Analisis Perilaku Konsumen Buah Naga (Hylocereus undatus dan Hylocereus costaricensis) Di Kota Medan (Studi Kasus: Hypermart Sun Plaza)

(1)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN BUAH NAGA

(Hylocereus undatus dan Hylocereus costaricensis)

DI KOTA MEDAN

(Studi Kasus: Hypermart Sun Plaza)

SKRIPSI

Oleh:

SUSANTI 060304050

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN BUAH NAGA

(Hylocereus undatus dan Hylocereus costaricensis)

DI KOTA MEDAN

(Studi Kasus: Hypermart Sun Plaza)

Oleh:

SUSANTI 060304050

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui oleh: Komisi pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Hiras M. L. Tobing) (Dr. Ir. Diana Chalil, Msi. Phd)

NIP : 19460529 197807 1 001 NIP : 19670303 199802 2 001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

SUSANTI (0603040450), dengan judul penelitian ” ANALISIS PERILAKU KONSUMEN BUAH NAGA (Hylocereus undatus dan

Hylocereus costaricensis) DI KOTA MEDAN”, Studi Kasus: Hypermart Sun Plaza. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Hiras M. L. Tobing dan

Ibu DR. Ir. Diana Chalil, Msi. PhD.

Penelitian dilakukan pada tahun 2010. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana perilaku konsumen mempengaruhi permintaan buah naga di Medan, untuk menganalisis perkembangan permintaan dan harga buah naga khususnya di Medan dan Untuk menganalisis penawaran distributor dalam memenuhi permintaan Hypermart Sun Plaza. Data yang digunakan adalah data dari Hypermart Sun Plaza tahun 2010 untuki harga dan permintaan dan dari konsumen yang berbelanja di Hypermart Sun Plaza.

Daerah Penelitian ditetapkan secara purposive. Teknik pengambilan sampel dengan metode accindental. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode logit yang memiliki kriteria uji Wald dan Chi-kuadrat dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 16.

Hasil analisis menunjukkan bahwa konsumsi konsumen terhadap buah naga tidak dipengaruhi oleh faktor jumlah tanggungan, usia dan pendidikan. Konsumsi buah naga dipengaruhi oleh faktor pendapatan dan persepsi konsumen akan buah naga.

Permintaan buah naga putih meningkat secara berkala, harga buah naga putih pada tingkat produsen tetap dan harga ditingkat konsumen semakin menurun. Permintaan buah naga merah berfluktuasi, harga buah naga merah pada tingkat produsen tetap dan harga pada tingkat konsumen semakin menurun.

Penawaran distributor akan buah naga putih selalu tidak mencukupi permintaan hypermart, akibat kurangya produk buah naga. Penawaran distributor akan buah naga merah tidak dapat memenuhi permintaan, karena produksi buah naga merah yang musiman.

Kata Kunci: Buah Naga, Perilaku Konsumen, Logit, Permintaan Buah Naga, Hara Buah Naga.


(4)

RIWAYAT HIDUP

Susanti, lahir di Pantai Labu pada tanggal 13 Maret 1988. Anak

keempat dari empat bersaudara dari keluarga Bapak Alm. Hang Yau dan Ibu Ana.

Pendidikan yang telah ditempuh Penulis adalah:

1. Tahun 1994 masuk Sekolah Dasar di SD Methodist Pantai Labu, Deli Serdang dan tamat tahun 2000.

2. Tahun 2000 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Methodist Lubuk Pakan dan tamat tahun 2003.

3. Tahun 2003 masuk Sekolah Menengah Umum di SMU Methodist Lubuk Pakam dan tamat tahun 2006.

4. Tahun 2006 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

5. Bulan Juni-Juli 2010 mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Gunung Sitember, Kecamatan Gunung Sitember, Kabupaten Dairi.

6. Bulan November-Desember 2010 melakukan penelitian skripsi di Hypermart Sun Plaza Medan.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya yang memberi kesempatan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Adapun judul penelitian ini adalah ” ANALISIS PERILAKU

KONSUMEN BUAH NAGA (Hylocereus undatus dan Hylocereus

costaricensis) DI KOTA MEDAN (Studi Kasus: Hypermart Sun Plaza)” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hiras M.L. Tobing selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Ir. Diana Chalil, Msi. PhD selaku Anggota Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberi waktu dalam membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Ir. Salmiah, M.S selaku Ketua Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

4. Seluruh Staff Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan yang turut berperan dalam studi Penulis. 5. Management Hypermart Sun Plaza yang telah banyak membantu Penulis di


(6)

6. Seluruh Konsumen yang telah bersedia menjadi sampel dalam penyusunan skripsi Penulis dan semua instansi yang terkait yang turut membantu dalam penyusunan skripisi ini.

Teristimewa kepada Alm. Bapak dan Mama yang saya sayangi dan juga untuk kakak dan abang terimakasih untuk kasih sayang, dukungan semangat, materi dan doa yang diberi pada Penulis sampai pada saat ini.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan skripsi ini ke depannya. Akhir kata Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2011

Penulis


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 2

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga ... 4

Penelitian Terdahulu ... 6

Landasan Teori ... 7

Kerangka Pemikiran... 10

Hipotesis Penelitian ... 11

METODE PENELITAN Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 12

Metode Penentuan Sampel Penelitian ... 12

Metode Pengumpulan Data ... 13

Metode Analisis Data ... 13

Definisi dan Batasan Operasional Definisi ... 15

Batasan Operasional... 16

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL Deskripsi Daerah Penelitian ... 17

a. Letak Geografis, Luas Wilayah, Batas dan Iklim ... 17

b. Tata Guna Lahan ... 17

Keadaan Penduduk ... 18

a. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin... 18


(8)

Sarana dan Prasarana ... 20

Deskripsi Hypermart Sun Plaza ... 21

Karakteristik Sampel Penelitian ... 22

a. Umur ... 22

b. Tingkat Pendidikan ... 23

c. Jumlah Tanggungan ... 23

d. Pendapatan ... 24

HASIL DAN PEMBAHASAN Penjualan Distributor dan Permintaan Hypermart ... 25

Perkembangan Permintaan Terhadap Buah Naga dan Harga Buah Naga .... 28

Faktor-Faktor Kebudayaan, Faktor Sosial, Faktor Pribadi, Faktor Psikologis Mempengaruhi Respon (Mengkonsumsi/Tidak Mengkonsumsi) Konsumen Buah Naga ... 31

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 36

Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

1. Skema Kerangka Pemikiran... 11 2. Grafik Penawaran Distributor dan Permintaan Hypermart Buah

Naga Putih ... 25 3. Perkembangan Permintaan Buah Naga Putih ... 28 4. Perkembangan Harga Buah Naga Putih ... 29


(10)

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

1. Kandungan Nutrisi Buah Naga ... 5

2. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan, Tahun 2009 ... 18

3. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kota Medan, Tahun 2009 ... 19

4. Sarana dan Prasarana di Kota Medan , Tahun 2009 ... 20

5. Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur ... 22

6. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 23

7. Distribusi Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan (Jiwa) ... 23

8. Distribusi Sampel Berdasarkan Pendapatan Rata-rata Keluarga/Bulan (Rp) ... 24

9. Jumlah Penawaran Distributor dan Permintaan Hypermart Buah Naga Merah Tahun 2010 ... 27

10. Jumlah Pembelian dan Penjualan Buah Naga Merah Tahun 2010 ... 30

11. Omnibus Tests of Model Coefficients ... 32

12. Hosmer and Lemeshow Test ... 32


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hal

1a. Jumlah Permintaan dan Penjualan Buah Naga Putih Di Hypermart

Sun Plaza Tahun 2010 ... 40

1b. Jumlah Permintaan dan Penjualan Buah Naga Merah Di Hypermart Sun Plaza Tahun 2010 ... 40

2a. Penjualan dan Pembelian Buah Naga Putih Di Hypermart Sun Plaza Tahun 2010 ... 41

2b. Penjualan dan Pembelian Buah Naga Merah Di Hypermart Sun Plaza Tahun 2010 ... 41

3. Buah Naga yang Tersedia untuk di Jual ... 42

4. Karakteristik Konsumen ... 43

5. Faktor Perilaku Konsumen Buah Naga ... 44

6. Nilai Motivasi Konsumen ... 45

7. Nilai Persepsi Konsumen ... 46


(12)

ABSTRAK

SUSANTI (0603040450), dengan judul penelitian ” ANALISIS PERILAKU KONSUMEN BUAH NAGA (Hylocereus undatus dan

Hylocereus costaricensis) DI KOTA MEDAN”, Studi Kasus: Hypermart Sun Plaza. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Hiras M. L. Tobing dan

Ibu DR. Ir. Diana Chalil, Msi. PhD.

Penelitian dilakukan pada tahun 2010. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana perilaku konsumen mempengaruhi permintaan buah naga di Medan, untuk menganalisis perkembangan permintaan dan harga buah naga khususnya di Medan dan Untuk menganalisis penawaran distributor dalam memenuhi permintaan Hypermart Sun Plaza. Data yang digunakan adalah data dari Hypermart Sun Plaza tahun 2010 untuki harga dan permintaan dan dari konsumen yang berbelanja di Hypermart Sun Plaza.

Daerah Penelitian ditetapkan secara purposive. Teknik pengambilan sampel dengan metode accindental. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode logit yang memiliki kriteria uji Wald dan Chi-kuadrat dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 16.

Hasil analisis menunjukkan bahwa konsumsi konsumen terhadap buah naga tidak dipengaruhi oleh faktor jumlah tanggungan, usia dan pendidikan. Konsumsi buah naga dipengaruhi oleh faktor pendapatan dan persepsi konsumen akan buah naga.

Permintaan buah naga putih meningkat secara berkala, harga buah naga putih pada tingkat produsen tetap dan harga ditingkat konsumen semakin menurun. Permintaan buah naga merah berfluktuasi, harga buah naga merah pada tingkat produsen tetap dan harga pada tingkat konsumen semakin menurun.

Penawaran distributor akan buah naga putih selalu tidak mencukupi permintaan hypermart, akibat kurangya produk buah naga. Penawaran distributor akan buah naga merah tidak dapat memenuhi permintaan, karena produksi buah naga merah yang musiman.

Kata Kunci: Buah Naga, Perilaku Konsumen, Logit, Permintaan Buah Naga, Hara Buah Naga.


(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Buah naga dapat dikatakan sebagai buah yang masih baru dikenal di Indonesia. Buah ini mulai masuk pada pertengahan tahun 2000. berdasarkan keterangan Kristanto (2009), pada tahun tersebut buah naga membanjiri beberapa pasar swalayan yang ada di Jakarta.

Pada awal masuknya buah naga di Indonesia, supply buah naga berasal dari import luar negeri seperti Malaysia dan Thailand. Mulai tahun 2003 mulai di tanam buah naga di daerah Jawa Tengah. Akan tetapi produksi buah naga masih kurang untuk memenuhi permintaan di Indonesia. Hingga saat ini buah naga sudah ditanam di semua daerah Jawa.

Sedangkan di Sumatera buah naga di tanam di Sumatera Utara dan Aceh. Penanaman ini untuk menambah penawaran di daerah sumatera dan mengurangi import dari luar negeri. Sehingga buah naga saat ini tidak menjadi buah yang sangat langka dan mahal. Dengan bertambahnya penawaran diharapkan juga permintaan dari konsumen akan dapat terpenuhi dan semakin bertambah.

Menurut pengamatan yang dilakukan pada bulan Februari 2010 di beberapa swalayan dan pasar tradisional di Medan, saat ini buah naga belum diperdagangkan di pasar tradisional. Buah naga hanya terlihat pada supermarket dan hypermarket. Untuk itu penelitian mengenai masalah dan fenomena yang menjadi alasan konsumen yang berbelanja buah naga, yang dilakukan di pasar modern khususnya di hypermarket.


(14)

Dalam sebuah strategi pemasaran, pemasar tidak terlepas dari segmen pasar yang melibatkan konsumen sebagai objek pasar. Sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya kalau memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dan mampu memenuhinya. Sehingga seorang pemasar harus memahami betul siapa pasar sasarannya, sekaligus bagaimana perilaku mereka (Simamora, 2008).

Akan tetapi, sampai pada saat ini belum ada penelitian-penelitian yang mendukung mengenai alasan konsumen yang membeli buah naga. Melihat bahwa buah ini belum banyak diteliti maka penulis menganggap perlu dilakukan penelitian mengenai perilaku konsumen terhadap buah naga, dan faktor-faktor mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi buah naga.

Identifikasi Masalah

Permasalahan pada penelitian ini disusun dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana penjualan distributor dan permintaan buah naga di lokasi penelitian?

2. Bagaimana perkembangan permintaan konsumen terhadap buah naga dan harga buah naga di lokasi penelitian?

3. Apakah faktor kebudayaan (kelas sosial: pendapatan), faktor sosial (keluarga), faktor pribadi (usia), faktor psikologis (persepsi, dan tingkat pendidikan) mempengaruhi respon (mengkonsumsi/tidak mengkonsumsi) konsumen buah naga di lokasi penelitian?


(15)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui penjualan distributor dan permintaan buah naga di lokasi penelitian;

2. Untuk menganalisis perkembangan permintaan konsumen terhadap buah naga dan harga buah naga di lokasi penelitian;

3. Untuk mengetahui bagaimana faktor kebudayaan (kelas sosial:pendapatan), faktor sosial (keluarga), faktor pribadi (usia), faktor psikologis (persepsi, dan tingkat pendidikan) mempengaruhi respon (mengkonsumsi/tidak mengkonsumsi) konsumen buah naga di lokasi penelitian.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi para pembaca yang memiliki ketertarikan terhadap perilaku konsumen buah naga.


(16)

TINJAUAN PUSTAKA

Buah Naga

”Tanaman buah naga termasuk dalam keluarga kaktus-kaktusan. Tanaman

tumbuh memanjat, batangnya bercabang banyak, dan tanaman dapat berbuah sepanjang tahun. Pada umumnya tanaman kaktus jarang sekali yang berbuah dan umumnya tanaman kaktus difungsikan sebagai tanaman hias untuk menambah keindahan taman. Hanya beberapa tanaman kaktus yang dapat menghasilkan buah yang dapat dimakan. Namun, hanya beberapa jenis yang buahnya memiliki rasa enak, manis, dan menyegarkan. Salah satunya dari subfamili Hylocerenae” (Cahyono, 2009).

“Daerah di Indonesia yang hingga kini sudah mengembangkan tanaman buah naga ialah Pasuruan ke arah Tosari, daerah desa Pohgading, kecamatan Pasrepan. Tidak jelas siapa yang pertama kali membawa dan menanamnya di Indonesia. Namun, umumnya tanaman ini ditanam pertama kali oleh hobiis tanaman yang ingin bereksperimen dan mengembangkannya. Buah naga mulai dikembangkan di Indonesia pada tahun 2001. Hingga kini luas areal penanaman tanaman ini relatif masih sangat sedikit. Hal ini dapat dimaklumi karena buah naga masih tergolong langka” (Kristanto, 2009).

Rasa buah naga manis dengan sedikit masam dan berat per buahnya 400-650 gram, dan harganya di Indoneia berkisar antara Rp 25.000 – Rp 30.000 per kilogram pada tahun 2009. Buah naga memiliki kadar nuritrisi yang baik, seperti yang tertulis di Tabel 1.


(17)

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Buah Naga

Nutrisi Kandungan

Kadar gula 13-18 briks

Air 90,20 %

Karbohidrat 11,5 g

Asam 0,139 g

Protein 0,53 g

Serat 0,71 g

Kalsium 134,5 mg

Fosfor 8,7 mg

Magnesium 60,4 mg

Vitamin C 9,4 mg

(sumber: Kristanto,2009)

“Buah naga bentuknya bulat lonjong mirip buah nanas yang memiliki sirip, warna kulitnya merah jambu, dihiasi sulur atau sisik seperti naga. Di tiap negara namanya berbeda-beda seperti Feuy Long Kwa di Cina, Clever Dragon di Vietnam, Kaew Mangkorn di Thailand, Shien Mie Kuo di Taiwan, Pitahaya di Israel, Melano di Hawai, Rhino fruit di Australia dan secara internasional dikenal dengan dragon fruit (Anonimus, 2006)

Kepopuleran buah naga di Indonesia dikenal sebagai salah satu buah yang mengandung khasiat obat. Buah ini mujarab digunakan untuk pengobatan (terapi) pada beberapa jenis penyakit kronis (Chevny , 2005). Cahyono (2009) menjelaskan buah naga memiliki khasiat yang sangat banyak yaitu, sebagai penyeimbang kadar gula bagi penderita kencing manis, menurunkan dan mencegah kadar kolesterol darah yang tinggi, pencegah penyakit tumor dan kanker, melindungi kesehatan mulut, pencegah pendarahan, pencegah dan mengobati keputihan, meningkatkan daya tahan tubuh, menormalkan sistem peredaran darah, menurunkan tekanan emosi, menetralkan racun dalam tubuh, menurunkan kadar lemak, dan mencegah kulit busuk, menguatkan fungsi otak,


(18)

melancarkan proses pencernaan, menyehatkan mata, menguatkan tulang dan pertumbuhan badan, menjaga kesehatan jantung, memperhalus kulit warna wajah dan mengobati sembelit.

Penelitian Terdahulu

Setianingsi (1999), menunjukkan bahwa dengan komoditi jeruk bali, didapat hasil yang menyatakan bahwa yang mempengaruhi konsumsi adalah faktor pendapatan, jumlah anggota keluarga, dan harga jeruk. Sedangkan faktor lain tida memiliki pengaruh.

Pada penelitian sebelumnya oleh Hutahaean (2007), dengan komoditi terong belanda, didapat hasil yang menyatakan bahwa secara serempak permintaan terong belanda dipengaruhi oleh harga, jumlah anggota keluarga, pendapatan. Dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor sosial yaitu kelompok acuan, peran dan status dengan perilaku konsumen dalam membeli terong belanda.

Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai divisi yang bersifat relatif permanen dan homogenus dalam suatu kumpulan sosial dimana individual atau keluarga saling bertukar nilai, gaya hidup, ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan, posisi ekonomi, dan perilaku yang sama. Penelitian pemasaran seringkali berfokus pada variabel-variabel kelas sosial karena penentuan produk

apa yang akan dibeli oleh konsumen ditentukan oleh kelas sosial (Anoimus, 2010).


(19)

Faktor - faktor yang mempengaruhi pembelian buah oleh konsumen rumah tangga difokuskan pada tiga jenis buah yang paling banyak dibeli yaitu jeruk lokal, pepaya, dan pisang raja. Faktor - faktor yang mempengaruhi pembelian jeruk lokal adalah harga jeruk lokal, harga pisang raja, jumlah keluarga, dan status sosial; pembelian pepaya adalah harga pepaya, jumlah keluarga, dan pendapatan; pembelian pisang raja adalah harga jeruk lokal , harga

pisang raja, jumlah keluarga, pendapatan dan status sosial (Nairah, Psrasmatiwi, dan Endaryanto, 2009).

Landasan Teori

Keputusan membeli suatu produk untuk memenuhi kebutuhan hidup ada pada diri konsumen. Proses keputusan konsumen terdiri atas tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi altenatif, pembelian, dan kepuasan konsumen (Sumarwan, 2003).

Permintaan dan penawaran atas barang-barang pertanian berkaitan erat dengan perkembangan atau boleh juga disebut harga mempengaruhi permintaan atau penawaran hasil pertanian. Menurut hukum ekonomi apabila harga naik maka permintaan akan turun dan apabila harga turun maka permintaan akan naik, bila penawaran naik maka harga akan turun dan bila penawaran turun maka harga akan naik ( Daniel, 2002 ).

Perilaku kosumen merupakan tindakan suatu individu dalam membuat keputusan dalam membelanjakan sumber daya yang dimilikinya untuk memperoleh atau untuk mendapatkan barang dan jasa yang akan dikonsumsi nantinya. Dalam menganalisis perilaku konsumen tidak hanya menyangkut


(20)

faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam berbelanja tetapi proses pengambilan keputusan yang disertai dengan kegiatan pembelian suatu barang atau jasa (Simamora, 2008).

Menurut Simamora (2008), faktor-faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan ( kultur, sub kultur, kelas sosial), faktor sosial ( kelompok, keluarga, peran dan status), faktor pribadi ( usia dan pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan kepribadian), faktor psikologis (motivasi, persepsi, dan tingkat pendidikan). Peran setiap faktor-faktor ini berbeda untuk setiap produk yang berbeda.

Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur, sub-kultur dan kelas sosial (Simamora, 2008).

Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang. Perilaku antara seorang yang tinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan orang lain yang berada di lingkungan yang lain pula. Tiap kultur mempunyai subkultur yang lebih kecil, atau kelompok dengan nilai yang lebih kecil (Simamora, 2008).

Menurut Suryani (2008), kelas sosial didefenisikan sebagai pembagi anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu hirarki kelas-kelas status yang berbeda, sehingga anggota-anggota dari setiap kelas yang relatif sama mempunyai kesamaan. Untuk menentukan kelas sosial, maka indikator tentang kelas sosial harus dirumuskan dengan jelas. Terdapat beberapa variabel yang sering digunakan


(21)

sebagai indikator untuk mengukur kelas sosial antara lain: pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan.

Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok, keluarga, peran dan status konsumen. Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang bersama. Kelompok mempunyai pengaruh langsung dan seorang yang menjadi anggotanya disebut kelompok acuan. Kelompok acuan berfungsi sebagai titik pembanding atau acuan langsung (tatap muka) atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau tingkah laku seseorang ( Simamora, 2008).

Keluarga adalah dua atau lebih orang yang dipersatukan oleh hubungan darah, pernikahan ataupun adopsi, yang hidup bersama. Anggota keluarga konsumen dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku konsumen. Pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, isteri, dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa. (Simamora, 2008).

Peran dan status konsumen merupakan posisi seorang menjadi anggota kelompok, keluarga, klub, dan organisasi. Peran terdiri aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Faktor psikologis utama yang mempengaruhi pilihan pembelian yaitu motivasi, persepsi, dan tingkat pendidikan. (Simamora, 2008).

Pengetahuan menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari proses pendidikan yang dijalani (pengalaman). Pendidikan seseorang sangat mempengaruhi pilihannya. Apabila pendidikan konsumen tinggi


(22)

maka akan lebih memilih barang yang berkualitas baik, tingkat pendidikan dapat dilihat dari pendidikan terakhir konsumen (Setiadi, 2003).

Kerangka Pemikiran

Konsumen/ pembeli dalam mengkonsumsi atau tidak buah naga berhubungan perilaku konsumen. Perilaku konsumen di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor budaya, sosial, psikologis dan pribadi.

Dimana faktor budaya terdiri dari kelas sosial. Faktor sosial dipengaruhi oleh keluarga. Fakstor psikologis terdiri dari persepsi dan tingkat pendidikan konsumen sendiri. Sedangkan faktor pribadi dipengaruhi oleh usia, dan jumlah tanggungan.

Penawaran hypermart didapat dari adanya kesepakatan antara permintaan dari hypermart dan penawaran distributor. Dar penawaran yang di sediakan oleh hypermart maka akan menghasilkan permintaan konsumen yaitu konsumen membeli buah naga.


(23)

Keterangan:

: Ada hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan landasan teori yang telah dibuat, maka disajikan hipotesis yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Faktor kebudayaan (kelas sosial:pendapatan), faktor sosial (keluarga), faktor pribadi (usia), faktor psikologis (persepsi, dan tingkat pendidikan) mempengaruhi respon (mengkonsumsi/tidak mengkonsumsi) konsumen buah naga di lokasi penelitian.

Konsumen

Perilaku Konsumen

Penawaran

Mengkonsumsi Tidak

mengkonsumsi Budaya:

- Kelas Sosial (pendapatan)

Pribadi: - Usia

Psikologis: - Persepsi - Tingkat Pendidikan

Sosial: - Keluarga

Distributor Hypermart

Permintaan

Penjualan hypermart

Pembelian hypermart


(24)

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan secara Purposive, yaitu secara sengaja dengan pertimbangan tertentu. Dari hasil survei pada bulan Februari 2010 di ketahui bahwa hanya ada 4 supermarket yang menyediakan buah naga yaitu Hypermart, Carefour, Suzuya Supermarker, dan Berastagi Supermarket. Setelah dilakukan pendekatan secara formal melalui surat izin kepada keempat supermarket tersebut, yang memberikan tanggapan hanya satu lokasi yaitu Hypermart. Maka lokasi penelitian yang dipilih adalah Hypermart Sun Plaza untuk mewakili Hypermart di Medan berdasarkan kontiniutasnya dalam penyediaan buah naga.

Metode Penentuan Sampel Penelitian

Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Accidential Sampling yaitu pengambilan responden yang merupakan konsumen yang kebetulan berbelanja buah naga dan konsumen yang mengenal buah naga di Hypermart.

Jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan 40 responden dengan alasan untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data dengan statistik ukuran sampel paling kecil adalah 30 responden (Wirartha, 2006).

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer, yaitu data dari konsumen yaitu, nama, jenis kelamin, umur, alamat, jumlah tanggungan,


(25)

pekerjaan, pendidikan, suku, pendapatan dan lainnya yang berbelanja dan data sekunder, yaitu data tentang jumlah persediaan , jumlah penjualan dan harga buah naga yang ada di Medan. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung dengan konsumen yang berpedoman pada daftar kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari lokasi penelitian yakni pasar modern dan literatur yang mendukung penelitian.

Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah (1) dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif berdasarkan survei dan data di lokasi penelitian akan penjualan dari distributor dan permintaan buah naga hypermart. Hal ini dilihat dari jumlah frekuensi pemesanan dan ketersediaan buah naga dari pasar modern dilokasi penelitian

Untuk identifikasi masalah (2) dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskiptif berdasarkan data pembelian dan harga buah naga dari lokasi penelitian.

Untuk identifikasi masalah (3) dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan melakukan pengumpulan informasi dari kuisioner dan penyajian hasil dari pengumpulan informasi tersebut menggunakan tabulasi silang (cross table). Data tersebut akan diuji dengan metode regresi logistik biner dengan rumus:

( )

e Yi

x

x

=    

 

− ( ) ln

1 ) ( ln

π

π


(26)

4 4 3 3 2 2 1 1

0 x x x x

Yi =β +β +β +β +β

Dimana: π(x) = peluang konsumen mengkonsumsi 1- π(x) = peluang tidak mengkonsumsi Y : konsumsi

1 = Konsumen mengkonsumsi 0 = Konsumen tidak mengkonsumsi X1 = Pendapatan (ribuan Rp)

X2 = Jumlah anggota keluarga (orang) X3 = usia (tahun)

X4 = persepsi (Skor)

X5 = tingkat pendidikan (tahun)

5 4 3 2 1

0,β ,β ,β ,β ,β

β = parameter

Kriteria uji :

1. Secara parsial: Wj ≤ χ2α,1 atau Sig > 0,1 ; tolak H1 ; terima Ho Wj > χ2α,1, atau Sig ≤ 0,1 ; terima H1 ; tolak Ho

Ho: Tidak adanya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Hi : Ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Secara serempak dari omnibus test dan Hosmer and Lemeshow test: 2. Omnibus test : Sig > 0.1 ; tolak H1 ; terima Ho

Sig ≤ 0,1 ; terima H1 ; tolak Ho

Ho: β012345= 0. dimana tidak ada variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat.

Hi : Setidaknya salah satu variabel bebas berpengaruh dengan variabel terikat.


(27)

3. Hosmer and Lemeshow test: Sig > 0.1 ; tolak H1 ; terima H0 Sig ≤ 0,1 ; terima H1 ; tolak H0

Ho: (1−B) = 0, B = Distribusi frekuensi estimasi/distribusi frekuensi observasi = 1. sehingga tidak bisa menolak adanya hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat.

Hi : Bisa menolak adanya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

4. Nilai Exp(B) untuk menunjukkan odd ratio akibat perubahan variabel yang ditunjukkan. (Exp(B) = eB)

Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran, maka dibuatlah beberapa defenisi dan batasan opersional sebagai berikut:

Defenisi

1. Konsumen dalam penelitian adalah orang berbelanja buah naga dan mengenal buah naga di lokasi penelitian yang menjadi responden.

2. Harga buah naga adalah harga rata-rata yang ditetapkan oleh pasar modern Hypermart pada waktu penelitian.

3. Pendidikan adalah tingkat pendidikan terakhir yang dijalani oleh responden 4. Pendapatan a.dalah besarnya gaji/pensiunan/keuntungan usaha responden

dalam rupiah.

5. Penawaran distributor adalah jumlah buah naga yang dijual distributor kepada pihak hypermart

6. Permintaan hypermart adalah jumlah pemesanan hypermart terhadap distributor yang diharap dapat dipenuhi distributor.


(28)

7. Penawaran hypermart adalah jumlah buah naga yang akan dijual hypermart. 8. Permintaan adalah banyaknya jumlah buah naga yang dikonsumsi oleh

konsumen yang dijual di Hypermart Sun Plaza.

9. Respon adalah sikap konsumen untuk mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi buah naga.

10. Perilaku konsumen adalah suatu sikap konsumen buah naga untuk mengambil keputusan membeli atau tidak buah naga yang berdasarkan pengaruh faktor-faktor tertentu.

Batasan operasional

1. Penelitian ini dilakukan di kota Medan. 2. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2010.


(29)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK SAMPEL

Deskripsi Daerah penelitian

a. Letak Geografis, Luas Wilayah, Batas, dan Iklim

Kota Medan merupakan Ibu kota dari Propinsi Sumatera Utara. Kota medan terletak antara 20.27’ – 20.44’ BT dan pada ketinggian 2,5-3,75 meter di atas permukaan laut.

Kota Medan merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang mempunyai luas 26.510 ha, yang terdiri dari 21 kecamatan, 151 kelurahan. Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang pada bagian Utara, Barat, Selatan serta bagian timur berbatasan dengan Selat Malaka.

Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan temperatur siang 31,10C dan malam hari 24,10C, rata-rata curah hujan perbulan 175,17 mm dengan rata-rata hari hujan 17,33 hh/bulan. Kelembapan udara di kota Medan 84%, kecepatan angin rata-rata 0,45 m/sec sedangkan laju penguapan tiap bulannya 111,26 mm. Kota Medan memiliki topografi datar dengan ketinggian 7-25 dpl dengan jenis tanah alluvial.

b. Tata Guna Lahan

Pola penggunaan tanah di kota Medan sangat beragam jenisnya. Penggunaan tanah terdiri dari bangunan-bangunan yang menjulang tinggi dan sangat besar yaitu mulai bangunan pemukiman, perkantoran, pemerintahan, tempat ibadah, pusat-pusat perbelanjaan modern, pasar-pasar tradisional, fasilitas


(30)

umum, bangunan pendidikan, tempat rekreasi, restoran, hotel dan lahan pertanian si pinggiran kota. Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia sehingga keadaan bangunan sangat padat dan rapat dengan jumlah penduduk yang banyak.

Keadaan Penduduk

a. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Penduduk Kota Medan berjumlah 2.097.610 jiwa dengan 460.084 rumah tangga (RT) yang tersebar disetiap kecamtan di Kota Medan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai jumlah dan presentase penduduk adalah pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan, Tahun 2009

Golongan Umur (Tahun)

Laki-laki Perempuan

Jiwa Persentase

(%)

Jiwa Persentase

(%)

Jumlah 0 – 4

5 – 9 10 – 14

98,437 99,961 97,514 51.46 51.66 51.50 92,857 93,532 91,828 48.54 48.34 48.50 191,294 193,493 189,342 15 – 19

20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54

102,566 112,860 100,935 85,609 77,344 69,238 57,718 48,163 48.84 47.83 49.38 49.52 48.91 49.12 49.03 49.45 107,423 123,092 103,459 87,265 80,795 71,727 59,997 49,244 51.16 52.17 50.62 50.48 51.09 50.88 50.97 50.55 209,989 235,952 204,394 172,874 158,139 140,965 117,715 97,407 55 – 59

60 – 64 65 + 34,548 20,373 31,660 50.19 47.46 42.62 34,282 22,555 42,628 49.81 52.54 57.38 68,830 42,928 74,288

Total 1,036,926 49.43 1,060,684 50.57 2,097,610

Sumber : BPS, Medan dalam Angka 2010

Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2009 sebesar 2.097.610 jiwa yang terdiri dari 1.036.926 jiwa laki-laki (49,43 %) dan 1.060.684 jiwa perempuan (50,57 %). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa


(31)

jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki. Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa usia non produktif (0-14 tahun) yang terdiri dari bayi, balita, anak-anak dan remaja berjumlah 574.129 jiwa (27,37 %). Jumlah usia produktif (15-54 tahun) yaitu orang dewasa sebesar 1.337.435 jiwa (63,76%). Dan jumlah manula (≥ 55 tahun) sebesar 186.046 jiwa (8,87%).

b. Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk kota Medan bervariasi jenisnya, ada yang bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, TNI/POLRI, dan sebagainya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kota Medan, Tahun 2009

No. Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase

1 Pegawai Negeri 18.465 3.91

2 Pegawai Swasta 20.570 4.35

3 TNI/POLRI 14.563 3.08

4 Tenaga Pengajar 72.382 15.32

5 Tenaga Kesehatan 3.652 0.77

6 Lain-lain 342.579 72.54

Jumlah 472.202 100,00

Sumber: BPS, Medan Dalam Angka 2010

Tabel 3 menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk terbesar adalah sebagai tenaga pengajar yaitu sebesar 72.382 orang (15,32%), pegawai negeri 18.465 orang (3,91%), pegawai swasta 20.570 orang (4,36%), TNI/POLRI 14.563 orang (3,08%) , tenaga kesehatan 3.652 orang (0,77%), dan mata pencaharian lainnya yaitu gabungan dari berbagai macam pekerjaan yang tidak dapat disebutkan satu per satu sebesar 342.579 orang (72,54%).


(32)

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 5 beikut ini: Tabel 4. Sarana dan Prasarana di Kota Medan , Tahun 2009

No. Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit) 1 Sekolah

a. SD 812

b. SLTP 335

c. SMU 205

d. SMK 137

e. Perguruan Tinggi 75

2 Fasilitas Kesehatan

a. Rumah Sakit 69

b. Rumah Bersalin 298

c. Puskesmas 39

d. Pustu 40

e. BPU 409

f. Klinik KB 193

g. Posyandu 1.405 3 Tempat Peribadatan

a. Mesjid 877

b. Gereja 459

c. Kuil 33

d. Vihara 135

e. Langgar / Musholla 678

4 Panti Asuhan 39

5 Tempat Hiburan

a. Kolam Renang 11

b. Permainan Ketangkasan 42

c. Diskotik 8

d. Klab Malam 3

e. Bilyard 40

f. Panti Pijat 27

g. Rekreasi 3

h. Kafe 5

6 Pasar

a. Tradisional 55

b. Pasar Swalayan 30 Sumber: BPS, Medan Dalam Angka 2010 dan Pemko Medan

Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin lengkap sarana dan prasarana maka akan mempercepat laju


(33)

pembangunan. Dari data pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana di Kota Medan saat ini sudah baik. Jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana pendidikan, kesehatan, pasar, dan lainnya yang sudah cukup memadai.

Pasar-pasar atau pusat perbelanjaan di kota Medan juga sangat banyak dan sangat cukup memadai. Pasar-pasar yang ada di Kota Medan dapat digolongkan menjadi pasar tradisional dan pasar swalayan. Pasar tradisional identik dengan bangunan-bangunan yang biasa saja atau tidak terlalu megah, sedangkan pasar swalayan identik dengan bangunan-bangunan yang besar dan megah.

Deskripsi Hypermart Sun Plaza

Sun Plaza Medan adalah bangunan yang terbesar, pusat perbelanjaan yang baru terletak dipusat Kota Medan dan berlokasi di Jl. Hj. Zainul Arifin. Sun Plaza merupakan pusat perbelanjaan menengah ke atas di kawasan komersial etrategis kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Sun Plaza didirikan tahun 2003, pusat perbelanjaan dibangun 4 lantai ini dirancang dengan konsep mal keluarga.

Sun Plaza dibuka pertengahan tahun 2004 dan sudah banyak dikunjungi penduduk setempat. Letaknya yang sangat strategis membuat pusat perbelanjaan ini ramai dikunjungi oleh pelajar, mahasiswa, serta wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Sun Plaza berdekatan dengan Kantor Gubernur Sumatera Utara, Mesjid Agung Medan, SMA Negeri 1 Medan dan Apartemen Cambridge.

Hypermart Sun Plaza berdiri pada pertengahan tahun 2005, setahun setelah dibukanya Sun Plaza. Hypermart ini berlokasi di level 4 gedung


(34)

Sun Plaza, sedangkan kantornya terletak di level LG di sebelah parkiran mobil di Sun Plaza. Karyawan Hypermart Sun Plaza terdiri dari karyawan tetap dan karyawan partime, serta pegawai yang mengelola manajemen Hypermart. Jumlah pegawai dan karyawan Hypermart sekitar ± 270 orang.

Hypermart memiliki 4 departemen, 3 departemen yaitu Departemen General Marchendise Store (GMS), Departemen Groceries, Departemen Fresh yang mengelola penjualan dan produk-produk Hypermart, dan 1 departemen yang bergerak dibidang kepegawaian yaitu Departemen HRD.

Karakterisrtik Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli atau tidak membeli buah naga di pasar Hypermart Sun Plaza. Karakteristik konsumen yang dimaksud meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pendapatan.

a. Umur

Adapun keadaan umur sampel sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur

No. Kelompok Umur

(Tahun)

Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)

1. 20-24 3 7,5

2. 25-29 7 17,5

3 30-34 8 20,0

4. 35-39 6 15,0

5. 40-44 5 12,5

6. 45-49 3 7,5

7. ≥ 50 8 20,0

Jumlah 40 100,0


(35)

Dari Tabel 5 diatas dapat dilihat range umur konsumen yang terbesar berada pada kelompok umur 30-34 tahun dengan jumlah 8 jiwa 20 % dan yang terkecil pada kelompok umur 20-24 tahun dan 45-49 tahun dengan jumlah 3 jiwa atau 7,5 %.

b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan sangat erat hubungannya dengan pengetahuan terhadap suatu barang baik dari segi kualitas maupaun manfaatnya. Adapun pendidikan konsumen sampel di daerah penelitian Kota Medan bervariasi dari SD sampai Pertguruan Tinggi. Tingkat pendidikan konsumen adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan

(Tahun)

Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)

1. SD 1 2,5

2. SLTP 0 0,0

3 SLTA 11 27,5

4. Sarjana 28 70,0

Jumlah 40 100,0

Sumber: Data diolah dari lampiran 4.

Dari Tabel 6 diatas dapat dilihat tingkat pendidikan konsumen yang terbesar berada pada tingkat sarjana dengan jumlah 28 jiwa atau 70 % dan yang terkecil pada tingkat SD dengan jumlah 1 jiwa atau 2,5 %.

c. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan sampel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 7. Distribusi Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan (Jiwa)

No. Jumlah Tanggungan

(Jiwa)

Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)

1. 0-2 14 35,0

2. 3-5 25 62,5

3 ≥ 6 1 2,5

Jumlah 40 100,0


(36)

Dari Tabel 7 diatas dapat dilihat jumlah tanggungan konsumen yang terbesar berada pada kelompok 3-5 dengan jumlah 25 jiwa atau 62,5 % dan yang terkecil pada kelompok ≥ 6 dengan jumlah 1 jiwa atau 2,5 %.

d. Pendapatan

Pendapatan sampel penelitian sangat bervariasi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Distribusi Sampel Berdasarkan Pendapatan Rata-rata Keluarga/Bulan (Rp)

No. Pendapatan (Rp) Jumlah (Jiwa) Jumlah (%)

1. < Rp. 2.000.000 24 60

2. Rp 2.000.000 - Rp. 6.000.000 16 40

3 > Rp. 6.000.000 0 0

Jumlah 40 100

Sumber: Data diolah dari lampiran 4.

Dari Tabel 8 diatas dapat dilihat jumlah pendapatan konsumen yang terbesar berada pada kelompok < Rp 2.000.000 dengan jumlah 24 jiwa atau 60 % dan yang terkecil pada kelompok > Rp. 6.000.000 dengan jumlah 0 jiwa atau 0 %.


(37)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penjualan Distributor dan Permintaan Hypermart

- Buah Naga Putih

Buah naga putih merupakan buah yang berbuah sepanjang tahun. Buah naga putih memiliki harga jual yang lebih rendah hingga Rp 20.000,- karena dalam perawatan buah naga putih tidak memerlukan penyerbukan manual. Buah naga putih dapat melakukan penyerbukan sendiri, sehingga biaya produksi lebih rendah karena tidak memerlukan tenaga kerja penyerbukan. Dalam hal produksi buah naga putih akan tersedia sepanjang tahun. Produk buah naga berasal dari distributor Medan. Distributor akan berusaha memenuhi permintaan buah naga.

Penjualan dan Permintaan Buah Naga Putih

0 20 40 60 80 100 120 140

0 2 4 6 8 10 12 14

Bulan

J

u

m

la

h

(

K

g

)

Permintaan Hypermart Penjualan Distributor

Sumber: Data Olahan Lampiran 1

Gambar 2. Grafik Penjualan Distributor dan Permintaan Hypermart 2010 Buah Naga Putih

Di lihat dari Gambar 2 terlihat bahwa jumlah penjaulan distributor buah naga putih di hypermart selalu berada di bawah permintaan hypermart yang telah


(38)

direncanakan ataupun dipesan oleh hypermart kepada distributor Medan. Selisih terbanyak adalah pada bulan Desember 2010 yakni dengan jumlah pesanan mencapai 129 kg sedangkan yang tersedia hanya 56 kg dengan kekurangan buah naga putih mencapai 73 kg.

Jumlah buah naga putih yang paling banyak dipenuhi oleh distributor dapat dilihat bahwa pada bulan September mencapai 108 kg walau masih kurang dari pesanan yang direncanakan. Dan paling sedikit adalah pada bulan November hanya 9 kg dari pesanan 30 kg. Perbedaan Penawaran setiap bulan selain diakibatkan permintaan hypermart yang berbeda juga musim buah naga yang berfluktuasi menurut musim. Buah naga akan lebih produktif pada musim hujan. Dan dari harian kabar bisnis 2 September 2010 Pulau Sumatera memasuki musim hujan. Sehingga pada bulan November 2010 merupakan masa penghabisan buah setelah puncak buah dan mulai berproduksi pada bulan Desember 2010 walau belum optimal. Dapat disimpulkan bahwa penjaulan distributor akan buah naga putih masih kurang.

Dalam Permintaan Hypermart Sun Plaza, pihak manajemen memiliki pertimbangan-pertimbangan seperti: hari-hari besar yang ada pada bulan tersebut, sisa buah naga yang masih tersisa bulan sebelumnya, daya tahan dari buah naga. Sedangkan pihak distributor merupakan pihak yang mengumpulkan buah naga dari para petani buah dalam kota maupun luar kota untuk memenuhi permintaan dari setiap pasar di medan.


(39)

- Buah Naga Merah

Buah naga merah memiliki musim buah. Musim buah naga merah tergantung dari ketinggian tanah, suhu udara, dan jenis tanah. Buah naga lebih produktif di daerah dataran rendah karena memiliki intensitas sinar matahari mencapai 70-80% dan curah hujan yang mencapai 60-720 mm/tahun. Karena buah naga merah memiliki musim buah, maka ketesediaan buah tidak setiap bulan ada di jual.

Tabel 9. Jumlah Penjualan Distributor dan Permintaan Hypermart Buah Naga Merah Tahun 2010

BULAN Permintaan ke Distributor (Kg) Penjualan Oleh Distributor (Kg)

Januari 65 45

Februari 40 40

Maret 6 6

April 20 -

Mei 30 30

Juni - -

Juli - -

Agustus 40 40

September 60 10

Oktober 20 -

November 90 8

Desember 30 -

Diolah dari lampiran 1b

Dari Tabel 9 dapat dilihat pada bulan Juni dan Juli tidak ada permintaan karena di bulan Juni dan Juli produksi buah naga merah hampir tidak ada ataupun masa penghabisan buah. Dan pada Januari dan Februari buah naga cukup memenuhi permintaan. Dapat terlihat bahwa buah naga tidak setiap bulan ada, selain karena musim buah juga karena produksi buah yang kurang untuk memenuhi permintaan buah masyarakat. Sehingga ada saatnya buah naga tidak ada dipasaran Hypermart untuk bulan- bulan tertentu. Pada saat produk buah naga tidak tersedia, konsumen akan berusaha mencari ke pasar lainnya seperti Berastagi Supermarket.


(40)

Perkembangan Permintaan Terhadap Buah Naga Dan Harga Buah Naga

- Buah Naga Putih

Semakin banyak masyarakat yang mengetahui khasiat buah naga, maka konsumsi akan buah naga akan meningkat secara berkala. Dari tahun 2000 buah naga masuk ke Indonesia, buah naga semakin dikenal masyarakat Indonesia sebagai buah yang memiliki khasiat untuk kesehatan serta harga yang tinggi membuat buah naga menjadi buah yang dikonsumsi oleh kalangan menengah ke atas serta buah yang jarang dijumpai di pasar.

Perkembangan Permintaan Buah Naga Putih

0 20 40 60 80 100 120 140

0 2 4 6 8 10 12 14

Bulan

J

u

m

la

h

(

K

g

)

Jumlah Pembelian Jumlah Penjualan

Sumber: Data Olahan Lampiran 2

Gambar 3. Perkembangan Permintaan Buah Naga Putih

Perkembangan permintaan buah naga dapat dilihat dari Gambar 3 dimana pembelian dan penjualan berfluktuasi. Selama 3 bulan diakhir tahun grafik pembelian Hypermart berada di bawah penjualan, hal ini dapat terjadi karena masih ada stok dari bulan sebelumnya. Buah naga merupakan buah yang dapat bertahan sampai 2 bulan apabila ditangani secara baik dengan tetap mempertahankan suhu dingin buah dan tidak terbanting.


(41)

Dalam periode 2010 jumlah penjualan (permintaan) berfluktuasi setiap bulan, pada oktober permintaan meningkat tajam dan langsung turun pada bulan November. Rata-rata penjualan adalah 65 kg/bulan. Menurut beberapa surat kabar di Indonesia, bahwa pada saat imlek bulan Februari permintaan buah naga meningkat tajam. Kenyataannya hal ini tidak terjadi di Hypermart Sun Plaza.

Walau penjualan berfluktuasi tapi dapat dilihat adanya peningkatan pada akhir tahun 2010, sehingga dapat disimpulkan permintaan buah naga mengalami peningkatan secara berkala.

Perkembangan Harga Buah Naga Putih

0.00 5000.00 10000.00 15000.00 20000.00 25000.00 30000.00

0 2 4 6 8 10 12 14

Bulan

J

u

m

la

h

(

K

g

)

Harga pembelian Harga Penjualan

Sumber: Data Olahan Lampiran 2

Gambar 4. Perkembangan Harga Buah Naga Putih

Pada harga buah naga putih, dapat dilihat dari Gambar 4 bahwa harga pembelian tidak banyak mengalami perubahan, perubahan ada pada harga penjualan. Pada harga penjualan hypermart menurunkan harga jual yang di awal tahun 2010 mencapai Rp 25.000 menjadi di bawah Rp 18.000 di akhir tahun. Hal ini dapat memicu pembelian buah naga putih karena semakin terjangkau oleh banyak kalangan.


(42)

Pada awal penurunan harga dari diatas Rp 20.000 menjadi di bawah Rp 18000 yang mencapai Rp 4.000 memicu permintaan yang meningkat mencapai 121 kg. Hal ini membuktikan penurunan harga secara drastis dapat memicu konsumen berbelanja. Konsumen pada umumnya melihat perubahan harga yang besar dari harga sebelumnya membuat produk terlihat sangat murah dan memicu pembelian. Dari Gambar 4 terlihat perkembangan harga ditingkat produsen tetap atau stabil, sedangkan harga ditingkat konsumen semakin menurun.

- Buah Naga Merah

Buah naga merah lebih dahulu dikenal di masyarakat, akan tetapi harga yang sangat tinggi menyebabkan buah ini tetap menjadi buah yang jarang di konsumsi. Walau buah naga merah cukup mahal tetapi buah naga merah tetap memiliki konsumen tersendiri.

Tabel 10 . Jumlah Pembelian dan Penjualan Buah Naga Merah Tahun 2010

BULAN Pembelian Penjualan

Jumlah (Kg) Harga Beli (Rp) Jumlah (Kg) Harga Jual (Rp)

Januari 45 31.775 24 44.614

Februari 40 32.000 15 42.448

Maret 6 31.000 5 39.215

April

Mei 30 32.000 12 42.698

Juni 1 43.530

Juli

Agustus 40 30.000 17 37.500

September 10 30.000 26 37.914

Oktober

November 8 30.000 7 37.500

Desember

Diolah dari lampiran 2b

Perkembangan permintaan buah naga merah tidaklah sebanyak buah naga putih, walaupun khasiat dari buah naga merah lebih banyak tetapi harga yang tinggi membuat buah naga merah menjadi pilihan kedua setelah buan naga putih.


(43)

Rasa buah naga yang sama antara merah dan putih membuat konsumen beranggapan bahwa buah naga merah dan buah naga putih adalah sama.

Permintaan buah naga merah berkaitan dengan ketersediaan buah naga merah di lokasi penjualan. Sehingga perkembangan permintaan buah naga merah tidak dapat disimpulkan karena dalam tahun 2010 ada 5 bulan buah naga tidak tersedia di tempat penjualan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya buah naga merah yang ditawarkan oleh distributor Medan.

Pada harga buah naga merah dua kali lebih mahal dari buah naga putih dimana sama halnya dengan buah naga putih, harga jual buah naga merah juga mengalami penurunan karena buah naga merah maupun putih sudah lebih banyak tersedia dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sehingga pilihan Hypermart menurunkan harga adalah untuk menarik konsumen. Dan harga beli hypermart akan buah naga merah dari distributor ataupun produsen tetaplah stabil sesuai dengan biaya produksi usaha tani buah naga yang cukup tinggi karena memerlukan pemeliharaan yang cukup intensif.

Faktor-Faktor Kebudayaan, Faktor Sosial, Faktor Pribadi, Faktor Psikologis Mempengaruhi Respon (Mengkonsumsi/Tidak Mengkonsumsi) Konsumen Buah Naga

Dari hasil penelitian terhadap 40 sampel yang dilakukan di hypermart sun plaza di Medan dan setelah dilakukan analisis data ternyata terdapat 1 outlier pada petani sampel di hypermart sun plaza medan.

Menurut hasil estimasi dengan menggunakan metode uji binary logit motivasi tidak dimasukan kedalam persamaan logit karena motivasi memiliki nilai yang sama dengan persepsi. Hal ini berarti dari persersi mengenai manfaat buah


(44)

naga maka konsumen mempunyai motivasi untuk membeli buah naga. Sehingga dalam persamaan hanya digunakan salah satu yang menjadi variabel independen.

Variabel-variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan logit adalah 1. Pendapatan

2. Jumlah tanggungan keluarga 3. Usia

4. Persepsi 5. Pendidikan

Dimana variabel respon tersebut adalah 0 = konsumen tidak mengkonsumsi

1 = konsumen mengkonsumsi

Tabel 11. Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 30.842 5 .000

Block 30.842 5 .000

Model 30.842 5 .000

Sumber : Hasil olahan lampiran 5

Dari Tabel 11 diketahui nilai chi-square 30.842 dengan signifikansi berada di bawah 0.000<0.1 yang menyatakan bahwa secara serempak variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat. Dan persamaan yang dihasilkan dapat memprediksikan bahwa pilihan mengkonsumsi dipengaruhi oleh pendapatan, jumlah tanggungan, usia, persepsi dan pendidikan.

Tabel 12. Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 9.731 8 .284


(45)

Selain dilihat dari Omnibus Test secara serempak juga dapat dilihat dari nilai Hosmer and Lemeshow test. Dan dapat dari Tabel 12 dapat dilihat nilai signifikansi dari nilai Hosmer dan Lemeshow adalah 0.284. dan nilai signifikansi ini berada diatas 0.284>0.1 yang menyatakan bahwa tidak bisa ditolak adanya hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari kedua pegujian diatas maka dapat disimpulkan model logistik layak digunakan.

Uji regresi logit secara parsial dilakukan terhadap semua variabel independen dengan tingkat signifikansi 10%. Secara lengkap hasil uji regresi logit disajikan dalam Tabel 13 sebagai berikut:

Tabel 13.Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a Pendapatan .002 .001 3.904 1 .048 1.002

Jumlah

Tanggungan .151 .485 .098 1 .755 1.163

Usia .076 .054 1.996 1 .158 1.079

Persepsi 2.669 .914 8.529 1 .003 14.429

Pendidikan -.258 .286 .810 1 .368 .773

Constant -10.592 5.854 3.273 1 .070 .000

Sumber : Hasil olahan lampiran 5

Dengan persamaan yang dihasilkan dari analisis dapat dilihat dibawah ini:

5 4

3 2

1 0,151 0,076 2,669 0,258

002 , 0 592 , 10 ) ( 1 ) ( ln )

( x x x x x

x x x

g =− + + + + −

      −

= ππ

Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variable pendapatan memiliki nilai probabilitas sebesar 0,048 < 0,1. Dengan demikian secara parsial variabel pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi. Dengan koefisien regresi yang bernilai positif sebesar 0,002 menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan maka semakin besar peluang konsumen mengkonsumsi buah naga.


(46)

Dari nilai Exp(B) pendapatan 1,002 berarti dari 14 orang yang tidak mengkonsumsi buah naga ada kesempatan 0,2% mengkonsumsi apabila pendapatan meningkat Rp 1.000. dan dari 25 orang yang mengkonsumsi buah naga ada kesempatan 200,2% mengkonsumsi apabila pendapatan meningkat Rp 1.000. Hal ini terjadi karena ada kecenderungan konsumen berpendapatan lebih tinggi akan lebih akan lebih banyak mengkonsumsi barang dari pada yang berpendapatan rendah.

Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variable jumlah tanggungan memiliki nilai probabilitas sebesar 0,755 > 0,1. Dengan demikian secara parsial variabel jumlah tanggungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi. Hal ini berarti besar kecilnya jumlah tanggungan tidak mempengaruhi pilihan konsumen dalam menkonsumsi buah naga. Buah untuk kesehatan telah dikenal masyarakat secara umum, sehingga apabila mampu maka konsumen akan memberikan buah sebagai konsumsi walaupun jumlah tanggungan besar maupun kecil.

Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variable usia memiliki nilai probabilitas sebesar 0,158 > 0,1. Dengan demikian secara parsial variabel usia tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi. Hal ini berarti besar kecilnya usia tidak mempengaruhi pilihan konsumen dalam menkonsumsi buah naga. Sehingga konsumen yang mengkonsumsi buah naga bisa dari umur berapa saja. Karena faktor mengkonsumsi buah untuk kesehatan dan pemenuhan nutrisi dibutuhkan oleh semua masyarakat tanpa terkecuali

Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variable persepsi memiliki nilai probabilitas sebesar 0,003< 0,1. Dengan demikian secara parsial


(47)

variabel persepsi berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi. Dengan koefisien regresi yang bernilai positif sebesar 2,669 menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi maka semakin besar peluang konsumen mengkonsumsi buah naga.

Dari nilai Exp(B) persepsi 14,429 berarti dari 14 orang yang tidak mengkonsumsi buah naga ada kesempatan 1.342,9% mengkonsumsi apabila pendapatan meningkat satu skor. dan dari 25 orang yang mengkonsumsi buah naga ada kesempatan 1.542,9% mengkonsumsi apabila pendapatan meningkat satu skor. Persepsi berpengaruh terhadap konsumsi dapat dikarenakan oleh semakin banyaknya konsumen mengetahui manfaat dari buah naga maka akan mendorong konsumen untuk menkonsumsi. Dorongan dapat dikarenakan oleh kebutuhan akan manfaat yang ada dalam buah naga.

Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa untuk variable pendidikan memiliki nilai probabilitas sebesar 0,368 > 0,1. Dengan demikian secara parsial variabel pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konsumsi. Hal ini berarti tinggi rendahnya pendidikan tidak mempengaruhi pilihan konsumen dalam menkonsumsi buah naga. Pendidikan tidaklah menjadi sebuah patokan konsumen tidak memiliki pengetahuan mengenai kegunaan buah naga. Karena pengetahuan akan kegunaan buah naga diketahui konsumen dari koran, majalah, teman maupun keluarga.

Dari hasil pengujian maka dapat diketahui bahwa konsumsi konsumen terhadap buah naga tidak dipengaruhi oleh faktor jumlah tanggungan, usia dan pendidikan. Konsumsi buah naga dipengaruhi oleh faktor pendapatan dan persepsi konsumen akan buah naga. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa hipotesis diterima.


(48)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapat beberapa kesimpulan yaitu:

1. Penjualan distributor akan buah naga putih selalu tidak mencukupi permintaan hypermart, akibat kurangya produk buah naga.

2. Penjualan distributor akan buah naga merah tidak dapat memenuhi permintaan, karena produksi buah naga merah yang musiman.

3. Permintaan buah naga putih meningkat secara berkala, harga buah naga putih pada tingkat produsen tetap dan harga ditingkat konsumen semakin menurun. 4. Permintaan buah naga merah berfluktuasi, harga buah naga merah pada

tingkat produsen tetap dan harga pada tingkat konsumen semakin menurun. 5. Dari hasil pengujian maka dapat diketahui bahwa konsumsi konsumen

terhadap buah naga tidak dipengaruhi oleh faktor jumlah tanggungan, usia dan pendidikan. Konsumsi buah naga dipengaruhi oleh faktor pendapatan dan persepsi konsumen akan buah naga.

Saran

- Kepada Konsumen

Sekiranya konsumen dapat lebih banyak mengkonsumsi buah naga, agar kesehatan dapat terjaga. Dan konsumen juga mengetahui kelebihan dari jenis buah yang dikonsumsi sehingga kebutuhan gizi terpenuhi.


(49)

- Kepada Peneliti Selanjutnya

Sekiranya peneliti selajutnya dapat meneliti studi kelayakan akan buah naga, dan tata niaga buah naga dan prospek buah naga untuk masa depan.

- Kepada Pemerintah

Supaya pemerintah dapat lebih mengembangkan usahatani buah naga karena memiliki permintaan yang terus meningkat. Dan pemerintah dapat membuat kebijakan agar harga buah naga dapat lebih murah sehingga buah naga dapat dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2006. Mengkonsumsi Buah Naga Untuk Mengobati Penyakit. Sinar Tani Edisi 15-21 Februari 2006.

Anonimus. 2010. Musim Pancaroba. Harian Kabar Bisnis 2 September 2010. Cahyono, B. 2009. Sukses Bertanam Buah Naga. Pustaka Mina. Jakarta.

Chevny, A.A. 2005. Bisnis Buah Naga merah Kian Merekah. Global. 08-02-2005. Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Hosmer, D.W and Lemeshow, S. 1989. Applied Logistic Regression. John Wiley and Sons, New York. New York.

Hutahaean, J. 2007.Analisis Perilaku Konsumen Terong Belanda. Skripsi Fakultas Pertanian USU. Medan.

Kristanto, D. 2009. Buah Naga. Penebar Swadaya. Jakarta. Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3EE. Jakarta.

Nairah, Psrasmatiwi, F.E. dan Endaryanto, T. 2009. Perilaku Konsumen Rumah Tangga Dalam Pembelian Buah di Kota Bandar Lampung. Skripsi Fakultas Pertanian, Unila. Lampung.

Setianingsih, A.F. 1999. Analisis Perilaku konsumen Jeruk Bali. Skripsi Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Simamora, B. 2008. Paduan Riset Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sinaga, P. 2006. Makalah Pasar Modern vs Pasar Tradisional. Kementrian Koperasi dan UKM. Jakarta. Tidak diterbitkan.


(51)

Singarimbun, M. Dan Sofian E. 1989. Metodologi Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta.

Sudarman, A. 1989.Teori Ekonomi Mikro. BFE . Yogyakarta.

Sumarwan, V. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Gahlia Indonesia. Jakarta.

Suryani, T. 2008. Perilaku Konsumen. Graha Ilmu. Surabaya.

Wirartha, I.M. 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Penerbit Andi. Yogyakarta.


(52)

Lampiran 1a. Jumlah Permintaan dan Penjualan Buah Naga Putih Di Hypermart Sun Plaza Tahun 2010

BULAN Permintaan ke Distributor (Kg) Penjualan oleh Distributor (Kg)

JANUARI 93 86

FEBRUARI 120 96

MARET 70 58

APRIL 80 66

MEI 90 83

JUNI 80 75

JULI 119 66

AGUSTUS 107 82

SEPTEMBER 129 108

OKTOBER 98 82

NOVEMBER 30 9

DESEMBER 129 56

Lampiran 1b. Jumlah Permintaan dan Penjualan Buah Naga Merah Di Hypermart Sun Plaza Tahun 2010

BULAN Permintaan ke Distributor (Kg) Penjualan oleh Distributor (Kg)

JANUARI 65 45

FEBRUARI 40 40

MARET 6 6

APRIL 20

MEI 30 30

JUNI JULI

AGUSTUS 40 40

SEPTEMBER 60 10

OKTOBER 20

NOVEMBER 90 8


(53)

Lampiran 2a. Penjualan dan Pembelian Buah Naga Putih Di Hypermart Sun Plaza Tahun 2010

BULAN

PEMBELIAN PENJUALAN

JUMLAH (Kg) HARGA (Rp) HARGA PER

KG(Rp) JUMLAH (Kg) HARGA (Kg)

HARGA PER KG(Rp)

JANUARI 86 1,189,750 13,834 72 1,522,250 21,142

FEBRUARI 96 1,432,500 14,922 64 1,555,480 24,304

MARET 58 862,500 14,871 40 996,065 24,902

APRIL 66 1,001,500 15,174 52 1,055,095 20,290

MEI 83 1,368,000 16,482 76 1,526,025 20,079

JUNI 75 1,121,000 14,947 50 1,051,940 21,039

JULI 66 990,000 15,000 39 756,605 19,400

AGUSTUS 82 1,230,000 15,000 58 1,145,860 19,756

SEPTEMBER 108 1,660,500 15,375 71 1,539,510 21,683

OKTOBER 82 1,230,000 15,000 121 2,076,455 17,161

NOVEMBER 9 126,000 14,000 62 1,026,685 16,559

DESEMBER 56 812,500 14,509 75 1,142,400 15,232

Lampiran 2b. Penjualan dan Pembelian Buah Naga Merah Di Hypermart Sun Plaza Tahun 2010

BULAN

PEMBELIAN PENJUALAN

JUMLAH (Kg) HARGA (Rp) HARGA PER

KG(Rp) JUMLAH (Kg) HARGA (Kg)

HARGA PER KG(Rp)

JANUARI 45 1,414,000 31,775 24 1,065,845 44,615

FEBRUARI 40 1,280,000 32,000 15 654,560 42,449

MARET 6 186,000 31,000 5 187,685 39,215

APRIL

MEI 30 960,000 32,000 12 526,905 42,699

JUNI 1 43,530 43,530

JULI

AGUSTUS 40 1,200,000 30,000 17 646,275 37,500

SEPTEMBER 10 300,000 30,000 26 981,375 37,914

OKTOBER


(54)

Lampiran 3. Buah Naga yang tersedia untuk di Jual (Kg)

BULAN PEMBELIAN STOK PERSEDIAAN PENJUALAN

JANUARI 86 72

FEBRUARI 96 14 110 64

MARET 58 46 104 40

APRIL 66 58 124 52

MEI 83 66 149 76

JUNI 75 73 148 50

JULI 66 75 141 39

AGUSTUS 82 66 148 58

SEPTEMBER 108 82 190 71

OKTOBER 82 119 201 121

NOVEMBER 9 80 89 62

DESEMBER 56 27 83 75


(55)

Tabel 4. Karakteristik Konsumen

Sampel Jenis

Kelamin Umur

Jumlah

Tanggungan Pekerjaan

Pendidikan

terakhir Pendapatan

1 P 25 1 Wiraswasta S1 1800000

2 P 60 2 Pensiunan PNS SMA 1500000

3 P 35 2 Wiraswasta S1 3000000

4 P 32 5 IRT S1 3000000

5 L 47 3 Pengusaha D3 1900000

6 L 34 4 Pegawai S1 2800000

7 P 36 3 IRT SMA 2500000

8 P 46 4 Wiraswasta S1 3000000

9 L 32 2 Pegawai S1 900000

10 P 43 4 Wiraswasta SMA 1900000

11 L 28 1 Wiraswasta SMA 950000

12 P 30 3 Pegawai SMA 3000000

13 P 38 5 IRT S1 3500000

14 L 58 2 Wiraswasta SMA 1700000

15 P 34 3 IRT SMA 1700000

16 P 25 4 Pegawai S1 1900000

17 L 63 2 Pegawai D1 1500000

18 P 52 3 Pensiunan PNS S1 1800000

19 P 43 5 IRT D1 2500000

20 L 42 4 PNS S1 2500000

21 L 31 4 Pegawai SMA 3000000

22 P 34 5 Wiraswasta S1 3500000

23 P 64 1 Wiraswasta SMA 900000

24 P 53 4 IRT S1 3000000

25 P 32 3 Pegawai S1 1700000

26 L 29 2 Wiraswasta SMA 1800000

27 P 38 5 IRT SMA 1800000

28 P 49 3 IRT SMA 900000

29 L 52 5 Pegawai S1 1900000

30 P 43 3 IRT S1 3000000

31 P 42 3 Wiraswasta D3 3500000

32 P 27 2 Wiraswasta D1 1800000

33 P 36 5 Wiraswasta S1 3000000

34 P 39 4 Wiraswasta S1 1800000

35 P 27 4 Pegawai S1 1800000

36 L 63 4 Pensiunan TNI S1 1800000

37 L 25 1 Pegawai S1 1600000

38 P 23 1 Wiraswasta D3 900000

39 L 23 1 Wiraswasta D3 3500000


(56)

Lampiran 5. Faktor Perilaku Konsumen Buah Naga

Sampel Konsumsi Pendapatan (ribuan Rp)

Keluarga (orang)

Usia

(tahun) Motivasi Persepsi Pendidikan

1 1 1800 1 25 4 4 17

2 1 1500 2 60 3 3 12

3 1 3000 2 35 3 2 17

4 0 3000 5 32 1 1 17

5 0 1900 3 47 1 1 15

6 1 2800 4 34 4 3 17

7 1 2500 3 36 3 3 12

8 1 3000 4 46 3 3 17

9 0 900 2 32 2 1 17

10 1 1900 4 43 3 3 12

11 0 950 1 28 1 2 12

12 1 3000 3 30 3 3 12

13 1 3500 5 38 3 3 17

14 1 1700 2 58 4 3 12

15 0 1700 3 34 1 1 12

16 1 1900 4 25 4 4 17

17 1 1500 2 63 3 3 13

18 0 1800 3 52 2 2 17

19 1 2500 5 43 3 3 13

20 1 2500 4 42 4 3 17

21 1 3000 4 31 4 3 12

22 1 3500 5 34 4 3 17

23 0 900 1 64 2 2 12

24 0 3000 4 53 1 2 17

25 1 1700 3 32 4 4 17

26 1 1800 2 29 3 3 12

27 0 1800 5 38 2 2 12

28 0 900 3 49 1 1 12

29 1 1900 5 52 4 3 17

30 1 3000 3 43 4 3 17

31 1 3500 3 42 3 2 15

32 1 1800 2 27 4 3 13

33 0 3000 5 36 2 2 17

34 0 1800 4 39 1 2 17

35 1 1800 4 27 2 2 17

36 1 1800 4 63 3 2 17

37 0 1600 1 25 1 4 17

38 0 900 1 23 2 2 15

39 1 3500 1 23 3 3 15


(57)

Lampiran 6. Nilai Motivasi Konsumen

Sampel Harga Mahal Susah Dicari Tidak Enak lainnya Jumlah Nilai Motivasi

1 0 0 0 0 0 4

2 0 1 0 0 1 3

3 1 0 0 0 1 3

4 1 1 1 0 3 1

5 1 1 1 0 3 1

6 0 0 0 0 0 4

7 0 1 0 0 1 3

8 0 1 0 0 1 3

9 1 0 1 0 2 2

10 1 0 0 0 1 3

11 1 1 1 0 3 1

12 1 0 0 0 1 3

13 0 1 0 0 1 3

14 0 0 0 0 0 4

15 1 1 1 0 3 1

16 0 0 0 0 0 4

17 1 0 0 0 1 3

18 1 1 0 0 2 2

19 0 1 0 0 1 3

20 0 0 0 0 0 4

21 0 0 0 0 0 4

22 0 0 0 0 0 4

23 1 1 0 0 2 2

24 1 1 1 0 3 1

25 0 0 0 0 0 4

26 0 1 0 0 1 3

27 0 1 1 0 2 2

28 1 1 1 0 3 1

29 0 0 0 0 0 4

30 0 0 0 0 0 4

31 1 0 0 0 1 3

32 0 0 0 0 0 4

33 1 1 0 0 2 2

34 1 1 1 0 3 1

35 1 0 1 0 2 2

36 0 1 0 0 1 3

37 1 1 1 0 3 1

38 1 1 0 0 2 2

39 0 1 0 0 1 3


(58)

Lampiran 7. Nilai Persepsi Konsumen

Sampel Enak Obat/kesehatan Buah penyegar Jus Jumlah Skor

1 1 1 1 1 4

2 1 1 1 0 3

3 0 0 1 1 2

4 0 0 1 0 1

5 0 0 1 0 1

6 1 1 0 1 3

7 1 1 1 0 3

8 1 1 1 0 3

9 0 0 1 0 1

10 1 1 1 0 3

11 0 1 1 0 2

12 1 1 1 0 3

13 0 1 1 1 3

14 1 1 0 1 3

15 0 0 1 0 1

16 1 1 1 1 4

17 0 1 1 1 3

18 1 0 1 0 2

19 1 1 1 0 3

20 1 1 1 0 3

21 0 1 1 1 3

22 1 1 1 0 3

23 1 0 1 0 2

24 0 1 1 0 2

25 1 1 1 1 4

26 0 1 1 1 3

27 0 0 1 1 2

28 0 0 1 0 1

29 1 1 1 0 3

30 0 1 1 1 3

31 0 1 1 0 2

32 1 1 1 0 3

33 1 0 1 0 2

34 0 1 1 0 2

35 0 1 0 1 2

36 1 1 0 0 2

37 1 1 1 1 4

38 0 1 1 0 2

39 0 1 1 1 3


(59)

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 39 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 39 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 39 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original

Value Internal Value

0 0

1 1

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant X1 X2 X3 X4 X5

Step 1 1 24.955 -5.035 .001 .018 .034 1.409 -.099

2 20.953 -7.738 .002 .070 .052 2.089 -.173

3 20.152 -9.668 .002 .125 .067 2.493 -.229

4 20.079 -10.484 .002 .149 .075 2.649 -.254

5 20.078 -10.590 .002 .151 .076 2.669 -.258

6 20.078 -10.592 .002 .151 .076 2.669 -.258

7 20.078 -10.592 .002 .151 .076 2.669 -.258

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.


(60)

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant X1 X2 X3 X4 X5

Step 1 1 24.955 -5.035 .001 .018 .034 1.409 -.099

2 20.953 -7.738 .002 .070 .052 2.089 -.173

3 20.152 -9.668 .002 .125 .067 2.493 -.229

4 20.079 -10.484 .002 .149 .075 2.649 -.254

5 20.078 -10.590 .002 .151 .076 2.669 -.258

6 20.078 -10.592 .002 .151 .076 2.669 -.258

7 20.078 -10.592 .002 .151 .076 2.669 -.258

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 30.842 5 .000

Block 30.842 5 .000

Model 30.842 5 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 20.078a .547 .750

a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.


(61)

Classification Tablea

Observed

Predicted

Konsumsi Percentage

Correct

0 1

Step 1 Konsumsi 0 12 2 85.7

1 1 24 96.0

Overall Percentage 92.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a X1 .002 .001 3.904 1 .048 1.002

X2 .151 .485 .098 1 .755 1.163

X3 .076 .054 1.996 1 .158 1.079

X4 2.669 .914 8.529 1 .003 14.429

X5 -.258 .286 .810 1 .368 .773

Constant -10.592 5.854 3.273 1 .070 .000

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5.

Correlation Matrix

Constant X1 X2 X3 X4 X5

Step 1 Constant 1.000 -.333 -.176 -.622 -.639 -.441

X1 -.333 1.000 -.266 .468 .270 -.413

X2 -.176 -.266 1.000 -.063 .315 -.084

X3 -.622 .468 -.063 1.000 .427 -.133

X4 -.639 .270 .315 .427 1.000 -.134


(62)

Casewise Listb

Case Selected Statusa

Observed

Predicted Predicted Group

Temporary Variable

Konsumsi Resid ZResid

34 S 1** .071 0 .929 3.613

36 S 0** .842 1 -.842 -2.309

a. S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified cases.


(1)

Lampiran 6. Nilai Motivasi Konsumen

Sampel Harga Mahal Susah Dicari

Tidak Enak

lainnya Jumlah Nilai Motivasi

1

0

0

0

0

0

4

2

0

1

0

0

1

3

3

1

0

0

0

1

3

4

1

1

1

0

3

1

5

1

1

1

0

3

1

6

0

0

0

0

0

4

7

0

1

0

0

1

3

8

0

1

0

0

1

3

9

1

0

1

0

2

2

10

1

0

0

0

1

3

11

1

1

1

0

3

1

12

1

0

0

0

1

3

13

0

1

0

0

1

3

14

0

0

0

0

0

4

15

1

1

1

0

3

1

16

0

0

0

0

0

4

17

1

0

0

0

1

3

18

1

1

0

0

2

2

19

0

1

0

0

1

3

20

0

0

0

0

0

4

21

0

0

0

0

0

4

22

0

0

0

0

0

4

23

1

1

0

0

2

2

24

1

1

1

0

3

1

25

0

0

0

0

0

4

26

0

1

0

0

1

3

27

0

1

1

0

2

2

28

1

1

1

0

3

1

29

0

0

0

0

0

4

30

0

0

0

0

0

4

31

1

0

0

0

1

3

32

0

0

0

0

0

4

33

1

1

0

0

2

2

34

1

1

1

0

3

1

35

1

0

1

0

2

2

36

0

1

0

0

1

3

37

1

1

1

0

3

1

38

1

1

0

0

2

2

39

0

1

0

0

1

3


(2)

Lampiran 7. Nilai Persepsi Konsumen

Sampel

Enak Obat/kesehatan

Buah penyegar

Jus Jumlah Skor

1

1

1

1

1

4

2

1

1

1

0

3

3

0

0

1

1

2

4

0

0

1

0

1

5

0

0

1

0

1

6

1

1

0

1

3

7

1

1

1

0

3

8

1

1

1

0

3

9

0

0

1

0

1

10

1

1

1

0

3

11

0

1

1

0

2

12

1

1

1

0

3

13

0

1

1

1

3

14

1

1

0

1

3

15

0

0

1

0

1

16

1

1

1

1

4

17

0

1

1

1

3

18

1

0

1

0

2

19

1

1

1

0

3

20

1

1

1

0

3

21

0

1

1

1

3

22

1

1

1

0

3

23

1

0

1

0

2

24

0

1

1

0

2

25

1

1

1

1

4

26

0

1

1

1

3

27

0

0

1

1

2

28

0

0

1

0

1

29

1

1

1

0

3

30

0

1

1

1

3

31

0

1

1

0

2

32

1

1

1

0

3

33

1

0

1

0

2

34

0

1

1

0

2

35

0

1

0

1

2

36

1

1

0

0

2

37

1

1

1

1

4

38

0

1

1

0

2

39

0

1

1

1

3


(3)

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent Selected Cases Included in Analysis 39 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 39 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 39 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding Original

Value Internal Value

0 0

1 1

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant X1 X2 X3 X4 X5 Step 1 1 24.955 -5.035 .001 .018 .034 1.409 -.099

2 20.953 -7.738 .002 .070 .052 2.089 -.173 3 20.152 -9.668 .002 .125 .067 2.493 -.229 4 20.079 -10.484 .002 .149 .075 2.649 -.254 5 20.078 -10.590 .002 .151 .076 2.669 -.258 6 20.078 -10.592 .002 .151 .076 2.669 -.258 7 20.078 -10.592 .002 .151 .076 2.669 -.258 a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 50.920


(4)

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant X1 X2 X3 X4 X5 Step 1 1 24.955 -5.035 .001 .018 .034 1.409 -.099

2 20.953 -7.738 .002 .070 .052 2.089 -.173 3 20.152 -9.668 .002 .125 .067 2.493 -.229 4 20.079 -10.484 .002 .149 .075 2.649 -.254 5 20.078 -10.590 .002 .151 .076 2.669 -.258 6 20.078 -10.592 .002 .151 .076 2.669 -.258 7 20.078 -10.592 .002 .151 .076 2.669 -.258 a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig. Step 1 Step 30.842 5 .000

Block 30.842 5 .000 Model 30.842 5 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 20.078a .547 .750

a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig.


(5)

Classification Tablea

Observed

Predicted

Konsumsi Percentage Correct

0 1

Step 1 Konsumsi 0 12 2 85.7

1 1 24 96.0

Overall Percentage 92.3

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1a X1 .002 .001 3.904 1 .048 1.002

X2 .151 .485 .098 1 .755 1.163

X3 .076 .054 1.996 1 .158 1.079

X4 2.669 .914 8.529 1 .003 14.429

X5 -.258 .286 .810 1 .368 .773

Constant -10.592 5.854 3.273 1 .070 .000 a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5.

Correlation Matrix

Constant X1 X2 X3 X4 X5 Step 1 Constant 1.000 -.333 -.176 -.622 -.639 -.441

X1 -.333 1.000 -.266 .468 .270 -.413 X2 -.176 -.266 1.000 -.063 .315 -.084 X3 -.622 .468 -.063 1.000 .427 -.133 X4 -.639 .270 .315 .427 1.000 -.134 X5 -.441 -.413 -.084 -.133 -.134 1.000


(6)

Casewise Listb

Case Selected Statusa

Observed

Predicted Predicted Group

Temporary Variable

Konsumsi Resid ZResid

34 S 1** .071 0 .929 3.613

36 S 0** .842 1 -.842 -2.309

a. S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified cases. b. Cases with studentized residuals greater than 2.000 are listed.