Prenlensi dan Karakteristik Epilepsi Pada Anak di RSVP Haji Adam Malik Periode :ZOII~2012

(1)

PREVALENSI DAN DI RSUP HAJ

SITI NO

FAK UNIVE

DAN KARAKTERISTIK EPILEPSI PADA ANAK AJI ADAM MALIK PERIODE 2011 -2012

OLEH:

NOOR FATIMAH JAMALUDDIN 100100288

FAKULTAS KEDOKTERAN VERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014

KARYA TULIS ILMIAH


(2)

PREVALENSI DAN DI RSUP HAJ

SITI NO

FAK UNIVE

DAN KARAKTERISTIK EPILEPSI PADA ANAK AJI ADAM MALIK PERIODE 2011 -2012

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:

NOOR FATIMAH JAMALUDDIN 100100288

FAKULTAS KEDOKTERAN VERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

(4)

ABSTRAK

LATAR BELAKANG : Epilepsi adalah kelainan neurologis kronik yang terdapat di seluruh dunia. Epilepsi dapat terjadi pada laki -laki ataupun perempuan pada semua umur.epilepsi pada anak -anak adalah tinggi dan memang merupakan penyakit neurologis utama pada kelompok umur ters ebut.

METODE : Data penelitian adalah data sekunder berupa catatan rekam medik, sejumlah 40 penderita epilepsi golongan anak yang berobat di RSUP Haji Adam Malik periode 1 Januari 2011 sampai 31 Disember 2012. Data meliputi umur, jenis kelamin dan tipe epilepsi.Data lalu, dikelompokkan berdasarkan tipe epilepsi berkaitan letak fokus, umum, serangan fokal/umum dan epilepsi berdasarkan situasi.Data dianalisa dengan program deskriptif computer SPPS versi 22.

HASIL : Dari penelitian,diperoleh umur 4 bulan sam pai 5 tahun menderita epilepsi sejumlah 17 oang (42.5%), 6 tahun hingga 10 tahun 12 orang (30.0%), 11 tahun sampai 15 tahun 10 orang (25.0%) dan ≥ 16 tahun sejumlah 1 orang (2.5%). Jenis kelamin yang menderita epilepsi, perempuan sejumlah 21 orang (52.5%) , laki-laki sejulah 19 orang (47.5%). Hasil penelitian juga mendapatkan tipe epilepsi berkaitan letak fokus 3 orang (7.5%), tipe umum 33 orang (82.5%), tipe serangan umum dan fokal 2 orang (5.0%) dan epilepsi dengan situasi sejumlah 2 orang (5.0%).

KESIMPULAN : Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahawa umur anak yang paling sering menderita epilepsi adalah 4 bulan sampai 5 tahun, manakala jenis kelamin yang paling banyak menderita epilepsi adalah jenis kelamin perempuan dan tipe yang paling banyak menyerang anak adalah tipe epilepsi umum (idiopatik).


(5)

ABSTRACT

BACKGROUND: Epilepsy is a chronic neurological disorder that is found throughout the worldwide. Epilepsy can occur both men and women in any ages. The prevalence of the epilepsy in childrens was higher and it is one of the major neurological disease which always happened in this ages.

METHODS : The research data is secondary data, which is medical report of patients with epilepsy in RSUP Haji Adam Malik in period of 1 January 2011 to 31 December 2012 . The data includes types of epilepsy, age and gender. Data then, classified into four differences type of epilepsy which is associated focus location epilepsy, general epilepsy. focal attacks/general attack, and epilepsy based on the situation. The collected data will be futher analysed using the SPSS 22 computer program.

RESULT: The result of this study showed, the children, age of 4 months to 5 years old diagnosed with epilepsy 17 person ( 42.5 % ) , 6 years t o 10 years ,12 person( 30.0 %) , 11 years to 15 years 10 person,( 25.0 % ) and ≥16 years old, 1 person (5.0%). The number of female with epilepsy was 21 people ( 52.5 % ) , male,19 people ( 47.5 % ) . The results also showed that the type of epilepsy associated focal position 3 cases( 7.5 % ) , general epilepsy 33 cases ( 82.5 % ) , general attacks and focal epilepsy 2 cases (5.0 % ) and epilepsy with situation 2 cases ( 5.0 % ) .

CONCLUSION : The results of this study concluded that, children aged 4 months to 5 years most frequent to get epilepsy , meanwhile female is higher than male, and the the most common epilepsy type in children is a general type of epilepsy (idiopathic).


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Prevalensi dan Karakteristik Epilepsi Pada Anak RSUP Haji Adam Malik, Medan Periode 2011 sampai 2012”.

Selama menyusun karya tulis ilmiah ini peneliti banyak mendapat dukungan, bantua serta bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih setulusnya kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof Syahil Pasaribu. 2. Dekan FK USU, Bapak Prof. dr Gontar A. Siregar, Sp.PD KGEH.

3. Ibu dr. Dina Keumala Sari, M.Gizi, Sp GK sebagai dosen pembimbing yang telah banyak membantu saya menyiapkan karya tulis ilmiah ini.

4. Ibu Nenni Dwi Aprianti Lubis, Sp, MSi, dr Zaimah Z. Tala, M.S Sp GK yang telah bersedia menguji saat pembentangan karya tulis ilmiah ini.

5. Direktur RSUP Haji Adam Malik yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian di Bagian Rekam Medis RSUP Haji Adam Malik.

6. Para pegawai di Bagian Rekam Medis RSUP Haji Adam Malik yang banyak menolong dan memberi tunjuk ajar dalam pengumpulan data.

7. Dosen dosen FK USU, terima kasih di atas segala ilmu yang diberikan

8. Buat ayahanda dan bonda, Encik Haji Jamaluddin dan Pua n Hajjah Morhaini, terima kasih atas segala pengorbanan yang diberikan , semoga Allah membalas dengan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

9. Akhir sekali,kepada teman -teman seperjuangan, Nazira Nasharuddin, Nurul Hikmah Aminuddin dan Zunnadhir Zainal Abidin dal am membantu saya mengerjakan KTI ini.


(7)

Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam karya tulis ilmiah ini, dan untuk itu saya mengharapkan saran yang membangun dari semua pihak agar bisa menyempurnakan penelitian ini.Akhirya ke pada Allah saya berserah diri, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Amin.

Medan,11 Januari 2014


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ... ... ... ... i

Abstrak ... ... ... ... . ii

Abstract ... ... ... ... iii

Kata Pengantar... ... ... ... iv

Daftar Isi... ... ... ... vi

Daftar Tabel…………... ... ... ... viii

Daftar Singkatan ... ... ... ... ix

Daftar Lampiran... ... ... ...…x

BAB 1 PENDAHULUAN ... ... ... .... 1

1.1 Latar Belakang……... ... ... .... 1

1.2 Rumusan Masalah ……… ………... 2

1.3 Tujuan Penelitian……… ……... ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ……… ... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... ... ... 4

2.1 Prevalensi... ... ... ... ... 4

2.2 Anak ……… ………... 5

2.3 Epilepsi ……… ... 5

2.3.1 Definisi ……… …………... 5

2.3.2 Etiologi ……… ……... 6

2.3.3 Faktor Pencetus ………... 6

2.3.4 Tipe ……… ... 7

2.3.5 Patofisiologi ………. ... 9

2.3.6 Diagnosis ……… ... 10

2.3.7 Pencegahan ……….. ... 12


(9)

BAB 3 KERANGKA KONSEP & DEFINISI OPERASIONAL ... ... 13

3.1 Kerangka Konsep ………. .... 13

3.2 Definisi Operasional ………. .... 13

BAB 4 METODE PENELITIAN ... ... ... 15

4.1 Jenis Penelitian ……… ... 15

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ………. ... 15

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ……… ... 15

4.3.1 Populasi……… ... 15

4.3.2 Sampel Penelitian ……… ... 15

4.4 TeknikPengumpulan Data………... ... 15

4.5 Pengolahan dan Analisa Data……….. ... 16

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ... 17

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian………... 17

5.2 Deskripsi Karakteristik Subyek Penelitian ……… ... 17

5.2.1 Umur Subyek Penelitian………. ... 17

5.2.2 Jenis Kelamin Subyek Penelitian……… ... 18

5.2.3 Tipe Epilepsi Subyek Penelitian………... 18

5.2.4 Tipe Epilepsi Berdasarkan Umur……… ... 18

5.2.5 Tipe Epilepsi Berdasarkan Jenis Kelamin……….. ... 19

5.3 Pembahasan………... 21

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... ... ... 25

6.1Kesimpulan………... 25

6.2 Saran ……… ……... 25

DAFTAR PUSTAKA……… ... 26


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Subyek Penelitian 17 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Subyek Penelitian 17 5.3 Distribusi Frekuensi Tipe Epilepsi pada Subyek Penelitian 18 5.4 Tipe Epilepsi Berdasarkan Umur 18 5.5 Tipe Epilepsi Berdasarkan Jenis Kelamin 19


(11)

DAFTAR SINGKATAN

 RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

 SPSS :Statistical Package for Social Science  WHO :World Health Organization


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Riwayat Hidup Lampiran Data Induk Ethical Clearance Surat Izin Penelitian


(13)

ABSTRAK

LATAR BELAKANG : Epilepsi adalah kelainan neurologis kronik yang terdapat di seluruh dunia. Epilepsi dapat terjadi pada laki -laki ataupun perempuan pada semua umur.epilepsi pada anak -anak adalah tinggi dan memang merupakan penyakit neurologis utama pada kelompok umur ters ebut.

METODE : Data penelitian adalah data sekunder berupa catatan rekam medik, sejumlah 40 penderita epilepsi golongan anak yang berobat di RSUP Haji Adam Malik periode 1 Januari 2011 sampai 31 Disember 2012. Data meliputi umur, jenis kelamin dan tipe epilepsi.Data lalu, dikelompokkan berdasarkan tipe epilepsi berkaitan letak fokus, umum, serangan fokal/umum dan epilepsi berdasarkan situasi.Data dianalisa dengan program deskriptif computer SPPS versi 22.

HASIL : Dari penelitian,diperoleh umur 4 bulan sam pai 5 tahun menderita epilepsi sejumlah 17 oang (42.5%), 6 tahun hingga 10 tahun 12 orang (30.0%), 11 tahun sampai 15 tahun 10 orang (25.0%) dan ≥ 16 tahun sejumlah 1 orang (2.5%). Jenis kelamin yang menderita epilepsi, perempuan sejumlah 21 orang (52.5%) , laki-laki sejulah 19 orang (47.5%). Hasil penelitian juga mendapatkan tipe epilepsi berkaitan letak fokus 3 orang (7.5%), tipe umum 33 orang (82.5%), tipe serangan umum dan fokal 2 orang (5.0%) dan epilepsi dengan situasi sejumlah 2 orang (5.0%).

KESIMPULAN : Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahawa umur anak yang paling sering menderita epilepsi adalah 4 bulan sampai 5 tahun, manakala jenis kelamin yang paling banyak menderita epilepsi adalah jenis kelamin perempuan dan tipe yang paling banyak menyerang anak adalah tipe epilepsi umum (idiopatik).


(14)

ABSTRACT

BACKGROUND: Epilepsy is a chronic neurological disorder that is found throughout the worldwide. Epilepsy can occur both men and women in any ages. The prevalence of the epilepsy in childrens was higher and it is one of the major neurological disease which always happened in this ages.

METHODS : The research data is secondary data, which is medical report of patients with epilepsy in RSUP Haji Adam Malik in period of 1 January 2011 to 31 December 2012 . The data includes types of epilepsy, age and gender. Data then, classified into four differences type of epilepsy which is associated focus location epilepsy, general epilepsy. focal attacks/general attack, and epilepsy based on the situation. The collected data will be futher analysed using the SPSS 22 computer program.

RESULT: The result of this study showed, the children, age of 4 months to 5 years old diagnosed with epilepsy 17 person ( 42.5 % ) , 6 years t o 10 years ,12 person( 30.0 %) , 11 years to 15 years 10 person,( 25.0 % ) and ≥16 years old, 1 person (5.0%). The number of female with epilepsy was 21 people ( 52.5 % ) , male,19 people ( 47.5 % ) . The results also showed that the type of epilepsy associated focal position 3 cases( 7.5 % ) , general epilepsy 33 cases ( 82.5 % ) , general attacks and focal epilepsy 2 cases (5.0 % ) and epilepsy with situation 2 cases ( 5.0 % ) .

CONCLUSION : The results of this study concluded that, children aged 4 months to 5 years most frequent to get epilepsy , meanwhile female is higher than male, and the the most common epilepsy type in children is a general type of epilepsy (idiopathic).


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Epilepsi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, karena permasalahan tidak hanya dari segi medis tetapi juga sosial dan ekonomi pada penderita maupun keluarganya.Dalam kehidupan sehari -hari, epilepsi masyarakat cenderung untuk menjauhi penderita epilepsi. Bagi orang awam, dianggap sebagai penyakit menular (melalui buih yang keluar dari mulut), penyakit keturunan, menakutkan dan memalukan (WHO,2006).

Epilepsi adalah kelainan neurologis kronik yang terdapat di seluruh dunia. Epilepsi dapat terjadi pada pria maupun wanita dan pada semua umur.Insiden epilepsi di dunia berkisar antara 33 sampai 198 tiap 100,000 penduduk tiap tahunnya (WHO,2006). Insiden ini tinggi pada negara-negara berkembang karena faktor resiko untuk terkena kondisi maupun penyakit yang akan mengarahkan pada cedera otak adalah lebih tinggi dibanding negara industri (WHO, 2001 & WHO, 2006).

Kajian Rizaldi Pinzon terhadap penelitian terdah ulu menunjukan insidensi epilepsi pada anak-anak adalah tinggi dan memang merupakan penyakit neurologis utama pada kelompok usia tersebut. Bahkan dari tahun ke tahun ditemukan bahwa prevalensi epilepsi pada anak-anak cenderung meningkat (Pinzon, 2006).

Insiden epilepsi di negara maju ditemukan sekitar 50 per 100,000 sementara di negara berkembang mencapai 100 per 100,000 (WHO, 2001 a, Fosgren,2001). Pendataan secara global ditemukan 3.5 juta kasus baru per tahun diantaranya 40% adalah anak-anak dan dewasa sekitar 40% serta 20% lainnya ditemukan pada usia lanjut (WHO, 2001 a, Fosgren,2001).

Angka kejadian epilepsi masih tinggi terutama di negara berkembang yang mencapai 114 (70 sampai 190) per 100,000 penduduk pertahun (Lippincott Williams & Wilkins 2008).Apabila jumlah penduduk di Indonesia berkisar 220 juta, maka diperkirakan jumlah penyandang epilepsi per tahunnya adalah 250,000.Dari hasil studi diperkirakan prevalensi epilepsi berkisar antara 0.5% sampai 4 %.Rata -rata prevalensi epilepsi 8.2 per 1,000 pen duduk. Prevalensi epilepsi pada bayi dan anak -anak cukup


(16)

tinggi, namun menurun pada dewasa muda dan pertengahan, kemudian meningkat kembali pada kelompok usia lanjut (WHO 2001). Dengan prevalensi 0.5% dan penduduk 220 juta orang, terdapat lebih dari 1,1 ju ta orang dengan epilepsi (ODE) di Indonesia.

Oleh karena itu, memandangkan epilepsi ini didominasi oleh golongan anak -anak yaitu sebanyak 40% (WHO 2001), maka peneliti lebih tertarik untuk melakukan penelitian tentang epilepsi khusus terhadap golongan ana k untuk menolong dan meningkatkan kualitas hidup anak yang menderita epilepsi.Sehubungan dengan itu, penelitian ini juga difokuskan bagi mengetahui prevalensi tipe epilepsi yang sering diderita oleh anak di RSUP Haji Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar prevalensi epilepsi pada pasien anak di RSUP Haji Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui prevalensi epilepsi yang paling sering pada anak di RSUP Haji Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tipe epilepsi yang paling banyak menyerang anak.

2. Untuk mengetahui pada umur berapakah anak paling sering menderita epileps i. 1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Institusi

1. Menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,Medan.

2. Dapat memberikan informasi mengenai prevalensi tipe epilepsi RSUP Haji Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.

3. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan penelitian lebih dalam untuk peneliti yang lain untuk menolong dan meningkatkan kualitas hidup penderita epilepsi terutamanya pada kasus anak.


(17)

1.4.2. Bagi Peneliti

1. Sebagai salah satu syarat mendapatkan gel ar sarjana kedokteran (S1) di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,Medan.

2. Mendapatkan pengalaman melakukan penelitian terutama di bidang kesehatan.

3. Mengetahui cara membuat penelitian yang baik dengan menggunakan ilmu metodologi yang sudah diperoleh selama perkuliahan


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prevalensi

Prevalensi adalah bagian dari studi epidemiologi yang membawa maksud jumlah orang dalam populasi yang mengalami penyakit, gangguan atau kondisi tertentu pada suatu waktu dihubungkan dengan besar populasi dari mana kasus itu berasal. Prevalensi sepadan dengan insidensi dan tanpa insidensi penyakit maka tidak akan ada prevalensi penyakit. Insidensi merupakan jumlah kasus baru suatu pe nyakit yang muncul dalam satu period waktu dibandingkan dengan unit populasi tertentu dalam periode tertentu.Insidensi memberitahukan tentang kejadian kasus baru.Prevalensi memberitahukan tentang derajat penyakit yang berlangsung dalam populasi pada satu titik waktu (Timmereck, 2001).Dalam hal ini prevalensi setara dengan insidensi dikalikan dengan rata -rata durasi kasus (Lilienfeld dan Lilienfeld, 2001 dalam Timmereck, 2001).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prevalensi. Faktor -faktor tersebut adalah:

a) Kasus baru yang dijumpai pada populasi sehingga angka insidensi meningkat.

b) Durasi penyakit.

c) Intervensi dan perlakuan yang mempunyai efek pada prevalensi. d) Jumlah populasi yang sehat.

2.2 Anak 2.2.1 Definisi

Usia secara jelas mendefinisikan karakteris tik yang memisahkan anak -anak dari orang dewasa. Namun, mendefinisikan anak -anak dari segi usia dapat menjadi permasalahan besar karena penggunaan definisi yang berbeda oleh beragam negara dan lembaga internasional. Department of Child and Adolescent Heal th and Development, mendefinisikan anak-anak sebagai orang yang berusia di bawah 20 tahun.Sedangkan The Convention on the Rights ofthe Child mendefinisikan anak-anak sebagai orang yang berusia di bawah 18 tahun. Anak -anak antara usia 0 sampai 14 tahun ka rena di usia inilah risiko cenderung menjadi besar (WHO 2003).


(19)

Menurut Badan Pusat Statistik, komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur terdiri dari penduduk berusia muda (0 hingga 14 tahun), usia produktif (15 hingga 64 tahun) dan usia tua (≥65tahun).

Masa perkembangan anak dibagi oleh banyak ahli dalam beberapa periode dengan tujuan untuk mendapatkan wawasan yang jelas tentang definisi dan perkembangan anak. Hal ini disebabkan karena pada saat -saat perkembangan tertentu anak -anak secara umum memperlihatkan ciri -ciri dan tingkah laku karakteristik yang hampir sama.

2.3 Epilepsi 2.3.1 Definisi

Epilepsi menurut World Health Organization (WHO) merupakan manifestasi gangguan fungsi otak engan berbagai etiologi namun dengan gejala tunggal yang khas, yaitu serangan berkala yang disebabkan oleh lepas muatan listrik neuron -neuron secara tiba-tiba dan berlebihan. Gambaran klinik suatu serangan epilepsi tergantung pada aerah otak yang menjadi pusat lepas muatan listrik neuron -neuron dan pada jalur jalur penjalaran lepas muatan tersebut (Gofir dan Wibowo,2006).

Kata epilepsi berasal dari kata Yunani “epilambanein”yang kurang lebih berarti “sesuatu yang menimpa seseorang dari luar hingga ia jatuh”. Kata tersebut mencerminkan bahwa serangan epilepsi bukan akibat suatu penyakit, akan tetapi disebabkan oleh sesuatu di luar badan si penderita yakni kutukan oleh roh jahat atau setan yang menimpa penderita. (Mutiawati, 2008).

Dewasa ini epilepsi didefinisikan sebagai suatu gangguan atau terhentinya fungsi otak secara periodik yang disebabkan oleh terjadinya pelepasan muatan listrik secara berlebihan dan tidak teratur oleh sel -sel otak dengan tiba -tiba, sehingga penerimaan dan pengiriman impuls antara bagian otak dan dari otak ke bagian lain tubuh terganggu (Mutiawati, 2008).

Menurut Gibbs epilepsi ialah suatu “paroxysmal cerebral dysrhytmia”, dengan gejala-gejala klinis seperti di atas. Dasar disritmia ini ialah elektrobiokimiaw i (Maramis, 2005).


(20)

2.3.2 Etiologi

Epilepsi ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu antaranya adalah : (Djoenadi & Benyamin, 2000)

 Idiopatik

 Faktor herediter, ada beberapa penyakit yang bersifat herediter yang disertai bangkitan kejang seperti sklerosis tuberose, neurofibromatosis, angiomatosisensefalotrigeminal, fenilketonuria, hipoparatiroidisme, hipoglikemia.

 Faktor genetik : pada kejang demam dan breath holding spells.

 Kelainan kongenital otak : atropi, porensefali, agenesis korpus kalosum.  Gangguan metabolik : hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia.

 Infeksi : radang yang disebabkan bakteri atau virus pada otak dan selaputnya,toxoplasmosis.

 Trauma : kontusio serebri, hematoma subaraknoid, hematoma subdural.  Neoplasma otak dan selaputnya.

 Kelainan pembuluh darah, malformasi, penyakit kolagen.  Keracunan : timbale (Pb), kapur barus, fenotiazin.

 Lain-lain : penyakit darah,gangguan keseimbangan hormone, degenerasi.

2.3.3 Faktor Pencetus

Selain itu, terdapat banyak faktor -faktor pencetus yang boleh menyebabka n seseorang anak itu terkena serangan sindroma epilepsi. Faktor -faktor pencetusnya dapat berupa (Djoenaidi & Benyamin, 2000) :

 Kurang tidur.  Stress emosional.  Infeksi.

 Pengaruh obat-obatan.  Alkohol.

 Perubahan hormonal.  Terlalu lelah.


(21)

2.3.4 Tipe

Klasifikasi dan sindrom epilepsi pada anak :Klasifikasi menurut International League Against Epilepsy(ILAE)1989 untuk sindroma epilepsi :

1. Berkaitan dengan letak fokus i. Idiopatik (primer)

 Epilepsi anak benigna dengan gelombang paku di sentrotemporal

 Epilepsi pada anak dengan paroksismal oksipital  Primary reading epilepsi

ii. Simptomatik (sekunder)  Lobus temporalis  Lobus frontalis  Lobus parietalis  Lobus oksipitalis

 Kronik progresif parsialis kontinu iii. Kriptogenik

2. Umum

i. Idiopatik (primer)

 Kejang neonatus familial benigna  Kejang neonatus benigna

 Kejang epilepsi mioklonik pada bayi dan remaja Bisa terjadi pada pasien normal, jenis ini biasanya terjadi pada pagi hari, setelah bangun tidur dengan ciri khas pasien mengalami sentakan yang tiba-tiba.

 Epilepsi absans pada anak dan remaja. enis serangan yang jarang, umumnya hanya terjadi pada masa anak -anak atau awal remaja dengan ciri khas biasanya penderita tiba -tiba melotot, atau matanya berkedip -kedip, dengan kepala terkulai. Kejadiannya cuma beberapa detik dan bahkan sering tidak disadari.


(22)

 Epilepsi dengan serangan tonik klonik pada saat terjaga / dengan serangan acak. Merupakan bentuk paling banyak terjadi, gejala serangan ini adalah pasien pasien tiba-tiba jatuh, kejang, nafas terengah -engah, keluar air liur. Dapat terjadi sianosis, ngompol, atau menggigit lidah pada pasien ini. Serangan ini terjadi beberapa menit, kemudian diikuti rasa lemah, kebingungan dan sakit kepala.

ii. Kriptogenik atau simtomatik  Sindroma West.

 Sindroma Lennox Gastaut.  Epilepsi mioklonik astatic.  Epilepsi absans miokionik. iii. Simtomatik.

 Etiologi non spesifik.  Etiologi / sindrom spesifik.

3. Epilepsi dan sindrom yang tak dapat ditentukan fokal atau umum. i. Serangan umum dan foka l.

 Serangan neonatal.

 Epilepsi miokionik berat pada bayi.  Sindroma Taissinare.

 Sindroma Landau Kleffner.

ii. Tanpa gambaran tegas fokal atau umum. 4. Epilepsi berkaitan dengan situasi.

i. Kejang demam.

ii. Berkaitan dengan alkohol. iii. Berkaitan dengan obat-obatan. iv. Eklamsi.

e) Serangan berkaitan dengan pencetus spesifik (reflek epilepsi).


(23)

Dasar serangan epilepsi ialah gangguan fungsi neuron -neuron otak dan transmisi pada sinaps. Tiap sel hidup, termasuk neuron -neuron otak mempunyai kegiatan listrik yang disebabkan oleh adanya potensial membrane sel. Potensial membrane neuron bergantung pada permeabilitas selektif membrane neuron, yakni membrane sel mudah dilalui oleh ion K dari ruang ekstraseluler ke intraseluler dan kurang sekali oleh ion Ca, Na dan Cl, sehingga di dalam sel terdapat konsentrasi tinggi ion K dan konsentrasi rendah ion Ca, Na, dan Cl, sedangkan keadaan sebaliknya terdapat di ruang ekstraseluler. Perbedaan konsentrasi ion -ion inilah yang menimbulkan potensial membrane . Ujung termin al neuronneuron berhubungan dengan dendrit -dendrit dan badan-badan neuron yang lain, membentuk sinaps dan merubah polarisasi membran neuron berikutnya. Ada dua jenis neurotransmitter, yakni neurotransmitter eksitasi yang memudahkan depolarisasi atau lepas muatan listrik dan neurotransmitter inhibisi yang menimbulkan hiperpolarisasi sehingga sel neuron lebih stabil dan tidak mudah melepaskan listrik.Di antara neurotransmitter -neurotransmitter eksitasi dapat disebut glutamate, aspartat dan asetilkolin sedang kan neurotransmitter inhibisi yang terkenal ialah gamma amino butyric acid (GABA) dan glisin. Jika hasil pengaruh kedua jenis lepas muatan listrik dan terjadi transmisi impuls atau rangsang.Hal ini misalnya terjadi dalam keadaan fisiologik apabila potensi al aksi tiba di neuron.Dalam keadaan istirahat, membrane neuron mempunyai potensial listrik tertentu dan berada dalam keadaan polarisasi. Aksi potensial akan mencetuskan depolarisasi membrane neuron dan seluruh sel akan melepas muatan listrik. Oleh berbaga i faktor, di antaranya keadaan patologik, dapat merubah atau mengganggu fungsi membrane neuron sehingga membrane mudah dilampaui oleh ion Ca dan Na dari ruangan ekstra ke intra seluler. Influks Ca akan mencetuskan letupan depolarisasi membrane dan lepas mu atan listrik berlebihan, tidak teratur dan terkendali. Lepas muatan listrik demikian oleh sejumlah besar neuron secara sinkron merupakan dasar suatu serangan epilepsi. Suatu sifat khas serangan epilepsi ialah bahwa beberapa saat serangan berhenti akibat pe ngaruh proses inhibisi. Di duga inhibisi ini adalah pengaruh neuron -neuron sekitar sarang epileptik.Selain itu juga sistem -sistem inhibisi pra dan paska sinaptik yang menjamin agar neuron-neuron tidak terus-menerus berlepas muatan memegang peranan. Keadaan


(24)

lain yang dapat menyebabkan suatu serangan epilepsi terhenti ialah kelelahan neuron -neuron akibat habisnya zat -zat yang penting untuk fungsi otak. (PERDOSSSI, 2007).

2.3.6 Diagnosis

2.3.6.1 Anamnesa / Aloanamnesa

Anamnesis harus dilakukan secara cerma t, rinci dan menyeluruh, karena pemeriksa hampir tidak pemah menyaksikan serangan yang dialami penderita.Penjelasan perihal segala sesuatu yang terjadi sebelum, selama dan sesudah serangan (meliputi gejala dan lamanya serangan) merupakan informasi yang san gat berarti dan merupakan kunci diagnosis.Anamnesis juga memunculkan informasi tentang trauma kepala dengan kehilangan kesadaran, meningitis, ensefalitis, gangguan metabolik, malformasi vaskuler dan obat -obatan tertentu. Anamnesis (auto dan aloanamnesis), meliputi: (Chadwick,1996)

 Pola / bentuk serangan  Lama serangan

 Gejala sebelum, selama dan paska serangan  Frekwensi serangan

 Faktor pencetus

 Ada / tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang

2.3.6.2 Pemeriksaan fisik  Pada bayi

Pada pemeriksaan diselidiki apakah adanya kelainan bawaan, asimetri pada badan, ekstremitas, dicatat besarnya dan bentuk kepala, diukur kelilingnya, keadaan fontanel.Auskultasi dan transluminasi kepala.Kelainan yang mungkin ditemukan ialah makrosefali, miktosefali, hidrosefalis. Font anel akan menonjol bila tekanan dalam rongga kepala meningkat. Pada pemeriksaan neurologis harus diperiksa refleks Moro, refleks hisap, reflex genggam, dan refleks tonus leher (Djoenaidi,Benyamin 2000)


(25)

 Pada anak

Pemeriksaan umum dan neurologis dilakukan seperti biasa.Pada kulit dicari adanya tanda neurofibromatosis berupa bercak -bercak coklat, bercak-bercak putih, dan adenoma seboseum pada muka pada skleosis tuberose.Hemangioma pada muka dapat menjadi tanda adanya penyakit Sturge-Weber.Pada toksoplasmosis, fundus okuli mungkin menunjukkan tanda-tanda korio renitis. Mencari kelainan bawaan, asimetri pada kepala, muka, tubuh, ekstremitas(Djoenaidi,Benyamin 2000)

2.3.6.3 Pemeriksaan Laboratorium

Perlu diperiksa kadar glukosa, kalsium, magnesium, natrium, bilirubin, ureum dalam darah. Yang sering menambahkan terjadinya kejang ialah keadaan hipoglikemia, hipokalemia, hipomagnesemia, hiponatremia, hipernatremia, hiperbilirubinemia, uremia. Penting pula diperiksa pH dar ah karena alkalosis mungkin pula disertai kejang. Pemeriksaan cairan otak dapat mengungkapkan adanya radang pada otak atau selaputnya, toksoplasmosis susunan saraf sentral, leukemia yang menyerang otak, metastasis tumor ganas, adanya perdarahan otak atau perdarahan subaraknoid (Djoenaidi,Benyamin 2000).

2.3.6.4 Pemeriksaan radiologis

Pada foto rontgen kepala dapat dilihat adanya kelainan -kelainan pada tengkorak.Kalsifikasi abnormal dapat dijumpai pada toksoplasmosis, penyakit inklusi sitomegalik, skleros is tuberosa, kraniofaringeoma, meningeoma, oligodendroglioma.Sken tomografik olahan computer menunjukkan kelainan -kelainan pada tengkorak dan dalam rongga intrakranium.Arteriografi dan pneumoensefalografi dilakukan bila perlu.Elektroensefalografi (EEG) mer upakan pemeriksaan penunjang yang informatif yang dapat dapat memastikan diagnosis epilepsi. Gelombang yang di temukan pada EEG berupa gelombang runcing, gelombang paku, runcing lambat, paku lamba t (Djoenaidi,Benyamin 2000).


(26)

2.3.7 Pencegahan

Hingga saat ini tidak ada cara untuk mencegah epilepsi karena kebanyakkan kasus terjadi tanpa diketahui penyebabnya (Djoenaidi &Benyamin, 2000).

2.3.8 Prognosis

Pasien epilepsi yang berobat teratur,1/3 akan bebas dari serangnan paling sedikit 2 tahun,dan bias lebih dari 5 tahun sesudah serangan terakhir obat dihentikan, pasien tidak mengalami epilepsi lagi, dikatakan telah mengalami remisi. Diperkirakan 30% pasien tidak mengalami remisis meskipun minum obat dengan teratur.Sesudah remisi, kemungkinan munculnya s erangan ulang paling sering didapat pada epilepsi tonik-klonik dan epilepsi parsial kompleks. Demikian pula usia muda lebih mudah mengalami relaps sesudah remisi (WHO,2006).


(27)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

3.2 Definisi Operasional 3.2.1 Prevalensi

Variabel Definisi operasional

Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Prevalensi Jumlah orang dalam populasi yang mengalami penyakit,

gangguan atau kondisi tertentu pada suatu waktu

dihubungkan dengan besar populasi dari mana kasus itu berasal.

(Timmereck, 2001) dan dalam penelitian ini,

Observasi Rekam Medis Jumlah anak yang menderita epilepsi yang

dirawat di RSUP Haji Adam Malik. Ordinal

EPILEPSI

PREVALENSI &

KARAKTERISTIK


(28)

diambil angka kejadian

epilepsi pada anak yang dirawat di RSUP Haji Adam Malik periode 2011-2012.

Karakteristik Ciri-ciri individu yang terdiri dari demografi seperti jenis kelamin, umur serta status sosial, seperti tingkat

pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi dan sebagainya.

Observasi deskriptif

Rekam Medis 1. Umur 2. Jenis

Kelamin 3. Tipe

epilepsi


(29)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi secara observasi deskriptif dengan desain penelitiancross sectional (total sampling).

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu dan tempat penelitian dilaksanakan pada Bulan Juni 2013.Penelitian ini menggambarkan prevalensi epilepsi pada anak di bagian rekam medik RSUP. Haji Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah data yang diperoleh dari rekam medis pasien anak yang menderita epilepsi di RSUP. Haji Adam Malik, Medan, Sumatera Utara sekitar 40 orang bagi tahun 2011 hingga 2012.

4.3.2. Sampel

Sampel yang digunakan adalah semua adalah berdasarkan rekam medis yang diperoleh dari rekam medis pasien epilepsi di RSUP. Haji Adam Malik, Medan, Sumatera Utar a periode 2011-2012 dengan menggunakan metode total sampling dengan sampel sebanyak 40 orang.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Data diambil dengan menggunakan rekam medis yang diperoleh dari RSUP Haji Adam Malik yaitu 40 orang anak yang menderita epilepsi yang dirawat di RSUP Haji Adam Malik dengan menggunakan kaedah total samplings.


(30)

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

Data diambil dari rekam medis di RSUP Haji Adam Malik dari tahun 2011 hingga 2012, kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan perangkat lunak Statistical Package for Social Science (SPSS). Data tersebut diisi ke dalam program SPPS tersebut untuk mendapatkan frekuensi setiap karakteristik untuk menentukan prevalensi epilepsi pada anak.


(31)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bagian Rekam Medis yang berlokasi di RSUP Haji Adam Malik yang merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX /1991 yang memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan serta merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, D.I. Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Lokasinya dibangun di ats tana h seluas ± 10 ha dan terletak di Jalan Bunga Lau No.17 km.12, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.

5.2. Deskripsi Karakteristik Subyek Penelitian 5.2.1. Umur Subyek Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian diketahui frekuensi subyek penelitian menurut umur tabel di bawah ini:

Tabel 5.1. Distribusi Berdasarkan Umur Subyek Penelitian Umur (tahun) Frekuensi (n) Persentase (%) 4 bulan–5

6-10 11-15 ≥16 17 12 10 1 42.5 30.0 25.0 2.5

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan bahwa umur subyek penelitian paling banyak adalah pada kelompok umur 4 bulan hingga 5 tahun tahun yaitu sebanyak 17 orang (42.5%), sedangkan umur responden yang paling sedikit adalah kelompok


(32)

umur≥16tahun yaitu sebanyak 1 orang (2,5%) daripada keseluruhan 40subyek penelitian.

5.2.2. Jenis Kelamin Subyek Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian diketahui frekuensi subyek penelitian menurut jenis kelamin anak yang paling banyak atau sering terjadi den gan menggunakan data sekunder yaitu data rekam medis adalah seperti tabel di bawah ini :

Tabel 5.2. Distribusi Jenis Kelamin pada Subyek Penelitian Jenis

Kelamin

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Laki-laki 19 47.5

Perempuan 21 52.5

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan bahwa jenis kelamin paling banyak yang menderita epilepsi adalah anak perempuan dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 21 orang (52,5%) sedangkanjenis kelamin anak yang paling sedikit menderita epilepsi adalah anak laki-laki yaitu sejumlah19 orang saja (47,5%) darikeseluruhan subyek penelitian.

5.2.3 Tipe Epilepsi Subyek Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian,diketahui frekuensi subyek penelitian menurut tipe epilepsi,yang paling sering menyerang anak adalah berdasarkan tabel di bawah ini


(33)

Tabel 5.3. Distribusi Tipe Epilepsi pada Subyek Penelitian

Tipe Epilepsi Frekuensi

(n)

Persentase (%) Berdasarkan dengan letak

fokus Umum

Serangan umum dan fokal

Epilepsi dengan situasi

3 33 2 2 7.5 82.5 5.0 5.0

Jumlah 40 100

Berdasarkan tabel 5.3 ditemukan frekuensi tipe yang banyak menyerang anak adalah tipe epilepsi umumdengan jumlah subyek penelitian sejumlah 33 orang (82,5%),sedangkan tipe paling sedikit menyerang anak adalah tipe serangan umum dan fokalserta epilepsi dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 2 orang (5,0%).

5.2.4 Tipe Epilepsi Berdasarkan Umur

Tabel 5.4 Distribusi Tipe Epilepsi Berdasa rkan Umur Tipe Epilepsi Berdasarkan dengan letak fokus Umum Serangan umum dan fokal Epilepsi dengan situasi Total Umur 4 bulan - 5

Tahun

2 12 2 1 17

11.8% 70.6% 11.8% 5.9% 100.0% 6 tahun

-10 Tahun

0 11 0 1 12

.0% 91.7% .0% 8.3% 100.0% 11 tahun

-15 Tahun

1 9 0 0 10

10.0% 90.0% .0% .0% 100.0%


(34)

Berdasarkan tabel 5.4, bagi umur 4 bulan hingga 5 tahun, tipe epilepsi paling banyak menyerang umur ini adalah tipe epilepsi umum sejumlah 12 orang dan paling sedikit adalah tipe epilepsi berdasarkan situasi sejumlah 1 orang (5 .9%). Umur 6 tahun hingga 10 tahun paling sering terkena epilepsi tipe umum sejumlah 11 orang dan paling sedikit adalah tipe epilepsi dengan situasi sejumlah 1 orang. Umur 11 hingga 15 tahun paling sering terkena epilepsi tipe umum sejumlah 9 orang dan ti pe epilepsi yang paling sedikit menyerang anak umur 11 hingga 15 tahun adalah tipe epilepsi berdasarkan fokus sejumlah 1 orang. Manakala bagi umur > 16 tahun hanya terkena tipe epilepsi umum dengan jumlah hanya 1 orang.

5.2.5 Tipe Epilepsi Berdasarkan Jeni s Kelamin

Tabel 5.5 Distribusi Tipe Epilepsi Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun

.0% 100.0

% .0% .0% 100.0%

Total 3 33 2 2 40

7.5% 82.5% 5.0% 5.0% 100.0%

Tipe Epilepsi Berdasarkan

dengan letak

fokus Umum

Serangan umum dan fokal

Epilepsi dengan

situasi Total Jenis

Kelam in

Laki-laki 1 15 2 1 19

5.3% 78.9% 10.5% 5.3% 100.0%


(35)

Berdasarkan table 5.5, tipe epilepsi yang paling sering menyerang jenis kelamin laki -laki adalah tipe epilepsi umum sejumlah 15 orang, 1 orang bagi tipe epilepsi berdasarkan letak fokus dan tipe epilepsi dengan situasi, dan cuma 2 orang mendapat tipe epilepsi serangan umum dan fokal. Manakala tipe epilepsi yang paling sering menyerang jenis kelamin perempuan adalah tipe epilepsi umum juga, sejumlah 18 orang, tipe epilepsi berdasarkan letak fokus sejumlah 2 orang, bagi tipe epilepsi dengan situasi sejumlah 1 orang dan tidak ada jenis kelamin perempuan yang terkena epilepsi tipe serangan fokal atau umum.

5.3 Pembahasan

Hasil penelitian, menunjukkan jumlah prevalensi epilepsi pada anak periode 1 Januari 2011 hingga 31 Disember 2012 di RSUP Haji Ada m Malik sejumlah 40 subyek penelitian yang didiagnosa dengan epilepsi. Karakteristik yang diambil untuk melihat prevalensi epilepsi pada anak di RSUP Haji Adam Malik adalah umur, jenis kelamin dan tipe epilepsi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, umur anak yang diteliti adalah dari usia 4 bulan sampai 16 tahun. Berdasarkan kelompok usia, paling sering menderita epilepsi adalah pada umur 4 bulan sampai 5 tahun dengan adalah sebanyak 17 orang 42,5% dan hasil yang didapatkan pada penelitian ini tidak sama denga n penelitian yang telah dilakukan sebelum ini oleh Tjandarjani (2012), penelitiannya di RS Anak dan Bunda Harapan Kita

n 9.5% 85.7% .0% 4.8% 100.0%

Total 3 33 2 2 40


(36)

melaporkan epilepsi pada anak sering terjadi adalah pada umur 1 sampai 12 bulan. Hal ini mendukung pernyataan dari Hauser yang mengataka n bahawa resiko terkena epilepsi adalah tinggi pada awal usia kehidupan (Tjandarjani, 2012).

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa, sebahagian besar pasien anak berumur 4 bulan hingga 5 tahun yang diperoleh berdasarkan catatan rekam medis, rata -rata usia ini yang datang berobat di RSUP Haji Adam Malik periode 2011 sampai 2012. Penelitian ini menemukan bahwa orang tua pasien lebih perhatian untuk membawa anaknya berobat.Hal tersebut menggambarkan bahawa kejang khususnya epilepsi dapat menyebabkan suatu kondisi yang mengkhawatirkan atau mencemaskan orang tua.

Di samping itu, epilepsi dapat mengancam jiwa, jika terjadi suatu status epileptikus.Sedangkan jumlah anak yang paling sedikit menderita epilepsi adalah umur ≥16 tahun, sebanyak 1 orang (2.5%). Umur ini adalah paling kecil dikarenakan, jarang yang datang berobat di RSUP Haji Adam Malik berdasarkan catatan yang didapatkan rekam medis, hal ini mendukung penelitian Rizaldi.P (2006) bahawa kasus epilepsi menurun apabila umur semakin meningkat dewasa (Rizaldi. P, 2006).

Dari hasil penelitian, didapatkan jenis kelamin yang lebih dominan untuk mendapatkan epilepsi di RSUP Haji Adam Malik, adalah lebih banyak pada anak perempuan sebanyak 21 orang (52,5%) berbanding jenis kelamin laki -laki seramai 19 orang (47,5%). Namun penelitian sebelum ini yang dilakukan di RS Dr.Kariadi, Semarang, menemukan jenis kelamin laki -laki lebih banyak menderita epilepsi dengan presentase 60,6% berbanding jenis kelamin perempuan dengan presentase 39,4 % (Husam, 2008).

Hasil penelitian Hauser (2002) laki -laki mempunyai risiko lebih kecil mengalami epilepsi dibandingkan dengan perempuan.Hal ini sejalan dengan data epidemiologis WHO (2006), namun dinyatakan bahwa penyebab perbedaan risiko tersebut masih belum jelas dan diperluk an penelitian lanjutan (Hauser, 2002).


(37)

Terdapat penelitian lain (Tjandarjani,2012) yang menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna di antara jenis kelamin laki -laki dan perempuan terhadap kemungkinan terjadinya epilepsi. Hasil penelitian ters ebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa terdapat prevalensi yang sama antara laki-laki dan perempuan terhadap terjadinya epilepsi. Penyebab hal ini belum diketahui secara pasti, namun diduga hormon seks berkaitan dengan etiologi dari epilepsi itu sendiri.

Hasil penelitian pada periode 1 Januari 2011 hingga 31 Disember 2012, sebagian besar anak yang didiagnosa dengan epilepsi di RSUP Haji Adam Malik adalah perempuan, hal ini disebabkan karena pada periode ini lebih banyak anak perempuan yang dideteksi dengan epilepsi yang datang ke RSUP Haji Adam Malik yang dirujuk di bagian neurologi anak.

Klasifikasi tipe epilepsi yang diteliti berdasarkan International League Against Epilepsy (ILAE) 1989, yang dikelompokkan pada penelitian i ni adalah tipe epilepsi berdasarkan letak fokus, umum, serangan fokal atau umum dan epilepsi dengan situasi. Pada penelitian, ditemukan tipe epilepsi umum yang menjadi tipe yang sering menyerang pasien anak di RSUP Haji Adam Malik, dengan jumlah pasien sejumlah 33 orang (82,5%). Hasil yang didapatkan ini sama dengan hasil yang didapatkan oleh penelitian sebelum ini, Serdaroglu dkk

(2004) melaporkan bahawa dari 49.813 anak didapatkan 55,2 % terdiagnosa epilepsi umum. Hal ini berlaku, disebabkan karena pa da umumnya pasien anak didiagnosa pasti dengan tipe epilepsi umum jenis idiopatik, Hal ini berhubung dengan etiologinya sendiri, di mana anak ini mendapatkan sindroma epilepsi ini karena faktor genetik.

Faktor genetik ini didapatkan dari garis keturunan ay ah (paternal) atau mempunyai riwayat keluarga yang mempunyai penyakit atau sindroma epilepsi.Penelitian melaporkan, tipe epilepsi umum idiopatik dengan kejang epilepsi mioklonik pada bayi dan remaja serta epilepsi absans pada anak dan remaja. Pada kejang epilepsi mioklonik pada bayi dan remaja, bias terjadi pada pasien normal, dan jenis ini biasanya terjadi pada pagi hari, setelah bangun dari tidur dengan ciri khas pasien mengalami sentakan yang tiba - tiba. Sementara


(38)

epilepsi absans pada anak dan remaja um umnya hanya terjadi pada masa anak -nak atau awal remaja dengan ciri khas biasanya penderita tiba -tiba melotot atau matanya berkedi-kedip dengan kepala terkulai.Kejadiannya cuma beberapa detik dan bahkan sering berlaku tanpa disadari (ILAE 1989).

Tipe epilepsi serangan umum dan fokal, juga tipe epilepsi dengan situasi berdasarkan hasil penelitian, diperoleh prevalensi yang paling rendah yaitu masing-masing seramai 2 orang (5.0%). Penelitian sebelumnya juga mendapatkan hasil yang sama karena serangan umum dan fokal tidak dapat dipastikan dengan jelas manakala epilepsi berkaitan situasi di RSUP Haji Adam Malik jarang ditemukan karena kebanyakkan yang datang berobat ditegakkan diagnosanya adalah tipe epilepsi umum (idiopatik).

Pada penelitian ini subyek pen elitian didapat melalui metode total sampling. Penelitian ini juga hanya dilakukan untuk mengetahui prevalensi epilepsi pada anak di RSUP Haji Adam Malik periode 2011 sampai 2012 dan karakteristik yang diambil adalah umur, jenis kelamin dan tipe epilepsi. Pada tipe epilepsi, hanya dilihat umum bukannya subtipe dan tidak menghubungkan kejadian epilepsi dengan etiologi. Semua data jenis kelamin dan umur pasien juga diperoleh dari catatan rekam medis yang dicatat dalam berkas yang berbeda dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang, dan rentang umur anak diperoleh dari umur 4 bulan hingga 16 tahun.


(39)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Tipe epilepsi yang paling sering menyerang anak adalah tipe umum jenis idiopatik (82,5%).

2. Usia anak yang paling sering menderita epilepsi adalah pada umur 4 bulan sampai 5 tahun (42,5%).

3. Jenis kelamin anak yang banyak menderita epilepsi adalah pada anak perempuan (52,5%).

6.2Saran

1. Supaya orang tua lebih mengetahui tentang gejala epilepsi yang bisa ditemui pada anak pada umur 5 tahun dan memperoleh penyuluhan yang benar tentang epilepsi.

2. Bagi peneliti di masa yang akan datang jumlah sampel hendaknya lebih banyak dengan melakukan pe nelitian di daerah setempat dan diharapkan dengan memperoleh data yang langsung dari lokasi berbeda tersebut, diharapkan dapat memperdalam cakupan penelitiannya, khususnya dalam hal mendeteksi kasus epilepsi pada anak.

3. Tenaga/petugas kesehatan diharapkan lebih giat dan aktif dalam memberikan penyuluhan tentang epilepsi kepada keluarga pasien agar pasien lebih mengetahui mengenai pencegahan dan tatalaksana epilepsiitu sendiri,serta dapat dilakukan deteksi dini.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Chadwick D. Diagnosis of Epilepsy Lancet1990 : 336 : 291-295

Dr.Anna Tjandrajani dkk Sp (A) K,Karakteristik Kasus Epilepsi, Saripediatri, Vol.14, No 3, Oktober 2012

Evans RW, Mathew NT. Handbook of headache. 2nd ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins:2005

Fosgren L. Epidemiology of epilepsy: a global problem. Program and abstracts of the 17th World Congress of Neurology. J Neurol Sci. 2001;187(suppl 1):S212

Gofir, A., Wibowo, S., 2006.Obat Anti epilepsi.Yogyakarta : Pustaka Cendekia Press

Manus RM. Cause Mostly Unknown : Epidemiologist Hauser Traces Roots of Epilepsy [cited 2002 Aug 20]. Available from URL

:http://www.nih.gov/news/NIH -Record/08_20_2002/story01/htm.

Maramis WF. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi I. Surabaya :Airlangga University Press; 2005.

Mutiawati E. In Depth : Epilepsi. Dalam : Majalah Aide Medicine Internationale–Mental Health. Edisi .Jakarta : Samantha Maurin & ChloéForette : 2008.

Pinzon Rizaldi. Karakteristik Epidemiologi Onset Anak -Anak : Telaah Pustaka Terkini. Dexa Media 2006; 19(3) : 131 –3


(41)

Serdaroglu A, Ozkan S, Aydin K, Gücüyener K, Tezcan S, Aycan S. Prevalence of Epilepsy in Turkish Children Between the Ages of 0 and 16 Years. Journal of Child Neurology 2004; 19(4) : 271 -274.

Silberstein SD, Lipton RB, Haut S. Migraine. Dalam : EngelJr J, Pedley TA (eds). Epilepsy: a comprehensive textbook. 2nd ed(3). Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins:2008:2733 -2744

The commission on Classification and Terminology of the International League Against Epilepsy (ILAE). Proposal for revised classification of epilepsies and epileptic syndromes. Epilepsia, 1989; 30: 389 -99.

WHO. Epilepsy: epidemiology, etiology, and prognosis. WHO Fact S heet No. 165, 2001, Neurological disorder : public health challenges. World Health Organization 2006; 56–67.

WHO. Epilepsy: aetiology, epidemiology and prognosis. 2001. (WWW) http://www.who.intf media centre facts heets1fs165fen print. html (14/02/2006). (a)

WHO. Epilepsy in The World. Health Report: Mental Health : New Understanding, New Hope, WHO , 2001 (b)

WHO.Epilepsy : Social Consequences and Economic Aspects, WHO Fact Sheet No. 166, 2001. (c)


(42)

(43)

DATA INDUK

PREVALENSI EPILEPSI PADA ANAK DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

PERIODE 2011-2012

No Umur (Tahun) JK TipeEpilepsi

1 2 1 2

2 2 1 2

3 3 2 2

4 1 2 1

5 4 2 2

6 2 1 2

7 2 2 2

8 2 1 2

9 2 2 2

10 1 2 2

11 3 2 2

12 3 2 2

13 3 1 2

14 1 2 2

15 3 1 2

16 1 1 2

17 3 1 2

18 3 2 1

19 2 1 4

20 1 1 2

21 2 1 2

22 1 1 3

23 1 2 2

24 1 2 2

25 2 1 2

26 1 2 4

27 1 1 3

28 2 1 2

29 1 1 2

30 1 2 2

31 3 2 2

32 1 2 2

33 1 2 2


(44)

35 1 2 2

36 3 2 2

37 3 2 2

38 2 1 2

39 1 1 1

40 1 1 2

Keterangan Umur

1. 4 bulan - 5 tahun 2. 6 Tahun - 10 Tahun 3. 11 Tahun - 15 Tahun 4.≥16 Tahun

JenisKelamin (JK) 1. Laki-laki 2. Perempuan

TipeEpilepsi

1. Berdasarkan dengan letak fokus 2. Umum

3. Serangan umum dan fokal 4. Epilepsi dengan

situasi

5. Serangan berkaitan dengan pencetus spesifik Master Tabel


(45)

PREVALENSI EPILEPSI PADA ANAK DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE 2011-2012

No Nama Umur

(Tahun) JK TipeEpilepsi

1 Louis RomianNababan 9 L Umum (Idiopatik)

2 JerricoPascaNapitupulu 9 L Umum (Idiopatik)

3 Pitri 11 P Umum (Simptomatik)

4 Nurainun By 4 bulan P

Berkaitandenganletakfokus (Idiopatik primer)

5 Martina 16 P Umum (Idiopatik)

6 JepriTarigan 10 L Umum (Idiopatik)

7 RahelAgnesiaMalau 6 P Umum (Idiopatik)

8 PradityaAnggara 8 L Umum (Simptomatik)

9 NarjiyaAni 8 P Umum (Simptomatik)

10 YusriatulAisyi 1 P Umum (Idiopatik)

11 RekaYani 15 P Umum (Idiopatik)

12 TariWulandari 15 P Umum (Simptomatik)

13 Bona Dongan 14 L Umum (Simptomatik)

14 Nesya Tri Nafiza S. 2 P Umum (Simptomatik) 15 FransiscoJuandiSihombing 14 L Umum (Idiopatik) 16 Rizki R.A/D.Marlina 2 L Umum (Simptomatik)

17 Muhammad Rizki 11 L Umum (Simptomatik)

18 Erika 12 P

Berkaitandenganletakfokus (Simptomatis)

19 Fajar A.S 9 L Berkaitandengansituasi (Kejangdemam) 20 Juli Br. Pasaribu By 3 L Umum (Simptomatik)

21 Roberto S. 10 L Umum (Simptomatik)

22 Samuel 2 L SeranganUmumdanFokal

23 Julianti By 1 P Umum (Idiopatik)

24 Khairunnisa 2 P Umum (Idiopatik)

25 Jessen Julius 7 L Umum (Simptomatik)

26 Naomi Hutahaean 2 P Epilepsidengansituasi

27 Baginda 1 L SeranganUmumdanFokal

28 M. Willy P. Agung 10 L Umum (Idiopatik)

29 Asniar By 2 L Umum (Idiopatik)

30 DeviaAz Zahra 1 P Umum (Idiopatik)

31 Cica Veronica Br. Purba 13 P Umum (Idiopatik) 32 Desmi Br. Tarigan 5 bulan P Umum (Idiopatik)

33 KesiaPanjaitan 5 P Umum (Idiopatik)

34 AuliaLutfiPatoni 8 P Umum (Idiopatik)


(46)

Hasil Analisis Data Frequencies

Statistics

Umur JenisKelamin TipeEpilepsi

N Valid 40 40 40

Missing 0 0 0

36 Trivena Margaret 13 P Umum (Idiopatik)

37 Salmina 15 P Umum (Idiopatik)

38 HendrikSoesanta M. 6 L Umum (Idiopatik)

39 By Ramni 1 L Berkaitandenganletakfokus

40 NasipSimamora 1 L Umum (Idiopatik)

Keterangan Umur

1. 4 bulan - 5 tahun 2. 6 Tahun - 10 Tahun 3. 11 Tahun - 15 Tahun

JenisKelamin (JK) 1. Laki-laki 2. Perempuan

TipeEpilepsi

1. Berdasarkandenganletakfokus 2. Umum

3. Seranganumumdanfokal 4. Epilepsidengansituasi


(47)

Frequency Table Umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 4 bulan - 5 Tahun 17 42.5 42.5 42.5

6 tahun - 10 Tahun 12 30.0 30.0 72.5

11 tahun - 15

Tahun 10 25.0 25.0 97.5

> 16 Tahun 1 2.5 2.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 19 47.5 47.5 47.5

Perempuan 21 52.5 52.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Tipe Epilepsi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Berdasarkandenganleta

kfokus 3 7.5 7.5 7.5

Umum 33 82.5 82.5 90.0

Seranganumumdanfoka

l 2 5.0 5.0 95.0

Epilepsidengansituasi 2 5.0 5.0 100.0


(48)

Crosstabs

Umur * Tipe Epilepsi Crosstabulation Tipe Epilepsi Berdasarkan dengan letak fokus Umum Serangan umum dan fokal Epilepsi dengan situasi Total Umur 4 bulan - 5

Tahun

Count 2 12 2 1 17

% within

Umur 11.8% 70.6% 11.8% 5.9% 100.0%

6 tahun -10 Tahun

Count 0 11 0 1 12

% within

Umur .0% 91.7% .0% 8.3% 100.0%

11 tahun -15 Tahun

Count 1 9 0 0 10

% within

Umur 10.0% 90.0% .0% .0% 100.0%

> 16 Tahun

Count 0 1 0 0 1

% within

Umur .0%

100.0

% .0% .0% 100.0%

Total Count 3 33 2 2 40

% within

Umur 7.5% 82.5% 5.0% 5.0% 100.0%

Jenis Kelamin * Tipe Epilepsi Crosstabulation Tipe Epilepsi Berdasarkan dengan letak fokus Umum Serangan umum dan fokal Epilepsi dengan situasi Total Jenis Kelam in

Laki-laki Count 1 15 2 1 19

% within Jenis Kelamin

5.3% 78.9% 10.5% 5.3% 100.0%


(49)

n % within Jenis Kelamin

9.5% 85.7% .0% 4.8% 100.0%

Total Count 3 33 2 2 40

% within Jenis Kelamin


(50)

(51)

(1)

Hasil Analisis Data Frequencies

Statistics

Umur JenisKelamin TipeEpilepsi

N Valid 40 40 40

Missing 0 0 0

36 Trivena Margaret 13 P Umum (Idiopatik)

37 Salmina 15 P Umum (Idiopatik)

38 HendrikSoesanta M. 6 L Umum (Idiopatik)

39 By Ramni 1 L Berkaitandenganletakfokus

40 NasipSimamora 1 L Umum (Idiopatik)

Keterangan Umur

1. 4 bulan - 5 tahun 2. 6 Tahun - 10 Tahun 3. 11 Tahun - 15 Tahun

JenisKelamin (JK) 1. Laki-laki 2. Perempuan

TipeEpilepsi

1. Berdasarkandenganletakfokus 2. Umum

3. Seranganumumdanfokal 4. Epilepsidengansituasi


(2)

Frequency Table Umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 4 bulan - 5 Tahun 17 42.5 42.5 42.5

6 tahun - 10 Tahun 12 30.0 30.0 72.5

11 tahun - 15

Tahun 10 25.0 25.0 97.5

> 16 Tahun 1 2.5 2.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 19 47.5 47.5 47.5

Perempuan 21 52.5 52.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Tipe Epilepsi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Berdasarkandenganleta

kfokus 3 7.5 7.5 7.5

Umum 33 82.5 82.5 90.0

Seranganumumdanfoka

l 2 5.0 5.0 95.0

Epilepsidengansituasi 2 5.0 5.0 100.0


(3)

Crosstabs

Umur * Tipe Epilepsi Crosstabulation Tipe Epilepsi Berdasarkan dengan letak fokus Umum Serangan umum dan fokal Epilepsi dengan situasi Total Umur 4 bulan - 5

Tahun

Count 2 12 2 1 17

% within

Umur 11.8% 70.6% 11.8% 5.9% 100.0%

6 tahun -10 Tahun

Count 0 11 0 1 12

% within

Umur .0% 91.7% .0% 8.3% 100.0%

11 tahun -15 Tahun

Count 1 9 0 0 10

% within

Umur 10.0% 90.0% .0% .0% 100.0%

> 16 Tahun

Count 0 1 0 0 1

% within

Umur .0%

100.0

% .0% .0% 100.0%

Total Count 3 33 2 2 40

% within

Umur 7.5% 82.5% 5.0% 5.0% 100.0%

Jenis Kelamin * Tipe Epilepsi Crosstabulation Tipe Epilepsi Berdasarkan dengan letak fokus Umum Serangan umum dan fokal Epilepsi dengan situasi Total Jenis Kelam in

Laki-laki Count 1 15 2 1 19

% within


(4)

n % within Jenis Kelamin

9.5% 85.7% .0% 4.8% 100.0%

Total Count 3 33 2 2 40

% within Jenis Kelamin


(5)

(6)