Pengaruh metode drill terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran al-qur'an hadits (studi kasus MTS Miftahul Huda Kp. Sawah Ciputat)

JUDUL SKRIPSI
“PENGARUH METODE DRILL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS”
(Studi Kasus di sekolah MTS Miftahu Huda Kp.Sawah Ciputat)

Disusun oleh :

Nur Fitriana
109011000041

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

ABSTRAK
Nur Fitriana
Pengaruh Metode Drill Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Al-Qur’an Hadits di MTS Miftahul Huda Kp. Sawah Ciputat.
Penelitian ini dilaksanakan di MTS Miftahul Huda Kp. Sawah Ciputat.

Penelitian ini adalah kuantitatif, menggunakan pendekatan kuantitatif analisis
deskriptif dengan teknik korelasional. Teknik korelasional yaitu suatu jenis data
yang dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan
purposive sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan
melalui dokumentasi, observasi, wawancara dan angket/kuesioner. Teknik
penghitungan angket akan di analisis dengan menggunakan rumus korelasi,
penelitian ini menyimpulkan bahwa guru agama menguasai metode drill di dalam
pembelajaran dalam kategori yang sedang atau cukup. Karena dari hasil tabulasi
angket hampir sebagian siswa menjawab bahwa guru agama menguasai metode
drill. Dan dari hasil perhitungan korelasi product moment yang hasilnya 0,540 dan
di interprestasikan pada tabel product moment pada taraf 5% sebesar 0,388 dan
taraf 1% sebesar 0,496 yang artinya rxy lebih besar dari taraf 5% maupun 1%,
terdapat korelasi yang signifikan antara pengaruh metode drill terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran al-qur’an hadits. Ini berarti Ha diterima dan Ho
di tolak.

Kata Kunci : Metode Drill dan Hasil Belajar Siswa

i


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi
yang telah memberikan berbagai macam nikmat yang tidak terhingga terutama
nikmat Iman, Islam, dan serta sehat wal’afiat. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada putra Abdullah
dan buah hati Siti Aminah, pemimpin umat kita nabi besar Muhammad SAW dan
keluarganya, sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini adalah bentuk dari setetes ilmu yang Allah berikan kepada
manusia, walaupun demikian tidak mudah untuk mendapatkannya. Penyusun
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan saran dari orang-orang di sekeliling
penulis. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Hj. Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr.H. Abdul Majid Khon, M.Ag dan Marhamah Saleh Lc,MAKetua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dra. Elo Al-bugis, M.Ag dosen pembimbing skripsi yang disela-sela
kesibukannya bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan

mengarahkan penulis.
4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis
selama di bangku perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu
berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
5. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman
literatur yang di butuhkan.
6. Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staff Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kemudahan dalam pembuatan
surat-surat serta sertifikat
7. Ketua Lab. FITK Ahmad Royani, M.Hum beserta Sekretaris Lab. FITK
Moh. Noviadi Nugroho, M.Pd yang telah memperkenankan penulis
mengadakan penelitian dan membantu dalam pencarian data sehingga
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

ii


8. Teristimewa untuk Bapak Mahmud dan Mama Anah yang telah
memberikan kasih sayang, nasehat, semangat, do’a, dan terus mendukung
penulis dalam menyelesaikan skripsi. Semua ini saya persembahkan untuk
Bapak dan Mama.
9. Untuk Kakak Nursin, Mutiah, Nuh dan Keponakan tersayang
Lia,Tami,Hasbi,Ayu,Nisa dan Raisyah yang telah memberikan semangat
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
10. Teman-teman PAI angkatan 2009 yang telah memberikan semangat dan
dukungan selama kuliah dan penyusunan skripsi ini, terkhusus temanteman kelas A PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mengisi
buku hati penulis dengan kenangan yang tiada pernah terhapus selama
mengikuti perkuliahan.
11. Para Dewan Guru MI Nurun Najah I yang telah memberikan semangat dan
bantuannya kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.
12. Sahabat Kakak Angga, Kakak Saleh Priadi, Laila, Siti Rohma, Zakiyah,
dan teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang selalu
memberikan semangat dan motivasi penulis dalam menyusun skrpsi.
13. Ibu Pembina anak yatim/dhuafa ibu Hj. Kunti wahyu peni, ibu
Hj.Murniah, ibu Bambang, ibu Yayat, ibu Rachmat dan bunda Robbiana
yang selalu memberikan bimbingan dan semangat kepada penulis,

sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi.
Terima kasih kepada pihak yang memberikan semangat, do’a, bahan-bahan
pemikiran dan dukungan yang tidak dapat disebutkan satu per satu, penulis
mohon maaf. Dengan penuh kesadaran penulis akui skripsi ini banyak
kekurangan, untuk itu penulis harapkan adanya teguran serta kritikan yang
konstruktif dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.

Jakarta, 09 September 2014

Nur Fitriana

iii

DAFTAR ISI
ABSTRAK....................................................................................................

i

KATA PENGANTAR………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………...…………………………….... iv

DAFTAR TABEL…………………………………………………………… ... vii
BAB

I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 5
D. Rumusan Masalah ................................................................. 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 6

BAB

II KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Drill ......................................................................... 7
1. Pengertian Metode .......................................................... 7
2. Fungsi Metode................................................................. 8
3. Pengertian Metode Drill ................................................. 8
4. Macam-macam Metode Drill ......................................... 11
5. TujuanPenggunaan Metode Drill ................................... 11
6. Hal yang Harus Diperhatikan dalam Metode Drill ........ 12

7. Kelebihan Metode Drill .................................................. 12
8. Kelemahan Metode Drill dan Cara Mengatasinya .......... 13
9. Teknik Penerapan Metode Drill ..................................... 14
10. Penilaian/ Pemeriksaan ................................................... 16

iv

11. Syarat-Syarat Metode Drill ............................................ 17
B. Hasil Belajar .......................................................................... 18
1. Pengertian Hasil Belajar .................................................. 18
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......... 19
C. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits ............................................ 22
1. Pengertian Al-Qur’an Hadits........................................... 22
2. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits.......................... 23
3. Fungsi Pembelajaran Al-Qur’an Hadits .......................... 24
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan....................................... 25
E. Kerangka Berfikir.................................................................. 25
F. Hipotesis................................................................................ 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian ........................................................... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 27
C. Variabel Penelitian ................................................................ 27
D. Populasi dan Sampel ............................................................. 28
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 28
F. Instrumen Penelitian .............................................................. 29
G. Teknik Pengolahan dan Interprestasi Data ............................ 32
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Sekolah…………………………………….36
B. Visi,Misi danTujuan, Sasaran dan Tugas pokok, Fungsi
MTS Miftahu Huda…………………………………………36
C. Guru,Tenaga Kependidikan dan Siswa……………………..37
D. Sarana dan Prasarana……………………………………..…38
E. Deskripsi Data…………………………………………........39
F. Analisi dan Interprestasi Data………………………………53
v

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………59

B. Saran……………………………………………………..60

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………....61
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Variabel Program Remedial (X) ............... 30

Tabel 3.2

Nilai Ujian Mid Semester............................................................ 31

Table 3.3

Skor Skala Likert ........................................................................ 32


Tabel 3.4

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi.................................... 34

Tabel 4.1

Guru ............................................................................................ 37

Tabel 4.2

Data Siwa .................................................................................... 38

Tabel 4.3

Sarana Dan Prasarana .................................................................. 38

Tabel 4.4

Guru Agama Menguasai Metode Drill ........................................ 40


Tabel 4.5

Apakah Guru Agama Tahu Metode Drill.................................... 41

Tabel 4.6

Guru Agama Selalu Menggunakan Metode Drill Dalam
Pembelajaran .............................................................................. 41

Tabel 4.7

Di Saat Guru Memberikan Tugas Hafalan Untuk Maju Ke
Depan Kelas, Apakah Guru Memperhatikan Siswa Yang
Sedang Bercanda Di Belakang .................................................... 42

Tabel 4.8

Guru Agama Memberikan Materi Al-Qur’an Hadits Dengan
Metode Drill ................................................................................ 43

Tabel 4.9

Guru Agama Memberikan Kesempatan Kepada Siswa Untuk
Mengemukakan Pendapatnya...................................................... 43

Tabel 4.10

Guru Agama Selalu Mengajarkan Kepada Siswa Tentang
Metode-Metode Lain Selain Metode Drill .................................. 44

Tabel 4.11

Apakah Siswa Suka Dengan Metode Drill Dalam Pembelajaran
Al-Qur’an Hadits ......................................................................... 45

Tabel 4.12

Guru Agama Selalu Mengulang Pelajaran, Jika Ada Sebagian
Siswa Yang Kurang Paham ......................................................... 45

Tabel 4.13

Guru

Agama

Mengambil

Tindakan

Ketika

Sedang

Menerangkan Dan Siswa Asik Ngobril Sama Teman................. 46
Table 4.14

Guru Agama Memberikan Motivasi Kepada Siswa Agar
Semangat Belajar Di Dalam Kelas .............................................. 47

vii

Tabel 4.15

Apakah Guru Agama Menjelaskan Materi Pelajarn Dengan
Menggunakan Metode Drill ........................................................ 47

Tabel 4.16

Apakah Kalian Suka Dengan Pelajaran Al-Qur’an Hadits ......... 48

Tabel 4.17

Guru Agama Tidak Pernah Memberikan Kesempatan Kepada
Siswanya Untuk Berpendapat Di Depan Kelas ........................... 49

Tabel 4.18

Guru Agama Selalu Menyusun Keterampilan Mengajar
Menggunakan Metode Drill ........................................................ 49

Tabel 4.19

Guru Agama Selalu Menegur Dan Mengingatkan Ketika Siswa
Berbuat Kesalahan Saat Menghafal Pelajaran Al-Qur’an Hadits 50

Tabel 4.20

Guru Agama Memberikan Solusi Atau Cara Kepada Siswa
Untuk Mempermudah Dalam Menghafal Al-Qur’an Hadits ...... 51

Tabel 4.21

Guru Agama Selalu Mengoreksi Siswa Di Saat Salah
Menghafal Pelajaran Al-Qur’an Hadits ...................................... 51

Tabel 4.22

Guru Agama Memberikan Semangat Kepada Anak-Anak Yang
Mendapat Nilai Kurang Baik, Supaya Lebih Semangat Lagi
Dalam Belajar.............................................................................. 52

Tabel 4.23

Guru

Agama

Memperhatikan

Hasil

Belajar

Siswa

Menggunakan Metode Drill Pada Pelajaran Al-Qur’an Hadits .. 53
Tabel 4.24

Nilai Hasil Angket dan Hasil Belajar........................................... 54

Tabel 4.25

Perhitungan Angka Indeks Korelasi............................................ 55

viii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam khazanah pemikiran pendidikan Islam, ada dua istilah penting
yang saling memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Dua istilah
tersebut adalah “pendidikan” dan “pengajaran”. Pengajaran merupakan kiat
atau strategi untuk mengaktualkan pendidikan, sedangkan pendidikan
merupakan suatu nilai yang terus berjalan tanpa henti agar dapat diwujudkan
dalam pengajaran.
Pendidikan memiliki peran yang sangat vital dalam upaya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia Indonesia. Melalui pendidikanlah kualitas
sumber daya manusia Indonesia bersaing di era globalisasi ini, karena
pendidikan adalah satu-satunya kunci kesuksesan suatu bangsa.
Pada dasarnya hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia atau
proses mendewasakan manusia manjadi lebih baik. Proses memanusiakan
manusia, di dalam sebuah lambaga pendidikan terus mengadakan perubahan,
baik dalam sistem pendidikan, pembelajaran serta bidang studi yang di ajarkan
kepada siswa.
Kata “pendidik” dalam bahasa Arabnya adalah ;tarbiyah;, dari kata kerja
“rabba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa Arabnya adalah “ ta’lim” dengan
kata kerja “ allama’. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arabnya
“tarbiyah wa ta’lim”1
Kehidupan beragama merupakan salah satu dimensi kehidupan yang
sangat penting pada setiap individu dan warga negara. Melalui pendidikan
agama diharapkan mampu terwujud individu-individu yang berkepribadian
utuh sejalan dengan pandangan hidup bangsa.

1

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2008), 25.

1

2

Untuk itu, pendidikan agama Islam memiliki tugas yang sangat berat,
yakni bukan hanya mencetak peserta didik, tetapi berupaya untuk
menumbuhkan potensi yang ada pada diri mereka seoptimal mungkin serta
mengarahkan agar pengembangan potensi tersebut berjalan sesuai dengan
nila-nila ajaran Islam.
Jadi, pendidikan adalah proses yang mempunyai tujuan, sasaran dan
obyek. Serta mutlak, yang sebenarnya adalah Allah, pencipta fitrah dan
pemberi berbagai potensi. Dia-lah yang memberlakukan hukum dan tahapan
perkembangan serta interaksinya, dan hukum-hukum untuk mewujudkan
kesempurnaan, kebaikan serta kebahagiaan. Pendidikan menuntut adanya
langkah-langkah yang secara bertahap harus dilalui oleh berbagai kegiatan
pendidikan dan pengajaran, sesuai dengan urutan yang telah disusun secara
sistematis. Kerja pendidik harus mengikuti aturan penciptaan dan pengadaan
yang dilakukan Allah, sebagaimana harus mengikuti Syara’ dan Dia Allah.2
Dengan demikian, Mengingat berat dan besarnya peran pendidikan agama
Islam, maka perlu diformulasikan sedemikian rupa, baik yang menyangkut
sarana insani maupun non insani secara komprehensif dan integral. Formulasi
yang demikian bisa dilakukan melalui sistem pengajaran agama Islam yang
baik dengan didukung oleh sumber daya manusia (guru) yang berkualitas,
metode pengajaran yang tepat , dan sarana presarana yang memadai.
Belajar Al-Qur’an merupakan salah satu kewajiban bagi umat muslim.
Dengan belajar Al-Qur’an yang benar, maka akan didapati petunjuk yang
benar yang termaktub di dalamnya. Menurut Subhi Al Salih “Qur’an” berarti
bacaan, asal kata Qora’a. Di dalam Al-Qur’an sendiri ada pemakaian kata
“qur’an” dalam arti demikian rupa sebagai tersebut dalam ayat 17-18 pada
surat Al-Qiyaamah:

‫ فاذاقرْانه ف ْا ت َب ْع ق ْرآنه‬- ‫ا َن عل ْينا َْعه وق ْرآنه‬
2

Abdurrahman an_nahlawi, prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan islam, (Bandung: CV
Diponegoro, 1992), 32-33.

3

17. Sesungguhnya atas tanggungan kami lah mengumpulkan (di dadamu)
dan (membuatmu pandai) membacanya.
18. Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya.
Dari definisi-definisi di atas, kalam Allah yang diturunkan kepada nabinabi selain Nabi Muhammad SAW, tidak dinamakan Al-Qur’an melainkan
Taurat, Injil atau Zabur. Demikian membacanya tidak dianggap sebagai
ibadah, seperti Hadits Qudsi, tidak pula dinamakan Al-Qur’an.3
Peraturan Menteri Agama No. 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi
Kelulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah
menjelaskan bahwa Al-Qurr’an Hadits diharapkan peserta didik untuk
mencintai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikan ajaran dan nilai-nilai
yang terkandung dalam Al-Qur’an Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam
dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan seharihari. Oleh karena itu, ditekankan pada kemampuan membaca dan menulis AlQur’an dan Hadits dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek
dalam Al-Qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari suratsurat pendek tersebut dan hadits-hadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.4
Untuk menyampaikan pelajaran Al-Qur’an Hadits diperlukan berbagai
metode seperti metode drill, metode ceramah yang digunakan guru dalam
upaya mencapai tujuan pendidikan agama, penggunaan terhadap kemampuan
berfikir dan integrasi pendidikan dan peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa peningkatan melalui
pembelajaran sangat diperlukan. Guru harus dapat menciptakan metode
pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan agar siswa itu biasa
kreatif dan melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajarannya.

Departemen Agama,Al-Qur’an, 16.
Peraturan Menteri Agama No. 2 Tahun 2008.

3

4

4

Metode drill sering disebut juga dengan latihan siap. Metode drill atau
latihan siap adalah metode pembelajaran yang digunakan untuk memperoleh
suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari.5
Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, metode drill (latihan siap)
dapat dilaksanakan misalnya, untuk melatih siswa agar terampil dalam
membaca Al-Qur’an, latihan ibadah shalat, latihan berpuasa bulan Ramadhan,
dan berbagai topik lainnya.
Dengan demikian jika metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
tepat dan serasi maka keberhasilan proses pembelajaran akan tercapai. Salah
satu indikator dari keberhasilan siswa adalah prestasi belajr yang memuaskan,
dan dari kesemuanya itu tidak terlepas dari proses pembelajaran yang
menimbulkan dua faktor utama yang saling berinteraksi guna mencapai tujuan
pendidikan yaitu guru dan siswa. Hal yang perlu diketahui dan dijalankan oleh
guru dalam melaksanakan interaksi kegiatan pembelajaran, di samping
memperhatikan adanya sarana, alat dan materi, kurikulum pembelajaran,
lingkungan pembelajaran juga harus memperhatikan metode penyampaian
materi pelajaran.
Penulis di sini sebagai alumni sekolah MTS Miftahul Huda, salah satu
metode yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran al-qur’an Hadits
adalah metode drill, karena pembelajaran al-qur’an Hadits tidak hanya terpaku
pada membaca dan menelaah, akan tetapi ada pelajaran menghafal dengan
mengulang-ulang ayat-ayat Al-Qur’an Hadits, untuk itu tidak hanya metode
diskusi dan ceramah saja yang digunakan dalam pembelajaran Al-Qur’an
Hadits tetapi harus ada penerapan metode yang sesuai dengan dengan materi
pembelajaran yaitu metode drill.
Di MTS Miftahul Huda sudah menggunakan metode drill, namun dalam
penggunaan metode drill tersebut kurang maksimal karena disaat kegiatan
5

Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), 91.

5

belajar mengajar terdapat kondisi siswa yang kurang teratur, dan materi yang
telah dipelajari kurang diperhatikan dan di serap secara baik. Untuk itu
pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an Hadits belum berjalan dengan baik
karena belum dapat mencapai ranah efektif,psikomotorik, dan kognitif siswa.
Berdasarkan pemikiran diatas penulis merasa tertarik untuk membahas
masalah tersebut dalam penulisan skripsi dengan judul PENGARUH
METODE DRILL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI MTS MIFTAHUL
HUDA.

B. Identifikasi Masalah
Terkait dengan latar belakang masalah tersebut, maka penulis
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Banyak siswa yang kurang lancar membaca Al-Qur’an terutama pada
penerapan ilmu tajwid.
2. Kurangnya antusias siswa dalam proses pembelajaran Al-Qur’an
Hadits menggunakan Metode Drill.
3. Terdapat hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran Al-Qur’an
Hadits menggunakan metode drill.
C. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah hasil
belajar Al-Qur’an Hadits siswa kelas VIII.I MTS Miftahul Huda Mid
Semester ganjil Tahun Ajaran 2013/2014 setelah melakukan kegiatan
pembelajaran, dalam hal ini dipengaruhi oleh penggunaan metode drill.

D. Rumusan Masalah

6

“Bagaimana pengaruh metode drill terhadap hasil belajar AlQur’an Hadits siswa kelas VIII.I MTS Miftahul Huda Kp. Sawah Ciputat
Tangerang Selatan tahun ajaran 2013-2014.”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh metode
drill terhadap hasil belajaran Al-Qur’an Hadits siswa kelas VIII.I MTS
Miftahul Huda.
Berdasarkan tujan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi pengalaman merancang
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode drill terhadap
hasil belajar siswa pada bidang study Al-Qur’an Hadits.
2. Bagi Siswa
Masukan yang diharapkan siswa lebih aktif dalam menyimak,
termotovasi dalam mengikuti pembelajaran Al-Qur’an Hadits,
sehingga prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits
akan meningkat.
3. Bagi sekolah
Pembelajaran

menggunakan

metode

drill

meningkatkan kwalitas pembelajaran di sekolah.

diharapkan

dapat

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Metode Driil
1. Pengertian Metode
“Metode berasal dari bahasa Inggris yaitu method (cara)”.1
“Darisegi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu meta (melalui) dan
hodos (jalan atau cara).” Dengan demikian metode dapat diartikan cara
atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.2 Ada pendapat
lain yang mengatakan bahwa metode sebenarnya merupakan jalan untuk
mencapai tujuan. Jalan mencapai tujuan itu bermakna ditempatkan pada
posisisnya sebagai cara untuk menemukan, menguji, dan menyusun data
yang diperlukan bagi pengembanagan ilmu atau teristematisasikannya
suatu pemikiran.3
Menurut Abu Lalu M. Azkar dalam bukunya proses Belajar
Mengajar Pola CBSA. “Metode adalah cara didalam fungsinya merupakan
alat untuk mencapai suatu tujuan, ini berlaku baik dari guru (Metode
mengajar), maupun bagi murid (metode belajar). Semakin baik metode
yang dipakai semakin efektif pencapaian tujuan.4
Didalam bidang pendidikan pengertian metode dapat diartikan
yaitu “suatu cara atau langkah-langkah didalam melaksanakan pendidikan
atau suatu yang ditempuh untukmenyajikan sesuatu pengajaran kepada
para siswa.”5

1

Tayar Yusuf, Jurnalis Etek, Keragaman Teknik Evaluasi dan Metode penerapan Jiwa Agama.
(Jakarta: ind-Hill-co,1987), cet 1, h. 103
2
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 1997), cet. 1, h. 91
3
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, h. 91
4
Lalu M. Azkar, Proses Belajar Mengajar pola CBSA, cet. 1 h, 95
5
Tayar Yusuf, Jurnalis etek, Keragaman Teknik Evaluasi dan Metode Penerapan Jiwa
Agama, h. 104

7

8

“Metode merupakan salah satu “sub system” dalam sistem
pembelajaran, yang tidak bias dilepaskan begitu saja. Metode adalah cara
atau prosedur yang digunakan oleh pasilitator dalam interaksi belajar
dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai tujuan.”6
2. Fungsi Metode
Secara umum fungsi metode adalah sebagai pemberi jalan atau cara
yang sebaik mungkin bagi pelaksana operasional dari ilmu pendidikan
tersebut. Dalam konteks lain metode merupakan sarana untuk menemukan,
menguji dan menyusun data yang diperluakan bagi pengembanagan
disiplin suatu ilmu. Pada intinya metode berfungsi mengantarkan suatu
tujuan kepada sasaran dengan cara yang sesuai dengan perkembanagn
objek sasaran tersebut. Dalam Al’Qur’an metode dikenal dengan sarana
yang menyampaikan seseorang kepada tujuan penciptanya sebagai
khalifah di muka bumi dengan melaksanakan pendekatan, dimana manusia
detempatkan sebagai makhluk yang memiliki potensi jasmaninya dan
rohaninya yang keduanya dapat digunakan sebagai saluran penyampaian
materi palajaran.7

3. Pengertian Metode Drill
Sebelum mendefinisikan tentang metode drill, ada baiknya terlebih
dahulu mengetahui tentang metode pengajaran. Metode mengajar adalah
cara guru memberikan pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk
memberitahukan atau membangkitkan.

8

Dengan metode pembelajaran

yang tepat diharapkan tubuh berbagai kegiatan belajar siswa, dengan kata
lain terciptalah interaksi pembelajaran yang baik antara guru dengan
siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau
6

Triyo Supriyatno, Sudiyono, Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi,
(Malang: UIN Malang Press,2006), cet. 1, h.118
7
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Logos Wacana Ilmu,1997), cet.1, h. 93-94
8
Abu Ahmad, Metode Khusus Pendidikan Agama (Bandung: CV. Amrici, 1986), 152.

9

pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang
dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika siswa lebih
aktif dibandingkan dengan gurunya. Oleh karna itu metode mengajar yang
baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa dan
sesuai dengan materi pembelajaran.
Dari uraian definisi diatas metode mengajar, dapat disimpulkan bahwa
metode mengajar adalah suatu cara mengajar siswa melakukan kegiatankegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang
lebih tinggi dari apa yang dipelajari.9 Metode latihan yang disebut juga
dengan metode training yaitu merupakan suatu cara kebiasaan tertentu.
Juga sarana untuk memelihara kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini
juga dapat digunakan untuk ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan
keterampilan.10
Pengertian metode drill menurut beberapa pendapat memiliki arti
sebagai berikut :
a. Zuhairini, suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan
jalan melatih siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah
diberikan.11
b. Dalam buku Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan
melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh
dengan tujuan untuk menyempurnakan suatu ketrampilan agar
menjadi permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan
berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.12
c. Dalam bukunya Winarno Surakhmad, metode drill disebut juga
latihan yang dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan dan
keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya
9

Idid. H.125
Syaiful Bahri Diamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Memgajar (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1996), 125
11
Zuhairini, dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama (Surabaya : Usaha Nasional, 1983),
12
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru, 1991), 86.
10

10

dengan melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat
disempurnakan dan disiap siagakan.13
d. Menurut Roestiyah NK, Metode Drill adalah “suatu teknik yang
dapat diartikan dengan suatu cara mengajar dimana siswa
melaksanakan latihan-latihan agar memiliki ketangkasan atau
keterampilan yang lebih tinggi dari pada yang telah dipelajari”.14
e. Menurut Tayar Yusuf Drill adalah metode latihan siap latihan siap
dimaksudkan agar pengatuhan siswa dan percakapan tertentu dapat
menjadi miliknya dan betul-betul dikuasai oleh siswa dengan kata
lain, metode latihan siap (drill) adalah cara menyajikan bahan
pelajaran dengan jalan atau cara melatih siswa agar menguasai
pelajaran dan terampil dalam melaksanakan metode drill ini
tentunya sebelumnya siswa telah diberikan dengan pengetahuan
secara teori secukupnya kemudian siswa disuruh mempraktekan
atas bimbingan guru sehingga menjadi mahir dan terampil.15

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali secara
kontinyu untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis
tentang pengetahuan yang dipelajari. Dari segi pelaksanaannya siswa
terlebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara teori.
Kemudian dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa diminta
mempraktikannya sehingga menjadi mahir dan terampil.

13

Winarno Surakhmad, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar (Bandung: tarsito, 1994), 76.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,(Jakarta: Ciputat
Press,2002), h.174
15
Tayar Yusuf, Syaiful Anwar, metode pengajaran agama dan bahasa arab, (Jakarta:PT Raja
Garafindo Persada, 1995), ed. 1, cet. 1, h. 65
14

11

4. Macam-macam Metode drill
Bentuk-bentuk Metode drill dapat direalisasikan dalam berbagai
bentuk teknik, yaitu sebagai berikut:
a. Teknik kerja kelompok
Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok siswa
untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah dengan cara
mengerjakan tugas yang diberikan.
b. Teknik Micro Teaching
Digunakan untuk mempersiapkan diri siswa sebagai calon guru
untuk menghadapi pekerjaan mengajar di depan kelas dengan
memperoleh nilai pengetahuan, kecakapan dan sikap sebagai guru.
c. Teknik Modul Belajar
Digunakan dengan cara mengajar siswa melalui paket belajar.

d. Teknik Belajar Mandiri
Dilakukan dengan cara meminta siswa agar belajar sendiri dan
tetap dalam bimbingan guru, baik dalam kelas maupun di luar kelas.16
5. Tujuan Penggunaan Metode Drill
Metode drill biasanya digunakan agar siswa:
a. Memilih

kemampuan

menghafal

kata-

kata,menulis,mempergunakan alat.
b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi
menjumlahkan.17
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan
dengan yang lain.
16

Muhaimin Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam (Bandung: trigenda Karya, 1993),
226-226
17
Roestiyah n.K, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Bina Aksara, 1985), 125-126

12

d. Untuk memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan tentang
sesuatu yang dipelajari siswa dengan melakukannya secara praktis
pengetahuan yang telah dipelajari. Dan siap dipergunakan bila
sewaktu-waktu diperlukan.18

6. Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Metode Drill
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi seorang guru dalam
menggunakan metode drill ini, yaitu:
a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga latiahan mereka
dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan.
b. Tentukan dengan jelas kebiasan yang dilatihkan sehingga siswa
mengetahui apa yang harus dikerjakan.
c. Lama latiahan disesuaikan dengan kemampuan siswa.19
Guru perlu memperhatikan nilai dari latihan itu sendiri serta
kaitannya dengan keseluruhan pembelajaran di sekolah. Dalam
persiapan sebelum memasuki latihan, guru harus memberikan
pengetahuan dan perumusan tujuan yang jelas kepada siswa,
sehingga mereka mengetahui pengertian dan perumusan tujuan
yang jelas kepada siswa, sehingga mereka mengetahui tujuan
latihan yang akan diterimanya. Persiapan yang baik sebelum
latihan dapat memotivasi siswa agar menjadi aktif dalam
melaksanakan pembelajaran.
7. Kelebihan Metode drill
Metode drill memiliki kelebihan sebagai berikut:
a. Mengkokohkan daya ingatan murid, karena seluruh pikiran,
perasaan, kemauan dikonsentresikan pada pembelajaran yang
dilatihkan.
18
19

Pasaribu dan Simadjuntak, Didaktikan Metodik (Bandung: Tarsito,1986), 112
Winarno Surakhmad, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar (Bandung: Tarsito,1994), 92.

13

b. Siswa dapat menggunakan daya fikirnya dengan baik, dengan
pengajaran yang baik, maka siswa menjadi lebih teliti.
c. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta
langsung dari guru.
d. Siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam
melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya.
e. Guru bisa lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana
siswa yang disiplin dan yang tidak.
f. Pemanfaatan kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi yang
tinggi dapat pelaksanaannya serta dapat membentuk kebiasaan
yang baik.

8. Kelemahan Metode Drill dan Cara Mengatasinya
Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan,
juga tidak dapat dipungkiri bahwa metode drill juga mempunyai
kelemahan, yaitu:
a. Latihan yang dilakukan dibawah pengawasan yang ketat dan
suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.
b. Latihan yang selalu diberikan dibawah bimbingan guru,
perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitasi
siswa.
c. Kandang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulangulang

merupakan

hal

yang

monoton

dan

mudah

membosankan.20

20

Syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1996), 108-109.

14

Maka dari itu, guru yang ingin mempergunakan metode ini ada
baiknya memahami karakteristik metode ini terlebih dahulu. Akan tetapi
ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelamahan tersebut, yaitu:
a. Janganlah seorang guru menentut dari murid suatu respons
yang sempurna.
b. Jika terdapat kesulitan pada murid pada saat merespon,
hendaknya guru segera meneliti penyebabnya.
c. Berikanlah segala penjelasan-penjelasan, baik respon yang
betul maupun yang salah.
d. Usahakan murid memiliki ketepatan merespon kemudian
kecepatan merespon.21
9. Teknik Penerapan Metode Drill
a. Agar penggunaan teknik drill dapat berhasil perlu ditanamkan
pengertian bagi instruktur dan siswa, antara lain :22
1). Tentang sifat-sifat suatu latihan
Bahwa setiap latihan harus berbeda dengan latihan
sebelumnya. Karena jika latihan yang diterapkan kepada siswa
sama dengan latihan yang sebelumnya maka dapat menimbulkan
kejenuhan terhadap siswa, berbeda halnya ketika situasi latihan
berbeda dari sebelumnya sehingga mereka merasa tantangan yang
dihadapi berbeda dengan sebelumnya, dengan demikian maka
memerlukan tanggapan yang berbeda pula.
2). Guru perlu diperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu
sendiri, serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran disekolah.
Sebelum

memasuki

tehap

latihan

guru

sebaiknya

memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas bagi
siswa, sehingga mereka memahami apa tujuan latihan yang mereka
jalani.
21

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1996), 108-109.
22
Roestiyah NK, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rieneka Cipta,1991), cet. 4, h. 126

15

b. Untuk

kesuksesan

pelaksana

teknik

drill,

memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

guru

perlu

23

1). Gunakanlah latihan itu hanya untuk pelajaran atau tindakan
yang dilakukan secara otomatis, dengan kata lain yang dilakukan
siswa dapat menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang
mendalam.
2). Guru harus memiliki latihan yang memiliki arti luas, yang dapat
menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan
latihan sebelum mereka melakukannya. Latihan itu juga mampu
menyadarkan siswa akan kegunaan bagi kehidupannya saat ini
maupun kehidupan yang akan dating.
3).

Didalam

latihan

pendahuluan

instruktur

harus

lebih

menekannkan pada diagnose, karena pada latihan permulaan kita
belum bias mengharapkan siswa menghasilkan keterampilan yang
sempurna, pada latihan berikutnya guru perlu meneliti kesukaran
yang dialami siswa, sehingga dapat memiliki atau menentukan
latihan mana yang perlu diperbaiki.
4). Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan
secara tepat, setelah itu diperhatikan kecepatan, agar siswa dapat
melakukan keterampilan menurut waktu yang telah ditentukan.
Terakhir perlu diperhatikan pula respon siswa telah dilakukan
dengan tepat dan cepat.
5). Guru memperhitungkan waktu latihan yang singkat saja agar
tidak membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan lain.
6). Guru perlu memperhatikan perbadaan individual siswa,
sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing dapat
dikembangkan. Untuk mengetahui sejauh mana masing-masing
siswa telah menguasai keterampilan guru, perlu untuk mengawasi
latihan perseorangan.

23

Roestiyah NK, Strategi Belajar Mengajar, hal, 127-128

16

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan latihan akan
betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan
yang diaharapkan, serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk
melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima, baik melalui teori
atau praktek disekolah.

10. Penilaian /Pemeriksaan
Dalam metode drill pemeriksaan dan penilaian dapat dilakukan
dengan tiga cara :
a. Secara klassikal, yaitu murid menukar tugasnya dengan tugas
teman-temannya yang lain, kemudian mereka mencocokan
jawaban yang diberikan oleh guru.
b. Secara individual, yaitu guna untuk membuat jawaban yang benar,
guru

telah

menyiapkan

jawaban,

selanjutnya

anak

didik

mencocokannya dengan latihan mereka masing-masing.
c. Anak didik mencocokan dengan kunci jawaban yang telah tersedia
terlebih dahulu.24
Manfaat adanya penialain atau pemetiksaan ini anatara lain:
1) Untuk memberikan umpan balik kapada guru sebagai dasar
untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
Dengan diadakannya penilaian, guru akan mengetahui apakah
metode yang digunakan sudah tepat atau masih perlu ada
perbaikan.
2) Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil balajar
masing-masing anak didik.

24

Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta,
Metodik Khusus pengajaran Agama Islam, h. 237

17

Jika tidak ada penilaian maka guru tidak akan mengetahui
sudah sajauh mana keberhasilan telah dicapai.
3) Untuk menempatkan anak didik dalam situasi belajar
mengajar yang tepat.
Kemampuan seseorng berbeda-beda, dengan diadakannya
penilaian maka dapat diketahui dimana seharusnya anak didik
ditempatkan. Semisal dalam pemilihan jurusan, sesuai dengan
tingkat kemampuan dan kecerdasan yang dimiliki oleh anak didik.
4) Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik, dan
lingkungan) anak didik yang mengalami kesulitan belajar,
yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam
memecahkan kesulitan tersebut.25

11. Syarat-syarat Metode Drill
Menurut Armai Arief diadalam bukunya Pengantar ilmu dan
metodologi Pendidikan Islam bahwasannya agar penggunaan metode
Drill dapat efektif maka harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Sebelum pelajaran dimulai hendaknya diawali terlebih dahulu
dengan pemberian pengetahuan dasar.
b. Metode ini dipakai hanya untuk bahan pelajaran kecekatankecekatan yang bersifat rutin dan otomatis.
c. Diuasahakan hendaknya masa latihan dilakukan secara singkat
hal ini di mungkinkan agar tidak membosankan siswa.
d. Maksud diadakannya latihan ulang harus memiliki tujuan yang
lebih luas.

25

Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta. Metode
khusus pengajaran agama islam, h. 237

18

e. Latihan diatur sedemikian rupa sehingga bersifat menarik dan
dapat menimbulkan motifasi anak.26
Dari uraian definisi-definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa
dari macam-macam metode dril sampai syarat-syarat metode drill adalah
sangat bagus untuk penilaian terhadap siswa, siswa juga harus terbiasa
memiliki kemampuan menghafal dalam perkata-kata atau per ayat. Dari
segi kelebihan dan kekurangan metode drill itu sendiri siswa dapat
menggunakan daya fikirnya yang baik untuk menghafal atau dalam
pembelajaran dan guru harus tau kemampuan siswa dalam menghafal.
Adapun dari segi penialaian guru akan mengetahui apakah metode drill
yang di gunakan sudah tepat atau masih perlu ada perbaikan ke diri siswa,
dan dari segi syarat-syarat metode drill itu sendiri ialah metode hanya
untuk bahan pembelajran kecekatan-kecekatan yang bersifat rutin dan
otomatis, maksudnya di adakannya latihan ulang terus menerus agar siswa
lebih hafal dan fasih dalam membacanya.

B. Hasil Belajar Siswa
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiiki seseorang.
Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari prilakunya, baik
prilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun
keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku
yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar
ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya.
Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut
di sekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf,seperti angka 0-10

26

Armai Aief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Isi…,h. 175

19

pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan
tinggi.27

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
a. Faktor raw input (yakni faktor murid/anak itu sendiri) di mana tiap anak
memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam:28
1)./Kondisi fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak
dalam keadaan capek,tidak dalam keadaan cacat jasmani, seperti kakinya
atau tangannya(karena ini akan mengganggu kondisi fisiologis), dan
sebagainya, akan sangat membantu dalam proses dan hasil belajar. Di
samping kondisi yang umum tersebut, yang tidak kalah pentingnya dalam
mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kondisi panca indera,
terutama indera penglihatan dan pendengaran.
2).Kondisi psikologis
Di bawah ini faktor psikologis yang dianggap utama dalam
mempengaruhi proses dan hasil belajar.
a). Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.29
b). Kecerdasan yang menentukan tingkat keberhasilan belajar
siswa. ini bermakna semakin tinggi kemampuan kecerdasan
seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih
sukses.30

27

Nana S Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 102
28
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), h. 103
29
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), cet ke11,
h. 152.
30

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996), cet
ketiga, h. 134

20

c). Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang
(chaplin, 1972, reber 1988).31
d). Motivasi adalah keadaan internal organisme untuk berbuat
sesuatu. 32
b. Faktor environmental input (yakni faktor lingkungan), baik itu
lingkungan alami ataupun lingkungan social. Kondisi lingkungan juga
mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa
lingkungan fisik/alam dan lingkungan sosial.33
1). Lingkungan fisik/alami termasuk di dalamnya adalah
seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan
sebagainya. Belajar pada keadaan udara yang segar, akan
lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara
yang panas dan pengap.
2). Lingkungan sosial yang lain, seperti suara mesin pabrik,
hiruk pikuk lalu lintas, gemuruhnya pasar, dan sebagainya
juga berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Karena
itulah disarankan agar lingkungan sekolah didirikan di tempat
yang jauh dari keramaian pabrik, lalu lintas dan pasar.
c. Faktor instrumental input, yang di dalamnya antara lain terdiri dari:
Faktor instrumental input adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancangkan sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai
sarana

untuk

tercapainya

tujuan-tujuan

belajar

yang

telah

dirancangkan. Faktor-faktornya yang mempengaruhi hasil belajar
siswa

yaitu, guru, kurikulum, fasilitas belajar, dan program atau

bahan pengajaran.34 Berikut penjelasannya:
31

Ibid,. h. 135
Muhibbin Syah, op. cit,. h. 153
33
Abu Ahmadi, op. cit., h. 105
34
Farida Hanun, “Pengaruh Bentuk Tes Formatif dan Kemampuan Awal Siswa Madrasah
terhadap Hasil Belajar Matematika”, Jurnal Penelitian dan Pendidikan Agama Islam,
Vol VII, No. 2, (Jakarta: Puslitbang, 2009), h. 1001
32

21

1).Kurikulum. Di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional tahun
2003 bahwa kurikulum mempunyai arti yaitu:
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.35
2). Program/bahan pengajaran adalah suatu susunan yang akan
dilaksanakan pada proses belajar mengajar. Serta isi materi
pelajaran yang akan disampaikan oleh guru kepada siswanya di
dalam kelas.
3). Sarana dan prasarana, di dalam UU Sistem Pendidikan Nasional
bahwa:
standar sarana dan prasarana pendidikan mencakup ruang
belajar, tempat berolah raga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi dan berekreasi, dan sumber belajar lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,
termasuk penggunaan teknologi dan informasi dan
komunikasi.36
Jadi, yang dimaksud dengan sarana dan prasarana adalah tempat
yang mendukung yang terdapat di dalam suatu sekolah untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar di suatu sekolah.
4). Guru (tenaga pengajar), menurut Hadan Nawawi, “guru adalah
orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di
sekolah, artinya bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran
serta ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak menjadi
dewasa”.37 Jadi, guru adalah orang yang bekerja dalam bidang
pendidikan dan pengajaran yang bertanggung jawab dalam
membantu anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Guru
dalam pengertian tersebut bukan sekedar berdiri didepan kelas
untuk menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi

35

Undang-Undang Republik Indonesia, op. cit., hal 4
Ibid, h. 51.
37
Herwina Bahar, Loc. cit
36

22

dalam keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas
serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya
untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa. Guru
juga harus bisa berkomunikasi dengan siswa agar terjadi interaksi
belajar mengajar yang dapat memotivasi sesuai untuk belajar
dengan baik dan sungguh-sungguh.

C. Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
1. Pengertian Al-Qur’an Hadits
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits adalah merupakan unsure mata
pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) pada Madrasah Tsanawiyah yang
diberikan kepada peserta didik untuk memahami Al-Qur’an dan Hadits,
sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi kandungannya
sebagai pertunjuk dan landasan dalam kehidupan sehari-hari.
Atas dasar tersebut maka dimasukan materi khusus tentang AlQur’an Hadits pada program pengajaran di lembaga pendidikan formal
yang memiliki cirri khas agama Islam. Bidang studi Al-Qur’an Hadits.
Menurut kurikulum Departemen agama tahun 2004, merupakan mata
pelajaran agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah yang memberikan
pendidikan kepada peserta didik untuk memahami Al-qur’an Hadits
sebagai sumber ajaran Islam dan menggunakan isi kandungan sabagai
petunjuk hidup dalam kehidupan sehari-hari oleh karna itu, mata pelajaran
Al-Qur’an Hadits tidak hanya mengutamakan peserta didik menguasai
pengetahuan Al-Qur’an Hadits tapi yang terpenting bagaimana peserta
didik depat mengamalkan ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari. Maka
implikasinya dalam proses belajar mengajar harus menekankan keutuhan
dan keterpaduan antara ramah afektif,kogniktif dan psikomotorik.38

38

Departemen Agama RI,Kurikulum madrasah Tsanawiyah Standar Kompetensi MTS
Pelajaran Al-Qur’an Hadits, (Jakarta:2004), h.1-2

23

Dengan demikian pengajaran Al-Qur’an Hadits adalah suatu
pengajaran yang dilakukan oleh guru bidang study Al-Qur’an Hadits dan
membawa perubahan bagi peserta didik dalam membaca ayat-ayat AlQur’an dan Hadits, dapat memahami isi dan mengaplikasikan Al-Qur’an
dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits mempunyai tujuan agar siswa
bergairah untuk membaca Al-Qur’an dan hadits dengan benar serta
mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya dan mengamalkan
ajaran dan nilai yang terkandung didalamnya sebagai pedoman dalam
seluruh aspek kehidupan.39
Tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadits secara umum adalah agar
siswa dapat memperoleh
a. Pemahaman, yaitu penyampaian ilmu pengetahuan terutama
dari kandungan Al-Qur’an Hadits, yang selanjutnya melandasi
sikap dan keyakinan untuk dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Sumber nilai, yaitu pengajaran Al-Qur’an Hadits yang dapat
memberikan kesadaran sebagai pedoman untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
c. Sumber

motivasi,

meningkatkan

yaitu

prestasi

memberikan

dan

kualitas

dorongan
hidup

untuk

beragama,

berkeluarga, bermasyaraka dan bernegara.
d. Pengembangan, yaitu meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami isi kandungan Al-Qur’an Hadits dan menumbuh
kembangkan lebih lanjut dalam diri siswa melalui proses
pendidikan aga

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan metode drill pada mata pelajaran qur'an hadits dalam menumbuhkan minat baca al-qur'an siswa kelas II MTs.Fathussa'adah sukaraja-Bogor

0 7 73

Strategi Guru Al-Qur’an Hadits Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPA di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Jakarta

1 7 106

Efektifitas pelaksanaan metode drill pada proses pembelajaran al-Qur'an hadits terhadap minat belajar siswa: studi kasus Mts Pembangunan UIN Jakarta

1 6 64

Penggunaan metode tanya jawab dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IV di MI Unwanul Huda Jakarta Selatan

8 110 81

Peranan tadarus al-Qur'an dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas xii pada mata pelajaran al-Qur'an hadits di Madrasah aliyah Miftahul Umam Pondok Labu jakarta Selatan

12 67 97

Hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-qur'an hadits: studi kasus di Mts Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan

0 14 85

Pengaruh Metode Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak (Kuasi Eksperimen di MTs Mathlabussa’adah).

4 60 151

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

Pengaruh Metode Resitasi pada Mata Pelajaran PAI terhadap Hasil Belajar Siswa kelas VIII SMP Darussalam Ciputat

0 20 127

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII MTs MIFTAHUL ULUM LAMPUNG BARAT (Studi Kasus pada Mata Pelajaran Bahasa Arab)

0 0 9