Rencana Pengolahan dan Analisa Data

Gambar 4.1. Grafik Kenaikan dan Penurunan Glukosa Darah Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa setelah pemberian roti tawar putih, puncak kenaikan glukosa darah terjadi pada menit ke 15 sama dengan nasi putih dengan lauk yang juga mencapai puncak kenaikan glukosa darah menit ke 15. Glukosa darah setelah pemberian roti putih mengalami penurunan pada menit ke- 90 sampai menit ke-120, sedangkan nasi putih dengan lauk mengalami penurunan glukosa darah dari menit ke-60 sampai menit ke-120. Glukosa darah setelah pemberian nasi goreng mencapai puncak kenaikan pada menit ke-45, lalu mengalami penurunan dari menit ke-90 sampai menit ke-120. Hal tersebut dikarenakan kandungan lemak dalam nasi goreng dibandingkan dengan kandungan lemak yang ada di roti putih dan nasi putih dengan lauk. Adanya lemak tersebut menyebabkan pencernaan dan absorpsi karbohidrat semakin lambat. Selain itu, dapat juga dilihat kadar glukosa darah setelah dua jam tiap makanan dibandingkan dengan kadar glukosa darah menit ke-0. Kadar glukosa darah setelah dua jam roti tawar putih adalah 95 mgdL dan pada menit ke-0 90 mgdL. Hal ini menunjukkan kadar glukosa darah kembali mendekati menit ke-0 dalam waktu cepat sehingga rasa lapar juga muncul dengan cepat. Hal serupa juga terdapat pada respon glukosa darah nasi goreng. Pada dua jam setelah pemberian nasi goreng kadar glukosa darah yaitu 98 mgdL, tidak berbeda jauh dengan menit 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150 15 30 45 60 75 90 105 120 k ad ar gl u k os a d ar ah m gd L waktu menit Respon Glukosa Darah Makanan Standar Nasi Goreng Nasi Putih+Lauk ke-0 yaitu 88 mgdL. Sedangkan pada nasi putih, kadar glukosa darah dua jam setelah pemberian adalah 110,4 mgdL, berbeda jauh dengan kadar glukosa darah pada menit ke-0, yaitu 80 mgdL. Hal ini menunjukkan bahwa glukosa yang telah diserap berada di dalam aliran darah lebih lama. Sehingga, rasa kenyang yang dirasakan juga semakin lama. Tabel 4.2 Persentase kenaikanpenurunan kadar glukosa darah Makanan 15 30 45 60 90 120 Roti tawar putih 45.14 -2.28 -3.19 -15.21 -9.51 -27.68 Nasi goreng 16.91 20.00 2.27 -15.19 -16.30 -21.76 Nasi putih dengan lauk 56.70 -1.92 -12.22 -5.51 -11.82 -11.82 Makanan uji yang meningkatkan kadar glukosa darah puasa dengan cepat setelah dikonsumsi dari menit ke-0 hingga menit ke-15 berturut-turut adalah nasi putih dengan lauk 56,70 dan nasi goreng 16,91. Nasi goreng tidak dapat diabsorpsi dengan cepat oleh saluran gastrointestinal karena kandungan lemak yang dimiliki lebih tinggi dibandingkan nasi putih dengan lauk. Semakin cepat penyerapan, maka akan didapatkan peningkatan yang lebih tinggi dari kadar glukosa darah.

4.3 Indeks Glikemik

Indeks glikemik dihitung dengan mencari perbandingan luas area bawah kurva respon glukosa darah makanan standar dengan makanan uji. Perhitungan luas area bawah kurva dihitung menggunakan perhitungan trapezoid. Setelah dirata-ratakan, didapatkan kadar indeks glikemik makanan standar dan makanan uji yang disajikan dalam tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Indeks Glikemik Makanan Uji Makanan Indeks Glikemik 100 P value Nasi goreng 93,92 0,383 Nasi putih dengan lauk 97,46 berdasakan uji statistik Paired T-Test Secara keseluruhan dari tabel diatas, indeks glikemik tertinggi adalah nasi putih dengan lauk yaitu 97,46, nasi goreng memiliki indeks glikemik lebih rendah yaitu 93,92. Makanan berbahan dasar nasi yang dijadikan makanan uji dalam penelitian ini termasuk dalam makanan yang berindeks glikemik tinggi 70 berdasarkan kategori pangan menurut Jenny Miiler. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyo Harini et al bahwa indeks glikemik nasi putih adalah 97,48 serta penelitian yang dilakukan oleh Chia M menunjukkan indeks glikemik nasi goreng adalah 99±7. 25 Nasi putih dengan lauk menjadi makanan dengan indeks glikemik lebih tinggi, karena cara pengolahan dan kandungan makanan mempengaruhi absorpsi saluran pencernaan yang secara otomatis mempengaruhi kadar glukosa darah. Semakin lambat suatu makanan diabsorpsi, maka indeks glikemik semakin rendah. Kandungan lemak yang lebih banyak pada nasi goreng mengakibatkan absorpsi nasi goreng menjadi lambat. Makanan berlemak dapat memperlambat pengosongan lambung dengan mekanisme penghambatan sekresi HCl. Dengan demikian kandungan lemak menyebabkan respon glukosa darah menjadi lebih lambat dan berpengaruh terhadap lebih rendahnya kadar indeks glikemik. Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan hasil penelitian menunjukkan semua makanan berbahan dasar nasi ini termasuk dalam kategori indeks glikemik tinggi. Uji statistik menunjukkan p value 0,383, dengan demikian tidak terdapat perbedaan indeks glikemik yang bermakna di antara makanan uji lampiran 9.

4.4 Keunggulan Penelitian

Peneliti tidak menemukan penelitian serupa yang dilakukan sebelumnya di Indonesia. Sehingga ini adalah peneltian pertama yang memberikan informasi mengenai indeks glikemik nasi goreng dan nasi putih dengan lauk. Oleh karena