Hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-qur'an hadits: studi kasus di Mts Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan

(1)

HADITS

(

Studi Kasus di MTs Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Muhammad Irfan

NIM: 106011000014

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010


(2)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

“HUBUNGAN KOMPETENSI GURU DENGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA DALAM BIDANG STUDI AL-QUR’AN

HADITS”

(Studi Kasus di MTs. Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh : Muhammad Irfan

NIM: 106011000014

Mengetahui, Dosen Pembimbing

Dr. H. Anshori, Lal, MA

NIP: 19570406 199403 1 001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M


(3)

JJ

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul : “Hubungan Kompetensi Guru Dengan Prestasi Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Al-qur’an Hadits.” (Studi Kasus di MTs. Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan), diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif HIdayatullah Jakarta, dan dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada 4 Februari 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana (S.Pdi) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta 4 Februari 2011

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Tanggal Tanda Tangan Bahrissalim, M.A

NIP: 19680307 199803 1 002 _______ _____________

Sekretaris Jurusan/Prodi Drs. Sapiudin Shidiq, M.A

NIP: 19670328 200003 1 001 ________ _____________

Penguji I

Drs. Ghufron Ihsan, M.A

NIP: 19530509 198103 1 006 _________ _____________ Penguji II

Drs. Masan AF, M.Pd

NIP: 19510521 198103 1 004 ________ _____________

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP: 19571005 198703 1 003


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Muhammad Irfan NIM : 106011000014

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : “Hubungan Kompetensi Guru Dengan Prestasi Belajar al-Qur’an Hadits Siswa”(Studi Kasus di MTs. Miftahul Umam Pondok Labu, Jakarta Selatan)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 02-01-2011


(5)

ABSTRAK

Muhammad Irfan, NIM: 106011000014, “Hubungan Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi al-Qur’an Hadits (Studi Kasus di MTs Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan)

Skripsi ini mengkaji tentang hubungan kompetensi guru al-Qur’an Hadits dengan prestasi belajar siswa. Pembahasan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru al-Qur’an Hadits terhadap prestasi belajar siswa.

Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang sangat penting, karena bagaimanapun bagusnya sebuah kurikulum, metode pembelajaran dan lain sebagainya tanpa didukung oleh guru yang berkompeten maka ia dalam menjalankan tugasnya akan tidak optimal. Seorang guru profesional dalam menjalankan tugasnya perlu memiliki keempat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi itu sangat berpengaruh bagi hasil belajar siswa maupun sikap individu siswa.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-Qur’an Hadits di MTs Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa/i kelas VIII MTs Miftahul Umam yang berjumlah 198 orang, sedangkan sampelnya diambil secara acak (random sample), mengingat populasinya lebih dari 100 orang, maka penulis mengambil sampel sebanyak 15 % dari populasi yaitu 30 orang.

Penelitian pada skripsi ini menggunakan metode deskriptif analisis dan metode korelasional dengan jenis penelitan lapangan (field research) dan didukung oleh referensi-referensi yang berkaitan dengan tema yang dibahas di skripsi ini (library research).

Metode tersebut penulis dukung dengan teknik-teknik pengumpulan data meliputi angket, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisa data data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik product moment.

Dari hasil pengolahan data yang didapat langkah selanjutnya diklasifikasikan dan diolah sehingga menghasilkan data akhir dengan Rxy sebesar 0,5078 yang berarti terdapat hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa walaupun hubungan positif itu hanya pada tingkat sedang atau cukup saja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak, ini mengandung pengertian bahwa kompetensi guru berhubungan dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-Qur’an Hadits meskipun hanya pada tingkat sedang atau cukup saja.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan inayah-Nya, Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak sekali kesulitan dan hambatan yang didapat baik dari segi moril maupun materil. Namun berkat pertolongan Allah SWT berupa kesungguhan dan bantuan dari berbagi pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIn Syarif Hidayatullah Jakarta..

3. Bapak Dr. Anshori, Lal, MA. Dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Abd. Fattah Wibisono, M.Ag. Dosen penasehat akademik yang selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis hingga akhir perkuliahan.


(7)

5. Seluruh dosen, staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak memberikan pengetahuan selama penulis menjalankan perkuliahan.

6. Seluruh staf perpustakaan utama UIN dan .perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah mempermudah penulis mencari referensi.

7. Seluruh staf MTs. Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan, khususnya Ibu kepala sekolah Dra. Hj. Siti Nurbaiti yang telah membantu dalam memfasilitasi kegiatan ini, dan guru bidang studi al-Qur’an Hadits Bapak Drs.H. Mastari Latif, MA, yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.

8. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang dengan bersusah payah telah mengasuh dan mendidik penulis hingga dapat terus berkuliah serta adik-adik tersayang yang dengan sabar telah membantu dan mendukung keberhasilan belajar penulis.

9. Sahabat-sahabat kelas A angkatan 2006 yang telah banyak memberikan pengalaman kepada penulis tentang makna sebuah kebersamaan.

Akhirnya, penulis panjatkan doa semoga Allah SWT memberikan balasan yang melimpah kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, dan semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca.Amin.

Jakarta, 10 Desember 2010


(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

BAB II : LANDASAN TEORI A. Kompetensi Guru... 11

1. Pengertian Kompetensi Guru ... 11

2. Macam-macam Kompetensi Guru ... 14

B. Bidang Studi Al-Qur’an Hadits di MTs ... 17

1. Pengertian Bidang Studi Al-Qur’an Hadits... 17


(9)

2. Ruang Lingkup Bidang Studi Al-Qur’an Hadits ... 18

3. Fungsi dan Tujuan Bidang Studi Al-Qur’an Hadits ... 18

4. Standar Kompetensi Al-Qur’an Hadits ... 19

5. Standar Kompetensi Guru Al-Qur’an Hadits ... 19

C. Prestasi Belajar Siswa ... 20

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 20

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ... 23

D. Kerangka Berpikir ... 24

E. Pengajuan Hipotesis ... 25

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

B. Variabel Penelitian ... 26

C. Populasi dan Sampel Penelitian... 26

D. Metode Penelitian ... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 29

BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum MTs Miftahul Umam ... 33

1. Letak Geografis ... 33

2. Sejarah Berdirinya ... 33

3. Visi dan Misi ... 34


(10)

4. Struktur Organisasi ... 35

5. Data Guru dan Karyawan ... 36

6. Data Siswa ... 38

7. Fasilitas Pendidikan ... 39

8. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 39

9. Kurikulum dan Sistem Belajar Mengajar ... 40

B. Deskripsi Data ... 40

C. Pengolahan dan Analisis Data ... 57

D. Interpretasi Data ... 65

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 67

B. Saran-saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kisi-kisi Penyusunan Angket ... 29

Tabel 2 Data Keadaan Guru dan Karyawan MTs Miftahul Umam ... 36

Tabel 3 Data Siswa MTs Miftahul Umam ... 38

Tabel 4 Mengkondisikan kesiapan siswa dan kelas ... 41

Tabel 5 Memberikan dorongan semangat kepada siswa ... 42

Tabel 6 Menyampaikan tujuan pembelajaran ... 43

Tabel 7 Memakai berbagai metode pembelajaran ... 44

Tabel 8 Metode yang dipakai sesuai dengan tujuan pembelajaran ... 44

Tabel 9 Menyampaikan pelajaran dengan interaksi yang hangat ... 45

Tabel 10 Memberikan pertanyaan secara merata kepada siswa ... 46

Tabel 11 Memberikan pujian terhadap jawaban siswa ... 47

Tabel 12 Menggunakan media pembelajaran ... 47

Tabel 13 Menyimpulkan materi pelajaran pada akhir pelajaran ... 48

Tabel 14 Memberikan kegiatan tindak lanjut seperti PR ... 49

Tabel 15 Memberikan latihan di kelas ... 49

Tabel 16 Membuat soal evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran ... 50

Tabel 17 Memberikan nilai terhadap tugas-tugas siswa ... 50

Tabel 18 Menguasai materi pelajaran ... 51

Tabel 19 Menghubungkan ilmu lain dan kejadian sehari-hari ... 52

Tabel 20 Menggunakan bahasa yang baik dan benar... 52


(12)

Tabel 21 Menjelaskan materi memakai contoh yang mudah dipahami ... 53

vii Tabel 22 Memberikan teladan yang baik ... 53

Tabel 23 Bertanggung jawab terhadap tugas ... 54

Tabel 24 Disiplin dalam menjalankan tugas ... 55

Tabel 25 Tidak emosional dalam tugas ... 55

Tabel 26 Berhubungan baik dengan siswa ... 56

Tabel 27 Berhubungan baik dengan sesama guru ... 57

Tabel 28 Berhubungan baik dengan kepala sekolah ... 57

Tabel 29 Nilai raport bayangan siswa ... 58

Tabel 30 Skor angket siswa ... 60

Tabel 31 Koefisien korelasi ... 63


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Manusia diciptakan Allah SWT sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya, seperti hewan dan tumbuhan. Kesempurnaan tersebut terletak pada kemampuan akal pikirannya. Oleh karena itu, Allah memerintahkan manusia untuk menuntut ilmu, bukan ilmu agama saja tetapi juga ilmu-ilmu yang lainnya”.1

Untuk mendapatkan ilmu-ilmu tersebut, manusia sebagai makhluk Tuhan yang telah dikaruniai Allah SWT kemampuan-kemampuan dasar yang bersifat rohaniah dan jasmaniah, agar dengannya manusia mampu mempertahankan hidup serta kesejahteraannya. Kemampuan tersebut merupakan modal dasar untuk mengembangkan kehidupannya dalam segala bidang. Adapun usaha untuk mengembangkan kehidupannya adalah dengan pendidikan.


(14)

Pendidikan ialah serangkaian kegiatan interaksi yang bertujuan, antara manusia dewasa dan peserta didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan peserta didik seutuhnya. Dalam arti, supaya dapat mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, agar menjadi manusia dewasa. Potensi di sini ialah potensi fisik, emosi, sosial, sikap, moral, pengetahuan, dan keterampilan.2

Pernyataan tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pada bab II Pasal 3 tentang sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3

Untuk mendukung dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut dibutuhkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga siswa dapat mengembangkan diri di tengah-tengah masyarakat. Kurikulum merupakan seperangkat bahan ajar yang dipersiapakan oleh lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah yang dituangkan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. “Kurikulum sebagai salah satu unsur pendidikan, sebaik dan sehebat apapun, dana yang begitu banyak jumlahnya, program yang relevan serta teknologi yang canggih pun tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas tanpa guru yang berkualitas dan

2

Zahara Idris dan Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Grasindo, 1992), h. 4 3

Undang-undang Republik Indonesia, no. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV Mitama Utama, 2004), h. 7


(15)

profesional”.4 Berkenaan dengan permasalahan tersebut Masan AF mengungkapkan pernyataannya sebagai berikut :

Betapa pun sarana pembelajaran mendukung, jika gurunya tidak profesional, maka kegiatan pembelajaran tidak berjalan dengan efektif dan efisien. Sebaliknya walaupun sarana pembelajaran kurang mendukung, tetapi guru-gurunya profesional dan kreatif, maka kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran diharapkan dapat tercapai .5

Dari pernyatan tersebut menyiratkan bahwa guru merupakan faktor yang paling utama dalam kegiatan pembelajaran, karena guru merupakan penerjemah kurikulum untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. maka guru mesti memiliki kompetensi yang unggul.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka setiap guru dituntut untuk mempunyai kompetensi begitu juga dengan guru PAI. Kompetensi guru PAI dalam merencanakan proses pembelajaran PAI sangat penting dan diperlukan karena merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran PAI yaitu menjadikan anak didik yang berilmu, beriman, bertakwa serta berakhlakul karimah. Keterampilan penguasaan proses belajar dalam PAI ini sangat erat kaitannya dengan dengan tugas dan tanggung jawab guru PAI sebagai pengajar dan pendidik. Hal tersebut sejalan dengan Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 yang terdapat pada pasal 10 ayat 1 tentang

4

Sumarsih Anwar dkk, Kompetensi Guru Madrasah, (Jakarta:BALITBANG Agama Jakarta, 2007), Cet ke-1, h. 107

5

Masan AF, “Hubungan Sikap Guru terhadap Profesi dan Penguasaan Materi Pembelajaran dengan kemampuan Membuat Alat Ukur Tes Prestasi Belajar,”MIMBAR” 23, no.2 (Oktober 2006): h. 235.


(16)

guru dan dosen bahwa setiap guru termasuk guru PAI harus memiliki 4 macam kompetensi guru di antaranya :

a. Kompetensi paedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

b. Kompetensi kepribadian, yaitu guru mempunyai kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

c. Kompetensi profesional, yaitu guru mempunyai kemampuan penguaasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.

d. Kompetensi sosial, yaitu guru mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. 6

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka guru al-Qur’an Hadits yang termasuk guru dari komponen mata pelajaran PAI harus mempunyai keempat kompetensi tersebut yang bisa diandalkan baik dalam kegiatan belajar mengajar maupun di luar kegiatan belajar mengajar. Selain itu juga, guru al-Qur’an Hadits dituntut keprofesionalannya dalam pengajaran bidang studi al-Qur’an Hadits kepada siswa baik itu dari penguasaan materi, pengelolaan kelas maupun penggunaan metode dalam mengajarkannya.

Namun dalam kenyataannya di lapangan, kompetensi guru al-Qur’an hadits masih dipertanyakan. Hal ini berkaitan dengan masih adanya sebagian siswa yang nilai prestasi al-Qur’an Hadits di bawah standar. Mengapa hal ini bisa terjadi? apakah karena guru yang mengajarnya tidak profesional,atau apakah karena guru yang mengelola mata pelajaran al-Qur’an Hadits tersebut banyak yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya, sehingga

6

Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan,


(17)

tidak menguasai dengan baik materi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, atau gurunya kurang disiplin dan bertanggung jawab dalam mengajar atau kurang terjalinnya komunikasi dan interaksi yang baik antara guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran atau adanya faktor lain di luar kompetensi guru, seperti daya serap siswa yang rendah terhadap materi pelajaran. Tentunya keadaan ini sangat mengkhawatirkan, karena setiap guru khususnya guru al-Qur’an Hadits dituntut untuk memiliki kompetensi sebagai tenaga profesional. Seperti dalam dasar bidang kemampuan yang harus dimiliki seorang guru dalam PBM. Di antaranya, kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian. Selain itu juga guru harus memiliki kompetensi sosial yang mantap karena merupakan modal dasar yang sangat penting bagi guru dalam menjalankan tugas dan keguruannnya secara profesional. Oleh karena itu, tidak semua orang bisa menjadi guru, karena seorang guru dituntut untuk dapat memenuhi persyaratan tertentu serta memiliki kompetensi dasar di bidangnya.

Selanjutnya guru al-Qur’an Hadits tidak sekedar hanya mengejar target prestasi belajar al-Qur’an Hadits siswa semata saja, tetapi yang lebih penting dari itu adalah proses dalam mengajarkan al-Qur’an Hadits. Jika proses guru dalam mengajarkan al-Qur’an Hadits baik maka prestasi siswa dalam belajar al-Qur’an Hadits akan meningkat. Oleh karena itu, sekali lagi kompetensi dari guru al-Qur’an Hadits sangat ditekankan sekali dalam hal tersebut.


(18)

Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar siswa, kompetensi guru berperan penting. Proses belajar mengajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para siswa. Guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal.7

Selain faktor guru yang mempengaruhi prestasi belajar, ada faktor-faktor lainnya yang turut mempengaruhinya antara lain dari si siswa itu sendiri, keluarga, lingkungan, media atau metode pembelajaran dan lain-lain sebagainya.

Sebenarnya skripsi yang membahas tentang kompetensi guru ini sudah banyak yang menulis sebelumnya. Contohnya 2 skripsi yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi PAI” dan “Pengaruh Kompetensi Guru Fiqih terhadap Hasil Belajar Murid pada Mata Pelajaran Fiqih” yang masing-masing ditulis oleh Siti Nasifah pada tahun 2008 dan Sayyidina Umar pada tahun 2006. Keduanya menyimpulkan bahwa ada korelasi positif antara kompetensi guru terhadap prestasi/hasil belajar siswa. Namun keduanya dalam penelitian tersebut membahas pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi/hasil belajar siswa hanya ditinjau dari kompetensi profesional saja. Padahal yang dinamakan guru profesional adalah guru yang mempunyai keempat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Kalau kedua penulis sebelumnya hanya meneliti

7

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: Bumi Aksara,2006), Cet Ke-4, h. 36


(19)

kompetensi profesional yang dapat mempengaruhi prestasi/hasil belajar siswa maka dalam skripsi ini saya meneliti apakah keempat kompetensi guru tersebut berhubungan dengan prestasi belajar siswa?

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “HUBUNGAN KOMPETENSI GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM BIDANG STUDI AL-QUR’AN

HADITS”.(Studi Kasus di MTs. Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan).

B. Identifikasi Masalah

Masalah-masalah penelitian yang berkaitan dengan latar belakang masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Masih adanya sebagian guru al-Qur’an Hadits yang kurang berkompeten, dilihat dari keempat kompetensi guru yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial yaitu kurangnya penguasaan materi secara mendalam, kurangnya kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran di kelas, kurangnya disiplin dan tanggung jawab dalam mengajar, dan kurangnya komunikasi dan interaksi yang baik antara guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 2. Guru al-Qur’an Hadits yang tidak profesional akan menyebabkan kegiatan

pembelajaran tidak berjalan secara efektif dan efisien sehingga prestasi belajar siswa rendah.


(20)

3. Guru al-Qur’an Hadits yang tidak profesional tidak dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut tidak semata ditentukan oleh guru, tetapi ada banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain dari siswa itu sendiri, orang tua, keluarga, masyarakat, strategi pembelajaran, media pembelajaran dan lain sebagainya.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang diteliti dibatasi adalah dalam hal hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-Qur’an Hadits. 2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah yang diteliti, maka perumusan masalah yang diteliti yaitu “apakah terdapat hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-Qur’an Hadits”?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-Qur’an Hadits siswa.


(21)

2. Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Sedikit banyaknya dari hasil penelitian ini yaitu dapat memberikan kontribusi dalam bidang ilmu agama islam khususnya bidang studi al-Qur’an Hadits.

b. Bagi guru, yakni dapat mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya.

c. Dapat dijadikan pedoman bagi para pembaca dan pemerhati ilmu al-Qur’an Hadits.

d. Hasil penelitian ini merupakan langkah awal dan dapat ditindak lanjuti dalam penelitian berikutnya.


(22)

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kompetensi Guru

1. Pengertian Kompetensi Guru

Istilah kompetensi merupakan istilah turunan dari bahasa Inggris competence yang berarti kecakapan, kemampuan, dan wewenang. Dalam konteks kependidikan, kompetensi merupakan pengetehuan, sikap-perilaku, dan keterampilan yang tercermin dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir yang dilakukan secara konsisten dan terus- menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten dalam bidang tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seseorang dianggap kompeten jika ia memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang tercermin dalam kebiasaan berpikir dan bertindaknya.8

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “kompetensi berasal dari kata kompeten yang berarti cakap, berkuasa memutuskan (menentukan) sesuatu hal”.9

8

Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, (Yogyakarta : Kanisius, 2007), h.130

9

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1985), h. 518


(23)

Dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “kompetensi adalah kewenangan atau hak untuk menentukan atau memutuskan sesuatu”.10

Sedangkan menurut Peter Salim dalam kamusnya yang berjudul Standard Indonesian-English Dictionary, bahwa kompetensi juga berarti “quality or condition of being legally quakified, eligible, or admissible, yakni kualitas atau keadaan memenuhi syarat atau yang dapat diterima menurut ketentuan hukum”.11

Sementara itu, Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas yang dikutip oleh Kunandar, bahwa “kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya”.12

Kompetensi merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap guru. Jika guru tidak memiliki kompetensi, mustahil ia akan menjalankan tugasnya dengan baik dan optimal. Mengenai kompetensi dalam pandangan islam, meski tidak dijelaskan secara eksplisit dan terperinci tapi ada hadits nabi menyatakan bahwa suatu urusan atau perkara harus diserahkan kepada ahlinya (orang yang berkompeten) sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam Shohih Bukhorinya berikut:

10

J.S. Badudu, Kamus Kata-kata Serapan Asing, (Jakarta: Buku Kompas, 2003), h. 187

11

Peter Salim, Standard Indonesian- English Dictionary, (Jakarta: Modern English Press, 1993), h. 426

12

Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,


(24)

(25)

Di samping itu, guru bukan hanya berprofesi sebagai pengajar saja, tetapi lebih dari itu guru juga berperan sebagai pendidik. Dengan kata lain, guru sebagai pendidik dan pembina generasi muda harus harus menjadi teladan dan ikutan di dalam dan di luar sekolah, serta bertingkah laku sesuai dengan harapan masyarakat dan agama yang dianutnya.

Melihat pendapat para ahli di atas tentang pengertian guru dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang bisa disebut guru oleh orang lain jika ia memiliki keahlian-keahlian khusus yang diperlukan oleh seorang guru dan juga ia tidak hanya sekedar mengajar semata tetapi harus dapat menjadi pendidik yang menjadi teladan di dalam dan di luar sekolah.

Moh. Uzer Usman mengungkapkan “kompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya”.17

Melihat dari beberapa pendapat yang dikemukakan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan atau kewenangan seorang guru di mana dalam melaksanakan segala kewajibannya dituntut kualitasnya sebagai seorang guru, memiliki profesionalitas yang tinggi serta memenuhi persyaratan yang diperlukan sebagai guru yang berkompeten sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

17


(26)

2. Macam-macam Kompetensi Guru

“Kurikulum hanya sebagai alat. Bagaimanapun ideal dan bagusnya suatu kurikulum seperti KBK, tanpa dapat diinplementasikan oleh guru di lapangan, maka kurikulum tersebut hanya sebatas dokumen saja. Oleh karena itulah dalam proses keberhasilan pelaksanaan suatu kurikulum sangat ditentukan oleh kemampuan guru”.18

Moh. Uzer Usman membagi kompetensi kepada 2 (dua) bagian yaitu kompetensi pribadi dan kompetensi profesional.

a. Kompetensi pribadi, Kemampuan pribadi ini meliputi hal-hal sebagai berikut :

1) Mengembangkan kepribadian a) Bertaqwa kepada Tuhan YME

b) Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru

2) Berinteraksi dan berkomunikasi

a) Berinteraksi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional

b) Berinteraksi dengan masyarakat untuk penunaian misi pendidikan 3) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan

a) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar b) Membimbing siswa yang berkelainan dan berbakat khusus 4) Melaksanakan administrasi sekolah

a) Mengenal pengadministrasian sekolah b) Melaksanakan administrasi sekolah

5) Melaksanakan penelitian bersama untuk keperluan sekolah a) Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah

b) Melaksanakan penelitian sederhana

b. Kompetensi profesional, kemampuan profesional ini meliputi hal-hal sebagai berikut :

1) Menguasai landasan (kemampuan) pribadi

a) Mengenal tujuan pendidikan untuk mengenal tujuan nasional b) Mengenal fungsi sekolah dan masyarakat

2) Menguasai bahan pengajaran

a) Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan

18

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, ( Jakarta Prenada Media Group, 2005), Cet Ke-3, h. 141


(27)

menengah

b) Menguasai bahan pengajaran 3) Menyusun program pengajaran

a) Menetapkan tujuan pengajaran

b) Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran

c) Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar d) Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai e) Memilih dan memanfaatkan sumber belajar

4) Melaksanakan program pengajaran a) Mengatur ruang belajar

b) Mengelola interaksi belajar mengajar

5) Menilai hasil belajar mengajar yang telah dilaksanakan a) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran b) Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.19

Guru termasuk jabatan profesi, karena untuk menjadi seorang guru diperlukan keahlian khusus. Pekerjaan sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Banyak syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi guru yang profesional. Berkaitan dengan hal tersebut maka lahirlah Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen mengenai kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam (pasal 10) meliputi 4 macam kompetensi guru di antaranya :

a. Kompetensi paedagogik, yaitu suatu kewajiban bagi seorang guru untuk dapat melaksanakan tugas sebaik-sebaiknya, agar kita ketika mengajar dapat mengetahui perubahan yang terjadi pada tingkah laku anak didik menuju kesempurnaan.

b. Kompetensi profesional, yaitu guru mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya.

c. Kompetensi kepribadian, yaitu guru mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat, dan bidang studi yang dibinanya.

d. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja dan lingkungan sekitar.20

19

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional …h. 16-19

20

Undang-undang Republik Indonesia no. 14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen. (Jakarta: Ciputat Press), 2006, h. 10-11


(28)

Dengan adanya Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen memberikan harapan baru bagi dunia pendidikan khususnya guru untuk meningkatkan kompetensinya dalam rangka menjalankan tugas dan tanggung jawabnya selaku pengajar dan pendidik.

B. Bidang Studi al-Qur’an Hadits di MTs

1. Pengertian Bidang Studi al-Qur’an Hadits

Al-qur’an Hadits merupakan dasar hukum bagi umat islam. Atas dasar hal tersebut, maka dimasukkanlah al-Qur’an Hadits sebagai mata pelajaran komponen PAI di samping Fiqih, Aqidah Akhlak, dan SKI pada sekolah formal yang bercirikan islam seperti di Madrasah Tsanawiyah.

Bidang studi al-Qur’an Hadits menurut Kurikulum Departemen Agama tahun 2004 merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Madrasah Tsanawiyah yang memberikan pendidikan kepada siswa untuk memahami al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran agama islam dan mengamalkan isi kandungannya sebagai petunjuk hidup dalam kehidupan sehari-hari.21

Mata pelajaran al-Qur’an dan Hadits adalah komponen mata pelajaran PAI yang menuntut siswa untuk bisa membaca, menulis, menerjemahkan al-Qur’an Hadits serta memahami isi kandungan yang terdapat dalam al-al-Qur’an Hadits. Tetapi yang lebih penting dari itu ialah siswa dapat menghayati serta mengamalkan apa-apa yang terkandung di dalam al-Qur’an dan Hadits.

Mata pelajaran al-Qur’an Hadits sebagai bagian integral dari pendidikan Islam di Madrasah, secara substansial memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memahami dan mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan yang bersumberkan

21

Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran al-Qur’an Hadits,( Jakarta, 2004) h. 1-2


(29)

Qur’an dan Hadits. Oleh karena itu, mata pelajaran al-Qur’an dan Hadits tidak hanya mengantarkan peserta didik menguasai pengetahuan al-Qur’an dan Hadits, tapi yang terpenting bagaimana peserta didik dapat mengamalkan ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari. Maka implikasinya dalm proses pembelajaran harus menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.22

2. Ruang Lingkup Bidang Studi al-Qur’an Hadits.

Adapun ruang lingkup materi/bahan kajian mata pelajaran al-Qur’an dan Hadits di Madrasah Tsanawiyah meliputi :

a) Ulumul Qur’an, yang secara garis besar membahas tentang tajwid (makharijul huruf), alif lam Syamsiyah dan Qamariyah, hukum bacaan mim sukun, ra’ dan lam, bacaan mad dan diakhiri kajian tentang tentang pengertian al-Qur’an, sejarah turunnya al-Qur’an, dan nama-nama lain dari al-Qur’an.

b) Ulumul Hadits, secara garis besar membahas tentang pengertian dan macam-macam hadits.

c) Kandungan al-Qur’an surat al-Nur ayat 2; al-Baqarah ayat 155-157;168;261;265; al-Mujadalah ayat 11; al-A’raf ayat 31; Luqman ayat 12-15; an-Nisa ayat 36 dan as-Shaf ayat 2-3

d) Kandungan al-Hadits, secara garis besar membahas kandungan dari hadits-hadits tentang ; taqwa dan berakhlak mulia kepada sesama manusia; akhlak kepada tetangga; istiqamah; cinta kepada Allah dan Rasul; dan pemerintah; ilmu dan keutamaan orang berilmu.23

3. Fungsi dan Tujuan Bidang Studi al-Qur’an Hadits.

Bidang studi al-Qur’an Hadits di Madrasah memiliki fungsi sebagai berikut :

a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa dalam meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah dilaksanakan dalam lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya.

b) Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam siswa dalam kehidupan sehari-hari.

c) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal yang negative dari lingkungan atau budaya lain yang dapat membahayakan diri siswa dan

22

Departemen Agama RI, Kurikulum 2004 Pedoman Khusus al-Qur’an Hadits MTs, (Jakarta: Ikhlas Beramal, 2004) h. 2

23


(30)

menghambat perkembangannya menurut manusia Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.

d) Pembiasaan, yaitu menyampaikan pengetahuan, pendidikan dan penanaman nilai-nilai al-Qur’an dan al-Hadits pada siswa sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh kehidupannya.24

Sedangkan tujuan bidang studi al-Qur’an Hadits berdasarkan kurikulum 2004 adalah “agar siswa bergairah membaca al-Qur’an dan Hadits dengan baik dan benar, serta mempelajarinya, memahami dan meyakini kebenarannya, serta mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai dan yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk dan arahan dalam seluruh aspek kehidupannya”.25

Dari beberapa tujuan mata pelajaran al-Qur’an Hadits yang telah digariskan di atas pada intinya meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

4. Standar Kompetensi al-Qur’an dan Hadits

Untuk mata pelajaran al-Qur’an Hadits telah dirumuskan tujuh standar kompetensi sebagai berikut :

1) Melafalkan ayat-ayat al-Qur’an dengan baik dan benar 2) Menerapkan ilmu tajwid dalam bacaan al-Qur’an

3) Mendeskripsikan ilmu al-Qur’an dan ilmu al-Hadits dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari

4) Menuliskan ayat-ayat al-Qur’an dengan baik dan benar 5) Menerjemahkan ayat-ayat al-Qur’an dengan baik dan benar 6) Memahami kandungan ayat-ayat al-Qur’an

24

Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran al-Qur’an Hadits, ( Jakarta, 2004) h. 2-3

25

RI Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah dan Standar KompetensiMata Pelajaran al-Qur’an Hadits, …, h. 3


(31)

7) Menerapkan kandungan ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits dalam kehidupan sehari-hari26

Pengembangan silabus dan sistem penilaian merupakan urutan penyajian bagian-bagian dari silabus dan sistem penilaian suatu mata pelajaran. Silabus dan sistem penilaian disusun berdasarkan prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip tersebut maka silabus dan sistem penilaian al-Qur’an Hadits dinilai dengan identifikasi, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok dan uraian materi pokok, pengalaman belajar, indicator, penilaian yang meliputi jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen, serta alokasi waktu, dan sumber atau bahan atau alat.27

5. Standar Kompetensi Guru al-Qur’an Hadits

Seorang guru dalam menjalankan tugasnya perlu memiliki sejumlah standar kompetensi yang memadai dan unggul. Hal ini mutlak dimiliki oleh setiap guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik profesional, tak terkecuali guru al-Qur’an Hadits. Mengenai standar kompetensi guru al-Qur’an Hadits Missfariyati menjabarkan dengan panjang lebar sebagai berikut dalam blognya:

Dan kualifikasi guru Qur’an hadits adalah guru yang memiliki empat kompetensi sebagai mana guru pada umumnya. seperti yang tersebut diatas, sebagai penjabarannya dalam hal kompetensi profesional maka guru Al-Qur’an Hadits harus menguasai kompetensi materi Qur’an Hadits dari baca tulis al-Qur’an dan Hadits, ilmu tajwid, ulumul Qur’an, ulumul hadits, menerjemahkan dan memahami isi kandungan, menghafalkan dan sampai pada penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu ia harus memiliki kredibilitas moral, dedikasi dalam menjalankan tugas, kematangan jiwa (kedewasaan), dan memiliki ketrampilan teknis mengajar serta mampu membangkitkan etos dan motivasi anak didik dalam belajar dan meraih kesuksesan. Dengan kualifikasi tersebut, diharapkan guru dapat menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar mulai dari perencanaan program pembelajaran, mampu memberikan keteladanan dalam banyak hal,

26

RI Departemen Agama RI, Kurikulum 2004 Pedoman Khusus al-Qur’an Hadits MTs,…h. 4

27


(32)

kemampuan untuk menggerakkan etos anak didik, sampai pada pelaksanaan evaluasi.28

C. Prestasi Belajar Siswa

1. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan dalam mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dalam nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.29

Sedangkan dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing dinyatakan bahwa prestasi adalah “apa yang telah diciptakan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan bekerja”.30

Dari dua pengertian di atas mengenai prestasi, meskipun ada perbedaan dari sisi redaksinya, namun pada intinya tetaplah sama yaitu hasil usaha atau perolehan yang diraih dengan cara bekerja dalam hal ini belajar yang ditunjukkan dengan nilai baik itu berupa angka maupun huruf dan dapat menyenangkan hati.

“Sebagian terbesar dari proses perkembangan berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar yang disadari atau tidak, sederhana atau kompleks, belajar sendiri atau dengan bantuan guru, belajar dari buku atau dari media

28

http://missfariyati.blogspot.com/2010/11/kualifikasi-guru-al-quran-dan-hadits.html

29

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet Ke- 1, h. 700

30


(33)

elektronika, belajar di sekolah di rumah, di lingkungan kerja atau di masyarakat”.31

Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu (yang), terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi itu harus secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak (immediate behaviour) tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential behaviour). Hal lain yang perlu diperhatikan ialah bahwa perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pengalaman.32

“Secara umum, belajar dapat dimaknai dengan suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Dalam perspektif psikologi pendidikan, belajar didefinisikan sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai dari sebuah pengalaman”.33

Dalam bukunya berjudul Psikologi Pendidikan, Alisuf Sabri menyebutkan bahwa “belajar ialah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang ada”.34

Sementara W.S. Winkel dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pengajaran menyebutkan bahwa “belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,

31

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet ke-4, h. 155

32

Irwanto, Psikologi Umum, Jakarta: PT Gramedia, 1996), Cet ke-4, h..105

33

Zurinal Z dan Wahdi Sayuti, IlmuPendidikan: Pengantar & Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet ke-1, h. 75

34

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet Ke-1, h. 60


(34)

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan niai serta sikap”.35

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan aktivitas psikis/mental yang menimbulkan perubahan dalam segala perilaku individu yang relatif menetap yang tidak hanya terjadi pada masa sekarang saja tetapi bisa pada masa mendatang baik melalui latihan ataupun pengalaman.

W.S. Winkell mengemukakan bahwa “prestasi belajar adalah hasil belajar yang diraih seseorang selama dan sesudah ia mengalami proses belajar”.36

Sedangkan yang dimaksud dengan “prestasi belajar di sini adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.37

Kalau penulis simpulkan mengenai prestasi belajar yang telah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh seseorang itu tidak hanya berkutat pada nilai yang berbentuk angka-angka saja akan tetapi lebih dari itu yakni menciptakan perubahan-perubahan perilaku individu ke arah yang lebih baik baik itu selama dan sesudah ia mengikuti proses belajar.

35

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Grasindo, 1999), Cet Ke- 5, h. 53

36

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran,… h. 52

37

Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006), Cet ke- 3, h. 43


(35)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Kegiatan belajar tidak terlepas dari adanya prestasi belajar. Namun sering kali kita melihat dalam realita di lapangan ada siswa yang berprestasi rendah, sedang dan tinggi. Tentunya hal ini terjadi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Alisuf Sabri membagi faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menjadi dua bagian yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor –faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental, sedangkan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa (Internal) adalah berupa faktor fisiologis dan faktor psikologis. Berikut ini adalah masing-masing penjabaran dari kedua faktor tersebut yaitu:

a. Faktor-faktor Lingkungan

Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: faktor lingkungan alam/non sosial dan faktor lingkungan sosial.

Yang termasuk faktor lingkungan non sosial/alami ini ialah seperti: keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, ,malam), tempat letak gedung sekolah dan sebagainya.

Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan represantasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

b. Faktor-Faktor Instrumental

Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

c. Faktor-Faktor Kondisi Internal Siswa

Faktor kondisi siswa ini sebagaimana telah diuraikan di atas ada dua macam yaitu kondisi fisiologis siswa dan kondisi psikologis siswa.

Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran. Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor: minat, bakat, intelegensi, motivasi dan


(36)

kemampuan-kemampuan kognitif seperti : kemampuan-kemampuan persepsi, ingatan, berpikir, dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan appersepsi) yang dimiliki siswa.38

E. Kerangka Berpikir

Keadaan siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar merupakan hal yang lumrah, karena memang (khususnya dalam kelas konvensional) bahwa setiap individu memiliki kemampuan berbeda, sehingga tidak dapat dielakkan ada siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka kompetensi guru sangatlah besar dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang dapat diandalkan, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.

Bidang studi al-Qur’an Hadits adalah salah satu mata pelajaran komponen PAI yang diajarkan di madrasah-madrasah yang menuntut siswanya untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran al-Qur’an Hadits dengan baik dan benar. Tetapi dalam kenyataan di lapangan masih ada sebagian siswa yang nilai prestasinya mengkhawatirkan. Mengapa hal ini bisa terjadi? apakah karena guru yang mengajarnya tidak profesional,atau apakah karena guru yang mengelola mata pelajaran al-Qur’an Hadits tersebut banyak yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya,

38


(37)

sehingga tidak menguasai dengan baik materi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, atau gurunya kurang disiplin dan bertanggung jawab dalam mengajar atau kurang terjalinnya komunikasi dan interaksi yang baik antara guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran atau adanya faktor lain di luar kompetensi guru, seperti daya serap siswa yang rendah terhadap materi pelajaran. Dengan demikian, kompetensi guru agama khususnya guru bidang studi al-Qur’an Hadits sekali lagi sangat ditekankan kompetensinya untuk mengatasi hal tersebut sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa dalam belajar al-Qur’an Hadits.

F. Pengajuan Hipotesis.

Adapun rumusan hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:

(Ha) = Ada korelasi positif antara kompetensi guru agama/guru al-Qur’an Hadits (Variabel x) dengan prestasi belajar siswa (Variabel y).

(Ho) = Tidak ada korelasi positif antara kompetensi guru agama/guru al-Qur’an Hadits (Variabel x) dengan prestasi belajar siswa (Varaibel y).


(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Miftahul Umam yang berlokasi di Jln. RS Fatmawati Gg. H. Kamang Rt 007 Rw. 10. Adapun waktu penelitiannya dari tanggal 30 Oktober sampai 6 November 2010.

B. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel : pertama variabel bebas, dan kedua menggunakan variabel terikat. Variabel bebas di sini yaitu kompetensi guru, sedangkan variabel terikat merupakan prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-Qur’an Hadits.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

“Populasi adalah kesuluruhan subjek penelitian”.39 Populasi dalam penelitian ini berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto yang mengatakan :

39

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), Cet Ke-12, h. 108


(39)

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari: a. Kemampuan peneliti dilihat waktu, tenaga dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang risikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.40

Yang menjadi populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi MTs Miftahul Umam, sedangkan populasi terjangkaunya adalah siswa-siswi MTs Miftahul Umam Jakarta Selatan kelas VIII tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 198. “Sampel adalah sebagian dari populasi”.41 Adapun sampelnya diambil secara acak (random sample), mengingat populasinya lebih dari 100 orang, maka penulis hanya mengambil sampel sebanyak 15 % dari populasi yaitu 30 orang.

D. Metode Penelitian

Dalam pembahasan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis dan metode korelasional yaitu suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menguraikan masalah atau keadaan yang ada di lapangan dan menganalisa data atau informasi yang diperoleh tentang kondisi kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi al-Qur’an Hadits di MTs Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan, kemudian mencari apakah terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut atau tidak.

40

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,…, h. 112

41


(40)

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang akan diperoleh dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain sebagai berikut:

1. Angket

Angket diberikan kepada murid untuk memperoleh informasi mengenai keempat kompetensi yang dimiliki oleh guru. Angket dibuat dengan model Likert yang mempunyai empat kemungkinan jawaban yang berjumlah genap. hal ini dimaksudkan untuk menghindari kecendrungan responden bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai jawaban yang jelas.

Penyusunan angket kompetensi guru mengacu kepada keempat indikator-indikator kompetensi guru yang terdiri dari 25 item dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 1

Kisi-kisi penyusunan angket (Variabel X)

No Indikator Nomor Butir Jumlah

1 Kompetensi Pedagogik 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14 14

2 Kompetensi Profesional 15,16,17,18 4

3 Kompetensi Kepribadian 19,20,21,22 4

4 Kompetensi Sosial 23,24,25 3

25


(41)

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk memperoleh data yang lebih mendalam dan untuk mengkomparasikan data yang diperoleh melalui angket. Wawancara diperoleh dari guru al-Qur’an Hadits dan kepala sekolah.

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi ini bertujuan untuk memperoleh data-data yang tidak dapat dikejar oleh angket maupun interview, melainkan diperoleh dengan data-data tertulis. Penulis mencari data tentang prestasi belajar murid, yaitu dari nilai raport bayangan semester ganjil pada bidang studi al-Qur’an Hadits.

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Teknik analisa data merupakan cara untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi juga oleh orang lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Editing

Dalam pengolahan data yang pertama kali harus dilakukan adalah editing. Ini berarti bahwa semua angket harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan dan kebenaran pengisian angket, sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahan.


(42)

2. Skoring

Setelah melalui tahapan editing, maka selanjutnya penulis memberikan skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket.

Adapun pemberian skor untuk tiap jawaban adalah : Selalu (S) diberi nilai 4

Sering (SS) diberi nilai 3 Kadang-kadang (KK) diberi nilai 2 Tidak Pernah (TP) diberi nilai 1 3. Tabulating

Tabulasi adalah proses perhitungan terhadap data yang sudah diberikan skor menurut jenis data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif, maka teknik yang digunakan adalah analisis statistik, yaitu dengan menggunakan rumus statistik (prosentase) yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil penelitian dengan rumus sebagai berikut:

P = f x 100 % N

P : Prosentase Jawaban

f : frekuensi

N :Number of Cases (banyaknya responden) 4. Pengujian Hipotesis

Selanjutnya adalah penghitungan terhadap hasil skor yang telah ada. Karena penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada korelasi antara keempat kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi


(43)

al-qur’an hadits, maka yang digunakan adah rumus “r” product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

rxy = N XY–(X) (Y)

{N (X²) – (X)²} {N (Y²) – (Y)²}

Keterangan :

rxy = Angka indeks korelasi “r” Product Moment N = Number of cases

X = Jumlah seluruh skor X ∑ Y = Jumlah seluruh skor Y

XY = Jumlah hasil perkalian skor X dan skor Y

Kemudian memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment dengan interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokan perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment.

Selanjutnya untuk menentukan data penelitian ini signifikan/tidak, interpretasi juga menggunakan tabel nilai “r”, dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedom (df) yang rumusnya adalah:

df = N-nr

df : Degrees of freedom


(44)

nr : Banyaknya variabel (Kompetensi guru dan Prestasi belajar al-Qur’an Hadits siswa)

Setelah itu menentukan rxy atau “r” hitung observer (ro) dan “r” tabel (rt). Jika “r” hitung observer (ro) lebih besar daripada “r” tabel (rt), maka hipotesis alternatif (Ha) diterima sedangkan hipotesis nihil (Ho) ditolak dan sebaliknya jika “r” hitung observer (ro) lebih kecil dari “r” tabel (rt), maka hipotesis nihil (Ho) diterima sedangkan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.


(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs Miftahul Umam

1. Letak Geografis

MTs Miftahul Umam merupakan salah satu sekolah yang berada di wilayah Jakarta Selatan yang terletak di Jln.RS. Fatmawati Gg H. Kamang No. 25 Kecamatan Cilandak Pondok Labu.

Sekolah ini memiliki lokasi yang cukup strategis dan akses untuk ke sekolah lebih mudah karena dibangun di tengah-tengah rumah masyarakat dan banyak sarana transportasi angkutan darat yang melewati sekolah MTs Miftahul Umam.

2. Sejarah Berdirinya

MTs. Miftahul Umam berdiri tanggal 1 Februari 1971 atas prakarsa dari tokoh-tokoh masyarakat Pondok Labu seperti KH. Abdullah Mansur, Alm.


(46)

Drs.H.M.Thoyib Mansur, K.H. Abdul Hakim dan H. Syamsudin BA di atas tanah yang diwakafkan oleh Alm. H. Mansur.

Saat ini MTs. Miftahul Umam berkembang menjadi lembaga pendidikan yang banyak melahirkan tokoh-tokoh di masyarakat. Untuk itu MTs. Miftahul Umam selalu berusaha agar siswa-siswinya bukan hanya mendapatkan ilmu umum saja namun juga ilmu agama yang dibutuhkan untuk dirinya dan masyarakat lainnya.

Hingga saat ini MTs. Miftahul Umam terus berusaha mengembangkan sarana dan prasarana demi terciptanya kondisi belajar yang memadai sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal bagi siswa-siswinya.

3. Visi dan Misi

Visi MTs. Miftahul Umam yaitu :Beriman Kuat, berilmu manfaat demi terwujudnya MTs. yang unggul dalam Iptek dan Imtaq.

Misi MTs. Miftahul Umam adalah mewujudkan sistem prmbelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, mendorong dan membantu siswa untuk mengenali dan menggali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal, memberi motivasi dan menumbuhkan semangat penghayatandan pengamalan ajaran Islam, meningkatkan strategi kegiatan belajar (KBM) sehingga diperoleh lulusan terbaik, dan mendorong siswa untuk menguasai Iptek dan Imtaq.


(47)

4. Struktur Organisasi

Dalam suatu lembaga pendidikan pasti terdapat struktur organisasi untuk menunjang kelancaran proses pendidkan yang dikelola orang-orang yang profesional dan tujuan yang searah. Adapun struktur organisasi MTs. Miftahul Umam adalah sebagai berikut :

Guru BP/BK (Hasan Asy’ari, S.Ag)

Ka Mad MTs (Dra.Hj.Siti Nurbaiti) Komite

Madrasah

Bendahara TU

Waka Sarpras (Drs.Subhan) Waka Kurikulum

(Maronih, S.Ag)

Waka Kesiswaan (Yose R. S.Pd)

Siswa/Siswi

Wali Kelas Dewan Guru

Ketua Yayasan (K.H. Abdullah)


(48)

5. Data Guru dan Karyawan

Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar, perlu didukung guru yang memadai sesuai dengan kebutuhan sekolah. Mengenai jumlah guru di MTs. Miftahul Umam dan karyawan semuanya bejumlah 38 orang. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah guru dan karyawan di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Umam dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 2

Keadaan Guru MTs Miftahul Umam tahun ajaran 2010/2011 Menurut pendidikan dan jabatannya

No Nama Pend.Akhir Jabatan/Guru

1 Drs. Hj. Siti Nurbaiti S1 Ka. MTs/MTK

2 Dra. Hj. Mastanah AS S1 Bahasa Arab

3 Drs. H. Marzuki Dasuki S1 PKN

4 H. Fatimah, BA D3 Fiqih

5 Maronih, S.Ag S1 Waka MTs/Bahasa

Arab

6 Drs. H. Mastari Latif, MA S2 Qur’an Hadits

7 Ust. H. Tarmizi MA Aqidah Akhlak

8 Hj. Asmanih, BA D3 Fiqih

9 Dra. Masiti S1 B.Indonesia

10 Drs. Subhan S1 Waka MTs/Aqidah


(49)

12 Dra.Muhibbah Yusuf S1 IPS Sejarah

13 Yose Rusdiana, S.Pd S1 Waka MTs/Bahasa

Indonesia

14 Mu’min, S.Pd S1 TIK

15 Dra. Suprihatini S1 KTK

16 Hasan Asy’ari, S.Ag S1 IPS Geografi

17 Sofiyah, S.Ag S1 SKI,Aqidah

18 M. Nur Kholily, S.Pdi S1 Bahasa Inggris

19 Dra. Arfah S1 PKN

20 Siti Maesaroh, SE S1 IPS Ekonomi

21 Siti Hairoh, S.Ag S1 Qur’an Hadits

22 Siti Maryam, SP S1 IPA Biologi

23 Mukhtar Lutfi S1 KTK

24 Drs. Muryadi S1 Bahasa Inggris

25 Sri Rahayu Lestari, S.Pd S1 Bahasa Indonesia

26 Tuti Aliyah Ustuati, S.Si S1 MTK

27 Wahab Abdi, S.Pd S1 Penjaskes

28 Budi Sabenih MA Penjaskes

29 H. Syukron K, LC S1 Bahasa Arab

30 Hj.Nurun Nabilah, S.Ag S1 Bahasa Arab

31 H. Nashrullah, S.Kom S1 Fisika


(50)

33 Siti Fauzah, S.Pd S1 IPS Geografi

34 Syarif Thoyib, S.Ag S1 TIK

35 Supendi SMEA TU

36 Hilman Farid, S.Pd S1 Staf TU

37 Muhammad Ayub, S.Sos S1 Staf TU

38 Muhammmad SMA Penjaga Sekolah

5. Data Siswa

Jumlah siswa dari tahun ke tahun di MTs Miftahul Umam terus mengalami peningkatan mengingat sangat antusiasnya masyarakat Pondok Labu dan sekitarnya terhadap sekolah ini. Jumlah keseluruhan siswa dan siswi yang ada di MTs Miftahul Umam berjumlah 529 orang dengan 279 laki-laki dan 250 perempuan. Berikut ini data murid MTs Miftahul Umam pada tahun ajaran 2010/2011

Tabel 3

Keadaan murid MTs Miftahul Umam tahun ajaran 2010/20

N0 Kelas

Jumlah Siswa

1 7A 32

2 7B 33

3 7C 34

4 7D 35

5 7E 35

6 8A 40

7 8B 39

8 8C 39


(51)

10 8E 40

11 9A 38

12 9B 32

13 9C 31

14 9D 37

15 9E 24

Total 529

6. Fasilitas Pendidikan

Adapun fasilitas pendidikan yang mendukung proses belajar mengajar di MTs Miftahul Umam antara lain sebagai berikut :

a. Gedung yang permanen

b. Perkantoran : ruang pimpinan, ruang guru, dan TU c. Ruang belajar/kelas

d. Ruang perpustakaan e. Laboratorium komputer f. Laboratorium bahasa g. Ruang OSIS

h. Ruang BP/BK i. Mushalla

j. Koperasi sekolah k. Lapangan olahraga l. WC guru dan WC siswa


(52)

7. Kegiatan Ekstrakurikuler

Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang ada di MTs Miftahul Umam antara lain sebagai berikut :

a. Paskibra b. Pramuka c. Futsal d. Voli e. Marawis

f. KIR

8. Kurikulum dan Sistem Belajar Mengajar

Kurikulum yang digunakan di MTs Miftahul Umam adalah kurikulum yang ditetapkan oleh Departemen Agama dan Departemen Pendidikan Nasional dengan pengembangan sesuai kebutuhan masyarakat melalui muatan lokal. Dengan ini diharapkan siswa dapat mengembangkan diri di tengah-tengah masyarakat.

Adapun mengenai sistem belajar mengajar yang diterapkan adalah sistem klasikal, artinya dalam kegiatan pembelajaran sebagian besar dilakukan di dalam kelas dengan metode pembelajaran yang bervariasi.

B. Deskripsi Data

Penelitian ini meliputi dua variabel, satu variabel bebas yaitu kompetensi guru al-qur’an Hadits (Variabel X) dan satunya lagi variabel


(53)

terikat yaitu prestasi belajar siswa (Variabel Y). Data variabel X adalah hasil kuantitas terhadap jawaban responden dari angket yang disebarkan. Sedangkan data variabel Y adalah data prestasi belajar siswa yang diperoleh masing-masing responden pada rapor bayangan Mid semester ganjil.

Data statistik yang akan dianalisa adalah nilai-nilai dari distribusi frekuensi angket mengenai kompetensi guru al-qur’an Hadits dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa. Berikut ini penulis akan sajikan hasil angket berdasrkan prosentase jawaban.

Tabel 4

Mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan kelas sebelum pelajaran dimulai

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4

Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah

19 9 2 -

63,3 30 6,6 -

Jumlah 30 100 %

Mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan kelas sebelum pelajaran dimulai sangat penting dilakukan oleh guru karena hal tersebut merupakan cara untuk menciptakan kondisi kelas yang kondusif sehingga kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan efektif. Tabel di atas menunjukkan bahwa 63,3% responden menjawab selalu, 30% menjawab sering, dan 6,6% menjawab terkadang. Hal ini


(54)

menunjukkan bahwa kompetensi guru Al-qur’an Hadits bisa dikatakan selalu mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan kelas sebelum pelajaran dimulai.

Tabel 5

Memberikan dorongan semangat kepada siswa pada saat pelajaran akan dimulai

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4

Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah

16 12 2

-

53,3 40 6,6 -

Jumlah 30 100 %

Memberikan dorongan semangat kepada siswa pada saat pelajaran akan dimulai merupakan suatu keharusan yang dilakukan oleh guru karena karena akan membuat siswa termotivasi dan semangat dalam belajar. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 53,3% responden menjawab selalu, 40% responden menjawab sering, dan 6,6% menjawab terkadang.


(55)

Tabel 6

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada saat pelajaran akan dimulai

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4

Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah

8 13

8 1

26,6 43,3%

26,6 3,3

Jumlah 30 100 %

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada saat pelajaran akan dimulai merupakan hal yang penting dilakukan oleh guru karena akan membuat kegiatan belajar mengajar terarah, jelas dan bermakna bagi siswa. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 26,6% responden menjawab selalu, 43,3% menjawab sering, hal ini menandakan bahwa guru masih cukup sering menyampaiakan tujuan pembelajaran pada saat pelajaran akan dimulai. Sementara itu 26,6% responden menjawab terkadang dan 3,3 % menyatakan tidak pernah


(56)

Tabel 7

Memakai berbagai metode dalam menyampaikan pelajaran

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4 Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah 12 7 11 - 40 23,3 36,6 -

Jumlah 30 100 %

Seorang guru harus kaya dengan berbagai metode dalam menyampaikan pelajaran agar dalam mengajar guru tidak terkesan monoton dengan memakai satu metode saja sehingga KBM kurang dinamis. Dari tabel di atas menunjukkan 40% menjawab selalu, 23,3% menjawab sering, dan 36,6% menjawab terkadang.

Tabel 8

Metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4 Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah 23 5 2 - 76,6 16,6 6,6 -


(57)

Guru harus menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran karena hal tersebut akan memudahkan siswa dalam menerima pelajaran. Dari tabel di atas menunjukan bahwa 76,6% responden menjawab selalu, 16,6% menjawab sering, dan 6,6 menjawab terkadang. Ini menandakan bahwa guru tersebut selalu menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan guru al-Qur’an Hadits yang mengatakan untuk memudahkan siswa menyerap materi pelajaran dan meningkatkan prestasi belajar siswa ia memakai metode yang tepat dan sesuai dengan materi ajar yang akan diberikan.

Tabel 9

Menyampaikan pelajaran dengan menampilkan interaksi yang hangat kepada siswa

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4

Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah

13 9 7 1

43,3 30 23,3

3,3

Jumlah 30 100 %

Menampilkan interaksi (hubungan) yang hangat kepada siswa harus dilakukan oleh guru ketika menyampaikan pelajaran. Hal ini penting, karena akan menciptakan suasana yang hangat dan akrab kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari tabel di atas menunjukan 43,3% responden menjawab selalu, 30% menjawab sering, 23,3% menjawab terkadang, dan sisanya 3,3% menjawab tidak pernah.


(58)

Tabel 10

Memberikan pertanyaan secara merata kepada siswa

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4

Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah

6 10 12 2

20 33,3

40 6,6

Jumlah 30 100 %

Memberikan pertanyaan secara merata kepada siswa merupakan hal yang harus dilakukan oleh guru. Dengan cara tersebut seorang guru akan mengetahui sejauh mana kemampuan daya serap murid dalam menerima pelajaran dan juga akan menghilangkan kesan pilih kasih seorang guru terhadap murid. Dari tabel di atas menunjukan bahwa 20% responden menjawab selalu, 33,3% menjawab sering, 40% menjawab terkadang, sedangkan yang menjawab tak pernah sebanyak 6,6%.


(59)

Tabel 11

Memberikan pujian terhadap jawaban siswa

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4 Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah 12 4 13 1 40 13,3 43,3 3,3

Jumlah 30 100 %

Tabel di atas menunjukan 40% responden menjawab selalu, 13,3% menjawab sering, 43,3% menjawab terkadang, dan sisanya 3,3% menjawab tidak pernah. Memberikan pujian terhadap jawaban siswa harus dilakukan karena siswa akan merasa diapresiasi dan dihargai atas prestasi yang dicapainya, yang kemudian siswa akan semakin termotivasi untuk mencapai prestasi.

Tabel 12

Menggunakan media pembelajaran

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4 Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah 2 2 9 17 6,6 6,6 30 56,6


(60)

Penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan dibutuhkan siswa dalam memahami pelajaran. Tabel di atas menunjukkan yang menjawab selalu 6,6%, sering 6,6%, terkadang 30%, dan tidak pernah 56,6%. Hal ini menunjukkan bahwa guru terkadang bahkan tidak pernah menggunakan media dalam mengajar.

Tabel 13

Menyimpulkan materi pelajaran pada akhir pelajaran

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4

Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah

17 4 9 1

56,6 13,3 30 3,3

Jumlah 30 100 %

Menyimpulkan materi pelajaran pada akhir pelajaran harus dilakukan oleh seorang guru dengan cara menyederhanakan bahasa, agar pokok-pokok yang ingin dicapai dapat dipahami oleh siswa. Tabel di atas menunjukkan 56,6 % responden memilih selalu, 13,3 % sering, 30 % terkadang, dan 3,3 % memilih tidak pernah. Dari hal tersebut di atas dapat dikatakan bahwa guru Al-qur’an Hadits selalu menyimpulkan materi pelajaran pada akhir pelajaran


(61)

Tabel 14

Memberikan kegiatan tindak lanjut seperti PR

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4 Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah 5 8 15 2 16,6 26,6 50 6,6

Jumlah 30 100 %

Memberikan kegiatan tindak lanjut di akhir pelajaran seperti PR,meringkas merupakan hal yang penting dilakukan oleh guru, karena dengan cara tersebut guru dapat mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dan membiasakan siswa untuk belajar. Dari tabel di atas menunjukkan 16,6 % memilih selalu, 26,6 % sering, 50 % terkadang, dan 6,6 % tidak pernah.

Tabel 15

Memberikan latihan di kelas

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4 Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah 9 12 9 - 30 40 30 -


(62)

Memberikan latihan di kelas oleh guru merupakan hal yang penting karena dengan hal tersebut guru akan mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima pelajaran. Dari tabel di atas 30 % responden menjawab selalu, 40 % menjawab sering, dan 30 % menjawab terkadang.

Tabel 16

Membuat soal-soal evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4 Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah 24 2 4 - 80 6,6 13,3

Jumlah 30 100 %

Membuat soal-soal evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran akan memudahkan siswa dalam menerjakannya. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 80 % responden menjawab selalu, 6,6 % menjawab sering, dan13,3 % menjawab terkadang.

Tabel 17

Memberikan nilai terhadap tugas yang diberikan

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4 Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah 21 7 2 - 70 23,3 6,6


(63)

Memberikan nilai terhadap tugas yang diberikan kepada siswa merupakan suatu keharusan yang dilakukan oleh guru sehingga dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran. Dari tabel di atas menunjukkan 70 % responden menjawab selalu, 23,3 sering, dan 6,6 % terkadang.

Tabel 18

Menguasai materi pelajaran

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4

Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah

24 4 2 -

80 13,3

6,6

Jumlah 30 100 %

Tabel di atas menunjukkan hampir seluru murid (80%) menyatakan guru Al-qur’an Hadits selalu menguasai materi yang akan dipelajari, 13,3 % sering, dan 6,6 % menjawab terkadang. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru Al-qur’an Hadits menguasai pelajaran setiap kali mengajar.


(64)

Tabel 19

Menghubungkan dengan ilmu pengetahuan lain dan kejadian sehari-hari dalam menjelaskan pelajaran

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4 Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah 9 8 11 2 30 26,6 36,6 6,6

Jumlah 30 100 %

Menghubungkan ilmu pengetahuan lain dan kejadian sehari-hari dalam menjelaskan pelajaran sangat penting karena dengan hal tersebut murid akan merasa materi pelajaran yang dipelajari memiliki nilai manfaat. Dari tabel di atas menunjukkan 30 % responden menjawab selalu, 26,6 % menjawab sering, 36,6 % menjawab terkadang , dan 6,6 % menjawab tidak pernah.

Tabel 20

Menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam menjelaskan materi

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4 Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah 20 9 1 - 66,6 30 3,3 -


(65)

Menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam menjelaskan materi akan menunjukkan keilmuan dan kewibawaan seorang guru dan juga murid akan mudah memahami apa yang dijelaskan oleh guru. Dari tabel di atas menunjukkan 66,6 % responden menjawab selalu, 30 % menjawab sering, dan sisanya 3,3 % terkadang.

Tabel 21

Menjelaskan materi menggunakan contoh yang mudah dimengerti

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4 Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah 18 11 1 - 60 36,6 3,3 -

Jumlah 30 100 %

Menjelaskan materi dengan menggunakan contoh-contoh yang mudah dimengerti siswa akan memudahkan siswa dalam menerima pelajaran. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 60 % responden menjawab selalu, 36,6 % sering, dan 3,3% menjawab terkadang

Tabel 22

Memberikan teladan yang baik

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4 Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah 19 8 3 - 63,3 26,6 10 -


(66)

Memberikan teladan yang baik merupakan sauatu keharusan yang mesti dilakukan oleh guru karena ucapan dan perbuatannya akan menjadi panuatan agi para siswanaya. Dari tabel di atas menunjukkan 63,3 % menjawab selalu, 26,6 % sering, dan 10 % terkadang.

Tabel 23

Bertanggung jawab terhadap tugas

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4

Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah

24 6

- -

63,3 26,6 - -

Jumlah 30 100 %

Bertanggung jawab terhadap tugas mutlak harus dilakukan oleh guru karena guru memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengajar dan mendidik para siswanya. Dari tabel di atas menunjukkan 63,3 % menjawab selalu dan 26,6 % menjawab sering. Dengan demikian menunjukkan bahwa guru al-Qur’an Hadits bertanggung jawab terhadap tugasnya selaku guru. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah yang mengatakan bahwa guru al-Qur’an Hadits di madrasah yang ia pimpin bertanggung jawab terhadap tugasnya.


(67)

Tabel 24

Disiplin dalam menjalankan tugas

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4 Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah 27 3 - - 90 10 - -

Jumlah 30 100 %

Disiplin dalam menjalankan tugas merupakan hal terpenting yang harus dilakukan oleh seorang guru. Dengan disiplin seorang guru akan mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Tabel di atas menunjukkan bahwa 90 % responden menjawab selalu dan 10 % menjawab sering. Ini menujukkan bahwa guru al-Qur’an Hadits disiplin dalam menjalankan tugas. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah yang mengatakan bahwa guru al-Qur’an Hadits di MTs Miftahul Umam disiplin dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik.

Tabel 25

Tidak emosional dalam menjalankan tugas

No Alternatif Jawaban F %

1 2 3 4 Selalu Sering Terkadang Tidak Pernah 1 4 17 8 3,3 13,3 56,6 26,6


(1)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang kompetensi guru al-Qur’an Hadits di MTs. Miftahul Umam dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa yang penulis lakukan dari bulan Oktober-November 2010 dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru al-Qur’an Hadits di MTs. Miftahul Umam berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil data yang penulis olah melalui rumus product moment Karl Pearson yang menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,5078 yang menunjukkan adanya korelasi positif antara kompetensi guru al-Qur’an Hadits dengan prestasi belajar siswa, meskipun hubungan yang positif itu hanya pada tingkat sedang atau cukup saja.

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis mengajukan beberapa saran atau rekomendasi sebagai berikut:


(2)

1. Guru al-Qur’an Hadits dalam menjalankan tugasnya sebagai guru hendaknya tidak hanya mengejar target untuk meningkatkan prestasi belajar dan pengetahuan intelektual siswa semata, tapi yang lebih penting dari kedua hal tersebut yaitu guru harus mampu membimbing dan menjadi teladan yang baik bagi para siswanya agar mereka menjadi individu yang baik dan berakhlak mulia sesuai dengan tuntunan agama.

2. Guru al-Qur’an Hadits di MTs. Miftahul Umam hendaknya senantiasa menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga materi pelajaran yang akan diajarkan dapat bermakna bagi para siswa sehingga mereka dapat termotivasi dan tidak jenuh dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

3. Dalam rangka meningkatkan kompetensinya, guru al-Qur’an Hadits di MTs. Miftahul Umam hendaknya mengikuti kegiatan penataran guru, workshop, seminar ilmiah dan lain sebagainya.

4. Guru al-Qur’an Hadits di MTs. Miftahul Umam hendaknya tidak hanya memiliki kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional saja tetapi juga harus memiliki kompetensi kepribadian dan sosial karena guru profesional adalah guru yang memiliki keempat kompetensi tersebut. Kompetensi tersebut harus diaktualisasikan dalam bentuk aktivitas sehari-hari baik dalam melaksanakan tugas dalam pembelajaran maupun kegiatan masyarakat.

5. Penulis menyadari walaupun penelitian ini telah berhasil menguji adanya pengaruh antara kompetensi guru al-Qur’an Hadits terhadap prestasi belajar


(3)

mempengaruhinya. Banyak faktor lain yang memungkinkan ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain dari siswa itu sendiri, orang tua, keluarga, masyarakat, strategi pembelajaran, media pembelajaran dan faktor-faktor lainnya yang belum diketahui. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

AF, Masan. “Hubungan Sikap Guru terhadap Profesi dan Penguasaan Materi Pembelajaran dengan kemampuan Membuat Alat Ukur Tes Prestasi Belajar.”MIMBAR 23, no.2 (Oktober 2006): h. 235

al-Ju’fi, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah al-Bukhori. Shohih Bukhori. Penerjemah Zainuddin Hamidy, dkk., Jakarta: Wijaya, 1992, Cet Ke-12

Anwar, Sumarsih, dkk. Kompetensi Guru Madrasah.Jakarta:BALITBANG Agama Jakarta, 2007

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002

Badudu.J.S. Kamus Kata-kata Serapan Asing. Jakarta: Buku Kompas, 2003. Daradjat, Zakiah, dkk. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta:

Bumi Aksara, 2002.

Harsanto, Radno. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta : Kanisius, 2007 Idris, Zahara dan Jamal, Lisma. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Grasindo, 1992 Irwanto, dkk. Psikologi Umum Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 1996.

Kunandar. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Grafindo Raja Persada, 2007.


(5)

Putra Daulay, Haidar. Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2004

RI Departemen Agama.Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan. Jakarta, 2006.

RI Departemen Agama. Kurikulum 2004 Pedoman Khusus al-Qur’an Hadits MTs. Jakarta: Ikhlas Beramal, 2004.

RI Departemen Agama. Kurikulum Madrasah Tsanawiyah dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran al-Qur’an Hadits. Jakarta, 2004.

Sabri, Alisuf, M. Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Salim, Peter. Standard Indonesian-English Dictionary. Jakarta: Modern English

Press.1993

Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media Group. 2005

Syaodih Sukmadinata, Nana. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007

Tirtonegoro, Sutratinah. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.

Undang-undang RI, no. 2 tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: CV Mitama Utama, 2004.


(6)

Usman, Uzer, Moch. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.

Winkel, w.s. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo Persada, 1999.

Z, Zurinal dan Sayuti, Wahdi. Ilmu Pendidikan: Pengantar & Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006

http://missfariyati.blogspot.com/2010/11/kualifikasi-guru-al-quran-dan-hadits.html