Farid Ridwan Paz, 2013 Sajian Kreasi Seni Raja Dogar Sebagai Salah Satu Seni Helaran Di Kecamatan Cibatu Kabupaten
Garut Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebudayaan merupakan sebuah hasil dari pemikiran dan benda yang diciptakan oleh manusia dalam perkembangan sejarahnya.
Kebudayaan juga menjadi sebuah pola pikir dan perbuatan yang terlihat dalam kehidupan sekelompok manusia untuk dijadikan perbedaan terhadap
kelompok lain. Maka dari itu kebudayaan bisa disebut sebagai perilaku dan penyesuaian diri manusia berdasarkan hal-hal yang dipelajarinya.
Kebudayaan memiliki sifat yang bermacam-macam, namun masih berada dalam nilai kaidah yang mengutamakan keluhuran budi pekerti manusia.
Maka dari itu semua kebudayaan selalu memiliki sifat tertib, indah berfaedah, luhur, memberi rasa damai, senang, bahagia, dan sebagainya.
Sifat kebudayaan inilah yang menentukan tentang tinggi rendahnya keadaban dari masing-masing bangsa.
Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar memiliki ragam aneka budaya yang tidak ternilai harganya seperti yang dikemukakan oleh
Koentjaraningrat 1970: 12 bahwa: Bangsa Indonesia memiliki beragam unsur budaya atau kebudayaan
yang kuat dan berakar. Isi dari kebudayaan yang ada sekarang ini terdiri dari beberapa sistem antara lain sistem religi dan
Farid Ridwan Paz, 2013 Sajian Kreasi Seni Raja Dogar Sebagai Salah Satu Seni Helaran Di Kecamatan Cibatu Kabupaten
Garut Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian, dan sistem teknologiperalatan.
Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di dalam berbagai aspek kehidupan. Bukti nyata
adanya kemajemukan di dalam masyarakat kita terlihat dari beragamnya kebudayaan di Indonesia. Keanekaragaman budaya tersebut harus terus
dilestarikan dan dikembangkan. Ralf Linton dalam Sulastri 1992: 34 mengatakan bahwa:
Salah satu sebab yang paling penting dalam mengembangkan budaya sampai mencapai tarafnya seperti sekarang ialah pemakai bahasa.
Bahasa berfungsi sebagai alat berfikir dan berkomunikasi, tanpa kemampuan berfikir dan berkomunikasi kebudayaan itu tidak ada.
Dalam berfikir manusia menggunakan kata-kata dan kalimat.
Tidak ada satu masyarakat pun yang tidak memiliki kebudayaan. Begitu pula sebaliknya tidak akan ada kebudayaan tanpa adanya
masyarakat. Sehingga dapat dilihat adanya saling keterhubungan antara masyarakat dan kebudayaan. Pada dasarnya, kebudayaan sebagai disiplin
ilmu yang memiliki objek yaitu manusia dalam masyarakat. Manusia sebagai fakta sosial dan manusia sebagai makhluk kultural.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan kesenian. Kata seni adalah kata yang sangat dikenal dikalangan masyarakat. Namun
pemahaman terhadap arti seni itu sendiri kadang berbeda-beda. Seni berasal dari kata SANI yang b
erarti ”jiwa yang luhur atau ketulusan hati”. Di Eropa kata seni itu sendiri diartikan sebuah barang atau karya dari
Farid Ridwan Paz, 2013 Sajian Kreasi Seni Raja Dogar Sebagai Salah Satu Seni Helaran Di Kecamatan Cibatu Kabupaten
Garut Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
sebuah kegiatan. Pada awalnya seni diciptakan untuk kepentingan bersama milik bersama. Karya-karya seni yang ditinggalkan pada masa pra-
sejarah tidak pernah menunjukkan identitas pembuatnya. Konsep kesenian yang berada pada zaman sekarang mengalami
perubahan dan dibagi menjadi beberapa kategori yakni seni murni dan seni terapan. Seni murni adalah seni yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor
eksternal. Sedangkan seni terapan adalah seni yang banyak atau hampir secara
keseluruhan dipengaruhi
oleh faktor-faktor
eksternal. Perkembangan zaman sangat berpengaruh pada keberadaan kesenian dan
kebudayaan yang sudah ada. Seperti halnya pada zaman modern sekarang, kesenian dan kebudayaan asli Indonesia hampir tidak lagi mendapat
kedudukan yang semestinya di kalangan masyarakat. Hal itu terbukti dari aktifitas masyarakat Indonesia yang cenderung lebih sering menggunakan
budaya barat dibandingkan budaya kita sendiri dalam kehidupannya sehari-hari. Akan tetapi memang tidak semua kalangan masyarakat
melupakan hasil budaya kita begitu saja, ada beberapa tokoh yang masih aktif memelihara bahkan menciptakan sesuatu yang baru dalam
perkembangan seni yang terjadi di daerahnya masing-masing. Misalnya salah satu kesenian tradisi yang baru muncul di zaman modern ini adalah
Kesenian Raja Dogar.
Farid Ridwan Paz, 2013 Sajian Kreasi Seni Raja Dogar Sebagai Salah Satu Seni Helaran Di Kecamatan Cibatu Kabupaten
Garut Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Kesenian Raja Dogar merupakan salah satu seni kreasi dari Kabupaten Garut yang diciptakan oleh seorang kader seniman yang telah
lama berkecimpung dalam dunia seni yang bernama Entis Sutisna. Beliau adalah salah satu tokoh seni, khususnya kesenian tradisional Jawa Barat.
Berangkat dari keinginannya untuk menuangkan ide karya yang khas dari daerah Garut, maka muncul lah gagasan untuk membuat kreasi seni Raja
Dogar. Raja Dogar dapat diartikan rajanya domba Garut, dengan idiom hewan khas bagi masyarakat Garut, yakni domba Garut. Raja Dogar
adalah bentuk perwujudan kesenian helaran yang bersifat kalangenan dengan menggunakan idiom domba Garut sebagai ciri khas dalam
pertunjukannya. Atas dasar keinginan yang kuat dari seorang Entis Sutisna untuk
menciptakan seni kreasi yang khas berdasarkan idiom khas Garut, maka realisasinya pada tanggal 18 Desember 2005 bertempat di Desa Cikarag,
Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut kesenian ini lahir. Sejak itulah dengan gerakannya untuk menggerakkan apresiasi dan respon masyarakat
setempat terhadap keberadaan kesenian tradisional, kesenian ini semakin berkembang. Raja Dogar telah menjadi seni kreasi dengan bentuk baru
yang mana secara artistik seni ini tidak lepas dari kekhasan tradisi dan daerah setempat sebagai idiom yang memperkuat terwujudnya kesenian
ini.
Farid Ridwan Paz, 2013 Sajian Kreasi Seni Raja Dogar Sebagai Salah Satu Seni Helaran Di Kecamatan Cibatu Kabupaten
Garut Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Kesenian Raja Dogar merupakan kesenian berbentuk helaran, di mana dalam pertunjukan khasnya adalah adanya Raja Dogar yakni rajanya
domba Garut yang diwujudkan dengan bentuk seperti babarongan yang berkostum domba yang sangat besar yang dimainkan oleh 2 dua orang
untuk setiap domba. Di mana 1 satu orang bermain di depan bagian kepala dan 1 satu orang di belakang bagian ekor. Secara dramatik
kesenian ini menggambarkan suasana perhelatan adu domba pertandingan domba sebagai idiom khas daerah Garut dengan penambahan unsur-unsur
komikal yang sangat kuat dengan adanya peran para bobotoh dan wasit layaknya dalam sebuah pertandingan adu domba.
Kini, karena kuatnya pengaruh sang kreator atau penggagas seni ini Entis Sutisna, sejak kepindahannya sekitar tahun 2007 kesenian ini
beralih tempat di Kampung Loji, Desa Keresek, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut. Dengan keberadaannya saat inilah sang penggagas
berharap seni ini menjadi icon tersendiri bagi daerah di mana Kesenian Raja Dogar ini berada. Tentunya beliau berharap dengan kegiatan
Pemberdayaan Sarjana Seni, Kesenian Raja Dogar akan terus berkembang dan eksis serta menjadi icon baru bagi masyarakat Garut saat ini.
Alasan peneliti memilih judul di atas antara lain adanya ketertarikan peneliti terhadap Kesenian Raja Dogar yang bisa muncul di
tengah perkembangan zaman modern ini. Kontribusi yang diharapkan
Farid Ridwan Paz, 2013 Sajian Kreasi Seni Raja Dogar Sebagai Salah Satu Seni Helaran Di Kecamatan Cibatu Kabupaten
Garut Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
peneliti terhadap penelitian ini adalah ingin mengetahui tentang konsep Kesenian Raja Dogar yang seutuhnya sehingga diharapkan adanya
pemaparan yang jelas mengenai kesenian ini yang dapat diketahui oleh Mahasiswa Seni Musik UPI dan masyarakat umum. Berdasarkan dari
pemahaman-pemahaman di
atas, peneliti
mencoba mengangkat
permasalahan tersebut ke dalam studi penelitian yang berjudul
”SAJIAN KREASI SENI RAJA DOGAR SEBAGAI SALAH SATU SENI
HELARAN DI KECAMATAN CIBATU KABUPATEN GARUT ”.
B. Rumusan Masalah