Pengaruh Metode Resitasi pada Mata Pelajaran PAI terhadap Hasil Belajar Siswa kelas VIII SMP Darussalam Ciputat
DARUSSALAM CIPUTAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd. I)
Oleh
YENI ATIKAH SARI NIM 109011000234
JURUSAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2015
(2)
(3)
(4)
(5)
ABSTRAK
Yeni Atikah Sari (NIM: 109011000234). Pengaruh Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran PAI Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Smp Darussalam Ciputat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran PAI terhadap Hasil Belajar Siswa kelas VIII SMP Darussalam Ciputat. Peneltian ini dilakukan di SMP Darussalam Ciputat pada kelas VIII.5 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.10 sebagai kelas kontrol, dengan jumlah masing-masing siswa tiap kelas yaitu 30 orang. Penelitian ini dimulai tanggal 4 Maret sampai 4 April 2014, dilakukan selama lima kali pertemuan termasuk
pretest dan posttest. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan dengan desain pretest-posttest control group design dan teknik pengambilan sampel purpossive sampling. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda sebanyak 30 soal. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji-t, pada taraf signifikan 0,05 didapat hasil ttabel≤ thitung yaitu
2,00≤3,20 sehingga hipotesis nol )H0) ditolak dan hipotesis alternative (Ha)
diterima. Hal ini menunjukan bahwa metode Resitasi pada mata pelajaran PAI berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa.
(6)
ABSTRACT
Yeni Atikah Sari (NIM: 109 011 000 234). Influence of Recitation Method At PAI Subject toward Grade VIII Student’s Results in Smp Darussalam Ciputat.
This study aims to determine the effect of Recitation Method At PAI
subject toward student’s results in junior highschool class IVVI Darussalam
Ciputat. This research is done in junior highschool Darussalam Ciputat on VIII.5 class as an experimental class and the class VIII.10 as a class control, with the number of students per class is 30 people. This study was initiated on 4 March to 4 April 2014, carried out during five meetings including pretest and posttest. The method used is a quasi-experimental design with pretest-posttest control group design and sampling techniques purpossive sampling. The instrument used is an objective test of 30 multiple-choice questions. Based on the results of data analysis using t-test, the significant level of 0.05 is the result ttabel≤ thitung 2,00≤3,20 that the null hypothesis )H0( is rejected and the alternative hypothesis (Ha) is accepted. This shows that the method of recitation on PAI subject significantly affect student’s learning outcomes.
(7)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Sang Pemilik langit dan bumi beserta isinya serta pemberi nikmat dan karunia yang tiada tara kepada hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran PAI Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Smp Darussalam Ciputat, sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar SarjanaPendidikan Islam (S.Pd.I).
Shalawat serta salam tak luput pula tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sang revolusioner sejati yang telah menuntun umatnya menuju jalan yang penuh keridhoan Allah SWT.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dihadapi, namun berkat bantuan semua pihak baik secara moril maupun materil, Alhamdulillah hambatan-hambatan tersebut mampu terlewati.Oleh karena itu, dalam keempatan ini penulis menyampaikan untaian kata terima kasih yang sangat luar biasa kepada:
Yang terhormat Bapak Prof. DR. Ahmad Thib Raya,MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta beserta seluruhs tafnya.
1. Yang terhormat Bapak Drs. Abdul Majid Khon, MA. Ketua Jurusan Pendidkan Agama Islam yang telah memberi kemudahan dalam setiap kebijakan yang beliau berikan.
2. Yang terhormat Ibu Marhamah Saleh, Lc., MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam yang memberi banyak pengarahan yang bermanfaat bagi penulis.
3. Yang terhormat Bapak M. Sholeh Hasan, Lc.,MA. Dosen pembimbing yang sangat luar biasa, yang telah banyak sekali memberikan bimbingan, pengarahan, wawasan ilmu baru, juga naehat serta waktu yang sangat menyenangkan dalam membimbing penulis.
4. Yang terhormat Bapak Drs. Masan .A.F, MA. pembimbing akademik yang selalu sabar menghadapi semua keluh kesah dan nasehat-nasehat yang berguna bagi penulis.
(8)
5. Yang terhormat Bapak dan Ibu dosen beserta staff adminstrasi yang telah memberikan pengetahuan baik teori maupun praktek yang bermanfaat bagi penulis.
6. Kepala Sekolah SMP Darussalam Ciputat serta segenap guru dan karyawan sekolah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
7. Yang terhormat dan tercinta Ayahanda Sukardi dan Ibunda Jumlati, yang telah memberikan semua kasih sayangnya, memberikan pelajaran hidup yang berharga, menuangkan segala norma hidup baik secara hukum maupun Islam, menaburkan pengorbanan jerih payah demi keberhasilan dan kebahagiaan penulis, sehingga dengan untaian doa disetiap sujudnya juga hentakan motivasinya memberikan kobaran semangat dalam menyelesaikan tugas skripsi ini.
8. Kepada seluruh keluarga penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas semua doa dan dukungannya selama penyusunan skripsi ini. 9. Sahabat-sahabat Ikatan Mahasiswa Tegal (IMT) Ciputat. M.Z. Dhofier, S. Pd.
Fatkhul Muin, Kamal Fuadi, S.Pd. Zaenal Muttaqin, M. Aqib Malik, M S. Rizqi, Abdul Latif, Ikbal Kaukabuddin, Nur Arifiyani, Ikvi Mubarakah,
Mutiara Lu’lu,TatuMulyanah, Aenul Yaqin, Nur Rosdiana dan Ahmad Kosay.
Karena kalianlah penulis merasa berada dalam satu keluarga selama di Ciputat.
10.Kepada seluruh teman seperjuangan di PAI angkatan 2009 khususnya kelas F, yang tidak bisa penulis sebut satu persatu. Terimakasih telah memberikan kenangan yang indah saat berada di bangku perkuliahan juga semangat dan motivasi dalam merubah diri penulis menjadi lebih baik lagi.
11.Rekan-rekan guru dan karyawan Rumah Belajar Miranda Resident, yang
Alhamdulillah dengan segala dukungan dan motivasi yang diberikan penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Serta hadiah terima kasih penulis kepada semua teman dan semua orang yang dikenal oleh penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Mudah-mudahan bantuan, bimbingan, semangat dan doa yang telah diberikan menjadi
(9)
pintu datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT. didunia dan di akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya. Amin.
Jakarta, 10 April 2015 Penulis
(10)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KARYA SENDIRI PENGESAHAN PEMBIMBING PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. IdentifikasiMasalah ... 4
C. PembatasanMasalah ... 4
D. PerumusanMasalah ... 5
E. TujuandanManfaatPenelitian ... 5
BAB II KERANGKA TEORI A. LandasanTeoritis 1. HakikatMetodePembelajaran a. PengertianMetode ... 6
b. Macam-macamMetodePembelajaran ... 6
2. HakikatMetodePembelajaranResitasi a. PengertianMetodeResitasi ... 8
b. DasarPertimbanganPenggunaanMetodeResitasi ... 9
c. TujuanMetodeResitasi ... 10
d. Langkah-langkahMetodeResitasi ... 11
e. KelebihanMetodeResitasi ... 12
f. KelemahanMetodeResitasi ... 12
g. Cara MengurangiKelemahanMetodeResitasi ... 13
3. Hasil Belajar a. PengertianBelajar... 14
(11)
b. PengertianHasilBelajar ... 15
c. Faktor-faktor yang MempengaruhiHasilBelajar ... 09
4. Pendidikan Agama Islam a. PengertianPendidikanAgama Islam ... 21
b. FungsiPendidikan Agama Islam ... 26
c. TujuanPendidikan Agama Islam ... 27
d. RuangLingkupPendidikan Agama Islam ... 29
B. HasilPenelitian yang Relevan ... 30
C. KerangkaKonseptual ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 33
B. MetodePenelitian... 33
C. DesainPenelitian ... 33
D. PopulasidanSampel ... 34
E. Variabel Penelitian ... 35
F. TekhnikPengumpulan Data ... 35
G. InstrumenPenelitian... 35
H. TekhnikAnalisis Data ... 44
I. HipotesisStatistik... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Hasil Pretest KelasEksperimendanKontrol ... 50
2. HasilPostestKelasEksperimendanKontrol ... 51
3. Rekapitulasihasil Pretest danPostest ... 53
4. HasilAnalisis Data ... 57
(12)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 62 B. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA ... 64
(13)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 34
Tabel 3.2 Interprestasi Validitas ... 37
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ... 37
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes ... 38
Tabel 3.5 Interprestasi Reliabilitas ... 40
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ... 40
Tabel 3.7 Interprestasi Daya Pembeda ... 42
Tabel 3.8 Hasil Analisis Daya Pembeda ... 42
Tabel 3.9 Interprestasi Tingkat Kesukaran ... 44
Tabel 3.10 HasilAnalisis Tingkat KesukaranButirSoal ... 44
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Prettest Kelas Kontrol dan Ekperimen ... 50
Tabel 4.2 Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen .51 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi hasil posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 52
Tabel 4.4 Pemusatan dan Penyebaran Data Postest Kelompok Eksperimen dan Kontol ... 53
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 53
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol 58 Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 59
(14)
DAFTAR GAMBAR
Gambar4.1 Diagram Persentase Data Pretest Berdasarkan Jenjang Kognitif ... 54 Gambar4.2 Diagram Persentase Data Postest Berdasarkan Jenjang Kognitif... 55 Gambar4.3 Diagram Persentase Pretest dan Postest Berdasarkan Aspek Kognitif
(15)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Uji Referensi
Lampiran 2 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Izin Permohonan Penelitian di SMP Darussalam
Lampiran 4 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian di SMP Darussalam Ciputat
(16)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan unsur terpenting penentu keberhasilan pembangunan nasional. Faktor yang memepengaruhi perkembangan pendidikan dalam pembagunan nasional antara lain tujuan pendidikan, guru, siswa, materi pendidikan, metode pendidikan, alat pendidikan dan lingkungan. Tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan semua potensi, kecakapan, serta semua karakteristik pribadi peserta didik ke arah yang positif sehingga dapat menjadi insan yang bertakwa dan berguna bagi bangsa. Guru memiliki tanggung jawab untuk membimbing peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut.
Tujuan pendidikan itu tercantum di UU RI No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 yang berbunyi:1
Sistem Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam memenuhi tujuan pendidikan tersebut maka diselenggarakan rangkaian pendidikan. Salah satunya adalah pendidikan formal di sekolah. Di sekolah inilah terjadi proses pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa secara langsung guna menggali dan mengembangkan potensi-potensi yang ada pada siswa. Proses pembelajaran adalah salah satu langkah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Dalam hal ini, guru dan siswa mempunyai pengaruh yang sangat penting.
1Depag R.I., UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2012, (http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/perundangan/2006/09/04/20-ttg-sisdiknas.pdf)
(17)
Pembelajaran yang baik adalah guru tidak selalu memposisikan dirinya sebagai subjek yang mendominasi proses pembelajaran dan tidak menjadikan siswa hanya sebagai objek. Tetapi, guru harus mampu menciptakan suasana yang kondusif, edeukatif dan inofatif dalam belajar serta mampu membimbing siswa sehingga terjadi perubahan positif tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotor pada siswa.2
Metode yang digunakan guru juga berpengaruh dalam meningkatkan motivasi dan tercapainya kenyamanan siswa dalam belajar. Penggunaan metode sangat erat hubungannya dengan kemampuan guru untuk mengorganisir, memilih dan meningkatkan seluruh program kegiatan belajar mengajar.3Metode pembelajaran yang melibatkan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang akan dibahas. Sehingga, siswa akan menjadi lebih mudah memahami materi pembelajaran. Selain itu pemilihan metode yang tepat juga sangat mempengaruhi kondisi psikologis siswa ketika berada di dalammaupun di luarkelas selama proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di SMP Darussalam, pembelajaran PAI di kelas masih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Metode yang digunakan juga kurang variatif (monoton). Dalam mentransfer informasi, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan kurang melibatkan siswa. Tidak adanya kontrol dan pertanggungjawaban dari setiap tugas yang diberikan. Sehingga dalam proses pembelajaran berlangsung, siswa hanya mendengar dan mencatat materi yang disampaikan. Potensi pada siswa kurang berkembang dengan baik, jika siswa tidak diberi kesempatan untuk mengeksplor apa yang ada dalam dirinya. Selain itu, materi PAI merupakan materi yang bersifat bacaan dan hafalan, sehingga guru harus bisa mengemas materi dengan baik dan disampaikan dengan cara yang menyenangkan. Apabila materi yang disampaikan
2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2010) cet. Ke 15, h. 251
3Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001) cet. Ke-3, h. 109
(18)
hanya menggunakan metode yang monoton, akibatnya siswa akan malas belajar dan hasil belajar akan menjadi rendah.
H. M Arifin mengatakan bahwa Pembelajaran PAI pada hakikatnya mencakup segala aspek kehidupan manusia didunia, dimana manusia mampu memanfaatkan sebagai tempat menanam benih amaliah yang buahnya akan dipetik diakhirat nanti, maka pembentukan nilai dan amaliah islamiyah dalam pribadi manusia baru akan tercapai dengan efektif bila mana dilakukan dengan proses kependidikan yang berjalan diatas kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidikan. 4 Jadi dalam pembelajaran, seorang guru harus memiliki kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan yang luas tentang pendidikan sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal.
Salah satu metode yang bisa membuat anak menjadi aktif dalam pembelajaran adalah metode resitasi. Dimana peserta didik dapat menggali informasi dan mengembangkan serta mengaplikasikan pengetahuan yang ada secara mandiri melalui latihan dan pelaksanaan tugas yang diberikan guru. Metode resitasi adalah sebuah metode dimana peserta didik diberi tugas untuk menyelesaikan tugas yang ada dengan cara belajar (mencari informasi, membaca, menghafal dan menganalisis) baik di sekolah maupun di luar sekolah. Metode resitasi dapat menanamkan rasa tanggung jawab pada diri peserta didik, karena tugas tidak hanya cukup dikerjakan, akan tetapi harus dipertanggung jawabkan kepada guru dan pihak lainnya, tergantung bentuk resitasi apa yang diberikan.
Metode resitasi biasanya diberikan dalam bentuk tes tertulis dan non tertulis. Dalam bentuk tertulis, peserta didik diberi soal-soal sesuai materi dan indikator yang akan dicapai. Dan dalam bentuk non tes berupa tanya jawab secara langsung mengenai soal-soal yang sudah dijawab yang merupakan pertanggunajawaban peserta didik terhadap soal tersebut. Dalam pelaksanaannya, metode resitasi ini mengandung salah satu prinsip terpeting dalam pendidikan yaitu ulangan dan
(19)
latihan. Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan.5 Menurut DR. Ramayulis, pengajaran memerlukan banyak mengulang, pengulangan bahan yang telah dipelajari akan memperkuat hasil pelajaran.6
Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Metode Resitasi Pada Mata Pelajaran PAI Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Smp Darussalam Ciputat”.
B. IdentifikasiMasalah
Berdasarkan latarbelakang di atas, penulis mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Penggunaan metode pembelajaran yang masih monoton.
2. Sebagian guru PAI masih kurang memahami tentang metode resitasi 3. Siswa kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
4. Materi PAI lebih banyak bersifat hafalan. 5. Hasil belajar siswa rendah.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus dan tidak berkembang terlalu jauh, maka penulis membatasi masalah hanya pada penggunaan metode resitasi dan hasil belajar. D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode Resitasi
pada mata pelajaran PAI terhadap hasil belajar siswa Kelas VIII Smp Darussalam Ciputat”.
5 Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007) cet ke-4, h. 54 6Ramayulis, op.cit, h. 95
(20)
E. Tujuan dan manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode Resitasi terhadap hasil belajar siswa. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi kepada guru tentang bagaimana penggunaan metode Resitasi yang tepatuntuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran.
2. Memberikan informasi pada tentang pengaruh guru penggunaan metode Resitasi terhadap hasil belajar siswa PAI.
(21)
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Landasan Teoritis
1. Hakikat Metode Pembelajaran a. Pengertian Metode
“Metode dari segi bahasa berasal dari dua kata, yaitu meta dan hodos. Meta
berarti melalui dan hodos adalah jalan atau cara. Dengan demikian metode berarti
cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan”1
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode, mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.2
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara untuk mencapai tujuan yang akan dikehendaki sesuai dengan yang diharapkan.
b. Macam-macam Metode Pembelajaran
Menurut Basyiruddin Usman, dalam bukunya Metode Pembelajaran Agama Islam ada beberapa metode pembelajaran diantaranya yaitu:3
1) Metode ceramah adalah teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim dipakai oleh guru di sekolah.
2) Metode tanya jawab ialah penyamapaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaannya.
1 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), cet. 1, h .91 2Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 46
3 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 33
(22)
3) Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif.
4) Metode resitasi (pemberian tugas belajar) disebut metode pekerjaan rumah, karena siswa diberi tugas-tugas khusus di luar jam pelajaran. Sebenarnya penekanan metode ini terletak pada jam pelajaran berlangsung di mana siswa disuruh untuk mencari informasi atau fakta-fakta berupa data yang dapat ditemukan dilaboratorium, perpustakaan, pusat sumber belajar, dan sebagainya.
5) Metode demonstrasi dan eksperimen adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu.
6) Metode kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik merupakan suatu kesatuan yang dapat dikelompokkan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu dengan system gotong royong.
7) Metode Sosiodrama dan Bermain merupakan teknik mengajar yang banyak kaitannya dengan pendemonstrasian kejadian-kejadian yang bersifat sosial.
8) Metode karyawisata adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan mengajak para siswa keluar kelas untuk mengunjungi suatu peristiwa atau tempat yang ada kaitannya dengan pokok bahasan.
9) Metode driil (latihan) dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan disiap siagakan.
10)Metode system regu (tiem teaching) merupakan gagasan baru yang berkembang sebagai salah satu inovasi metode mengajar dan juga dikenal dengan team teaching.
2. Metode Pembelajaran Resitasi a. PengertianMetode Resitasi
Pemberian tugas (resitasi) berasal dari bahasa inggris to cite yang artinya mengutip (re: kembali) yaitu siswa mengutip atau mengambil sendiri bagian-bagian pelajaran itu dari buku-buku tertentu, lalu belajar sendiri dan berlatih hingga sampai siap sebagaimana semestinya. Menurut Ramayulis, yang dimaksud metode resitasi (penugasan) adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan
(23)
tugas-tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut di periksa oleh guru dan murid mempertanggung jawabkannya.4
Metode resitasi disebut juga metode penugasan. Penugasan tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas. Tugas yang diberikan dapat dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan tempat lainnya. Metode penugasan merangsang anak aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok. Oleh karena itu tugas dapat diberikan secara individual atau dapat pula secara kelompok.
Menurut Djamarah, metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu kepada siswa agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas yang dilaksanakan siswa oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa atau dimana saja asalkan tugas itu dapat dikerjakan.5
Nana Syaodih menegaskan bahwa metode resitasi dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada siswa melakukan tugas atau kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran seperti mengerjakan soal-soal, mengumpulkan kliping dan sebagainya. Metode ini dapat dilakukan dalam bentuk tugas atau kegiatan individualmaupun kerja kelompok yang merupakan unsur penting dalam pendekatan pemecahan masalah atau problem solving.6
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode resitasi merupakan suatu metode yang memiliki tiga istilah penting, yaitu tugas, belajar dan pengulangan. Tugas merupakan sarana untuk siswa belajar dan memecahkan maslah secara mandiri dan dalam proses belajar tersebut terjadilah suatu pengulangan yang akan memperkuat daya ingat siswa. Tugas diberikan kepada siswa secara struktur berdasarkan indikator yang akan dicapai sebagai bahan pembelajaran dan harus dipertanggungjawabkan. Tugas yang diberikan berupa tugas individu maupun
4 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001) cet. Ke-3, h. 163
5 Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Setrategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 85
(24)
kelompok melalui latihan, memecahkan masalah, menggali dan manganalisis informasi yang terjadi di sekitar siswa secara mandiri.
b. Dasar Pertimbangan Pengguanaan Metode Resitasi (Tugas)
Metode pemberian tugas merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada pemberian tugas oleh guru kepada anak didik untuk menyelesaikan sejumlah kecakapan, keterampilan tertentu.Selanjutnya hasil dari menyelesaikan tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru.
1) Mengaktifkan siswa baik secara individu maupun kelompok. 2) Pemantapan pengetahuan siswa dengan melakukan suatu tugas.
3) Mendorong siswa belajar mandiri baik membaca, menulis dan mengerjakan soal dan sebagainya.
4) Adanya kesenjangan antara waktu yang tersedia dengan materi pelajaran yang terlalu banyak.7
c. Tujuan Metode Resitasi
Pemberian tugas belajar dan resitasi mempunyai tujuan utama:
1) Memperdalam pengertian siswa terhadap pelajaran yang telah diterima. 2) Melatih siswa kearah belajar mandiri.
3) Siswa dapat membagi waktu secara teratur.
4) Agar siswa dapat memanfaatkanwaktu terluang untuk menyelesaikan tugas. 5) Melatih siswa untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk
menyelesaikan tugas.
6) Memperkaya pengalaman-pengalaman di sekolah melalui kegiatan-kegiatan di luar kelas.
Sedangkan tujuan diterapkannya metode pemberian tugas menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya adalah:
a) Semua pengetahuan yang telah diterima anak didik lebih mantap. b) Mengaktifkan dan memandirikan anak didik.
(25)
c) Agar anak didik rajin belajar.8
Selain itu, pemberian tugas merupakan salah satu bentuk motivasi yang bertujauan mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan. Seperti yang diterangkan oleh Syaeful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
“ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan untuk mempertahankan
minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan, yaitu memberi angka, hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, mengetahui hasil, dan hukuman”.9
d. Langkah-langkah Metode Resitasi Ada tiga fase dalam metode resitasi: 1) Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a) Tujuan yang akan dicapai
b) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
c) Sesuai dengan kemampuan siswa.
d) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa e) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut 2) Fase Pelaksanaan Tugas
a) Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru b) Diberikan dorongan sehingga anak mau belajar
c) Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain d) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang diperoleh dengan baik dan
sistematik
8 Abu Ahmdi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet.II, h.61
(26)
Dalam melaksanakan tugas (belajar), cara siswa belajar akan terlaksana dengan baik apabila dia belajar sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
3) Fase Mempertanggungjawabkan Tugas
Siswa mempertanggung jawabkan hasil pekerjaannya (resitasinya). Resitasi itu juga akan wajar apabila sesuai dengan tujuan pembelajaran.10
e. Kelebihan Metode Resitasi
1) Anak-anak belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan.
2) Dapat mempertebal tanggung jawab. Karena hasil-hasil yang dikerjakan dipertanggungjawabkan dihadapan guru.
3) Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain.
4) Mendorong anak-anak supaya suka berlomba-lomba untuk mencapai sukses. 5) Hasil pelajaran akan bertahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat
anak-anak
6) Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktifan dan kecakapan siswa.
7) Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam-jam pelajaran sekolah.
f. Kelemahan Metode Resitasi
1) Siswa yang terlalu bodoh sukar sekali belajar
2) Kemungkinan tugas yang diberikan dikerjakan oleh orang lain
10Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001) cet. Ke-3, h. 165
(27)
3) Kadang-kadang siswa menyalin atau meniru pekerjaan temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada.
4) Kadang-kadang pembahasannya kurang sempurna
5) Bila tugas terlalu serimg dilakukan oleh murid akan menyebabkan terganggunya kesehatan siswa dan menyebabkan siswa asal dalam mengerjakannya.
6) Mencari tugas yang sesuai dengan kemampuan setiap individu sulit, jalan pengajaran lambat dan memakan waktu yang lama.
7) Kalau siswa terlalu banyak, kadang-kadang guru tidak sanggup memeriksa tugas-tugas siswa tersebut.
g. Cara Mengurangi Kelemahan Metode Resitasi
1) Sesuaikan tugas-tugas yang diberikan dengan kemampuan siswa 2) Adakan pengontrolan terhadap tugas yang diberikan
3) Tugas diberikan secara berkala
Metode resitasi dalam proses belajar mengajar dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama, tugas yang diberikan guru dapat diselesaikan siswa di kelas. Artinya tugas yang diberikan guru dikerjakan langsung oleh siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Tugas-tugas itu berupa soal-soal latihan, membaca buku paket, membuat rangkuman dan lain-lain.
Kedua, tugas yang diberikan guru dapat dikerjakan oleh siswa diluar kelas, di luar jadwal belajar mengajar yang telah ditentukan. Akan tetapi merupakan kelanjutan dari proses belajar mengajar di kelas. Tugas-tugas yang diberikan berupa membuat makalah, kliping atau yang lainnya.
Metode resitasi ini dalam pelaksanaannya memiliki beberapa kelebihan disamping juga mempunyai kelemahan. Adapun kelebihan metode resitasi (pemberian tugas) diantaranya adalah metode ini merupakan aplikasi pengajaran modern disebut juga azas aktifitas dalam mengajar yaitu guru mengajar harus
(28)
merangsang siswa agar melakukan berbagai aktivitas sehubungan dengan apa yang dipelajari, sehingga:
a) Dapat memupuk rasa percaya diri
b) Dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari, mengolah menginformasikan dan mengkomunikasikan sendiri.
c) Dapat mendorong belajar, sehingga tidak cepat bosan. d) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa. e) Dapat mengembangkan kreativitas siswa.
f) Dapat mengembangkan pola berfikir dan ketrampilan anak.11
Penggunaan metode resitasi (pemberian tugas) bagi siswa bertujuan menumbuhkan proses pembelajaran siswa aktif dan kreatif serta memupuk kemandirian siswa dalam proses pembelajaran. Manfaat metode resitasi (pemberian tugas) yang digunakan dengan tepat dan terencana adalah untuk:
a) Menumbuhkan kebiasaan belajar mengajar mandiri dalam lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri.
b) Melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekolah, rumah maupun masyarakat.
c) Menumbuhkan suasana pembelajaran yang menggairahkan.12
Mengacu pada pendapat yang telah diuraikan di atas, jelaslah bahwa resitasi (pemberian tugas) kepada siswa dapat mengaktifkan serta melatih daya ingatnya sehingga tujuan pembelajaran dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Dengan menggunakan metode resitasi (pemberian tugas) kepada siswa, maka hambatan-hambatan yang sering dijumpai dalam proses pembelajaran di kelas dapat kita kurangi.
11http://www.estiprastikaningsih.wordpress.com/2013/01/018 diakses tanggal 25 April 2014 12http://lenterakecil.com/metode-penugasan/ diakses tanggal 25 April 2014.
(29)
3. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar
Menurut Cronbach sebagaimana yang dikutip oleh Dalyono, belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku individu sebagai hasil dari pengalamannya.13 Menurut Hintzman sebagaimana yang dikutip oleh Muhibbin Syah, belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang terjadi dalam diri yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku.14 Hilgard dan Bower sebagaimana yang dikutip oleh Dalyono menegaskan bahwa, belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang.15
Menurut Morgan sebagaimana yang dikutip M. Ngalim Purwanto, belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.16 Lebih lanjut Dengeng sebagaimana yang dikutip Yatim Riyanto menyatakan bahwa belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki.17Sebagai makhluk ciptaan Allah yang berakal, manusia di mana saja berada tentu melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar itu memberi manfaat bagi individu dan juga masyarakat untuk menempatkan diri sebagai makhluk yang berbudaya. Dengan belajar seseorang mampu mengubah perilaku, kebiasaan, sikap dan menambah pengetahuan serta mengembangkan ketrampilan. Perubahan itu diperoleh dengan melalui usaha, menetap dan dalam waktu yang lama dan merupakan hasil dari pengalaman. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri dan ada yang pula dari luar dirinya.
13Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007) cet ke-4, h. 212 14 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 61 15 Dalyono, op. cit, h. 211
16 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya, 1985), h. 80-81 17 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 5
(30)
Selanjutnya belajar merupakan kegiatan yang membawa manusia pada perkembangan manusia seutuhnya, meliputi perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik. Berdasarkan pendapat tentang belajar, penulis mengambil kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu usaha peserta didik dalam membangun pemahaman yang melibatkan proses kognitif sehingga terjadi perubahan dalam berfikir, berbuat dan mampu berinteraksi dengan lancar sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
b. Pengertian Hasil Belajar
Belajar menghasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, informasi dan nilai. Hasil belajar merupakan realisasi dan kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang,18 artinya hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajarsesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ada.
Hasil belajar didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.19 Sementara Agus Suprijojo mengemukakan bahwa yang dimaksud hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan-ketrampilan.20Jadi berdasarkan beberapa pengertian di atas hasil belajar adalah perilaku berupa pengetahuan, sikap, ketrampilan,informasi baru yang diperoleh siswa setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan dalam kondisi pembelajran.
Hasil belajar lebih dikenal dengan taksonomi bloom dengan cara mengklasifikasikan hal-hal yang kompleks, maksudnya mengklasifikasikan secara
18Muhibbin Syah, op cit., h. 103
19Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengeajar, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. Ke-13, h. 22
20 Agus Suprijojo, Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.5
(31)
sederhana ke tingkat yang kompleks. Dalam hal ini tujuan belajar dibagi menjadi beberapa tiga ranah:21
1) Cognitive domain (ranah kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis
(menguraikan, menemukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), evalution (menilai).
2) Affective domain (ranah afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan
receiving (sikap menerima), responding (sikap menerima), valuing (menilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi).
3) Pshicomotor domain (ranah psikomotorik), berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek ketrampilan motorik.
Menurut Gagne sebagaimana yang dikutip oleh Agus Suprijoyo ada lima macam hasil belajar, tiga diantaranya bersifat kognitif, satu bersifat afektif dan satu lagi bersifat psikomotorik. Hasil belajar tersebut adalah:22
1) Informasi Verbal
Kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan kemampuan merespon secara spesifik terhadap ragsangan spesifik.
2) Keterampilan Intelektual
Kemampuan mempresentasikan konsep dan lambing. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengatagorisasi, kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep ataupun prinsip-prinsip keilmuan.
21 Agus Suprijojo, Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.6-7
(32)
3) Strategi Kognitif
Kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitif sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dana kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Ketrampilan Motorik
Kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme garak jasmani.
5) Sikap
Kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan mengenternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Dalam penelitian ini, peneliti mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitf pada taksonomi bloom yang sudah direvisi, yaitu:23
1) Mengingat (Remember)
Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang dibutuhkan ini boleh jadi pengetahuan factual, konseptual, procedural, atau metakognitif, atau kombinasi dari beberapa pengetahuan.Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna guna menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas-tugas yang lebih kompleks.
2) Memahami (Understending)
Siswa dikatakan memahami jika mereka dapat mengkontruksikan makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Siswa memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan mereka. Lebih tepatnya
23 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen, Agung Prihantoro (Terjemahan), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 99-133
(33)
pengetahuan yang baru masuk dipadukan dengan skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang telah ada.
3) Mengapliksikan (Apply)
Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan proses-proses tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif, yakni mengeksekusi dan mengimplementasikan.
4) Menganalisis (Analize)
Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis ini meliputi proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasikan, dan menstribusikan. Walaupun belajar menganalisis di anggap sebagai tujuan itu sendiri, sangat beralasan untuk secara edukatif memandang analisi sebagai perliasan dari memahami atau sebagai pembuka untuk mengevaluasi dan mencipta.
5) Mengevaluasi (Evaluate)
Mengaevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan criteria dan standar.Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektifitas, efesiensi dan konsentrasi. Ketegori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa (keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria internal) dan mengkritik (keputusan-keputusan yang diambil berdasar kan criteria eksternal).
6) Mencipta(Create)
Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan dalam mencipta, meminta siswa membuat produk baru dengan mengorganisasi sejumlah elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Proses mencipta dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu merumuskan, merencanakan dan memproduksi.
(34)
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut:24
1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsic pada diri siswa.
2) Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya. 3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya.
4) Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif).
5) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai, mengendalikan dirinya terutama dalam menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:25 1) Kematangan/pertumbuhan
Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika tahap pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah matang untuk itu.
2) Kecerdasan/Intelegensi
Disamping kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik ditentukan atau dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya.
3) Latihan dan ulangan
Seringkali mengulang sesuatu, maka cakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam.Karena latihan, karena seringkali mengalami sesuatu, seseorang dapat timbul minatnya kepada sesuatu.
4) Motivasi
Motif merupakan pendorong bagi sesuatu organisme untuk melakukan sesuatu.Motif intrinsik dapat mendorong seseorang sehingga akhirnyaseseorang itu
24 Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengeajar, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2009),h. 56-57
(35)
menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tak mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu, jika tidak mengetahui betapa pentingnya hasil yang akan dicapai.
5) Sifat-sifat Probadi Seseorang
Faktor pribadi seseorang turut pula memegang peranan dalam belajar. Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara seorang dengan yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai dimanakah hasil belajarnya yang dapat dicapai.
6) Keadaan Keluarga
Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak.Termasuk dalam keluarga ini, ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang turut memegang peranan penting pula.
7) Guru dan Cara Mengajar
Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang pentig pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana caraguru itu mengajar turut menentukan hasil belajar yang dapat dicapai anak.
8) Alat-alat Pelajaran
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.
9) Motivasi Sosial
Motivasi sosial dapat pula timbul pada anak dan orang-orang yang disekitarnya, seperti tetangga, anak saudara, teman-teman sepermainan, dan sekolah.
(36)
10)Lingkungan dan kesempatan
Banyak anak-anak yang tidak dapat belajar dengan hasil yang baik dan tidak dapat mempertinggi balajarnya akibat kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk serta faktor lain diluar kemampuannya.
4. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan agama Islam
Pendidikan secara umum dapat diartikan dari dua segi yaitu segi bahasa dan
istilah. Dalam bahasa Vndonesia pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini
mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.26
Pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.27
Sedangkan dalam bahasa Arab, pengertian kata pendidikan sering digunakan pada beberapa istilah, antara lain: ta’lim, tarbiyah dan ta’dib. Namun demikian, ketiga istilah tersebut memiliki makna tersendiri dalam menunjuk pada pengertian pendidikan.
Kata ta’lim merupakan masdar dari kata ‘allama yang berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian, pengertian dan keterampilan. Penunjukkan kata ta’lim pada pengertian pendidikan sesuai dengan firman Allah SWT:
ء ْسأب ينو بن قف ة ئا ْل ى ع ْم ضرع مث ك ء ْسأ د ء م ع
نيقد ص متنك ءآ ه
26Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), cet. III, h. 10
27Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), Cet. 3, h. 204
(37)
Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika memang kamu
orang yang benar” (QS. Al-Baqarah: 31)28
Kata tarbiyah merupakan masdar dari kata rabba yang berarti mengasuh, mendidik dan memelihara.29 Seperti terdapat dalam al-Qur’an:
ًريغص ين يب ك ْ ح ْ لق ة ْحرل نم ل ح نج ل ْضفْخ
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (QS. Al-Vsra’: 24)30
Sedangkan kata ta’dib, merupakan masdar dari kata addaba, yang dapat diartikan kepada proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti peserta didik.31
Menurut Naquib al-Attas dalam bukunya, istilah ta’dib adalah istilah yang paling tepat digunakan untuk menggambarkan pengertian pendidikan, sementara istilah tarbiyyah terlalu luas karena pendidikan dalam istilah ini mencakupi juga pendidikan untuk hewan. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa istilah ta’dib merupakan
masdar kata kerja addaba yang berarti pendidikan. Dari kata addaba ini diturunkan juga kata adabun. Menurut al-Attas, adabun berarti pengenalan dan pengakuan tentang hakikat bahwa pengetahuan dan wujud bersifat teratur secara hierarkis sesuai dengan berbagai tingkat dan derajat tingkatan mereka dan tentang tempat seseorang yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu serta dengan kapasitas dan potensi jasmaniah, intelektual, maupun rohaniah seseorang. Berdasarkan pengertian adab
seperti itu, Al-Attas mendefinisikan pendidikan (menurut Islam) sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam manusia, tentang tempat-tempat yang tepat bagi segala sesuatu di dalam tatanan wujud sehingga hal ini
28 Departeman Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: al-Hikmah), h. 6 29Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), h. 87
30Departeman Agama RI, Al-Qur’an…, h. 284 31Samsul Nizar, Op.cit., h. 90
(38)
membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud tersebut.32
Mengenai pengertian pendidikan menurut istilah disampaikan oleh beberapa tokoh antara lain:
Anton Moeliono sebagaimana dikutip oleh Samsul Nizar mendefinisikan pendidikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan dan cara-cara mendidik. Ali Ashraf, melihat pendidikan merupakan sebuah aktivitas sistematis yang memiliki maksud tertentu. Di arahkan untuk mengembangkan daya kreativitas individu (anak didik) secara menyeluruh.33
Dari beberapa pengertian di atas, walaupun terdapat perbedaan dalam redaksi namun dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu aktifitas yang teratur, sistematis yang dilakukan secara sadar oleh orang dewasa dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan dan kepribadian anak dengan jalan pembinaan potensi-potensi pribadi yang dimilikinya baik jasmani maupun rohani.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakuan oleh pendidik kepada perserta didik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara dengan cara pemebelajaran, bimbingan, pelatihan dan semua itu berlangsung seumur hidup.
Dari pengertian di atas, jelas sekali bahwa pendidikan tidak hanya bertitik berat pada kecerdasan intelektual saja melainkan juga pembentukan karakter anak. Pendidikan tidak hanya sekedar proses belajar guna mengejar kecerdasan tetapi juga
32 Syed Muhammad al- Naquib Al-Attas ,Aims and Objectives of Islamic Education, hal. 157. 33Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), h. 92
(39)
harus mengembangkan potensi lain yang dimiliki peserta didik dan mendapat perhatian dari pendidik agar dapat berkembang secara optimal.
Setelah menguraikan pengertian pendidikan secara umum, penulis selanjutnya membahas tentang pengertian pendidikan agama Islam.
Ahmad D. Marimba sebagaimana yang dikutip oleh Armei Arief memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai program bimbingan subyek pendidikan (guru, pendidik) kepada objek pendidikan (murid) dengan bahan materi tertentu, dalam jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada kearah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai ajaran Islam. Menurut Yusuf Qardhawi sebagaimana yang dikutip oleh Haidar Putra Daulay, pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.34
Pendidikan agama adalah salah satu dari tiga mata pelajaran yang wajib diberikan pada setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan (pendidikan pencasila, pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan), yang terdapat dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, pasal 39 ayat 2. Dalam pasal penjelasan diterangkan pula bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat agama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional, dan merupakan salah satu hak peserta didik dan mendapat pendidikan agama, sesuai pasal 12 bab V UU No. 20 Tahun 2003. “setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai
dengan agama yang dianutnya dan diajarkan sesuai oleh pendidik yang beragama”.35
Tayar Yusuf sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar
34Armai Arief, Reformulasi pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD Press, 2005), h. 20 35 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 37
(40)
kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT.36 Sedangkan menurut Ahmad Tafsir sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid, pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.37
Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Kurikulum pendidikan agama islam untuk sekolah/ madrasah berfungsi sebagai berikut:38
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT. yang telah menanamkan dalam lingkungan keluarga. 2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat.
3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan agama islam.
4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman, pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
5) Pencegahan, yaitu untuk menagkal hal-hal negative dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
36
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 130
37Ibid., h. 130
38 Abdul Majid, Pendidikan Agama Berbasis kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.I, h.134-135
(41)
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum dalam nyata dan non-nyata), sistem dan fungsionalnya.
7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus dibidang Agama Islam.
Adapun fungsi dari pendidikan Nasional tertuang dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 adalah berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yan bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.39
Dari beberapa fungsi pendidikan Agama Islam yang mendapatkan pengaruh terhadap prestasi belajar PAI adalah pada poin (b) yaitu penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Dan pada (g) yaitu Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus dibidang Agama Islam.
Adapun pada “poin b” tentang Penanaman Nilai menjadi pengaruh PAI
terhadap prestasi belajar anak karena dalam ajaran islam akhlak merupakan ukuran atau barometer untuk menilai pribadi seseorang dan menjadi pelajaran yang diutamakan untuk mendidik anak di sekolah maupun dilingkungan keluarga. Dan hal ini seorang guru dapat menilai dan menentukan anak sebagai peserta didik yang teladan dan menjadi kebanggaan bagi orang tuanya.
Adapun pada poin “g” tentang Penyaluran seorang peserta didik dapat
mengaplikasikan diri di masyarakat dari pelajaran agama yang telah diberikan oleh guru di sekolah. Sehingga guru agama mendapatkan calon-calon mubalig dan
mubalighoh, atau seorang Qori atau Qoriah atau yang lainnya, hal ini menjadi poin plus bagi peserta didik yang mempunyai bakat khusus dibidang Agama Islam.
(42)
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan artinya sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan suatu kegiatan atau usaha. Sesuatu kegiatan akan berakhir bila tujuannya sudah tercapai. Kalau tujuan itu bukan tujuan akhir, kegiatan berikutnya akan langsung dimulai untuk mencapai tujuan selanjutnya dan terus begitu sampai kepada tujuan akhir.40
Secara umum tujuan pendidikan Islam terbagi kepada tujuan umum, tujuan sementara, tujuan akhir dan tujuan operasional. Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam sebuah kurikulum. Tujuan akhir adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta didik menjadi manusia-manusia sempurna (insan kamil) setelah ia menghabisi sisa umurnya. Sementara tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.41
Menurut Zakiah Daradjat, tujuan pendidikan Islam ialah kepribadian muslim, yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Orang yang berkepribadian muslim dalam al-Qur’an disebut “mustaqim”. Karena itu pendidikan
Islam berarti juga pembentukan manusia yang bertakwa. Ini sesuai dengan pendidikan nasional kita yang dituangkan dalam tujuan pendidikan nasional yang akan membentuk manusia pancasilais yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.42
Di setiap lembaga pendidikan (umum dan keagamaan), pendidikan agama merupakan bagian dari bidang studi yang disajikan kepada peserta didik. Di dalam pendidikan agama sendiri diajarkan berbagai macam materi yang kesemuanya dilandaskan kepada ajaran agama.
40Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 72 41Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 15-19
(43)
Khusus di lembaga pendidikan umum, pendidikan agama disajikan pada dataran memperkenalkan ajaran-ajaran agama yang ada di Indonesia. Namun, ketika ada hal-hal yang dipandang dapat menyentuh permasalahan aqidah (keyakinan), maka diambil kebijaksanaan dengan menyajikan hal tersebut secara terpisah sesuai dengan kondisi peserta didik dilihat dari keyakinannya masing-masing.
Hal terpenting yang perlu diingat adalah pendidikan agama yang dilaksanakan di sekolah-sekolah bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada peserta didik sesuai dengan konsep kebaikan agama masing-masing. Lebih jauh lagi diharapkan dengan mengikuti program pendidikan agama di sekolah, peserta didik mampu menerapkan ajaran agamanya di dalam kehidupan sehari-hari.43
Nilai-nilai Islam yang ingin ditanamkan kepada peserta didik tidak hanya dibatasi kepada nilai ibadah dan moral saja. namun perlu diingat bahwa Islam memiliki ajaran terpenting walaupun keberadaannya harus diimbangi dengan dua hal diatas.
Ajaran yang dimaksudkan adalah “tradisi intelektual” dengan landasan semangat pembuktian akan kebenaran Allah, hal ini terbukti dengan pernyataan Allah yang begitu memberikan penghargaan terhadap mereka yang berilmu pengetahuan
(al-Qur’an 58: 00(. Bahkan Allah secara tegas menyatakan bahwa hanya orang-orang
yang berilmu sajalah yang memiliki tingkat pengabdian kepada-Nya yang paling tinggi (al-Qur’an 35:28(.44
Pendidikan Agama Islam di sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan untuk:
1) Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannnya kepada Allah SWT.
43 Armai Arief, Reformulasi pendidikan…, h. 80-81 44Armai Arief, Reformulasi pendidikan…, h. 82-83
(44)
2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia, yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.45
d. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan agama Islam di sekolah terbagi menjadi beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut seperti aspek fiqih, aspek sejarah kebudayaan Islam, aspek Aqidah dan akhlak serta aspek qur’an hadist.
Untuk mencapai tujuan pendidikan agama, maka ruang lingkup materi pendidikan agama Islam (kurikulum 1994), pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu al-Qur’an hadist, syari’ sejarah Vslam yang menekankan pada perkembangan politik. Pada kurikulum 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok, yaitu al-Qur’an hadist, keimanan, akhlak, fiqh dan bimbingan ibadah serta tarikh sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.46
Dari penjelasan di atas maka ruang lingkup pendidikan agama Islam di sekolah umum dan di sekolah madrasah dibedakan.Misal, pada sekolah umum, pelajaran agama Islam dijadikan dalam bidang study yang mencakup Qur’an hadist, aqidah, fiqih, sejarah kebudayaan Islam.Sedangkan kalau disekolah madrasah terbagi dalam beberapa mata pelajaran yang terpisah.
B. Hasil Penelitian Relevan
Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh penggunaan metode resitasi
terhadapa hasil belajar PAI pada siswa adalah:
45 Permendiknas No. 22 tahun 2006, Standar Isi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama (SMP)
46Muhaimin, et. al, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), h. 79
(45)
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuli Nahdiyatul Hidayah tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan metode Resitasi pada Mata
Pelajaran Akutansi Materi Buku Besar di SMK Lebak Bulus”47menyatakan bahwa penerapan metode resitasi dapat meningkatkan hasil belajar Akutansi siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilqai rata-rata N-Gain dari siklus I adalah 0,35 meningkat pada siklus II menjadi 0,67.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zuliah Khaerani tentang “Penggunaan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa di Kelas XI
IPA 5 di SMAN 5 Bekasi”48 menyatakan bahwa dengan menggunakan metode
resitasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran biologi. Dimana hasil penelitiannya menunjukkan pada siklus 2 terjadi peningkatan hasil belajar yaitu dapat dilihat pada rerata pretest 50,81 dan posttest 83,56 serta N-Gain 0,67 (sedang).
C. Kerangka Konseptual
Belajar merupakan usaha mengubah tingkah laku individu yang belajar, dan perubahan aspek ini menyangkut segala aspek organism dan tingkah laku. Proses belajar yang dilakukan siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi minat, bakat dan motivasi, sedangkan faktor eksternal meliputi kualitas guru, lingkungan keluarga dan masyarakat. Hasil belajar siswa akan tercapai bila kedua faktor tersebut dapat mendukung dalam proses belajar mengajar.
Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.Salah satunya adalah penggunaan metode pembelajaran yang kurang merangsang siswa
47Yuli Nahdiyatul Hidayah tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan metode Resitasi pada Mata Pelajaran Akutansi Materi Buku Besar di SMK Lebak Bulus” Skripsi S.I Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013.
48Zuliah Khaerani tentang “Penggunaan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa di Kelas XI IPA 5 di SMAN 5 Bekasi, Skripsi S.I Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011.
(46)
untuk aktif belajar.Dalam pembelajaran PAI siswa dituntut untuk aktif dalam memahami semua materi belajar, karena hampir semua materi yang ada dalam PAI adalah bacaan dan hafalan kemudian baru dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan materi yang seperti ini, proses pembelajaran yang seharusnya diberikan kepada siswa yaitu proses pembelajaran yang tidak hanya mendidik dari segi kognitif saja tetapi juga harus memperhatikan kondisi siswa lainnya, seperti tingkat kenyamanan siswa dalam memperoleh materi.
Materi yang sifatnya bacaan dan hafalan jika diberikan hanya dengan metode ceramah seperti yang terjadi difenomena pendidikan sekarang, maka siswa akankurang aktif dan malas dengan materi yang disampaikan.Disisi lain, guru juga masih memberikan tugas dengan cara lama, seperti halnya memberikan tugas-tugas tetapi siswa ditinggal di kelas tanpa ada kontrol dari guru. Pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Dari semua permasalahan di atas bahwa siswa belum mampu mencapai tujuan pembelajaran, diketahui salah satu penyebabnya adalah metode yang digunakan membuat siswa malas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.Menyampaikan materi dengan memperhatikan proses keterlibatan dan keaktifan siswa dapat dilakukan salah satunya melalui penggunaan metode resitasi (penugasan), metode ini sering kali digunakan oleh para pendidik untuk menambah pemahamanmateri yang telah diberikan sehingga ada timbal balik yang diterima oleh siswa.
Metode resitasi (penugasan) adalah suatu metode yang dapat dilakukan untuk memperolah dan meningkatkan pengetahuan siswa. Metode resitasi (penugasan) merupakan metode pembelajaran dengan carapemberian tugas. Pemberian tugas bisa dilakukan secara individu atau kelompok.Resitasisangat mudah untuk diterapkan pada materi yang bersifat bacaan dan hafalan.Siswa dapat memecahkan masalah melalui belajar dan mencari inforamasi dari berbagai media.Dengan demikian siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mudah memahami materi yang disampaikan.Semakin aktif siswa dalam belajar beararti semakin melekatnya hasil
(47)
belajar dalam ingatan. Dengan begitu penggunaan metode resitasi (penugasan) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
(48)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Darussalam Ciputat pada kelas VIII. Waktu penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 yaitu pada tanggal 4 Maret 2014 sampai 4 April 2014
B. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment (eksperimen semu). Quasi Eksperimen adalah jenis penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1 Penelitian eksperimen semu bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan pemikiran yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Control Group Pretest-Postest Desaign. Desain penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas Kontrol. Kelas Eksperimen Adalah kelas yang akan menggunakan metode resitasi dan demonstrasi dalam kegiatan pembelajarannya. Sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan metode konvensional.
Pada tahap awal, pretest diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian Kelas eksperimen diberikan perlakuan yang berbeda dengan kelas kontrol. Kelas eksperimen dalam pembelajarannya menggunakan metode resitasi dan demonstrasi sedangkan kelas Kontrol tidak. Setelah perlakuan pada kelompok
1 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D , (Bandung: Alfabeta, 2012), cet ke-16, h. 77
(49)
eksperimen selesai, kedua kelompok kemudian diberikan postest untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang bersangkutan. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Treatment Postest
Eksperimen T X T
Kontrol T Y T
T : Tes awal untuk kelas eksperimen dan kelas control
X : Pembelajaran dengan metode resitasi dan demonstrasi Y : pembelajaran secara konvensional
T : Tes akhir untuk kelas eksperimen dan kelas control
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Darussalam Ciputat
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.3 Sampel dalam kelas ini adalah kelas VIII. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampeling. PurposiveSampeling yaitu teknik pengumpulan data dengan memilih sampel dengan pertimbangan tertentu.4 Kelas yang dijadikan sampel yaitu kelas VIVI.5 sebagai kelas eksperimen yang melakukan pembelajaran PAI dengan menggunakan metode
2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet ke-1, h. 53 3 Sugiiuono, op. cit, h. 81
(1)
2.
Uji-t Pretest Kelompok Eksperimen
Tabel Perhitungan Uji-t Pretest Kelompok Kontrol
No.
Xi
F
��
�f.Xi
f.
��
�1
63
1
3969
63
3969
2
66
3
4356
198
13068
3
70
3
4900
210
14700
4
73
2
5329
146
10658
5
76
3
5776
228
17328
6
80
6
6400
480
38400
7
83
5
6889
415
34445
8
86
4
7369
344
29584
9
90
2
8100
180
16200
10
93
1
8649
93
8649
Jumlah
30
2357
187001
Langkah-langkah :
a.
Mencari Mean
=
∑ �∑=
=
78,5
b.
Mencari Standar Deviasi
SD = √
n ∑ fx
n n −
i− ∑ fxi
= √
×
−
−
= √
= √ ,
= ,
c.
Mencari Standar Error Mean
�
=
�
√ −
=
,
√ −
= ,
(2)
= √ ,
+ ,
= √ , + ,
= √ ,
= ,
Mencari “t” atau ” ”, yaitu :
=
�
−
− �
=
, − ,
,
=
,
,
= ,
df = (N1 + N2)
–
2 = (30 + 30)
–
2 = 58 , dengan α = 0,05, t
tabel= 2,00
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa
lebih besar dari t
tabelyaitu 4,20 < 2,00, maka H
0ditolak dan Ha
diterima, hal ini menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai rata-rata pretest kelas
eksperimen dan kelas control setelah diberikan perlakuan.
(3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 10
2 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 10
3 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 11
4 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 11
5 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 12
6 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 12
7 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 13
8 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 13
9 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 13
10 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 13
11 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 13
12 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 13
13 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 14
14 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 15
15 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 15
16 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 15
17 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 15
18 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 15
19 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 15
20 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 15
21 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 16
22 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 16
23 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 16
24 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 16
25 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 17
26 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 17
27 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 18
28 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 18
29 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 18
30 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 19
17 17 16 16 12 13 12 13 12 13 14 14 16 14 17 13 15 15 15 14 15 18 15 18 13 11 13 16 15 12
%
Nilai Pretest Kelas Kontrol (VIII.10)
Total
66 55.00 No.
C1 c3 c4 jumlah
237 64 67
46.47 53.33
C2
(4)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 10
2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 10
3 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 10
4 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 11
5 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 11
6 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 12
7 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 12
8 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 13
9 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 13
10 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 13
11 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 13
12 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 14
13 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 14
14 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 14
15 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 15
16 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 15
17 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 15
18 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 15
19 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 15
20 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 16
21 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 16
22 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 16
23 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 16
24 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 16
25 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 17
26 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 17
27 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 18
28 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 18
29 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 18
30 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 18
16 17 15 16 12 14 13 14 13 15 14 13 16 14 16 13 14 16 14 16 15 15 15 16 14 13 12 14 14 12
%
No. jumlah
C1 C2 c3 c4
Nilai Pretest Kelas Eksperimen (VIII.5)
Total
64 242 60 65
(5)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 16
2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 16
3 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 16
4 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 17
5 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 17
6 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 18
7 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 18
8 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 18
9 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 18
10 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 19
11 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 19
12 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 20
13 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 20
14 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 21
15 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 21
16 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
17 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 22
18 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 22
19 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22
20 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22
21 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 23
23 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 23
24 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 23
25 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24
26 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 24
27 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
28 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 25
29 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 25
30 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 26
21 21 20 20 19 21 18 18 21 19 22 24 21 17 21 20 20 23 23 23 21 21 21 21 20 21 20 24 19 21
%
Nilai Posttest kelas Kontrol (VIII.10)
Total
82 351 83 105
68.33 68.82 69.17 70
No. jumlah
(6)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 19
2 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 20
3 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 20
4 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 20
5 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 21
6 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 21
7 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 21
8 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 22
9 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 22
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 23
11 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 23
12 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 23
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 24
14 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 24
15 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 24
16 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 24
17 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 24
18 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
19 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 25
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 25
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 25
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 25
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 26
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 26
27 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 26
28 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 27
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 27
30 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 28
24 25 24 24 24 26 22 22 24 23 22 26 25 20 25 25 25 25 25 24 24 25 24 23 25 24 19 22 23 20
% Total
97 407 97 108
80.83 79.80 80.83 72
Nilai Posttest kelas Eksperimen (VIII.5)
No. jumlah