Persilangan Buah Naga TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 6 alami berupa angin maupun kelelawar. Kekurangan pollinator alami menyebabkan hasil buah tidak optimal dan memerlukan penyerbukan buatan Weis, et. al., 1994. Bunga buah naga mulai mekar 18.30. Bunga mekar sempurna mulai tengah malam hingga pukul 07.00. Pada saat bunga sudah mulai menutup lebah madu mengadakan persilangan pada bunga kira-kira pukul 05.00-08.00 pagi. Bunga buah naga menutup secara sempurna pada pukul 12.00 Weiss et al., 1994. Tanaman buah naga mulai berbuah umur 1,5-2 tahun. Buah yang telah masak dapat dipanen. Pemanenan pada tanaman buah naga daging putih dilakukan pada buah yang memiliki ciri - ciri warna kulit merah mengkilap, jumbai atau sisik berubah warna dari hijau menjadi kemerahan. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan gunting, buah dapat dipanen saat buah mencapai umur 50 hari terhitung sejak bunga mekar. Dalam 2 tahun pertama. setiap tiang penyangga mampu menghasilkan buah 8 sampai dengan 10 buah naga dengan bobot antara 400 - 650 gram. Buah naga kuning yang telah masak ditandai dengan berubahnya warna kulit menjadi kuning dan lepasnya duri pada buah naga. Musim panen terbesar buah naga terjadi pada bulan September hingga Maret. Umur produktif tanaman buah naga ini berkisar antara 15 - 20 tahun Dinas Pertanian Jawa Timur, 2007. Bentuk buah bervariasi dari bulat sampai lonjong. Letak buah pada umumnya mendekati ujung cabang atau batang. Pada cabang atau batang dapat tumbuh buah lebih dari satu, terkadang bersamaan atau berhimpitan. Ketebalan kulit buah 2-3 cm. Permukaan kulit buah terdapat jumbai atau jambul berukuran 1-2 cm Tel-Zur et. al., 2003

B. Persilangan Buah Naga

Persilangan hibridisasi adalah usaha untuk menggabungkan dua sifat karakter atau lebih dari dua tanaman menjadi suatu genotipe baru. Persilangan antar spesies atau antar genera kebanyakan sulit dilakukan dan umumnya apabila berhasil akan menyebabkan sterilitas pada tanaman commit to user 7 hibridanya, bahkan biji F1 yang dihasilkan tidak dapat berkecambah Setiamihardja, 1993. Peningkatan keragaman genetik sebagai salah satu upaya untuk perbaikan sifat genetik dapat dilakukan melalui persilangan. Persilangan tersebut dapat dilakukan melalui persilangan antarspesies, varietas, genera atau kerabat yang memiliki sifat yang diinginkan. Persilangan merupakan salah satu sumber keragaman genetik tanaman dari rekombinasi gen melalui segregasi acak. Meiosis hanya melibatkan keragaman genetik yang telah ada di dalam populasi atau jenis yang bersangkutan. Persilangan dapat diterapkan pada tanaman berbunga, berbuah, berbiji dan berkembang untuk melanjutkan keturunannya Rimbawanto, 2008. Persilangan buatan Crossing akan menghasilkan anak tanaman yang bersifat heterozigot. Sifat genetiknya merupakan gabungan antara kedua sifat induknya. Perkawinan silang terdiri dari tiga macam yaitu: 1. Interspesifik, perkawinan antara dua macam spesies dalam satu genus dan seksi yang sama. 2. Interseksional, perkawinan antara dua spesies yang berbeda dalam satu genus dan seksi yang berlainan. 3. Intergenerik, perkawinan antara genus yang berbeda tetapi masih dalam kerabat dekat. Darmono, 2006. Persilangan buatan merupakan kegiatan persarian secara terarah, yaitu mempertemukan tepung sari dengan kepala putik. Tujuan persilangan buatan yaitu untuk memperoleh gabungan gen yang baik dari induk yang disilangkan, yang pada akhirnya diperoleh tanaman yang memiliki daya hasil tinggi, mutu biji baik, dan daya adaptasi luas Kartono, 2005. Penyerbukan tanaman dibagi menjadi dua yaitu penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Penyerbukan sendiri yaitu penyatuan sel telur dan sel sperma yang berasal dari satu tanaman. Penyerbukan sendiri terjadi karena sifat genetik dan susunan morfologi bunga. Sifat genetik yang dimaksud yaitu kemampuan sel kelamin tanaman tersebut untuk dapat bergabung sendiri. commit to user 8 Morfologi bunga dikaitkan dengan susunan bunga yang dapat menghalangi masuknya tepungsari tanaman lain ke sel telur. Sementara itu, penyerbukan silang adalah penyerbukan yang terjadi oleh penyatuan sel telur suatu tanaman dengan sel sperma tanaman lain. Penyerbukan ini terjadi karena terhalangnya tepungsari sendiri untuk dapat membuahi sel telur. Penyerbukan umumnya terjadi karena bantuan angin atau serangga Poespodarsono, 1986. Perkawinan silang antara dua jenis tanaman unggul dan berbeda sifatnya dapat memiliki sifat yang berbeda dari induknya, kadang-kadang dapat menghasilkan keturunan yang mengandung sifat-sifat baru yang lebih baik atau lebih menguntungkan dari pada sifat yang dimiliki induknya. Semua keturunan dapat menunjukkan berbagai variasi, contohnya dalam percabangan, pembungaan, kemampuan bereproduksi, resistensi terhadap berbagai serangan hama dan penyakit Darjanto dan Satifah, 1990. Masaknya buah disebabkan oleh terjadinya perubahan kimia yang sangat kompleks. Buah yang masih muda berwarna hijau karena mengandung klorofil. Pada waktu buah menjadi tua, klorofil berubah menjadi pigmen alamiah yang berwarna kuning, merah, ungu atau warna lainnya sesuai jenis buah Sumoprastowo, 2000. Keturunan dari persilangan merupakan populasi yang mengandung keragaman genetik, sehingga seleksi dapat dilakukan. Keberhasilan persilangan tergantung pada ketepatan dalam memilih tetua yang akan dikombinasikan dan seleksi pada generasi yang sedang bersegregasi. Persilangan diharapkan dapat menghasilkan tanaman yang memiliki sifat-sifat seperti yang dikehendaki, jika pemilihan tetua tepat Dewi, 2004. Pengaruh asal serbuk sari terhadap penampilan buah biasanya disebut dengan xenia Denney, 1992. Menurut Denney 1992, perbaikan kualitas buah dapat dilakukan dengan memanfaatkan metaxenia, yaitu suatu fenomena dimana pengaruh langsung serbuk sari pada jaringan tetua betina khususnya pada endosperma buah. Fenomena ini biasanya dapat dilihat pada ukuran, warna, bentuk serta komposisi kimia dari bagian buah. commit to user 9 Salah satu upaya untuk meningkatkan kadar protein pada biji jagung adalah dengan memanfaatkan xenia. Xenia itu sendiri adalah dapat diartikan sebagai efek pollen dari tetua jantan dari persilangan jantan dengan betina yang berkembang pada biji Bullant and Gallais, 1998. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh tetua jantan terhadap hasil. Janick 1963, menyatakan adanya proses metazenia, yaitu pengaruh langsung serbuk sari bunga jantan terhadap hasil pada buah kurma. Adanya pengaruh tetua jantan asing juga telah dipelajari pada tanaman jagung yang disebut xenia Coulter, 1973. Persilangan yang menghasilkan buah disebut kompatibel, sedangkan yang tidak menghasilkan buah disebut inkompatibel. Tingkat inkompatibilitas dari suatu kombinasi persilangan dapat diketahui berdasarkan pada klasifikasi kompatibilitas suatu persilangan yaitu : a. Kompatibel, jika hasil persilangan menghasilkan buah diatas 20. b. Kompatibilitas sebagian, jika hasil persilangan menghasilkan buah diantara 10-20. c. Inkompatibel penuh, jika hasil persilangan menghasilkan buah dibawah 10 Wang, 1963 dalam Haryanti, 2004. Kompatibilitas adalah kesesuaian antara organ jantan dan betina sehingga penyerbukan yang terjadi dapat diikuti dengan proses pembuahan. Tanaman dikatakan bersifat kompatibel jika terjadi pembuahan setelah penyerbukan. Ketidaksesuaian antara organ jantan dan betina disebut inkompatibilitas Poespodarsono, 1998. Inkompatibilitas adalah bentuk ketidaksuburan yang disebabkan oleh ketidakmampuan tanaman yang memiliki pollen dan ovule normal dalam membentuk benih Kao dan Huang, 1994. Inkompatibilitas dapat disebabkan oleh ketidakmampuan tabung pollen dalam a menembus kepala putik, atau b tumbuh normal sepanjang tangkai putik namun tidak mampu mencapai ovule karena pertumbuhan yang terlalu lambat. Mekanisme ini mencegah persilangan sendiri selfing dan mendorong adanya penyerbukan silang crossing Suwarno, 2008. commit to user 10 Inkompatibilitas sering juga disebut dengan inkompatibilitas sendiri karena yang terhalang adalah self-fertilisasi. terdapat dua jenis inkompatibilitas sendiri SI yang berbeda yaitu gametofitik inkompatibilitas sendiri GSI dan inkompatibilitas sendiri sporofitik SSI Kao dan Huang, 1994. Pada sistem gametofitik, kecepatan tumbuh tabung pollen dikendalikan oleh rangkaian alel yang disimbolkan dengan S1, S2, S3, dan sebagainya. Inti pollen adalah haploid sehingga hanya memiliki satu alel inkompatiblitas. Jaringan tangkai putik pada tanaman betina adalah diploid sehingga memiliki dua alel inkompatibilitas. Jika alel inkompatibilitas pada inti pollen identik dengan salah satu alel pada jaringan tangkai putik, pertumbuhan tabung pollen pada tangkai putik akan lebih lambat dan pembuahan akan jarang terjadi. Sistem inkompatibilitas sporofitik adalah sistem satu lokus dengan jumlah alel S yang banyak. Berbeda dengan sistem gametofitik, disini alel S memperlihatkan dominansi. Dominansi ditentukan oleh tanaman yang menghasilkan pollen. Jika tanaman memiliki genotipe S1S2 dan S1 dominan terhadap S2 sehingga semua pollen dari tanaman tersebut dapat berfungsi seperti S1; dan pollen dengan alel S1 atau S2 akan inkompatibel dengan tangkai putik S1, tetapi akan kompatibel dengan tangkai putik S2. Kombinasi genetik dari sistem sprofitik banyak dan kompleks. Pada sistem ini, penghambatan perkecambahan pollen atau pertumbuhan tabung pollen terjadi pada permukaan kepala putik, berbeda dengan sistem gametofitik dimana penghambatan pertumbuhan tabung pollen terjadi pada tangkai putik Suwarno, 2008 Tingkat intensitas inkompatibilitas sendiri dapat diukur dengan menghitung perbandingan persentase pembentukan buah dari penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang, dan dinyatakan sebagai indeks of self incompatibility berdasarkan nilai Indeks of Self Incompability ISI, tanaman dikelompokkan menjadi : a. Completely self-incompatible jika nilai ISI = 0 b. Mostly self-incompatible jika nilai 0 ISI 0,2 commit to user 11 c. Partially self-incompatible jika nilai 0,2 ISI 1 d. Completely self-compatible jika nilai ISI 1 Tanaman yang termasuk dalam kelompok completely self incompatible adalah tanaman yang tidak dapat menghasilkan biji yang viabel dari setiap penyerbukan sendiri. Sedangkan tanaman disebut completely self compatible jika tanaman dapat menghasilkan biji yang viabel dari setiap penyerbukan sendiri. Tanaman dikelompokkan sebagai mostly self incompatible dan partially self incompatible tergantung dari tingkat keberhasilannya membentuk biji yang viabel dari pernyerbukan sendiri Zapata dan Arroyo, 1978. Hasil penelitian Aini 2007, menunjukkan persilangan H. polyrhizus dengan H. undatus menunjukkan kemampuan silang tinggi kompatibel, sedangkan persilangan dalam satu bunga H. polyrhizus, persilangan antar bunga H. polyrhizus, dan penyerbukan alami menunjukkan kemampuan silang rendah inkompatibel. commit to user 12

III. METODE PENELITIAN