2.3.2 Etiologi
Epilepsi ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu antaranya adalah : Djoenadi Benyamin, 2000
Idiopatik Faktor herediter, ada beberapa penyakit yang bersifat herediter yang disertai
bangkitan kejang
seperti sklerosis
tuberose, neurofibromatosis,
angiomatosisensefalotrigeminal, fenilketonuria,
hipoparatiroidisme, hipoglikemia.
Faktor genetik : pada kejang demam dan breath holding spells. Kelainan kongenital otak : atropi, porensefali, agenesis korpus kalosum.
Gangguan metabolik : hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia. Infeksi : radang yang disebabkan bakteri atau virus pada otak dan
selaputnya,toxoplasmosis. Trauma : kontusio serebri, hematoma subaraknoid, hematoma subdural.
Neoplasma otak dan selaputnya. Kelainan pembuluh darah, malformasi, penyakit kolagen.
Keracunan : timbale Pb, kapur barus, fenotiazin. Lain-lain : penyakit darah,gangguan keseimbangan hormone, degenerasi.
2.3.3 Faktor Pencetus
Selain itu, terdapat banyak faktor -faktor pencetus yang boleh menyebabka n seseorang anak itu terkena serangan sindroma epilepsi. Faktor -faktor pencetusnya dapat berupa
Djoenaidi Benyamin, 2000 : Kurang tidur.
Stress emosional. Infeksi.
Pengaruh obat-obatan. Alkohol.
Perubahan hormonal. Terlalu lelah.
Fotosensitif.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Tipe
Klasifikasi dan sindrom epilepsi pada anak :Klasifikasi menurut International League Against Epilepsy ILAE1989 untuk sindroma epilepsi :
1. Berkaitan dengan letak fokus i.
Idiopatik primer Epilepsi anak benigna dengan gelombang paku di
sentrotemporal Epilepsi pada anak dengan paroksismal oksipital
Primary reading epilepsi ii.
Simptomatik sekunder Lobus temporalis
Lobus frontalis Lobus parietalis
Lobus oksipitalis Kronik progresif parsialis kontinu
iii. Kriptogenik
2. Umum i.
Idiopatik primer Kejang neonatus familial benigna
Kejang neonatus benigna Kejang epilepsi mioklonik pada bayi dan remaja Bisa terjadi
pada pasien normal, jenis ini biasanya terjadi pada pagi hari, setelah bangun tidur dengan ciri khas pasien mengalami
sentakan yang tiba-tiba. Epilepsi absans pada anak dan remaja. enis serangan yang
jarang, umumnya hanya terjadi pada masa anak -anak atau awal remaja dengan ciri khas biasanya penderita tiba -tiba
melotot, atau matanya berkedip -kedip, dengan kepala terkulai. Kejadiannya cuma beberapa detik dan bahkan
sering tidak disadari.
Universitas Sumatera Utara
Epilepsi dengan serangan tonik klonik pada saat terjaga dengan serangan acak. Merupakan bentuk paling banyak
terjadi, gejala serangan ini adalah pasien pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah -engah, keluar air liur. Dapat
terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit lidah pada pasien ini. Serangan ini terjadi beberapa menit, kemudian diikuti
rasa lemah, kebingungan dan sakit kepala. ii.
Kriptogenik atau simtomatik Sindroma West.
Sindroma Lennox Gastaut. Epilepsi mioklonik astatic.
Epilepsi absans miokionik. iii.
Simtomatik. Etiologi non spesifik.
Etiologi sindrom spesifik. 3. Epilepsi dan sindrom yang tak dapat ditentukan fokal atau umum.
i. Serangan umum dan foka l.
Serangan neonatal. Epilepsi miokionik berat pada bayi.
Sindroma Taissinare. Sindroma Landau Kleffner.
ii. Tanpa gambaran tegas fokal atau umum.
4. Epilepsi berkaitan dengan situasi. i.
Kejang demam. ii.
Berkaitan dengan alkohol. iii.
Berkaitan dengan obat-obatan. iv.
Eklamsi. e Serangan berkaitan dengan pencetus spesifik reflek epilepsi.
2.3.5 Patofisiologi