KESIMPULAN DAN SARAN ANALISIS KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARANEXAMPLE NON EXAMPLE DIBANDINGKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTFACILITATOR AND EXPLAINING YANG DIINTEGRASIKAN DENGANMAKROMEDIA FLASH PADA APLIKASI REDOKS.

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Pedoman Penskoran Indikator yang Diamati 21 Tabel 2.2. Kata Operasional Domain Kognitif Versi Baru 32 Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 41 Tabel 4.1. Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum, Maksimum Nilai Kreativitas Kelompok Sampel 50 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kreativitas Siswa pada Pembelajaran Aplikasi Redoks, Korosi Kedua Kelas Eksperimen 51 Tabel 4.3. Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum, Maksimum Data Tes Awal Hasil Belajar Kelompok Sampel 52 Tabel 4.4. Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum, Maksimum Data Tes Akhir Hasil Belajar Kelompok Sampel 52 Tabel 4.5. Rata-rata, Standar Deviasi, Minimum, Maksimum Data Gain Hasil Belajar Kelompok Sampel 53 Tabel 4.6. Rata-rata Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Kedua Kelas 53 Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Data 55 Tabel 4.8. Hasil Uji Hipotesis Kreativitas 56 Tabel 4.9. Hasil Uji Hipotesis Gain Hasil Belajar Siswa 57 Tabel 4.10. Descritive Correlatons Eksperimen I 58 Tabel 4.11. Descritive Correlatons Eksperimen II 59 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1. Diagram Alir Langkah-langkah Prosedur Peneletian 43 DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 4.1. Frekuensi Kreativitas Siswa 51 Grafik 4.2. Nilai Rata- rata Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa 54 Grafik 4.3. Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 60 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Silabus 80 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP 82 Lampiran 3. Analisis Kisi Soal 92 Lampiran 4. Instrumen Tes Hasil Belajar 93 Lampiran 5. Lembar Observasi Kreativitas 103 Lampiran 6. Deskriptor Observasi Kreativitas Siswa 104 Lampiran 7. Tabel Validitas Instrumen Soal 106 Lampiran 8. Perhitungan Reliabelitas Tes 110 Lampiran 9. Perhitungan Taraf Kesukaran Tes 111 Lampiran 10. Perhitungan Daya Beda Tes 114 Lampiran 11. Instrumen Tes Hasil Belajar Pre-tes dan Pos-tes 117 Lampiran 12. Analisis Kognitif Soal Pre-tes dan Pos-tes 122 Lampiran 13. Daftar Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 127 Lampiran 14. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar Gain 130 Lampiran 15. Tabulasi Nilai Kreativitas 136 Lampiran 16. Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 141 Lampiran 17. Uji Homogenitas Data Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 146 Lampiran 18. Uji Hipotesis Data Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II 149 Lampiran 19. Galeri Foto Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran 154

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam IPA yang mempelajari materi dan perubahan yang terjadi di dalamnya. Kimia banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Peristiwa yang berkaitan dengan proses kimia banyak ditemukan di lingkungan. Mengingat hal ini, siswa perlu dibekali penguatan kemampuan kimia. Belajar bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang mendalam atau sesuatu ilmu yang dapat diterapkan walaupun dalam sesuatu yang sederhana dalam kehidupan sehari- hari di lingkungannya. Berdasarkan konsep dasar silabus yang dikembangkan Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP, materi reaksi redoks merupakan materi kimia yang diberikan kepada siswa kelas X semester genap dan dilanjutkan di kelas XII semester ganjil. Kompotensi dasar dari pokok bahasan reaksi redoks adalah menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya. Reaksi redoks salah satu materi pelajaran yang dapat diperdalam siswa untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena dalam pokok bahasannya dipelajari materi aplikasi redoks dalam memecahkan masalah lingkungan, dimana sebelumnya siswa sudah dibekali mengenai konsep redoks, pereduksi dan pengoksidasinya. Kejadian yang berkaitan dengan reaksi redoks dalam lingkungan tersebut antara lain reaksi fotosintesis, respirasi, korosi, dan berbagai reaksi pembakaran. Banyak alat atau barang-barang yang digunakan dalam kehidupan sehari – hari terbuat dari bahan logam. Logam jika berikatan dengan oksigen dan air akan terjadi korosi. Korosi merupakan suatu peristiwa yang mungkin sangat sederhana tetapi begitu sangat merugikan Purba, 2007. Jika siswa dapat mengatasi masalah korosi bisa dikatakan siswa tersebut memecahkan masalah kecil tetapi sudah mampu melakukan hal besar. Hal ini menjadi alasan untuk mengambil pokok bahasan korosi dalam penelitian. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 2 Padangsidimpuan pada materi aplikasi redoks dalam memecahkan masalah korosi di lingkungan, materi ini diajarkan dengan ditekankan pada pemahaman konsep. Sehingga menyebabkan siswa menganggap kimia rumit. Selain itu, pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional jarang menggunakan media dan sesekali mengadakan praktikum. Kurangnya penanaman karakter yang diberikan dalam proses belajar juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa jadi lebih pasif, rasa keingintahuannya sangat kurang, lebih bersifat menerima saja, dan tidak berinovatif dalam menemukan suatu pemecahan masalah dalam pembelajaran yang menyebabkan anak kurang berpikir kreatif. Menurut Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa “ Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratif serta bertanggung jawab”. Sebagai pendidik tidak hanya bertugas untuk mencerdaskan saja tetapi juga harus mengembangkan karakter-karakter peserta didik seperti yang telah dikemukakan pada pasal tersebut. Salah satu karater yang penting untuk ditumbuh kembangkan adalah kreativitas. Kreativitas dalam kehidupan anak memiliki posisi strategis. Hal ini perlu dikemukakan berbagai upaya yang dapat memelihara dan mendukung pengembangan kreativitas anak dalam kegiatan belajar mengajar. Guru dituntut bertanggung jawab untuk menjadi fasilitator dan pembimbing dalam mengajar dan mengatur kelas. Guru diharapkan dapat menyajikan materi pembelajaran, menyiapkan berbagai media, serta menggunakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan posisi anak didik lebih sebagai subyek, daripada obyek pembelajaran, serta mengadakan evaluasi yang tepat, sehingga semuanya mampu mendukung pengembangan kreativitas anak Munandar, 2009.