di Kota Madya Medan Tahun 2011 (n=30) No. Karakteristik F %

4. Umur

- < 30 tahun 6 20 - 30-45 tahun 13 43,3 - >45 tahun 11 36,7 5. Pendidikan

- D-I 2 6,7 - D-III 23 76,7 - D-IV/SI 5 16,7 6. Lama bekerja

- <10 tahun 4 13,3 - 10-25 tahun 15 50 - >25 tahun 11 36,7

5. Pengetahuan

Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Berdasarkan hasil jawaban responden, didapatkan bahwa bidan yang banyak menjawab pertanyaan dengan benar terdapat pada pertanyaan no 1 ada 30 orang (100%). Didapati bahwa bidan yang sedikit menjawab benar adalah pertanyaan no 5 ada 9 orang (30%).


(49)

Tabel 5.2

Distribusi Pertanyaan Pengetahuan Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan di Kota Madya Medan Tahun 2011 (n=30)

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

F % F %

1 Manfaat metode hypnobirthing 30 100 - -

2 Pengertian hipnosis diri 22 73,3 8 26,7

3 Filosofi hypnobirthing 17 56,7 13 43,3

4 Pembagian gelombang otak 15 50 15 50

5 Hipnosis dan gelombang otak manusia 9 30 21 70

6 Tujuan teknik pernafasan 13 43,3 17 56,7

7 Teknik dasar hypnobirthing 18 60 12 40

8 Manfaat relaksasi hypnobirthing bagi ibu 26 86,7 4 13,3

9 Manfaat hypnoanalgesia 19 63,3 11 36,7

10 Tujuan teknik hypnobirthing 27 90 3 10

Pengetahuan bidan tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan adalah apa yang telah diketahui bidan tentang metode hypnobirthing. Pengetahuan dikategorikan Baik, cukup dan kurang. Setelah peneliti memberikan 10 pertanyaan tentang metode

hypnobirthing pada nyeri persalinan, responden yang berpengetahuan baik sebanyak 5

orang (16,7%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 21 orang (70%), yang berpengetahuan kurang sebanyak 4 orang (13,3%).

Tabel 5.3

Distribusi Pengetahuan Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan di Kota Madya Medan Tahun 2011 (n=30)

No Pengetahuan F %

1 2 3 Baik Cukup Kurang 5 21 4 16,7 70 13,3

Total 30 100


(50)

6. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.

Berdasarkan hasil pilihan jawaban sikap bidan, didapati bahwa bidan mayoritas menjawab pernyataan sangat setuju adalah pada pernyataan 1,2 dan 3 adalah 11 orang (36,7%). Sedangkan mayoritas bidan menjawab setuju pada nomor 3 adalah 17 orang (56,7%). Didapat bahwa mayoritas bidan menjawab tidak setuju pada nomor 7, 8, dan 9 adalah 18 orang (60 %). Sedangkan mayoritas bidan menjawab sangat tidak setuju pada nomor 10 adalah 15 orang (50%).

Tabel 5.4

Distribusi Pernyataan Sikap Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan di Kota Madya Medan Tahun 2011 (n=30)

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Sangat Setuju

Setuju Tidak

Setuju

Sangat Tidak Setuju

F % F % F % F %

1. Tujuan metode

hypnobirthing

11 36,7 16 36,7 3 10 - -

2. Cara bidan melaksanakan

hypnobirthing

11 36,7 8 26,7 10 33,3 1 3,3

3. Teknik dasar hypnobirthing 11 36,7 17 56,7 - - 2 6,7

4. Tingkat rasa nyeri yang

dialami pasien.

10 33,3 15 60 5 16,7 - -

5. Kepercayaan pasien

terhadap bidan yang melaksanakan

hypnobirthing.

10 13,3 16 53,3 4 13,3 - -

6. Pelaksanaan Hypnobirthing - - 3 10 14 46,7 13 43,3

7. Nilai keagamaan dalam

hypnobirthing

- - 5 16,7 18 60 7 23,3

8. Waktu pelaksanaan Metode

hypnobirthing waktu.

- - 4 13,3 18 60 8 26,7

9. Pasien inpartu disugesti dan

dihipnosis.

- - 6 20 18 60 6 20

10. Pelaksanaan hypnobirthing

yang dilakukan bidan.


(51)

Sikap responden adalah tanggapan responden berdasarkan hasil penalaran atau pengolahan terhadap informasi tentang hypnobirthing pada nyeri persalinan serta keyakinan yang ada tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan. Sikap responden tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan dikategorikan negatif dan positif. Berdasarkan distribusi jawaban pernyataan sikap tentang hypnobirthing pada nyeri persalinan, didapat data dari 30 bidan mempunyai sikap yang negatif sebanyak 3 orang ( 10% ) lebih banyak yang bersikap positif yaitu sebanyak 27 orang (90%)

Hasil pengkategorian sikap bidan tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan dapat dilihat pada tabel 5.5 di bawah ini.

Tabel 5.5

Distribusi Sikap Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan di Kotamadya Medan Tahun 2011 (n=30)

No Sikap F %

1. 2.

Positif Negatif

27 3

90 10

Total 30 100

B. Pembahasan

3. Pengetahuan Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 5.3 bahwa mayoritas bidan berpengetahuan cukup tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan adalah 21 orang (70%) dan minoritas berpengetahuan kurang tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan sebanyak 4 orang (13,3%).


(52)

Notoatmodjo (2005) berpendapat bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan berkembang menjadi ilmu apabila memenuhi kriteria diantaranya mempunyai objek kajian, mempunyai metode pendekatan, dan bersifat universal (mendapatkan pengakuan secara umum). Sesuai pendapat Notoatmodjo (2003) yang mengatakan bahwa, pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang kesehatan.

Menurut penulis, mayoritas pengetahuan bidan tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan masih cukup dikarenakan waktu antara penelitian dengan pelatihan

hypnobirthing yang telalu lama yaitu dari November 2009 sampai maret 2011. Sehingga

kemampuan bidan dalam memahami dan menyerap ilmu pengetahuan sudah berkurang, hal ini juga disebabkan oleh karena banyak bidan yang tidak menerapkan/melaksanakan tindakan hypnobirthing pada pasiennya sehingga ilmu yang sudah didapatkan pada pelatihan hypnobirthing sudah berkurang.

4. Sikap Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hampir seluruh bidan mempunyai sikap positif tentang metode hypnobirthing pada nyeri pada persalinan yaitu sebanyak 27 orang (90%), dan minoritas bersikap negatif sebanyak 3 orang (10%) dikarenakan:


(53)

Sebanyak 36,7% bidan menyatakan sangat setuju pada soal no 1,2, dan 3 yang berisi pernyataan positif, hal ini berarti reaksi atau respon bidan dalam menerima metode

hypnobirthing pada nyeri persalinan yang akan diterapkan dalam persalinan normal

adalah positif sehingga dapat diartikan bidan memiliki kesiapan untuk melakukan metode hypnobirthing pada persalinan alami agar tercipta persalinan yang aman, dan berkualitas.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat dilihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. maka sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo, 2007).

Penelitian ini tidak menggunakan uji reabilitas kuesioner sehingga masih diperlukan dilakukan uji reabilitas agar kuesioner yang digunakan lebih baku dan lebih baik untuk penelitian selanjutnnya.


(54)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ”Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Metode Hypnobirthing pada Nyeri Persalinan Di Kota Madya Medan Tahun 2011” maka dapat ditarik keimpulan sebagai berikut :

1. Mayoritas responden dari segi pengetahuan tentang hypnobirthing pada nyeri persalinan adalah cukup sebanyak 21 orang (70%).

2. Mayoritas responden dari segi sikap tentang hypnobirthing pada nyeri persalinan menunjukkan bahwa responden mempuyai sikap yang positif yaitu sebanyak 27 orang (90%).

B. Saran

Adapun saran pada penelitian ini yaitu: 1. Institusi pendidikan

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan/informasi terbaru bagi dosen dan mahasiswa tentang pengetahuan dan sikap bidan tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan

2. Praktek pelayanan kebidanan

Diharapkan agar pengetahuan bidan baik perlu dilakukan pelatihan lebih sering dan sekaligus diharapkan bagi para bidan agar menerapkan metode

hypnobirthing dalam persalinan agar tercipta persalinan yang aman, nyaman dan


(55)

3. Peneliti lanjut

Peneliti lainnya yang ingin meneliti tentang hypnobirthing pada nyeri persalinan agar melanjutkan secara lebih spesifik tentang efektivitas


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Andriana, E.(2007). Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Jakarta ; PT. Bhuana Ilmu Populer Aprillia, Y. (2010). Hipnostetri, Rileks, Aman, dan Nyaman Saat Hamil & Melahirkan.

Jakarta : Gagasmedia.

Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka cipta Eswe, R. (2010). Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Yogyakarta : Pinus Book Publisher Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta :

Salemba medika

Kartono, K.(1992). Psikologi Wanita Jilid 2. Bandung : CV. Mandar Maju

Kusuma, E., Kuswandi, L., Aprillia, Y., & Turner, D., (2002). Pelatihan Bersertifikat

Basic Hypnosis & Hypno-birthing. Jakarta : Provclinik.

Kuswandi, L. (2010). Hypnobirthing, Bantu Ibu Merasa Nyaman Saat Persalinan.

Machfoedz, I. (2008). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan,

Kebidanan, Kedokteran. Yogyakarta : Fitramaya.

Mander, R.(2004). Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC

Morgan, M. (2007). Hypnobirthing. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer

Notoadmodjo, S, (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta _____________. (2005). Metodologi dan Pendidikan Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta _____________. (2007). Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika.

Pur. (2010). Hypnobirthing Kurangi Nyeri persalinan.http://www.republika.co.id. diperoleh Tanggal 17 Januari 2010.

Santos, Y. (2008). Hypnosis For Birthing, Hypnobirthing Melahirkan Dengan Nyaman


(57)

Sofyan, M., Majid, N., & Siahaan, R. (2006). 50 Tahun IBI, Bidan Menyongsong Masa

Depan. Jakarta : IBI

Sunaidi, N, (2009). Kelas Hypnobirthing.

tanggal 03 Desember 2009

Wong, W & Hakim, A. (2010). Dahsyatnya Hipnosis. Jakarta : Visimedia


(58)

CURRICULUM VITAE

I. Data Pribadi

Nama : Sri Hermianti

Tempat/Tanggal Lahir : P.P. Marihat, 05 Oktober 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 1 ( pertama ) dari 3 Bersaudara

Agama : Islam

Alamat : Dsn II Pulo Pitu Marihat, Kec. Ujung Padang, Kab. Simalungun

II. Data Orang Tua

Nama Ayah : Suherman

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Suparmi

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Dsn II Pulo Pitu Marihat, Kec. Ujung padang Kab. Simalungun

III. Data Pendidikan

1. Tahun 1993-1999 : SD Negeri 105024 P.P. Marihat, Kec. Ujung Padang, Kab. simalungun

2. Tahun 1999-2002 : MTS Swasta Nurul Hikmah, Tinjauan I, Simalungun

3. Tahun 2002-2005 : MAN Kisaran

4. Tahun 2005-2008 : Politekknik Kesehatan Depkes Medan Jurusan Kebidanan Medan.


(59)

(60)

(61)

(62)

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA

NAMA : Sri hermianti

NIM : 105102043

JUDUL KTI : Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan di kotamadya Medan Tahun 2011.

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan pengeditan bahasa indonesia yang telah sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD ) dalam Karya Tulis Ilmiah.

Medan, Mei 2011

Diuji oleh,

Drs. D.Syahrial Isa, S.U.


(63)

(64)

(65)

(1)

(2)

(3)

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA

NAMA : Sri hermianti NIM : 105102043

JUDUL KTI : Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang metode hypnobirthing pada nyeri persalinan di kotamadya Medan Tahun 2011.

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah melakukan pengeditan bahasa indonesia yang telah sesuai dengan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD ) dalam Karya Tulis Ilmiah.

Medan, Mei 2011

Diuji oleh,

Drs. D.Syahrial Isa, S.U.


(4)

(5)

(6)