B. PERKEMBANGAN MORAL
1. Pengertian Moral
Kata moral berasal dari kata latin “mos” moris, yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturannilai-nilai atau tata cara kehidupan, sedangkan moralitas adalah
kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Nilai-nilai moral itu, seperti a. Seruan untuk berbuat baik kepada orang lain,
memelihara ketertiban dan keamanan , memelihara kebersihan dan memeliha hak oranglain, dan b. Larangan mencuri, berzina, membunuh, meminum-minuman keras
dan berjudi, seorang anak dapat di katakan bermoral apabila tingkah laku anak tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang di junjung tinggi oleh kelompok
sosialnya.
7
Dan Perkembangan moral menurut john santrock adalah perubahan
penalaran, perasaan, dan perilaku tentang standar mengenai benar dan salah. Perkembangan moral memiliki dimensi intrapersonal, yang mengatur aktivitas
seseorang ketika dia tidak terlibat dalam interaksi sosial dan dimensi interpersonal yang mengatur interaksi sosial dan penyelesaian konflik.
8
Moral adalah hal yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang baik sebagai kewajiban atau norma. Moral dapat di artikan sebagai sarana untuk
mengukur benar-tidaknya, atau baik tidaknya, tindakan manusia. Helden dan ichard dan sjarkawi merumuskan pengertian moral sebagai suatu kepekaan dalam pikiran,
7
Yusuf Syamsu Ln. Opcit,h. 132
8
John w. Santrock, Perkembangan Anak Edisi Kesebelas Jilid 2, jakarta: erlangga, 2011,h. 117.
perasaan, dan tindakan dibandingkan dengan tindakan lain yang tidak hanya berupa kepekaan terhadap prinsip dan aturan. Selanjutnya atkinson dalam sjarkawi
mengemukakan moral atau moralitas merupakan pandangan tentang baik buruk, benar salah, apa yang dapat dan tidak dapat di lakukan, selain itu, moral juga
merupakan seperangkat keyakinan dalam suatu masyarakat berkenaan dengan karakter atau kelakuan dan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
9
2. Tahapan perkembangan moral
Ada beberapa teori yang paling dominan dalam pembahasan perkembangan moralitas yang bersumber dari John Dewey, Piaget, dan Kohlberg, menurut john
dewey perkembangan moral seseorang terbagi menjadi tiga fase sebagai berikut: a. Fase pre moral atau pre conventional;
Pada level ini sikap dan perilaku manusia banyak dilandasi oleh impuls biologis dan sosial.
b. Tingkat konvensional : perkembangan moral manusia pada tahap ini banyak di dasari oleh sikap kritis kelompoknya.
c. Autonomous : pada tahapan ini perkembangan moral manusia banyak di landaskan pada pola pikirannya sendiri
Anak usia dini berada pada fase 1dan 2 yakni bahwa lingkungan sangat berpengaruh dalam kehidupannya dan dalam pola cara anak menentukan sikap dan
perilakunya , di sinilah kita sadari bahwa lingkungan pendidikan sangat di butuhkan pada tahapan ini, lingkungan yang kondusif dan edukatif , akan mampu memberi
9
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak jakarta:bumi aksara 2008, h. 28
sumbangsih terbesar dalam mendasari kehidupan anak selanjutnya, namun sebalik nya bila anak di besarkan dalam lingkungan yang negatif maka nilai-nilai negatif
pun akan dengan sendirinya mewarnai kehidupan anak itu sendiri.
10
Menurut lawrence kohlberg bahwa ada enam level perkembangan penalaran moral manusia, keenam level perkembangan moral ini menggambarkan suatu urutan
yang bersifat universal. Lebih lanjut keenam level perkembangan penalaran moral tersebut di kelompokkan ke dalam tiga tingkatan sehingga masing-masing level
terdiri dari 2 tahapan, sebagi berikut: Level 1: penalaran moral prakonvensional meliputi tahap: orientasi hukuman
dan kepatuhan, dan tahap orientasi individualisme dan orientasi instrumental
Level 2: penalaran moral konvensional meliputi tahap orientasi konformitas
interpersonal dan tahap orientasi hukum dan aturan Level 3:
penalaran moral pascakonvensional meliputi tahap orientasi kontrak sosial dan tahap orientasi etis universal
Terkait dengan perkembangan moral Piaget mengemukakan bahwa seseorang dalam kehidupannya akan melalui rentang perkembangan moral sebagai
berikut. Tahapan heteronomous yaitu tahapan bahwa seseorang pada awal kehidupannya belum memiliki pendirian kuat dalam menentukan sikap dan
perilaku, dan hal ini muncul pada diri seorang anak di usia 2 sampai 6 tahun.
11
10
Satibi Otib Hidayat,opcit, h. 1.5.
11
Ibid,h. 1.6